Anda di halaman 1dari 15

Resume Ilmu Dasar Keperawatan

Nadya Wahyu Pratiwi


NIM : 151.0035

Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi Sesuai Tumbuh Kembang

1. ANATOMI SISTEM KARDIOVASKULER


1) Jantung berbentuk seperti pir/kerucut seperti piramida terbalik.
a. (superior-posterior: Costa - II) berada di atas disebut basis.
b. Letak Apeks (bagian ujung) jantung -- ( anterior-inferior ICS V mid clavikula)
bawah.
c. Pada basis jantung terdapat aorta, batang nadi paru, pembuluh balik atas dan
bawah.

2) Lapisan Jantung
a. Pericardium ( Bagian luar )
Berfungsi sebagai pelindung jantung atau merupakan kantong
pembungkus jantung yang terletak di mediastinum minus dan di belakang
korpus sterni dan rawan iga II- IV
Terdiri dari 2 lapisan fibrosa dan serosa yaitu lapisan parietal dan viseral.
Diantara dua lapisan jantung ini terdapat lendir sebagai pelicin untuk
menjaga agar gesekan pericardium tidak mengganggu jantung.
b. Miokardium (Bagian tengah)
Lapisan otot jantung yang menerima darah dari arteri koronaria.
Susunan miokardium yaitu:
Otot atria: Sangat tipis dan kurang teratur, disusun oleh dua lapisan.
Lapisan dalam mencakup serabut-serabut berbentuk lingkaran dan lapisan
luar mencakup kedua atria.
Otot ventrikuler: membentuk bilik jantung dimulai dari cincin
antrioventikuler sampai ke apeks jantung.
Otot atrioventrikuler: Dinding pemisah antara serambi dan bilik(atrium
dan ventrikel).
c. Endocardium (Bagian dalam)
Dinding dalam atrium yang diliputi oleh membrane yang mengkilat yang
terdiri dari jaringan endotel atau selaput lender
Pada endocardium terdapat 2 katup, yaitu : katup atrioventikuler kanan
(trikuspid), dan katup semilunar kiri (mitral/bikuspid)

3) Saraf yang Mensyarafi Jantung


d. Parasimpatik
e. Simpatik
4) Ruang-ruang Jantung
Jantung terdiri dari 4 ruang, yaitu 2 berdinding tipis disebut atrium(serambi) dan 2
berdinding tebal disebut ventrikel (bilik)
a. Atrium
Atrium kanan berfungsi sebagai penampung darah rendah oksigen dari
seluruh tubuh. Kemudian darah dipompakan ke ventrikel kanan melalui
katub dan selanjutnya ke paru.
Atrium kiri menerima darah yang kaya oksigen dari kedua paru melalui 4
buah vena pulmonalis. Kemudian darah mengalir ke ventrikel kiri melalui
katub dan selanjutnya ke seluruh tubuh melalui aorta.

**Kedua atrium dipisahkan oleh sekat yang disebut septum atrium.

b. Ventrikel
Ventrikel kanan menerima darah dari atrium kanan dan dipompakan ke paru
melalui arteri pulmonalis.
Ventrikel kiri menerima darah dari atrium kiri dan dipompakan keseluruh
tubuh melalui aorta

**Kedua ventrikel dipisahkan oleh sekat yang disebut septum ventrikel.

5) Katup Jantung
a. Katup (sfingter) atrioventrikuler.
Terletak antara atrium dan ventrikel. Katup yang terletak diantara atrium
kanan dan ventrikel kanan mempunyai 3 buah daun katup (trikuspid).
Sedangkan katup yang terletak diantara atrium kiri dan ventrikel kiri
mempunyai dua buah daun katup (Mitral).
Memungkinkan darah mengalir dari atrium ke ventrikel pada fase diastole
dan mencegah aliran balik pada fase sistolik.
b. Katup (sfingter) Semilunar.
Katup Pulmonal terletak pada arteri pulmonalis dan memisahkan
pembuluh ini dari ventrikel kanan (vlavula semilunaris arteri pulmonalis)
Katup Aorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta (valvulasemilunaris
aorta).

Kedua katup ini mempunyai bentuk yang sama terdiri dari 3 buah daun katup
yang simetris.
katup ini memungkinkan darah mengalir dari masing-masing ventrikel ke arteri
selama sistole dan mencegah aliran balik pada waktu diastole.
Pembukaan katup terjadi pada waktu masing-masing ventrikel berkontraksi,
dimana tekanan ventrikel lebih tinggi dari tekanan didalam pembuluh darah
arteri.

6) Sistem Sirkulasi
R2- 1 Sirkulasi
Keterangan :
Terjadi Proses DIFUSI di paru-paru, CO2 dilepas dan O2 diikat
Ateri Pulmonalis (Kaya CO2)
Vena Pulmonalis (Kaya O2)

Perbedaan Vena dengan Arteri :


R2- 1 Perbedaan Vena arteri

2. FISIOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER


1) Fungsi umum otot jantung yaitu :
Sifat ritmisitas/otomatis: secara potensial berkontraksi tanpa adanya rangsangan
dari luar.
Mengikuti hukum gagal atau tuntas: impuls dilepas mencapai ambang rangsang
otot jantung maka seluruh jantung akan berkontraksi maksimal.
Kekuatan kontraksi dipengaruhi panjang awal otot.

2) Sistem Konduksi Jantung


a. SA Node
Tumpukan jaringan neuromuscular yang kecil berada didalam dinding atrium
kanan di ujung Krista terminalis.
b. AV Node
Susunannya sama dengan SA node berada di dalam septum atrium dekat muara
sinus koronari.
c. Bundle HIS (Bundle atrioventrikuler)
Dari bundle AV berjalan ke arah depan pada tepi posterior dan tepi bawah pars
membranasea septum interventrikulare.
d. Serabut Purkinje (Serabut penghubung terminal)
Anyaman yang berada pada endokardium menyebar pada kedua ventrikel.

3) Periode pekerjaan jantung


a. Systole : ketika jantung berkontraksi sehingga katup menutup, aorta membuka
(mengeluarkan aliran darah).
b. Diastole : ketika jantung relaksasi sehingga katup membuka, aorta menutup (tidak
mengeluarkan aliran darah)- juga merupakan tekanan terlemah.

4) Frekuensi Jantung
Normal denyut jantung 60-100 x/menit

5) Suara Jantung
a. S1 (lub) : penutupan katup AV karena vibrasi pada dinding ventrikel dan arteri
b. S2 (dub) : penutupan katup semilunar
c. S3 : vibrasi dinding ventrikel
d. S4 : osilasi darah dan rongga jantung

3. ANATOMI SISTEM PERNAFASAN


Sistem respirasi dibedakan menjadi dua saluran yaitu, saluran nafas bagian atas
dansaluran nafas bagian bawah.

1) Saluran Nafas Bagian Atas


a. Hidung = Naso = Nasal
Merupakan saluran udara yang pertama, mempunyai dua lubang(cavum
nasi), dipisahkan oleh sekat hidung (septum nasi).
Didalam terdapat bulu-bulu(silia) yang berguna untuk menyaring udara,
debu dan kotoran-kotoran yang masuk kedalam lubang hidung.
Bagian luar dinding terdiri dari kulit
Lapisan tengah terdiri dari otot-otot dan tulang rawan.
Lapisan dalam terdiri dari selaput lendir(mukosa) yang berlipat-lipat yang
dinamakan karang hidung (konka nasalis)
Fungsi Hidung :
- Bekerja sebagai saluran udara pernafasan
- Sebagai penyaring udara pernafasan yang dilakukan oleh bulu-bulu
hidung(silia)
- Dapat menghangatkan udara pernafasan oleh mukosa
- Membunuh kuman-kuman yang masuk, bersama-sama udara
pernafasan oleh leukosit yang terdapat dalam selaput lendir (mukosa)
atau hidung.

b. Faring = Tekak
Merupakan tempat persimpangan antara jalan pernapasan dan jalan
makanan.
Ke bawah terdapat dua lubang, ke depan lubang laring, ke belakang lubang
esofagus.
Di sebelah belakang terdapat epiglotis( empang tenggorok) yang berfungsi
menutup laring pada waktu menelan makanan.
Rongga tekak dibagi dalam 3 bagian:
- Bagian sebelah atas yang sama tingginya dengan koana yang disebut
nasofaring
- Bagian tengah yang sama tingginya dengan istmus fausium disebut
orofaring
- Bagian bawah sekali dinamakan laringgofaring.

c. Pangkal Tenggorokan (Laring)


Merupakan saluran udara dan bertindak sebagai pembentukan suara terletak
di depan bagian faring sampai ketinggian vertebra servikalis dan masuk ke
dalam trakea dibawahnya.
Pangkal tenggorokan itu dapat ditutup oleh sebuah empang tenggorok yang
disebut epiglotis, yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang berfungsi pada
waktu kita menelan makanan menutupi laring.
Laring terdiri dari 5 tulang rawan antara lain:
- Kartilago tiroid (1 buah) depan jakun sangat jelas terlihat pada pria
- Kartilago ariteanoid (2 buah) yang berbentuk beker
- Kartilago krikoid (1 buah) yang berbentuk cincin
- Kartilago epiglotis (1 buah)

2) Saluran Nafas Bagian Bawah


a. Batang Tenggorokan (Trakea)
Merupakan lanjutan dari laring yang terbentuk oleh 16-20 cincin yang
terdiri dari tulang-tulang rawan yang berbentuk seperti kuku kuda.
Sebelah dalam diliputi oleh selaput lendir yang berbulu getar yang disebut
sel bersilia,hanya bergerak kearah luar.
Panjang trakea 9-11 cm dan dibelakang terdiri dari jaringan ikat yang
dilapisi oleh otot polos.
Sel-sel bersilia gunanya untuk mengeluarkan benda-benda asing yang
masuk bersama-sama dengan udara pernafasan. Yang memisahkan trakea
menjadi bronkus kiri dan kanan disebut karina.

b. Cabang Tenggorokan ( Bronkus)


Bronkhus, merupakan kelanjutan dari trakhea yang terdapat pada
ketinggian veterbrata torakalis IV dan V dan bercabang menjadi bronchus
kanan dan kiri.
Bronkus kanan lebih pendek dan lebih lebar, dan lebih vertikal daripada
yang kiri, sedikit lebih tinggi dari arteri pulmonalis dan mengeluarkan
sebuahcabang utama lewat di bawah arteri, disebut bronckus lobus bawah.
Bronkus kiri lebih panjang dan lebih langsing dari yang kanan, dan
berjalan di bawah arteri pulmonalis sebelurn di belah menjadi beberapa
cabang yang berjalan kelobus atas dan bawah.
Percabangan bronchus (Bronkiolus)
Bronkus segmental bercabang-cabang menjadi bronkiolus. Bronkiolus
mengandung kelenjar submukosa yang memproduksi lendir yang
membentuk selimut tidak terputus untuk melapisi bagian dalam jalan
nafas.
Bronkiolus terminalis
Bronkiolus membentuk percabangan menjadi bronkiolus terminalis( yang
mempunyai kelenjar lendir dan silia)
Bronkiolus respiratori
Bronkiolus terminalis kemudian menjadi bronkiolus respirstori.
Bronkiolus respiratori dianggap jalan udara pertukaran gas.
Duktus alveolar dan sakus alveolar
Bronkiolus respiratori kemudian mengarah ke dalam duktus alveolar dan
sakus alveolar. Dan kemudian menjadi alvioli.

c. Paru-Paru
Paru-paru dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
- Paru-paru kanan yang terdiri dari 3 lobus ( lobus pulmo dekstra
superior, lobus pulmo dekstra media, lobus pulmo dekstra inferior)
- Paru-paru kiri yang terdiri dari 2 lobus ( lobus sinistra superior dan
lobus sinistra inferior).
Tiap-tiap lobus terdiri dari belahan yang lebih kecil yang bernama
segmen.
- Paru-paru kiri memiliki 10 segmen yaitu 5 buah segmen pada lobus
superior dan lima lobus inferior.
- Paru-paru kanan juga memiliki 10 segmen, yaitu 5 buah segmen
pada lobus superior, 2 buah segmen pada lobus medialis, dan
3segmen pada lobus inferior.
- Tiap-tiap segmen masih terbagi lagi menjadi belahan-belahan yang
bernama lobulus.
Letak paru-paru di rongga dada datarnya menghadap ke tengah rongga
dada /kavum mediastinum.. Pada bagian tengah terdapat tampuk paru-paru
atauhilus. Pada mediastinum depan terletak jantung.
Paru-paru dibungkus oleh selapus tipis yang bernama pleura .Pleura dibagi
menjadi dua yaitu :
- Pleura visceral ( selaput dada pembungkus) yaitu selaput paru yang langsung
membungkus paru-paru
- Pleura parietal yaitu selaput yang melapisi rongga dada sebelah luar.
- Antara kedua lapisan ini terdapat rongga kavum yang disebut kavum pleura.
Pada keadaan normal, kavum pleura ini vakum/ hampa udara.

d. Alveoli
Alveoli, merupakan kantung udara tempat terjadinya pertukaran oksigen
dengan karbondioksida, berbentuk seperti gelembung-gelembung kecil.
Alveolus yaitu tempat pertukaran gas assinus terdiri dari bronkhiolus dan
respiratorius yangterkadang memiliki kantong udara kecil atau alveoli
pada dindingnya.
Ductus alveolaris seluruhnya dibatasi oleh alveoilis dan sakusalveolaris
terminalis merupakan akhir paru-paru, asinus atau.kadang disebutlobolus
primer memiliki tangan kira-kira 0,5 s/d 1,0 cm.
Terdapat sekitar 20 kali percabangan mulai dari trachea sampai Sakus
Alveolaris.
Alveolus dipisahkan oleh dinding yang dinamakan pori-pori kohn.
Fungsi dasar alveoli adalah pertukaran gas.
Struktur alveoli adalah situs di mana pertukaran gas selama respirasi
berlangsung. Struktur ini dikelilingi oleh kapiler membawa darah.
Pertukaran karbon dioksida dalam darah dari kapiler ini terjadi melalui
dinding alveolus.

4. Fisiologi Sistem Pernafasan


Fungsi paru paru ialah pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida.Pada
pernapasan melalui paru-paru atau pernapasan eksterna, oksigen dipungut melalui hidung
dan mulut pada waktu bernapas; oksigen masuk melalui trakea dan pipa bronkial ke
alveoli, dan dapat berhubungan erat dengan darah di dalam kapiler pulmonaris. Hanya
satu lapis membran, yaitu membran alveoli-kapiler, yang memisahkan oksigen dari
darah. Oksigen menembus membran ini dan dipungut oleh hemoglobin sel darah merah
dan dibawa ke jantung. Dari sini dipompa di dalam arteri ke semua bagian tubuh. Darah
meninggalkan paru paru pada tekanan oksigen 100 mm Hg dan pada tingkat ini
hemoglobinnya 95 persen jenuh oksigen.
Di dalam paru-paru, karbon dioksida, salah satu hasil buangan metabolisme,
menembus membran alveoler-kapiler dari kapiler darah ke alveoli dan setelah melalui
pipa bronkial dan trakea, dinapaskan keluar melalui hidung dan mulut. Empat proses
yang berhubungan dengan pernapasan pulmoner atau pernapasan eksterna :
1) Ventilasi pulmoner, atau gerak pernapasan yang menukar udara dalam alveoli
dengan udara luar.
2) Arus darah melalui paru paru
3) Distribusi arus udara dan arus darah sedemikian sehingga dalam jumlah tepat dapat
mencapai semua bagian tubuh
4) Difusi gas yang menembusi membran pemisah alveoli dan kapiler. CO2 lebih
mudah berdifusi drpd oksigen.

Semua proses ini diatur sedemikian sehingga darah yang meninggalkan paru-paru
menerima jumlah tepat CO2 dan O2. Pada waktu gerak badan, lebih banyak darah datang
di paru paru membawa terlalu banyak CO2 dan terlampau sedikit O2; jumlah CO2 itu
tidak dapat dikeluarkan, maka konsentrasinya dalam darah arteri bertambah. Hal ini
merangsang pusat pernapasan dalam otak unutk memperbesar kecepatan dan dalamnya
pernapasan. Penambahan ventilasi ini mngeluarkan CO2 dan memungut lebih banyak O2.
Perubahan perubahan berikut terjadi pada komposisi udara dalam alveoli, yang
disebabkan pernapasan eksterna dan pernapasan interna atau pernapasan jarigan.
Pernapasan jaringan atau pernapasan interna. Darah yang telah menjenuhkan
hemoglobinnya dengan oksigen (oksihemoglobin) megintari seluruh tubuh dan akhirnya
mencapai kapiler, di mana darah bergerak sangat lambat. Sel jaringan memungut oksigen
dari hemoglobin untuk memungkinkan oksigen berlangsung, dan darah menerima,
sebagai gantinya, yaitu karbon dioksida.
Udara (atmosfer) yang di hirup :
- Nitrogen : 79 %
- Oksige : 20 %
- Karbon dioksida : 0-0,4 %
Udara yang masuk alveoli mempunyai suhu dan kelembapan atmosfer
Udara yang diembuskan :
- Nitrogen : 79 %
- Oksigen : 16 %
- Karbon dioksida : 4-0,4 %

Daya muat udara oleh paru-paru. Besar daya muat udara oleh paru paru ialah 4.500
ml sampai 5000 ml atau 41/2 sampai 5 literudara. Hanya sebagian kecil dari udara ini,
kira-kira 1/10nya atau 500 ml adalah udara pasang surut (tidal air), yaitu yang di hirup
masuk dan diembuskan keluar pada pernapasan biasa dengan tenang.
Kapasitas vital. Volume udara yang dapat di capai masuk dan keluar paru-paru pada
penarikan napas paling kuat disebut kapasitas vital paru-paru. Diukurnya dengan alat
spirometer. Pada seoranng laki-laki, normal 4-5 liter dan pada seorang perempuan, 3-4
liter. Kapasitas itu berkurang pada penyakit paru-paru, penyakit jantung (yang
menimbulkan kongesti paru-paru) dan kelemahan otot pernapasan.

5. Proses Oksigenasi
a. Ventilasi
Ventilasi yaitu masuk dan keluarnya udara atmosfir dari alveolus ke paru-paru atau
sebaliknya.Proses keluar masuknya udara paru-paru tergantung pada perbedaan
tekanan antara udara atmosfir dengan alveoli. Pada inspirasi, dada ,mengembang,
diafragma turun dan volume paru bertambah. Sedangkan ekspirasi merupakan
gerakan pasif. Faktor-faktor yang mempengaruhi ventilasi :
Tekanan udara atmosfir
Jalan nafas yang bersih
Pengembangan paru yang adekuat

** Proses ini merupakan proses pertukaran gas antara paru-paru dan udara luar
yang terjadi melalui inspirasi (menghirup udara luar) dan ekspirasi
(menghembuskan udara keluar) Proses ini terjadi di hidung.

b. Difusi Gas
Difusi yaitu pertukaran gas-gas (oksigen dan karbondioksida) antara alveolus dan
kapiler paru-paru. Proses keluar masuknya udara yaitu dari darah yang
bertekanan/konsentrasi lebih besar ke darah dengan tekanan/konsentrasi yang lebih
rendah.Karena dinding alveoli sangat tipis dan dikelilingi oleh jaringan pembuluh
darah kapiler yang sangat rapat, membran ini kadang disebut membran
respirasi. Perbedaan tekanan pada gas-gas yang terdapat pada masing-masing sisi
membran respirasi sangat mempengaruhi proses difusi. Secara normal gradien
tekanan oksigen antara alveoli dan darah yang memasuki kapiler pulmonal sekitar
40 mmHg. Faktor-faktor yang mempengaruhi difusi :
Luas permukaan paru
Tebal membran respirasi
Jumlah darah
Keadaan/jumlah kapiler darah
Afinitas
Waktu adanya udara di alveoli

** Difusi gas merupakan pertukaran O2 dari alveoli ke kapiler paru-paru dan CO2
dari kapiler ke alveoli

c. Transportasi Gas
Transpor yaitu pengangkutan oksigen melalui darah ke sel-sel jaringan tubuh dan
sebaliknya karbondioksida dari jaringan tubuh ke kapiler.Oksigen perlu
ditransportasikan dari paru-paru ke jaringan dan karbondioksida harus
ditransportasikan dari jaringan kembali ke paru-paru. Secara normal 97 % oksigen
akan berikatan dengan hemoglobin di dalam sel darah merah dan dibawa ke
jaringan sebagai oksihemoglobin. Sisanya 3 % ditransportasikan ke dalam cairan
plasma dan sel-sel. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju transportasi :
Curah jantung (cardiac Output / CO)
Jumlah sel darah merah
Hematokrit darah
Latihan (exercise)

** Transportasi gas merupakan proses pendistribusian O2 dibawa dari paru


keseluruh tubuh dan CO2 dari seluruh tubuh dibawa ke paru.

6. Tanda dan Gejala Gangguan Kebutuhan Oksigenasi


1) Hipoksia
Hipoksia merupakan kondisi tidak tercukupinya pemenuhan kebutuhan oksigen
dalam tubuh akibat peningkatan penggunaan oksigen ditingkat sel, sehingga dapat
memunculkan tanda seperti kulit kebiruan (sianosis). Tanda dan gejala yang dapat
ditemukan pada gangguan oksigen yang sering terjadi yaitu hipoxia.
a. Tanda-tanda hipoxia dini :
Nadi meningkat
Nafas cepat dan dalam
Cyanosis
Lelah dan berkunang kunang
Distraksi interkosta dan substernal

b. Tanda-tanda hipoxia berat


Nadi lambat
Sistolik
Dyspnea
Batuk
Hemolysis

c. Tanda-tanda hipoxia Kronis


Fatique
Letharge
2) Perubahan Pola Nafas
a. Takipnea merupakan pernafasan dengan frekuensi lebih dari 24 x/menit
(Pernafasan cepat)
b. Bradipnea merupakan pola pernafasan yang lambat abnormal, kurang dari
10 x/menit (Pernafasan lama dan abnormal)
c. Apnea merupakan henti nafas
d. Dispnea merupakan sesak nafas atau rasa barat saat bernafas ditunjukan
dengan retraksi dada.
e. Hiperventilasi merupakan proses kompensasi tubuh akibat peningkatan
jumlah O2 dalam paru-paru agar pernafasan lebih cepat dan dalam, ditandai
dengan peningkatan denyut nadi, nafas pendek, nyeri dada, dll
f. Hipoventilasi merupakan upaya tubuh untuk mengeluarkan CO2 agar
pernafasan lebih lambat dan dalam, ditandai dengan nyeri kepala, penurunan
kesadaran, otot-otot pernafasan lumpuh, dll.
g. Pernafasan Kussmaul merupakan pola pernafasan cepat dan dangkal yang
dapat ditemukan pada orang dalam keadaan asidosis metabolik.
h. Obstruksi Jalan Nafas
- Atas : disebabkan oleh benda asing seperti makanan, akumulatif secret
atau oleh lidah yang menyumbat orofaring pada orang yang tidak sadar
- Bawah : sumbatan total atau sumbatan sebagian pada jalan nafas
bronkus dan paru-paru

i. Ortopnea merupakan kesulitan bernafas kecuali dalam posisi duduk atau


berdiri dan pola ini sering ditemukan pada seseorang yang mengalami
kongestif paru-paru.
j. Cheyne stokes merupakan siklus pernafasan yang amplitudonya mula-mula
naik kemudian menurun dan berhenti, lalu pernafasan dimulai lagi dari siklus
baru.
k. Pernafasan paradoksal merupakan pernafasan dimana dinding paru-paru
bergerak berlawan arah dari keadaan normal.
l. Biot merupakan pernafasan dengan irama yang mirip dengan cheyne
stokes,akan tetapi amplitudonya tidak teratur.
m. Sridor merupakan pernafasan bising yang terjadi karena penyempitan pada
saluran pernafasan.

7. Proses Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi


1) Penatalaksanaan Medis
Prinsip penatalaksanaan medis menghilangkan edema bronkus hipersekresi,
bronkopasme dan imbalans perfusi jaringan paru-paru, tindakan preventif juga
penting pada pengobatan, misal menjauhkan bahan-bahan yang menjadi alergen
pada asma atopik antara lain menyingkirkan binatang piaraan, seperti anjing,
kucing, burung, ayam. Penatalaksanaan selanjutnya adalah
Pengobatan dengan obat-obatan
Tindakan yang spesifik yang dilakukan pada penderita
Tindakan yang spesifik yang tergantung bentuk penyakitnya, dan
Pemberian oksigen 2.5-3 liter/menit.

2) Metode pemenuhan kebutuhan oksigen


a. Pemberian oksigen
Pemberian oksigen merupakan tindakan memberikan oksigen ke dalam paru-
paru melalui saluran pernapasan dengan alat bantu oksigen. Pemberian
oksigen pada pasien dapat melalui tiga cara yaitu melalui kanula, nasal, dan
masker. Pemberian oksigen tersebut bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
oksigen dan mencegah terjadinya hipoksia.
Persiapan Alat dan Bahan :
1. Tabung oksigen lengkap dengan flowmeter dan humidifier
2. Nasal kateter, kanula, atau masker
3. Vaselin,/lubrikan atau pelumas ( jelly)
Prosedur Kerja :
1. Cuci tangan
2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
3. Cek flowmeter dan humidifier
4. Hidupkan tabung oksigen
5. Atur posisi semifowler atau posisi yang telah disesuaikan dengan kondisi
pasien.
6. Berikan oksigen melalui kanula atau masker.
7. Apabila menggunakan kateter, ukur dulu jarak hidung dengan telinga,
setelah itu berikan lubrikan dan masukkan.
8. Catat pemberian dan lakukan observasi.
9. Cuci tangan

b. Fisioterapi dada

Fisioterapi dada merupakan suatu rangkaian tindak keperawatan yang terdiri


atas perkusi, vibrasi dan postural drainage.

Perkusi

Disebut juga clapping adalah pukualn kuat, bukan berarti sekuat-


kuatnya, pada dinding dada dan punggung dengan tangan dibentuk
seperti mangkuk. Tujuannya, secara mekanik dapat melepaskan
sekret yang melekat pada dinding bronkhus.

Prosedur Kerja :

1. Tutup area yang akan dilakkan perkusi dengan handuk atau


pakaian untuk mengurangi ketidaknyamanan.
2. Anjurkan klien tarik napas dalam dan lambat untuk meningkatkan
relaksasi
3. Perkusi pada tiap segmen paru selama 1-2 menit
4. Perkusi tidak boleh dilakukan pada daerah dengan struktur yang
mudah cedera seperti : mammae, sternum dan ginjal.

Vibrasi

Getaran kuat secara serial yang dihasilkan oleh tangan perawat yang
diletakkan datar pada dinding dada klien. Tujuannya, vibrasi
digunakan setelah perkusi untuk meningkatkan turbulensi udara
ekspirasi dan melepaskan mukus yang kental. Sering dilakukan
bergantian dengan perkusi.

Prosedur Kerja :
1. Letakkan telapak tangan, telapak tangan menghadap ke bawah di
area dada yang akan di drainage. Satu tangan diatas tangan yang
lain dengan jari-jari menempel bersama dan ekstensi. Cara yang
lain: tangan bisa diletakkan secara bersebelahan.
2. Anjurkan klien menarik napas dalam melalui hidung dan
menghembuskan napas secara lambat lewat mulut atau pursed
lips.
3. Selama masa ekspirasi, tegangkan seluruh otot tangan dan lengan
dan gunakan hampir semua tumit tangan. Getarkan (kejutkan)
tangan keaarh bawah. Hentikan getaran jika klien melakukan
inspirasi.
4. Setelah tiap kali vibrasi, anjurkan klien batuk dan keluarkan
sekret ke dalam tempat sputum.

Postural drainage

Merupakan salah satu intervensi untuk melepaskan sekresi dari


berbagai segmen paru-paru dengan menggunakan pengaruh gaya
gravitasi. Waktu yang terbaik utnuk melakukannya yaitu sekitar 1 jam
sebelum sarapan pagi dan sekitar 1 jam sebelum tidur pada malam
hari. Postural drainage harus lebih sering dilakukan apabila lendir
klien berubah warnanya menjadi kehijauan dan kental atau ketika
klien menderita demam.

Hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan postural drainage


yaitu:

1. Batuk 2 atau 3 kali berurutan setelah setiap kali berganti posisi


2. Minum air hangat setiap hari sekitar 2 liter.
3. Jika harus menghirup bronkodilator, lakukanlah 15 menit
sebelum melakukan postural drainage
4. Lakukan latihan napas dan latihan lain yang dapat membantu
mengencerkan lendir.

Peralatan :

1. Bantal
2. Papan pengatur posisi
3. Tisu wajah
4. Segelas air\
5. Sputum pol

Prosedur :

1. Cuci tangan
2. Pilih area yang tersumbat yang akan di drainage berdasarkan
pengkajian semua area paru, data klinis dan chest X-ray.
3. Baringkan klien dalam posisi untuk mendrainage area yang
tersumbat.
4. Minta klien mempertahankan posisi tersebut selama 10-15
menit.
5. Selama 10-15 menit drainage pada posisi tersebut, lakukan
perkusi dan vibrasi dada diatas area yang di drainage
6. Setelah drainage pada posisi pertama, minta klien duduk dan
batuk. Bila tidak bisa batuk, lakukan suction. Tampung sputum
di sputum spot.
7. Minta klien istirahat sebentar bila perlu
8. Anjurkan klien istirahat sebentar bila perlu.
9. Anjurkan klien minum sedikit air.
10. Ulangi langkah 3-8 sampai semua area tersumbat telah ter
drainage
11. Ulangi pengkajian dada pada semua bidang paru.
12. Cuci tangan
13. Dokumentasikan

Napas dalam dan batuk efektif

a. Napas Dalam

Yaitu bentuk latihan napas yang terdiri dari atas pernapasan


abdominal (diafragma) dan purse lips breathing.

Prosedur :

1. Atur posisi yang nyaman


2. Fleksikan lutut klien untuk merelaksasikan otot abdomen
3. Tempatkan 1 atau 2 tangan pada abdomen, tepat dibawah
tulang iga
4. Tarik napas dalam melalui hidung, jaga mulut tetap tertutup.
Hitung samapi 3 selama inspirasi
5. Hembuskan udara lewat bibir seperti meniup (purse lips
braething) secara perlahan-lahan

b. Batuk Efektif

Yaitu latihan batuk untuk mengeluarkan sekret.

Prosedur :

1. Tarik napas dalam lewat hidung dan tahan napas untuk


beberapa detik
2. Batukkan 2 kali. Pada saat batuk tekan dada dengan bantal.
Tampung sekret pada sputum pot.
3. Hindari penggunaan waktu yang lama selama batuk karena
dapat menyebabkan fatigue dan hipoksia.

c. Suctioning (pengisapan lendir)

Pengisapan lendir (suction) merupakan tindakan pada pasien yang tidak mampu mengeluarkan
sekret atau lendir secara sendiri. Tindakan tersebut dilakukan untuk membersihkan jalan napas
dan memenuhi kebutuhan oksigenasi.

Persiapan Alat dan Bahan :

1. Alat pengisap lendir dengan botol yang berisi larutan desinfektan

2. Kateter pengisap lender

3. Pinset steril

4. Dua kom berisi larutan akuades/NaCl 0,9% dan larutan desinfektan

5. Kasa steril

6. Kertas tisu

Prosedur Kerja :

1. Cuci tangan

2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilaksanakan.

3. Atur pasien dalam posisi terlentang dan kepala miring ke arah perawat

4. Gunakan sarung tangan

5. Hubungakan kateter penghisap dengan selang penghisap

6. Hidupkan mesin penghisap

7. Lakukan penghisapan lendir dengan memasukan kateter pengisap ke dalam kom berisi
akuades atau NaCl 0,9% untuk mencegah trauma mukosa.

8. Masukkan kateter pengisap dalam keadaan tidak mengisap

9. Tarik lendir dengan memutar kateter pengisap sekitar 3-5 detik

10. Bilas kateter dengan akuades atau NaCl 0,9%


11. Lakukan hingga lendir bersih

12. Catat respon yang terjadi

13. Cuci tangan

Anda mungkin juga menyukai