Anda di halaman 1dari 9

Tugas Makalah

Mekanisasi Pertanian

PENGOLAHAN TANAH PERKEBUNAN TEBU

OLEH :
NAMA : KUSDINI
NIM : G111 16 053
KELAS : MEKANISASI.E

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanaman tebu dengan nama ilmiah Saccharum officinarum L termasuk
dalam famili Poaceae atau kelompok rumput-rumputan. Secara morfologi,
tanaman tebu dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu batang, daun, akar, dan
bunga (Tim Penulis Penebar Swadaya, 2000). Tebu telah dibudidayakan sejak
ribuan tahun lalu dan mendorong munculnya industri perkebunan gula komersial
sejak abad 19. Tebu banyak ditanam di daerah tropis untuk pembuatan gula. Di
Indonesia, tanaman tebu tumbuh di beberapa tempat di Pulau Jawa dan Sumatera,
sejak sekitar tahun 400 M (abad ke 4). Namun baru pada abad ke15, tanaman
tersebut diusahakan secara komersil oleh sebagian imigran asal Cina. Industri
pergulaan dalam skala yang besar baru berdiri seiring kedatangan Belanda yang
selanjutnya mendirikan perusahaan dagang Vereeniging Oost Indische Compagnie
(VOC) pada bulan Maret 1602. Produksi gula tersebut dipasarkan untuk
memenuhi permintaan gula dari Eropa. Di bawah kendali VOC, industri gula
Indonesia pernah mencapai puncak produksi pada tahun 1930-an dengan areal
pertanaman seluas 200.000 ha dengan 179 pabrik gula yang terkonsentrasi di
Pulau Jawa. Total produksinya mencapai 14,8 ton gula per hektar.
Budidaya tebu lahan kering bisa dibedakan dalam lima tahap yaitu
pengolahan tanah, penyiapan bibit, penanaman, pemeliharaan, dan panen. Dalam
pelaksanaan budidaya tebu harus berjalan efektif dan efisien. Bila tercapai maka
produksi tebu akan maksimal dan keuntungan akan maksimal juga. Budidaya tebu
lahan kering di Indonesia umumnya dilakukan pada kebun-kebun hak guna usaha
(HGU) yang dimiliki oleh pabrik-pabrik gula. Salah satu dari kegiatan adalah
pengolahan tanah, pengolahan tanah sangat berpengaruh terhadap kegiatan
budidaya tebu karena dengan pengolahan tanah yang baik bisa membuat
pertumbuhan dari tebu bisa berkembang dengan baik pula. Kegiatan pengolahan
tanah memegang peranan penting bagi tanaman tebu terutama untuk diperolehnya
keadaan tanah yang baik sehingga tanaman dapat tumbuh baik dengan memiliki
perakaran yang baik yang memungkinkan unsur-unsur hara dan air diserap secara
optimal dan pertumbuhan tanaman tebu yang kokoh dan tahan rebah.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengolahan tanah atau lahan pada perkebunan tebu ?
2. Apa manfaat dari pengolahan tanah atau lahan pada perkebunan tebu ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tahapan pengolahan tanah atau lahan pada perkebunan
tebu.
2. Untuk mengetahui manfaat dari pengolahan tanah atau lahan pada
perkebunan tebu.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengolahan Tanah Perkebunan Tebu


Persiapan lahan merupakan kegiatan untuk mempersiapkan tanah tempat
tumbuh tanaman tebu sehinga kondisi fisik dan kimia tanah sesuai dengan media
perkembangan perakaran tanaman tebu. Kegiatan tersebut terdiri atas beberapa
jenis yang dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan kronologisnya. Sebelum
melakukan pengolahan tanah terlebih dahulu dilakukan pembersihan areal lahan.
Pembersihan dan persiapan lahan bertujuan untuk membuat kondisi fisik dan
kimia tanah sesuai untuk perkembangan perakaran tanaman tebu. Tahap pertama
yang harus dilakukan pada lahan semak belukar dan hutan adalah penebasan atau
pembabatan untuk membersihkan semak belukar dan kayu-kayu kecil. Setelah
tahap pembabatan selesai dilanjutkan dengan tahap penebangan pohon yang ada
dan menumpuk hasil tebangan. Pada tanah bekas hutan, kegiatan pembersihan
lahan dilanjutkan dengan pencabutan sisa akar pohon.
Pembersihan lahan semak belukar dan hutan untuk tanaman tebu baru
(plant cane/PC) pada prinsipnya sama dengan pembersihan lahan bekas tanaman
tebu yang dibongkar untuk tanaman tebu baru (ratoon plant cane/RPC). Akan
tetapi pada PC sedikit lebih berat karena tata letak kebun, topografi maupun
struktur tanahnya masih belum sempurna, selain itu terdapat pula sisa-sisa
batang/perakaran yang mengganggu pelaksanaan kegiatan. Pada areal ini biasanya
masih terdapat sisa-sisa perakaran atau batang yang dapat mengganggu
operasional mesin lapang.
Dalam melakukan penyiapan lahan, lahan yang biasa digunkan untuk
menjadi perkebunan tebu adalah lahan yang kering dengan areal pertanaman tebu
dibagi per rayon dengan luas antara 2.500-3.000 ha per rayon. Setiap rayon dibagi
per blok yang terdiri dari 10 petak, dengan tiap petak berukuran sekitar 200 m x
400 m (8 ha). Antar blok dibuat jalan kebun dengan lebar 12 m dan antar petak
dibuat jalan produksi dengan lebar 8 m.
Kegiatan pengolahan tanah atau pengoolahn lahan untuk perkebunan tebu
biasanya terdiri dari pembajakan, penggaruan dan pembuatan kairan. Berikut
dibawah ini penjelasan mengenai tahapan-tahapan pengolahan tanah atau lahan
untuk perkebunan tebu :
a. Pembajakan
Pembajakan dibedakan menjadi dua tahapan yaitu pembajakan pertama dan
pembajakan kedua .
1. Pembajakan pertama
Pembajakan pertama bertujuan untuk membalik tanah serta memotong sisa-
sisa kayu dan vegetasi lain yang masih tertinggal. Peralatan yang digunakan
adalah Rome Harrow 20 disc berdiameter 31 inci dan Bulldozer 155 HP untuk
menarik. Pembajakan dimulai dari sisi petak paling kiri. Kedalaman olah
sekitar 25-30 cm dengan arah bajakan menyilang barisan tanaman tebu sekitar
45o. Kegiatan ini rata-rata membutuhkan waktu sekitar 6-7 jam untuk satu
petak (8 ha). Pembajakan ini termasuk pengolahan tanah primer, pengolahan
tanah primer sendiri memiliki tujuan untuk mengubah sifat fisik tanah dengan
cara memotong, membalikkan dan memecah tanah sekaligus menutup gulma
dan menjadikannya kompos dibawah tanah. Pola pengolahan yang dilakukan
ada dua jenis yaitu pola pengolahan dari tengah kemudian semakin besar
(headland pattern from back furrow) dan pola pengolahan dari samping terus
bergeser kedalam (headland pattern from boundaries).

(a) (b)
Gambar 1 a. Pembajakan pertama
b. Hasil pembjakan pertama
2. Pembajakan kedua
Pembajakan kedua dilaksanakan tiga minggu setelah pembajakan pertama.
Arah bajakan memotong tegak lurus hasil pembajakan pertama dengan
kedalaman olah 25 cm. Peralatan yang digunakan adalah disc plow 3-4 disc
berdiameter 28 inci dengan traktor 80-90 HP untuk menarik. Kegiatan
pembajakan ini bisa dikategorikan pengolahan tanah sekunder, pengolahan
tanah sekunder berfungsi untuk menghasilkan bongkah tanah yang lebih kecil,
gembur, dan seragam yang bisa mendukung pertumbuhan tanaman.

(a) (b)
Gambar 2. a. Proses pembajakan kedua
b. Hasil pembajakan kedua
b. Penggaruan
Penggaruan bertujuan untuk menghancurkan bongkahan-bongkahan tanah dan
meratakan permukaan tanah. Penggaruan dilakukan menyilang dengan arah
bajakan. Peralatan yang digunakan adalah Baldan Harrow dan traktor 140 HP
untuk menarik. Kegiatan ini rata-rata membutuhkan waktu sekitar 9-10 jam untuk
satu petak (8 ha). Pada areal RPC , penggaruan bertujuan untuk mengkancurkan
bongkahan-bongkahan hasil pembajakan, mencacah dan mematikan tanggul
maupun tunas tanaman tebu.

Gambar 3. Proses penggaruan lahan


c. Pembutan kairan
Pembuatan kairan adalah pembuatan lubang untuk bibit yang akan ditanam.
Kairan dibuat memanjang dengan jarak dari pusat ke pusat (PKP) 1,35-1,5 m,
kedalaman 30-40 cm dan arah operasi membuat kemiringan maksimal 2%.
Kegiatan ini rata-rata membutuhkan waktu sekitar 8 jam untuk satu petak (8 ha).
Pengkairan menggunakan furrower dangan puncak ke puncak (PKP) 110 cm dan
125 cm. Pola pengolahan tanah yang digunakan adalah continous tilling.
Pembutan kairan dengan wing besar dilengkapi dengan subsoiler. Pekerjaan ini
biasanya dilakukan oleh unit traktor yang lain sehingga tidak mengganggu proses
pembukaan tanah.

(a) (b)
Gambar 4. a. Proses pembuatan kairan
b. Hasil pembuatan kairan
2.2 Manfaat Pengolahan Tanah Untuk Perkebunan Tebu
Kegiatan pengolahan tanah diperlukan untuk menciptakan linkungan fisik
tanah yang optimal bagi pertumbuhan tanaman dan untuk menciptakan kondisi
media perakaran yang mampu mendukung pertumbuhan tanaman secara optimal
dan pertumbuhan mikroorganisme tanah. Berikut ini uraian dari manfaat
pengolahan tanah untuk perkebunan tebu :
Memperbaiki struktur tanah, pada tanah berat pengolahan tanah hendaknya
dilakukan dengan alat olah yang mampu merubah tanah tersebut menjadi
gembur.
Pengolahan tanah dapat mendorong pertumbuhan mikro dan hara tanaman
Mencegah hama dalam tanah yang dapat mengganggu pertumbuhan
tanaman sesuai dengan keadaan tanah
Mencegah pertumbuhan gulma
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan tentang pengolahan tanah perkebunanan tebu
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tahapan pengolahan tanah pada perkebunan
tebu terdiri dari pembajakan ( pembajakan pertama dan pembajakan kedua ).
Penggaruan dan pembuatan kairan. Pengolahan tanah dilakukan karena memiliki
banyak manfaat seperti memperbaiki sifat fisik tanah, mendororong pertumbuhan
mikro dan hara, mencegah hama dan mecegah pertumbuhan gulma.
3.2 Saran
Dalam pengolahan tanah harus diperhatikan jenis tanah yang akan diolah
dan alat pengolahan tanah yang akan digunakan harus sesuai dengan tanah yang
akan diolah
DAFTAR PUSTAKA

Indrawanto.C,dkk. 2010. Budidaya dan Pasca Panen Tebu. ESKA Media. Jakarta

Nugrahadi,H. 2009. Kinerja Mesin Pengolahan Tanah Pada Budidaya Tebu


Lahan Kering Di PG Pesantren Baru Kediri. Departemen Teknik
Pertanian Universitas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Bogor

Nuril. 2013. Persiapan Lahan Komoditas Tebu.


http://nurilcuapcuap.blogspot.com/2013/persiapan-lahan-komoditas-
tebu.html

Anda mungkin juga menyukai