, Faktor-Faktor yang
BerFAKTOR
hubungan
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MIOMA UTERI
DI RUANG POLI KANDUNGAN RSUD ULIN BANJARMASIN TAHUN 2014
1 1 *
Ahmad Syahlani , Elvine Ivana Kabuhung , Fitria Wulandari
1
STIKES Sari Mulia Banjarmasin
*Korespondensi Penulis. Telp: 085388515956, E-mail: fitriawd@gmail.com
ISSN: 2086-3454
ABSTRAK
Latar Belakang:Kesehatan reproduksi wanita yang mengalami masalah adalah salah satunya
mioma uteri yang insidensinya terus mengalami peningkatan. Di RSUD Ulin Banjarmasin pada
tahun 2010 terdapat 101 kasus mioma uteri, tahun 2011 136 kasus, 2012 menurun menjadi 97, 2013
meningkat lagi menjadi 133 kasus serta untuk tahun 2014 132 kasus dengan mioma uteri. Tingginya
angka untuk kejadian penyakit ini yang sering tanpa gejala dan tanpa menimbulkan keluhan
sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian faktor-faktor yang berhubungan dengan
kejadian mioma uteri.
Tujuan: Mengetahui faktor - faktor yang berhubungan dengan kejadian mioma uteri Di Ruang Poli
Kandungan Rumah Sakit Ulin Banjarmasin tahun 2014.
Metode: Penelitian yang digunakan yaitu penelitian survei analitik dengan metode pendekatan
Case Control. Populasi adalah seluruh penderita ginekologi yang tercatat di buku register ruang
Poliklinik Kandungan RSUD Ulin Banjarmasin Tahun 2014. Sampel ibu yang menderita penyakit
mioma uteri yaitu 132 orang dan menentukan control dengan SimpleRandom Sampling yaitu 264
penderita selain Mioma Uteri. Analisis bivariat menggunakan Chi-Square dengan tingkat
kepercayaan 95% ( = 0,05).
Hasil: Berdasarkan analisis data hubungan umur dengan kejadian Mioma Uteri didapatkan
sebesar 0,002. Nilai tersebut lebih kecil dari 0,05, artinya ada hubungan yang signifikan antara
umur dengan Mioma Uteri. Analisis data hubungan paritas dengan kejadian Mioma Uteri
didapatkan nilai sebesar 0,041. Nilai tersebut lebih kecil dari 0,05 artinya ada hubungan yang
signifikan antara paritas dengan kejadian Mioma Uteri. Analisis data hubungan indeks massa tubuh
dengan kejadian Mioma Uteri didapatkan nilai sebesar 0,001. Nilai p tersebut lebih kecil dari 0,05
artinya ada hubungan yang signifikan antara indeks massa tubuh dengan kejadian Mioma Uteri.
Simpulan: Ada hubungan antara umur, paritas dan indeks massa tubuh dengan kejadian Mioma
Uteri. Peneliti selanjutnya dapat menambah variabel dari faktor-faktor yang lain.
152
1521
Dinamika Kesehatan, Vol. 7 No. 1 Juli 2016 Syahlani, et. al., Faktor-Faktor yang
B erhubungan
PENDAHULUAN
Kesehatan reproduksi adalah keadaan berdasarkan jumlah angka kejadian penyakit
yang tidak semata-mata bebas dari penyakit Ada beberapa faktor yang diduga kuat
atau kecacatan dalam semua hal yang sebagai faktor predisposisi mioma uteri yaitu
berkaitan dengan sistem reproduksi, serta umur, frekuensi paling tinggi antara usia 35-
fungsi dan prosesnya (Prawiroharjo, 45 tahun yaitu mendekati 40% dan sangat
2008).Penyakit pada sistem reproduksi wanita jarang ditemuka pada usia dibawah 20 tahun.
bisa disebabkan karena virus, tumor, bakteri Riwayat keluarga, wanita dengan keturunan
atau memang terjadi disfungsi organ-organ tingkat pertama dengan penderita mioma uteri
reproduksi yang disebabkan oleh hal-hal yang mempunyai 2,5 kali kemungkinan untuk
tidak terduga (Susanti, 2013). Ada banyak menderita mioma dibandingkan dengan
kasus penyakit yang sering dialami oleh wanita tanpa garis keturunan penderita mioma
wanita seperti kanker serviks, tumor, uteri. Obesitas, keadaan gizi obesitas sangat
yang mengalami masalah adalah salah menjadi estrogen oleh enzim aromatase
satunya mioma uteri yang insidensinya terus dijaringan lemak sehingga hasilnya
jinak yang paling umum ditemukan dari Sebagian besar mioma uteri ditemukan
berbagai jenis tumor jinak lainnya.Mioma pada masa reproduksi yaitu pada saat jumlah
uteri adalah tumor jinak pada daerah rahim estrogen lebih tinggi dari pada jaringan otot
atau lebih tepatnya otot rahim dan jaringan rahim.Rangsangan hormon ini mengakibatkan
ikat di sekitarnya.Mioma uteri menempati pertumbuhan tumor yang lebih cepat. Mioma
urutan kedua setelah kanker serviks uteri ini lebih sering didapati pada wanita
153
1531
nulipara atau yang kurang subur and Hospital) mendapatkan 150 kasus mioma
Seringkali penderita mengeluh akan 40-49 tahun dengan prevalensi 51%, dan 45
rasa berat dan adanya benjolan pada perut kasus terjadi pada wanita berusia lebih dari 50
bagian bawah. Mioma uteri ini menimbulkan tahun dengan prevalensi 30%.
masalah besar dalam kesehatan dan terapi Di Indonesia kasus mioma uteri
yang efektif belum didapatkan, karena sedikit ditemukan sebesar 2,39% - 11,70% dari
sekali informasi mengenai etiologi mioma itu semua penderita ginekologi yang dirawat.
sendiri. Walaupun jarang menyebabkan Angka kejadian untuk mioma uteri di Ruang
ditimbulkan oleh mioma uteri ini cukup tinggi tahun 2010 sebanyak 101 kasus meningkat
karena mioma uteri dapat menyebabkan nyeri pada tahun 2011 sebanyak 136 kasus
perut dan perdarahan abnormal, serta kemudian pada tahun 2012 mengalami
Menurut WHO, data penderita mioma kasus. Kemudian pada tahun 2014 angka
uteri pada tahun 2011 adalah 22 kasus, dan untuk kejadian mioma uteri sebanyak 132
pada tahun 2009 dan 2010 sebanyak 21 kasus. kasus.Dan untuk kejadian mioma uteri di
Angka kejadian mioma uteri di Amerika RSUD Ulin sendiri menempati peringkat
Serikat sebesar 2-12,8 orang per 1000 wanita kedua setelah kista ovarium.Pada tahun 2014
tiap tahunnya. Penelitian Marino (2004) di terdapat 186 kasus untuk penderita mioma
341 wanita yang terjadi pada usia 30-60 tahun Berdasarkan penelitian yang dilakukan
dengan prevalensi 21,4%. Penelitian Bhat oleh Elqy Mei Zumaro terdapat hubungan
(2006) di India (Departement of Obstetrics antara umur dan paritas dengan kejadian
and Gynecology, Kasturba Medical College mioma uteri. Penelitian serupa tentang
154
karakteristik mioma uteri yang dilakukan oleh dengan kejadian mioma uteri di Poli
Tri Kurniasari terdapat hasil bahwa usia ibu Kandungan RSUD Ulin Banjarmasin tahun
paritas nullipara dan terdapat pada Indeks Populasi adalah keseluruhan objek
Masa Tubuh >25. Sedangkan penelitian yang penelitian atau objek yang
dilakukan oleh Ita Rahmi didapatkan hasil diteliti( Notoadmodjo,2012). Populasi dalam
bahwa menarche lambat banyak mengalami penelitian adalah seluruh penderita ginekologi
tertarik untuk melakukan penelitian tentang 2014, yang berjumlah sebanyak 1019 kasus.
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Sampel adalah objek yang diteliti dan
Kejadian Mioma Uteri tahun 2014 di Ruang dianggap mewakili seluruh populasi
Metode yang digunakan dalam sampel 132 orang. Jumlah kasus dengan
penelitian ini adalah Jenis penelitian ini perbandingan kasus : kontrol adalah 1 : 2.
pendekatan Case Control atau kasus control keseluruhan populasi atau dilakukan sampling
adalah suatu penelitian (survey) analitik yang (Kasjono, 2009).Sehingga jumlah kontrol
Rancangan penelitian ini bertujuan untuk Data dalam penelitian ini menggunakan
menganalisis faktor umur, paritas dan IMT data kuantitatif dengan sumber data yaitu
155
1551
sekunder.Hasil penelitian di uji dengan uji Tabel 2. Distribusi Frekuensi Umur Ibu Penderita Mioma Uteri Di
Ruang PoliKandunga RSUD Ulin Banjarmasin Tahun
2014
Chi-Square.
No Umur Kasus Kontrol
F % f %
1 Tidak Beresiko 4 3 35 13.3
2 Beresiko 33 25 76 28.8
3 Sangat Beresiko 95 72 153 58
HASIL
Total 132 100 264 100
kandungan RSUD Ulin Banjarmasin dengan Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui
jumlah sampel sebanyak 132 penderita mioma bahwa dari 132 jumlah penderita mioma uteri
uteri dan 264 penderita selain mioma uteri. di ruang Poli Kandungan RSUD Ulin
Hasil penelitian ini akan disajikan Banjarmasin tahun 2014 persentase tertinggi
dengan menggunakan tabel distribusi untuk lebih banyak dialami umur sangat
mengetahui distribusi tiap variabel yaitu beresikountuk kasus dan kontrol yaitu
umur, paritas, indeks massa tubuh dengan sebanyak 72% (95 orang) mioma uteri dan
kejadian mioma uterisebagai berikut: 58% (153 orang) kontrol mioma uteri.
No Kejadian Mioma F % f %
Frekuensi Persentase %
Uteri (orang) 1 Beresiko 68 51.5 106 40.2
1 Kasus Mioma 132 33.3 2 Tidak 64 45.5 158 59.8
Uteri Beresiko
2 Kontrol Mioma 264 66.7
Uteri Total 132 100 264 100
Total 396 100
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui
bahwa kejadian Mioma Uteri di ruang Poli bahwa dari 132 jumlah penderita mioma uteri
Kandungan RSUD Ulin tahun 2014 di ruang Poli Kandungan RSUD Ulin
berjumlah 33.3% (132 orang) dan kontrol Banjarmasin tahun 2014 persentase tertinggi
mioma uteri atau selain mioma uteri sebesar lebih banyak dialami pada paritas
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui 2014 dengan menggunakan uji Chi square
bahwa dari 132 jumlah penderita mioma uteri didapatkan nilai signifikan = 0,002.< 0,05
di ruang Poli Kandungan RSUD Ulin Hal ini menunjukkan bahwa secara uji
Banjarmasin tahun 2014 persentase tertinggi statistik ada hubungan antara umur dengan
beresikountuk kasus dan kontrol yaitu Kandungan RSUD Ulin Banjarmasin tahun
86% (227 orang) kontrol mioma uteri. Tabel 6. Analisis Hubungan paritas dengan kejadian mioma uteri di
ruang Polik KandunganRSUD Ulin Banjarmasin tahun
2014, seperti terlihat pada tabel berikut:
Tabel 5. Analisis Hubungan umur dengan kejadianmioma uteri di
ruang Poli KandunganRSUD Ulin Banjarmasin tahun
2014, Kejadian Mioma Uteri Total
No Paritas Kasus Kontrol
Kejadian Mioma Uteri Total N % N % N
1 Beresiko 68 39.1 106 60.9 174
No Umur Kasus Kontrol
Tidak
2 Beresiko 64 28.8 158 71.2 222
N % N % N
Tidak Total 132 100 264 100 396
1 Beresiko 4 10.3 35 89.7 39
Kandungan RSUD Ulin Banjarmasin tahun Hal ini menunjukkan bahwa secara uji
2014 dengan menggunakan uji Chi square statistik ada hubungan antara IMT dengan
didapatkan nilai signifikan = 0,041.< 0,05 kejadian mioma uteri di ruang Poli
Hal ini menunjukkan bahwa secara uji Kandungan RSUD Ulin Banjarmasin tahun
hasil untuk umur terbanyak terdapat pada umur ibu maka akan terjadi kemunduran
kelompok umur 41-50 tahun berjumlah 72 yang progesif dari ovarium itu sendiri
kasus (56.7%). Hasil penelitian ini juga (Manuaba, 2004). Pada seorang wanita
didukung dari penelitian yang dilakukan oleh bertambahnya usia akan menyebabkan
Kurniasari (2010) yang menemukan bahwa cadangan ovarium menurun secara bertahap
frekuensi terbanyak penderita mioma uteri sepanjang waktu sampai mencapai titik akhir
pada kelompok umur 41-50 tahun yaitu periode atau yang dikenal dengan menopause
penderita mioma uteri terdapat pada kapasitas fungsional (efisiensi ovulasi dan
Frekuensi kejadian mioma uteri paling Berdasarkan Hasil uji chi square
tinggi antara usia 35-50 tahun yaitu didapatkan nilai = 0,041 < 0,05 ini berarti
mendekati angka 40%, sangat jarang hipotesis diterima artinya ada hubungan yang
ditemukan pada usia dibawah 20 tahun. signifikan antara paritas dengan angka
Peningkatan umur merupakan faktor resiko kejadian Mioma Uteri di Ruang Poli
terjadinya mioma uteri, hal ini disebabkan Kandungan RSUD Ulin Banjarmasin tahun
hormone estrogen yang disekresikan oleh menyatakan bahwa penderita mioma uteri
atau kurang dari 20 tahun organ-organ (tidak ada) sebanyak 55.89 % (57 orang). Hal
reproduksi belum sempurna secara ini sejalan dengan penelitian Zumaro (2009)
keseluruhan, sedangkan pada wanita usia yang menyatakan bahwa 75% didapatkan
wanita yang tidak pernah hamil atau satu kali menyatakan bahwa kasus mioma uteri
hamil. Lebih sering terjadi pada wanita yang terbanyak pada pasien dengan IMT berlebih
tidak subur (Setiati,2012).Pada wanita yang yaitu 67.3% (35 orang). Hal ini sejalan
tidak hamil estrogen diproduksi di ovarium dengan penelitian Katherine A (2003) yang
dan korteks adrenal sedangkan pada wanita menemukan adanya hubungan antara obesitas
hamil estrogen juga diproduksi diplasenta dengan kejadian mioma uteri yaitu sebesar
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 52.6%. Pada penelitian ini menunjukkan
ada hubungan antara paritas 0-1 dengan bahwa ada hubungan antara indeks massa
kejadian miom uteri. Pada penelitian ini tubuh dengan kejadian mioma uteri. IMT
didapatkan bahwa paritas 0-1 mempunyai diatas normal akan menaikkan resiko
kesempatan yang sama untuk berisiko terjadinya mioma uteri karena obesitas
wanita nullipara dan primipara tentunya konversi androgen adrenal kepada estrone dan
Hasil penelitian menunjukkan dari 132 estrogen. Menurut peneliti selain umur dan
orang yang mengalami mioma uteri 29.5% paritas ternyata indeks massa tubuh juga
terdapat pada IMT kurang beresiko. berhubungan dengan kejadian mioma uteri.
Berdasarkan tabel 4.10 Hasil uji chi square Karena seseorang dengan IMT berlebih akan
didapatkan nilai = 0,001 < 0,05 ini berarti meningkatkan resiko-resiko terjadinya
hipotesis diterima artinya ada hubungan yang penyakit-penyakit selain mioma uteri yang
Ketua STIKES Sari Mulia Banjarmasin yang Katherine, A, OHanlan MD, Lisbeth L.
2003.Total Laparoscopic Hysterectomy:
telah memberikan dukungan dalam Body Mass Index and Outcomes Vol
102 No. 6. The American College of
melakukan penelitian dan Direktur RSUD Obstetricians and Gynecologists:
Elsevier.
Ulin Banjarmasin yang telah memfasilitasi
Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit
tempat penelitian. Kandungan dan Keluarga berencana.
Jakarta: EGC.