Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENYUSUNAN DAN SIMULASI SKENARIO


KEPEMIMPINAN OPERASIONAL

DI SUSUN OLEH :

ASTONI SINAMBELA

TANGI DICKY SIBURIAN

CAROLUS S

PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIMED

2017

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dimana
atas berkat kasih karunianya yang begitu besar sehingga kami dapat
menyelsesaikan makalah kepemimpinan yang berjudul kepemimpinan operasional
ini dapat diselesaikan tepat pada waktu yang telah di tentukan.

Kami mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah


membantu dalam pembuatan makalah ini,kami menyadari bahwa dalam makalah
ini masih terdapat kekurangan oleh karna itu kepada para pembaca saya
mengharapkan saran dan kritik demi makalah yang kami buat selanjutnya.
Semoga makalah ini benar benar bermanfat bagi para pembaca dan khususnya
Kelompok kami.

Medan, 1Oktober 2017

Penulis

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan organisasi, gaya kepemimpinan seorang pemimpin
adalah hal yang penting diperhatikan. Kepemimpinan dalam sebuah organisasi
dituntut untuk bisa membuat individu-individu dalam organisasi yang
dipimpinnya bisa berperilaku sesuai dengan yang diinginkan oleh pemimpin
untuk mencapai tujuan organisasi. Maka dari itu seorang pemimpin haruslah bisa
memahami perilaku individu-individu di dalam organisasi yang dipimpinnya
untuk bisa menemukan gaya kepemimpinan yang tepat bagi organisasinya.
Upaya membangun keefektifan pemimpin terletak semata pada
pembekalan dimensi keterampilan teknis dan keterampilan konseptual. Adapun
keterampilan personal menjadi terpinggirkan. Padahal sejatinya efektifitas
kegiatan manajerial dan pengaruhnya pada kinerja organisasi, sangat bergantung
pada kepekaan pimpinan untuk menggunakan keterampilan personalnya.
Keterampilan personal tersebut meliputi kemampuan untuk memahami perilaku
individu dan perilaku kelompok dalam kontribusinya membentuk dinamika
organisasi, kemampuan melakukan modifikasi perilaku, kemampuan memahami
dan memberi motivasi, kemampuan memahami proses persepsi dan pembentukan
komunikasi yang efektif, kemampuan memahami relasi antar konsep
kepemimpinan-kekuasaan-politik dalam organisasi, kemampuan memahami
genealogi konflik dan negosiasinya, serta kemampuan mengkonstruksikan budaya
organisasi yang ideal.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada makalah
ini adalah bagaimana kepemimpinan operasional dalam pendidikan

C. Tujuan Masalah
Adapun tujuan pada makalah ini adalah untuk bagaimana kepemimpinan
operasional dalam pendidikan

3
BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian Kepemimpinan Operasional

Pengertian Kepemimpinan Menurut Para Ahli


Adapun pengertian menurut para ahli adalah sebagai berikut :
GeorgeR.Terry,Kepemimpinan merupakan suatu hubungan yang ada
didalam diri seseorang atau pemimpin dan mempengaruhi orang lain agar
mau bekerja dengan sadar dalam hubungan tugas agar tercapainya sebuah
tujuan yang diinginkan.
William G. Scott (1962),Kepemimpinan ialah proses mempengaruhi
aktifitas yang diorganisir dalam suatu kelompok dalam usahanya untuk
mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.
Hemhill dan Coon epemimpinan adalah sikap individu yang memimpin
berbagai kegiatan kelompok terhadap tujuan yang akan dicapai bersama
sama

Jadi dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan


seseorang yang dipunyai seseorang untuk memepengaruhi orang-orang lain agar
bekerja mencapai tujuan dan sasaran.

Pengertian Operasional Menurut Para Ahli


Beberapa pengertian operasional menurut para ahli diantaranya adalah :
Widjono HsOperasional ialah suatu batasan pengertian yang dijadikan
sebagai pedoman untuk dapat melakukan sesuatu kegiatan maupun pekerjaan.
Rhonda Abrams & Alice LaplanteOperasional merupakan aspek yang
terpenting karena tanpa adanya operasional, maka tidak ada yang bisa
dikerjakan.

4
Jadi operasional adalah hal yang dijadikan sebagai pedoman untuk
melakukan suatu kegiatan maupun pekerjaan untuk mencapai suatu tujuan
tertentu.Dengan demikian kepemimpinan opersional merupakan kemampuan
seorang pemimpin untuk menyelenggarakan atau mengoperasikan suatu lembaga
agar mencapai visi, misi dan tujuan sebagaimana yang telah ditetapkan oleh
organisasi. Kepemimpinan operasional itu bersifat pengawalan atas kebijakan
yang diambil pimpinan dan organisasi.. Pengawalan tersebut bersifat control
sehingga pemimpin akan terus menerus berada dalam organisasi yang dipimpin
demi tercapainya tujuan organisasi tersebut. Yang dimana dalam kepemimpinan
operasional ini seorang pemimpin dituntut untuk mampu berkomunikasi secara
strategis emosional dan taktis kepada para anggotanya. Kepemimpinan opersional
akan menciptakan dan membimbing anggota anggota kreatif yang akan dibentuk
memjadi pemimpin pemimpin baru yang lebih cemerlang dikemudian hari.
Kepemimpinan operasional itu berbeda dengan kepemimpinan administratif.
Perbedaannya terdapat pada pola komunikasi antara pemimpin dan anggota
anggotanya. Pemimpin yang menerapkan kepemimpinan administrative akan
mememiliki pola komunikasi yang kaku antara pemimpin dan anggota
anggotanya sehingga akibat yang terjadi jika seorang pemimpin menerapkan
kepemimpinan administrative yaitu merugikan lembaga atau organisasi
tersebut.Sedangkan pemimpin yang menerapkan kepemimpinan operasional akan
memiliki pola komunikasi yang baik dengan anggota anggotanya sehingga
tujuan dari organisasi tersebut akan mudah tercapai dan anggota anggotanya
akan mendapatkan bimbingan menjadi seorang pemimpin yang cemerlang dimasa
depan.

Kepemimpinan Opersional Dalam Pendidikan


Kepemimpinan operasional dalam lembaga pendidikan yang lebih
banyak berkonsentrasi pada permasalahan anggaran dan persoalan administratif

5
lainnya, tetapi juga memerlukan pimpinan yang mampu menciptakan sebuah visi
dan semua komponen individu yang terkait dengan lembaga pendidikan.
Pemimpin diperlukan dalam pengelolaan lembaga pendidikan. Berbeda dengan
organisasi lain, lembaga pendidikan merupakan bentuk organisasi moral yang
berbeda dengan bentuk organisasi lainnya. Sebagai suatu organisasi, kesuksesan
lembaga pendidikan,tidak hanya di tentukan oleh kepemimpinan pendidikan,
tetapi juga oleh tenaga kependidikan lainnya dan proses lembaga pendidikan itu
sendiri. Kepemimpinan dalam pendidikan berkewajiban untuk mengkoordinasikan
ketenagaan pendidikan di lembaga pendidikan untuk menjamin teraplikasinya
peraturan pada lembaga pendidikan. Kepemimpinan pada hakikatnya merupakan
kemampuan yang dimiliki seseorang untuk membina, membimbing, mengarahkan
dan mengerakkan orang lain agar dapat bekerjasama untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, pemimpin perlu melakukan
serangkaian kegiatan diantaranya adalah mengarahkan orang-orang yang terlibat
dalam organisasi yang dipimpinnya. Dengan kata lain tercapai atau tidak tujuan
suatu organisasi sangat tergantung pada pimpinannya.
Kepemimpinan operasional merupkan sebagai bentuk kepemimpinan
yang berfungsi sebagai pengawalan atas kebijakan yang diambil pemipin dan
lembaga. Pengawalan akan bersifat kontrol dan sekaligus sebagai pendampingan.
Sehingga fungsi pemimpin akan terus menerus berada dalam komunitas yang
dipimpinnya. Kepemimpinan operasional secara aktif dan profokatif dalam
mengembangkan visi yang dimilikinya tidak hanya dalam tataran administratif
tetapi langsung ada didalam lapanngan. Kepemimpinan operasional akan
menuntut seseorang pemimpin yang mampu berkomunikasi secara emosional,
strategis, dan taktis. Pola komunikasi ini akan dirasakan oleh komunitas sebagai
kehangatan yang sekaligus mencerdaskan komunitas yang ada. Pola komunikasi
kepemimpinan operasional akan melahirkan pemimpin-pemimpin baru yang lebih
cemerlang dikemudian hari. Karena kepemimpinan operasional selalu akan
memberikan inspirasi bagi anggota komunitas yang memiliki potensi
kepemimpinan.

6
Kepemimpinan Dalam Organisasi Pendidikan (Kepala Sekolah).
Antara kepemimpinan dan manajerial tidak dapat dipisahkan. kepemimpinan
akan tercermin dan menjiwai manajer dalam melaksanakan tugasnya. Begitu pula seorang
manajer akan lebih efektif dalam melaksanakan tugasnya bila ditunjang dengan jiwa
kepemimpinan yang positif. Pemimpin dalam memanaje atau mengelola sekolah adalah
mengatur agar seluruh potensi sekolah berfungsi secara optimal dalam mendukung
tercapainya tujuan sekolah. Jadi kepala sekolah mengatur agar guru dan staf lain bekerja
secara optimal, dengan mendayagunakan sarana/prasarana yang dimiliki serta potensi
masyarakat demi mendukung ketercapaian tujuan sekolah. alam satuan pendidikan,
Kepala Sekolah menduduki dua jabatan penting untuk dapat menjamin kelangsungan
proses pendidikan sebagaimana yang telah digariskan oleh peraturan perundang-
undangan. Pertama, Kepala Sekolah adalah pengelola pendidikan di sekolah secara
keseluruhan. Kedua, Kepala Sekolah adalah pemimpin formal pendidikan di sekolahnya
.Sebagai pengelola pendidikan, kepala sekolah bertanggung jawab terhadap
keberhasilan penyelenggaraan kegiatan pendidikan dengan cara melaksanakan
administrasi sekolah dengan seluruh substansinya. Disamping itu Kepala Sekolah
bertanggung jawab terhadap kualitas sumber daya manusia yang ada agar mereka mampu
menjalankan tugas-tugas pendidikan. oleh karena itu, kepala sekolah sebagai pengelola
memiliki tugas mengembangkan kinerja para personil, teutama meningkatkan kompetensi
profesional para guru. Kepala Sekolah bertanggung jawab atas tercapainya tujuan
pendidikan melalui upaya penggerakkan bawahan kearah pencapaian tujuan pendidikan
yang telah ditetapkan. Dalam hal ini Kepala Sekolah bertugas melaksanakan fungsi-
fungsi kepemimpinan, baik fungsi yang berhubungan dengan pencapaian tujuan
pendidikan maupun penciptaan iklim sekolah yang kondusif bagi terlaksananya proses
belajar mengajar secara efektif dan efisien.

Fungsi Kepemimpinan
Secara operasional fungsi kepemimpinan dapat dibedakan dalam lima fungsi
pokok, yaitu:
1) Fungsi Instruksi Fungsi ini bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin sebagai
komunikator merupakan pihak yang menentukan apa, bagaimana, bilamana,
dan di mana perintah itu dikerjakan agar keputusan dapat dilaksanakan secara
efektif. Kepemimpinan yang efektif memerlukan kemampuan untuk
menggerakan dan memotivasi orang lain agar mau melaksanakan perintah.

7
2) Fungsi Konsultasi Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah. Pada tahap
pertama dalam usaha menetapkan keputusan, pemimpin kerapkali
memerlukan bahan pertimbangan yang mengharuskannya berkonsultasi
dengan orang-orang yang dipimpinnya yang dinilai mempunyai berbagai
bahan informasi yang diperlukan dalam menetapkan keputusan. Tahap
berikutnya konsultasi dari pimpinan pada orang-orang yang dipimpin dapat
dilakukan setelah keputusan di tetapkan dan sedang dalam pelaksanaan.
Konsultasi itu dimaksudkan untuk memperoleh masukan berupa umpan balik
(feed back) untuk memperbaiki dan menyempurnakan keputusan-keputusan
yang telah ditetapkan dan dilaksanakan.
3) Fungsi Partisipasi Dalam menjalankan fungsi ini, pemimpin berusaha
mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan
mengambil keputusan maupun dalam melaksanakannya. Partisipasi tidak
berarti bebas melakukan semuanya, tetapi dilakukan secara terkendali dan
terarah berupa kerja sama dengan tidak mencampuri atau mengambil tugas
pokok orang lain. Keikutsertaan pemimpin harus tetap dalam fungsi sebagai
pemimpin dan bukan pelaksana.
4) Fungsi Delegasi Fungsi Delegasi dilaksanakan dengan memberikan
pelimpahan wewenang membuat atau menetapkan keputusan, baik melalui
persetujuan maupun tanpa persetujuan dari pimpinan. Fungsi delegasi pada
dasarnya berarti kepercayaan. Orang-orang penerima delegasi itu harus
diyakini merupakan pembantu pemimpin yang memiliki kesamaan prinsip,
persepsi, dan aspirasi.
5) Fungsi Pengendalian Fungsi pengendalian bermaksud bahwa kepemimpinan
yang sukses (efektif) mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah
dan dalam koordinasi yang efektif sehingga memungkinkan tercapainya
tujuan bersama secara maksimal. Fungsi pengendalian dapat diwujudkan
melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan pengawasan.
Seluruh fungsi kepemimpinan tersebut diselenggarakan dalam aktivitas
kepemimpinan secara integral, yaitu pemimpin berkewajiban menjabarkan
program kerja, mampu memberikan petunjuk yang jelas, berusaha
mengembangkan kebebasan berfikir dan mengeluarkan pendapat,

8
mengembangkan kerja sama yang harmonis, mampu memecahkan maalah
dan mengambil keputusan masalah sesuai batas tanggung jawab masing-
masing, menumbuhkembangkan kemampuan memikul tanggung jawab, dan
pemimpin harus mendayagunakan pengawasan sebagai alat pengendali.

9
BAB III
PENUTUP
. Kesimpulan
Kepemimpinan opersional merupakan kemampuan seorang pemimpin
untuk menyelenggarakan atau mengoperasikan suatu lembaga agar mencapai visi,
misi dan tujuan sebagaimana yang telah ditetapkan oleh organisasi.
Kepemimpinan operasional dalam lembaga pendidikan yang lebih banyak
berkonsentrasi pada permasalahan anggaran dan persoalan administratif lainnya,
tetapi juga memerlukan pimpinan yang mampu menciptakan sebuah visi dan
semua komponen individu yang terkait dengan lembaga pendidikan. Pemimpin
diperlukan dalam pengelolaan lembaga pendidikan.
Fungsi kepemimpinan yaitu Fungsi Instruksi, Fungsi Konsultasi, Fungsi
Partisipasi, Fungsi Delegasi, Fungsi Pengendalian

10
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/document/348801089/MAKALAH-KEPEMIMPINAN-
FIX-docx

11

Anda mungkin juga menyukai