PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada permulaan abad 20, sepuluh persen dari jumlah
penduduk dunia tinggal di perkotaan. Hingga tahun 2000 jumlah itu
bertambah mencapai 50% dari jumlah seluruh penduduk dunia yang
tinggal di perkotaan. Dari data tersebut terlihat bahwa beban
permasalahan yang besar terhadap ruang hidup manusia adalah
berada di daerah perkotaan atau urban area.
Perkembangan perkotaan tidak terlepas dari konsep-konsep
rancang kota (urban design) yang telah banyak dihasilkan untuk
mendapatkan ruang hidup pada lingkungan perkotaan yang lebih baik.
Konsep-kosep kota yang berkembang dari yang bersifat rasionalis,
empiris hingga utopis mewarnai penelaahan akademis atau teoritis
maupun praktis atau terapan. Akan tetapi walaupun konsep-konsep
rancang kota berkembang, satu hal yang tak bisa lepas dari rancang
kota adalah permasalahan manusia itu sendiri dengan aspek-aspek
sosial, politik, ekonomi, budaya maupun karakteristik lokalitas kota itu
sendiri.
Ide dari konsep rancang kota tidak selalu merupakan suatu ide
baru dengan visi futuristik seperti Le Corbusier dengan kota
kontemporer berorientasi vertikal dengan ruang terbuka lebar pada
orientasi horisontal. Akan tetapi ide lama camillo site yang
mempengaruhi konsep baru para tokoh empiris sampai pada konsep
dari New Urbanism.
Para ahli atau teoritis dalam rancang kota berusaha
mengelompokan dan menjabarkan teori atau tulisan-tulisannya secara
sistematis menjadi suatu bagianbagian yang bersifat fisik atau non
fisik, terukur atau tak terukur dari elemen makro hingga elemen mikro
atau pada suatu panduan perancangan (guidelines) berdasarkan
kajian-kajian baik yang bersifat umum atau bersifat khusus. Seperti
Kevin Lynch dalam Good City Form dan Image of The City-nya,
Christopher Alexander dalam Pattern Language-nya atau Hamid
Shirvani dalam Urban Design Proccess dan lain sebagainya.
Pengelompokan dan penjabaran konsep-konsep tersebut menjadi
elemen-elemen rancang kota diharapkan dapat dimengerti kepada
pembacanya dalam mengidentifikasi, menilai kualitas lingkungan fisik
kota maupun kepada praktisi dalam penerapannya.
Tujuan dari penulisan ini adalah memberikan gambaran tentang
pengertian bentuk elemen-elemen konsep perancangan kota yang
membentuk lingkungan fisik dan hubungannya dengan aspek kualitas
kota baik fisik atau non fisik itu sendiri secara umum dan penerapan
atau kasus yang berhubungan dengan elemen-elemen konsep
perancangan tersebut.
Pembahasan penulisan dimulai dari pengertian akan
perancangan kota dan elemen-elemennya, teori-teori yang
melandasinya, fungsi dari elemen-elemen perancangan kota, dan
hubungannya dengan faktor-faktor non fisik yang mempengaruhi
bentuk fisik kota . Kemudian ditarik kesimpulan terhadap pentingnya
elemen-elemen perancangan dan hubungan diantaranya, dan aspek
non fisik apa yang berpengaruh pada elemen-elemen tersebut.
Rumusan Masalah
Dalam penulisan Makalah ini akan dirumuskan beberapa masalah
antara lain adalah sebagai berikut :
1. Apa itu Konsep Citra Kota dalam Urban Design ?
2. Apa 5 elemen pembentuk citra kota, menurut Kevin Lynch ?
3. Bagaimana Hubungan dan keterkaitan 5 elemen pembentuk citra
kota, menurut Kevin Lynch ?
BAB II
PEMBAHASAN
RANCANG KOTA
Rancang kota atau urban design merupakan bidang disiplin ilmu
yang kompleks yang mencangkup banyak hal seperti disiplin ilmu
arsitektur, lanskap, perencanaan perkotaan, teknik sipil dan transportasi,
psikologi atau banyak hal lainnya.
Rancang kota menyangkut manajemen suatu pembangunan fisik
dari kota. Pembatasan dari pengertiannya ditekankan pada suatu bentuk
fisik berupa tempat (place) yang merupakan suatu ruang olah manusia
yang dianggap mempunyai makna. rancang kota menitik beratkan pada
hubungan elemen fisik kota sebagai suatu bentuk jaringan yang tidak
dapat berdiri sendiri, seperti pada disiplin ilmu arsitektur. Sifat rancang
kota mengarahkan, membatasi masyarakat sebagai pemakai ruang kota
dengan memberikan ruang hidup yang lebih baik.
ELEMEN RANCANG KOTA
1. PATHS (Jalur,Jalan)
Umumnya jalur atau lorong berbentuk pedestrian dan jalan raya
Jalur merupakan penghubung dan jalur sirkulasi manusia serta
kendaraan dari sebuah ruang ke ruang lain di dalam kota.
Secara fisik paths adalah merupakan salah satu unsur pembentuk
kota. Path sangat beraneka ragam sesuai dengan tingkat
perkembangan kota, lokasi geografisnya, aksesibilitasnya dengan
wilayah lain dan sebagainya. Berdasarkan elemen pendukungnya ,
paths dikota meliputi jaringan jalan sebagai prasarana pergerakan dan
angkutan darat, sungai, laut, udara, terminal/pelabuhan, sebagai
sarana perangkutan. Jaringan perangkutan ini cukup penting
khususnya sebagai alat peningkatan perkembangan daerah pedesaan
dan jalur penghubung baik produksi maupun komunikasi lainnya.
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Lynch Kevin. 1960, the city image and its element. the images of city.