Oleh:
Abdullah M. Azzam G99152002
Annisa Pertiwi G99152017
Yuanita Citra Syafitri G99162066
Ruti Annisa K. G99161087
I G. N. Agung Wiriyana G99161102
Pembimbing
dr. Widyanti Soewoto, Sp.B(K)Onk.
Suatu penelitian dilakukan oleh Ahangari (2015) dimana ekspresi gen COMT
dievaluasi pada PBMC pasien kanker payudara dan PBMC individu sehat dan
menunjukkan hasil bahwa semua jenis reseptor dopamin diekspresikan oleh
PBMC pasien kanker payudara dan PBMC individu sehat. Namun terdapat
perbedaan yang dapat dipertimbangkan pada jumlah ekspresi gen pasien dan
kontrol. Pada paisen kanker payudara terdapat ekspresi berlebih yang signifikan
dari COMT.1
Penelitian mengenai hubungan dari ekspresi gen COMT dengan faktor- faktor
seperti usia pasien, stage, dan ekspresi ER, PR, dan gen HER2 menunjukkan
ekspresi gen COMT yang lebih tinggi pada seluruh stage dari kanker payudara.
Analisis one way anova memperjelas hubungan signifikan antara peningkatan
COMT dan progresi (stage) penyakit (nilai P<0.001). sebagai tambahan, terdapat
hubungan yang signifikan antara COMT dan D2- receptor of dopamine (DRD2).
Ekspresi COMT berlebih tidak berhubungan dengan usia pasien atau ekspresi ER,
PR dan gen HER2.1
Di bawah suhu fisiologis 37C dan pH 7.6 aktivitas COMT spesifik pada
plasma pasien kanker payudara meningkat dibandingkan dengan individu sehat.
Pada pasien kanker payudara, aktivitas COMT spesifik meningkat hampir 4.3 kali
lipat dan ekspresi COMT berlebih meningkat 4.5 kali lipat. Sehingga terlihat
bahwa peningkat--an COMT pada kanker payudara berkaitan dengan patologi dari
kanker payudara.1
Berdasarkan hipotesis, ekspresi gen dan aktivitas COMT pada PBMC pasien
kanker payudara berbeda dari individu sehat sebagai stress factor inhibitor.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa gaya hidup dapat mempengaruhi
insidensi stres dan kondisi mental serta psikologis yang dapat berperan dalam
pertumbuhan serta perkembangan kanker. Terdapat komunikasi antara sel kanker
dengan serabut saraf yang saling mempengaruhi satu sama lain. Hingga 33%
ruang di sekeliling sel perineural dilapisi oleh sel kanker dan menyebabkan invasi
sel perineural melalui sekresi faktor terlarut. Pertumbuhan akson dan elongasi
terjadi karena adanya sel kanker. Terlebih, stabilitas sel kanker dipengaruhi oleh
beberapa neuron dimana pertumbuhan berlebih dari sel kanker dapat dihentikan
oleh beberapa mediator seperti dopamin dan serotonin. Dopamin menghambat
proliferasi sel melalui reseptor inhibitor yang menekan pertumbuhan sel dan
induksi apoptosis dengan meningkatkan aktivitas p38 mitogen activated protein
(MAP) kinase, ditunjukkan melalui sebuah penelitian bahwa dopamin tidak
mampu menekan sel kanker payudara dan hanya menyebabkan efikasi obat
antikanker melalui supresi faktor permeabilitas vaskular/ vascular endothelial
growth factor (VPF/VEGF) bukan melalui peningkatan aktivitas p38 MAP kinase.
Selain mengekspresikan reseptor inhibitor dopamin pada kanker payudara,
dopamin tidak dapat menekan pertumbuhannya secara langsung.1
Beberapa penelitian menunjukkan perubahan signifikan pada enzim COMT
dan dinyatakan bahwa memiliki peran yang penting dalam insidensi kanker
payudara. Ekspresi COMT didapatkan pada kedua sampel PBMC pasien kanker
payudara dan pada individu sehat. Penelitian lain menitikberatkan hubungan
antara COMT val158met polimorfisme dan insidensi kanker payudara. Sebuah
penelitian melaporkan polimorfisme pada wanita muda tidak memiliki perbedaan
pada patogenesis kanker payudara. Dan juga keberadaan polimorfisme ini
memiliki beragam efek pada insiden kanker payudara pasien dengan perbedaan
konsidi fisiologi dan usia.1
Suatu meta-analisis oleh Rai (2017) tentang asosiasi polimorfisme COMT
Val158Met dengan BC menyelidiki 5.971 pasien BC dan 7.253 kontrol dari 26
studi case-control Asia. Keseluruhan meta-analisis mendeteksi hubungan genetik
yang signifikan antara COMT Val158Met polimorfisme dan BC pada populasi
Asia. Lima studi metaanalisis telah dipublikasikan sejauh ini pada polimorfisme
KOMT Val 158Met dan risiko kanker payudara dan melaporkan tidak ada
hubungan yang signifikan. Dalam semua lima meta analisis ini, informasi
populasi Asia tidak lengkap, maka metaanalisis yang ada dilakukan pada laporan
kasus kontrol pada populasi Asia dan hasilnya menunjukkan bahwa polimorfisme
COMT Val158Met merupakan faktor risiko perkembangan kanker payudara pada
populasi Asia.2
Enzim COMT mengkatalisis transfer kelompok metil dari senyawa S-
adenosil-L-metionin ke grup hidroksi dari senyawa katekol, membuat estrogen
katekol lebih larut dalam air dan meningkatkan ekskresi dari tubuh. Beberapa
penelitian menyarankan peran protektif terhadap isoform aktivitas COMT yang
lebih tinggi, yang melindungi kerusakan DNA yang diinduksi oksigen reaktif,
yang dihasilkan oleh oksidasi estrogen. Paparan yang terlalu lama terhadap
estrogen merupakan faktor risiko karsinoma payudara. Catechol estrogen
metabolitesare genotoksik dan mampu memulai tumor mammae melalui metabolit
reaktifnya dengan pembentukan produk pengganti protein yang mampu
menciptakan mutasi onkogenik de novo.2
Analisis ekspresi gen dan hubungannya dengan stage menunjukkan bahwa
jumlah ekspresi gen COMT pada PBMC pasien kanker payudara lebih tinggi
dibandingkan pada individu sehat dan berkaitan dengan progres penyakit.
Peningkatan ini sesuai dengan lebih tingginya peningkatan aktivitas enzim
spesifik COMT pada kanker payudara. Produksi dan sekresi dopamin terjadi di
darah melalui jaringan lain terutama SSP pada kondisi stres kronik, peningkatan
COMT pada PBMC dapat menyebabkan metabolisme dopamin dalam jumlah
yang lebih banyak dan menyebabkan disrupsi kontrol dari pertumbuhan sel kanker
oleh dopamin. Penurunan ekspresi gen COMT pada jaringan tumor dapat
menyebabkan akumulasi estrogen katekol yang meningkatkan risiko kanker
payudara. Dapat disimpulkan, risiko kanker payudara meningkat melalui
penurunan jumlah dopamin berkelanjutan pada PBMC dan akumulasi katekol
estrogen di jaringan tumor.1
Beberapa penelitian lain menyatakan inhibitor COMT (Tolkapon dan
Amfetamin) meningkatkan efek pada beberapa penyakit seperti Parkinson dan
beberapa gangguan saraf bergantung pada genotip COMT. Namun, tidak ada studi
preklinis dan klinis mengenai efek COMT inhibitor terkait pertumbuhan sel
kanker.1
BAB III
PENUTUP