Anda di halaman 1dari 1

Kala itu senja kembali menyapaku. Dalam diam aku bertanya, mengapa harus ada kita?

Mengapa harus
ada bersama jika pada akhirnya hanya dapat membiaskan lara? Hanya menimbulkan luka. Datangmu tak
pernah ku tunggu dan pergimu tak pernah ku mau. Namun apa daya, kala itu langit menjadi cerah saat
kau datang dengan berjuta harapan tapi saat kau pergi langit kembali mendung. Menunjukkan
kekesalannya. Seakan akan kau adalah jawaban atas doaku. Kau adalah ciptaan tuhan yang sengaja
dititipkan semata-mata hanya untuk membahagiakanku. Namun nyatanya aku salah, engkau hanyalah
titipan yang sewaktu waktu dapat pergi ataupun diambil kapanpun dia mau. Ya, nyatanya aku salah.
Terlalu tinggi ku taruh harap dan asaku padamu. Padahal jelas kau tak pernah nyata lagi untukku. Kau
hanyalah bayangan semu yang selalu menghantui hari-hariku. Dan semakin ku tunggu nyatanya
semakin pula kau menjauh dari ku. Aku tak lagi mengenal laki-laki yang selalu membuatku teduh, yang
selalu membuatku merasa nyaman ketika bersamanya. Nyatanya kau hanya mampu mematahkan asa
dan enggan memperbaiki luka. Dan begitulah engkau saat ini.

Saat ini aku hanya mampu membayangkan mu, memimpikanmu dan menyeka segala rindu tentangmu.
Sejujurnya aku hanya rindu. Terlalu rindu dan bahkan tak mampu lagi ku bendung rindu itu. Hanya
dengan mimpilah aku bisa bertemu denganmu, menggenggammu dengan erat dan tanpa rasa takut kau
akan pergi untuk melangkah menjauh. Ingin rasanya ku tertidur lebih lama dan lebih lelap, agar selalu
kutemui kau dalam tiap-tiap mimpiku itu. ingin ku habiskan waktuku bersamamu. Namun hingga
akhirnya aku tersadar bahwa hanya mimilah yang ku alami saat itu. tak ada yang nyata. Tak akan pernah
lagi ada kenyataan yang dapat menyatukan kau dan aku, dan membuat kembali kata kita mewakili kau
dan aku. Sepertiya akal sehatku semakin berkurang dan semakin dikuasai olehmu. Oelh semua baying
semua yang bertaburan sejuta wajahmu. Rinduku hanya ingin terbalaskan dan ingin ku kupas tuntas
tanpa ada yang tersisa. Ingin ku selesaikan hingga tanpa batas. Tapi, nyatanya taka akan pernah
mungkin hal tersebut terjadi. Dan aku tau itu namun hanya saja aku sedikit membelokkan perasaanku.

Berjuta tolakan dan kata tak mau selalu kau ucap kala kita bertemu. Dan bahkan dalam pertemuan , kita
hanya membatu, dingi dan tanpa ada ucap rindu. Aku tau kau tak lagi milikku dan kau tak lagi
menggenggamku. Tak lagi senantiasa ada disampingku dan senantiasa mengisi kosongnya hari hariku.

Seperti ingin tapi tak ingin, seperti tau namun tak mau tau. Seperti berwarna namun nyatanya abu-abu.
Kamu tau siapa kamu namun lupa bagaimana rasamu.

Anda mungkin juga menyukai