Toomas Haldma
Kertu Laats
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah untuk menjelaskan tingkatan dan tendensi dalam pengembangan
isu-isu akuntansi manajemen perusahaan di Estonia, menganalisa dampak MAS dengan
pendekatan kontingensi. Penelitian ini juga meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan
MAS oleh perusahaan manufaktur di Estonia.
C. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini ada dua, yaitu: pertama, Penelitian dibidang akuntansi manajemen
sangat terbatas di Negara yang mengalami transisi ekonomi, khususnnya yang berkaitan dengan
pendekatan kontingensi. Sehingga, temuan penelitian ini dapat memberikan harapan bagi
pengembangan akuntansi manajemen di Negara berkembang lainnya yang sedang menghadapi
perubahan yang cepat; kedua, peneliti berargumen bahwa ada aspek lingkungan berpengaruh
pada MAS perusahaan dalam periode transisi awal yang dibagi menjadi dua tahapan: lingkungan
bisnis umum (eksternal) dan tingkat lingkungan peraturan akuntansi (legal accounting
environmental level).
D. Penelitian Terdahulu
Pada tahun 90-an awal hingga 2000, penelitian mengenai akuntansi manajemen di eropa
sangat sedikit dilakukan. Dalam delapan tahun (1994-2001) hanya terdapat dua tulisan mengenai
akuntansi manajemen dalam Management Accounting Research yaitu pada tahun 1994 mengenai
akuntansi pada sebuah east-west joint venture dan pada tahun 2000 mengenai praktik akuntansi
manajemen di perusahaan kimia Hungaria. The European Accounting Review dalam sembilan
tahun (1993-2001) hanya terdapat penelitian mengenai akuntansi keuangan yang menunjukkan
bahwa negara yang mengalami transisi memfokuskan pada pengembangan akuntansi keuangan
dan akuntansi manajemen tengah berada dalam tahap awal pengembangan. Dan Annual
Congresses of the European Accounting Association antara 1993-2001 terdapat beberapa
penelitian mengenai akuntansi keuangan yang perbandingannya sangat sedikit dengan penelitian
yang dilakukan mengenai akuntansi di Eropa Timur dan Tengah. Jadi kesimpulannya, pada
tahun-tahun tersebut penelitian mengenai akuntansi manajemen lebih berupa seni karena tidak
menggunakan kerangka teoritis.
Pendekatan kontingensi pada akuntansi manajemen didasarkan dari premis bahwa tidak ada
sistem akuntansi yang sesuai dan berlaku pada seluruh organisasi dalam seluruh situasi
(Emmanuel dkk, 1990, p.57). sistem akuntansi bergantung kepada keadaan spesifik dan
bergantung pada kemampuan beradaptasi pada perubahan internal dan eksternal. Pendekatan
berbasis kontingensi berasumsi bahwa MAS digunakan untuk membantu manajer dalam meraih
tujuan perusahaan. Faktor eksternal perusahaan yang telah dilakukan penelitian terdahulu adalah
lingkungan eksternal (Chapman, 1997; Khandwalla, 1997; Merchant, 1990; Hartmann, 2000)
dan budaya nasional (Hofstedem, 1984; Harrison, 1992; OConnor, 1995). Faktor internal yang
telah diteliti berkaitan dengan akuntansi manajemen adalah ukuran perusahaan (Khandwalla,
1977; Burns dan Waterhouse, 1975; Merchant, 1981), teknologi (Khandwalla, 1977; Merchant,
1984; Dunk, 1992), dan strategi perusahaan (Miles dan Snow, 1978; Gupta dan Govindaraja,
1984; Simons, 1987; Chenhall dan Morris, 1995).
E. Metodologi
Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi dan studi statistik (Exporatory statistical
analysis of the factor influencing MAS, p. 385) mengenai faktor yang berdampak pada MAS
perusahaan. Metode pengumpulan data studi ini melalui survei yang dikirim dengan pos kepada
perusahaan manufaktur besar di Estonia. Peneliti tidak memberikan efek (sesudah fakta) pada
variabel yang dilakukan studi. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan bagaimana faktor-
faktor internal dan eksternal berpengaruh pada MAS perusahaan. Dengan data cross sectional
yang meneliti pada satu titik waktu saat terjadinya masa transisi ekonomi.
Tabel 1. Desain Riset Penelitian
G. Temuan
Negara Estonia telah menerapkan sistem ekonomi terpusat dengan menggunakan metode
cost by nature sejak lama. Pada sistem perekonomian ini, perusahaan hanya memikirkan
bagaimana berproduksi sesuai dengan arahan dari pemerintah pusat. Sistem pemberian harganya
pun diarahkan oleh pemerintah pusat. Sehingga manajemen perusahaan tidak menghadapi
permasalahan rumit mengenai distribusi, pelanggan, harga, dan pembiayaan yang tepat pada
produknya.
Pada tahun 1990-an Estonia merubah sistem perekonomiannya menjadi perekonomian pasar
yang memerlukan metode pembiayaan lebih terinci kepada produk-produknya. Untuk
mendukung hal tersebut, pemerintah Estonia membuat dasar peraturan untuk persyaratan
akuntansi yang konsisten dengan PABU (prinsip akuntansi berlaku umum) internasional.
Pemerintah Estonia juga mengeluarkan EAL (Estonian accounting law) yang efektif pada januari
1995 sebagai langkah nyata dukungannya. Kemudian, perusahaan mulai memasuki masa transisi
awal menghadapi perekonomian pasar.
Pada masa awal transisi, MAS merupakan sebuah konsep baru dalam pengembangan sistem
akuntansi perusahaan yang rancangan dan pengenalannya mengharuskan sebuah perubahan
konseptual dalam pandangan dan pemikiran dari staf keuangan perusahaan. Penerapan format
pelaporan laba/rugi cost by fucntion merubah pemahaman luas mengenai beberapa aspek dari
akuntansi biaya. Format cost by fucntion memerlukan perhatian lebih pada alokasi biaya yang
obyektif untuk mendapatkan informasi yang lebih obyektif untuk keputusan bauran produk,
anggaran pendapatan, dan penetapan harga berdasarkan keuntungan.
74 persen dari responden merubah aspek biaya dalam sistem akuntansi mereka pada tahun
1996-99. Pada area yang diubah tersebut ada beberapa yang memerlukan peningkatan, yaitu:
metode pengalokasian biaya, metode pembiayaan produksi, implementasi pembiayaan variabel
dengan pendekatan contribution margin, dan pengenalan sistem ABC. Berikut merupakan tabel
dari faktor-fakrtor yang memicu perubahan sistem akuntansi biaya perusahaan.
Dalam wawancara penelitian, ditemukan bahwa terjadi kekurangan yang kritis untuk staf
ahli dalam akuntansi manajemen akibat dari perubahan ini. Namun tengah ditanggulangi
dengan cara bekerjasama dengan lembaga edukasi melalui pengadaan seminar untuk
manajemen puncak dan karyawan akuntansi.
Lingkungan peraturan akuntansi sebagai pemicu yang mempengaruhi perkembangan
akuntansi biaya sebagai ciri khas dari ekonomi transisi. Dan juga, respon dari perusahaan
kepada perubahan dengan memperbaiki sistem akuntansi keuangan untuk mematuhi EAL
dan GAAP. Tindakan ini membuat berkurangnya perhatian perusahaan kepada
pengembangan sistem akuntansi internal. Perubahan konseptual pada akuntansi keuangan
meenjadi syarat untuk perancangan, pengenalan, dan pengembangan dari akuntansi biaya dan
manajemen, dan pengembangan dari MAS perusahaan. Sehingga penelitian ini mendukung
temuan Virtanen dkk (1996) dan Scherrer (1996) yang mengatakan bahwa evolusi akuntansi
keuangan berpengaruh terhadap pengembangan akuntansi biaya dan akuntansi manajemen.
Sejalan dengan hal tersebut, tekanan dari lingkungan peraturan akuntansi meningkatkan
metode alokasi biaya dan pembiayaan produk disatu sisi, dan akuntansi biaya disisi lain,
berfungsi sebagai dasar informasi untuk membentuk laporan keuangan yang benar dan adil.
H. Kesimpulan
Kesimpulan pada penelitian ini bahwa kerangka kontingensi membantu untuk menyusun
dampak dari berbagai pemicu (driver) dalam merancang dan menggunakan akuntansi biaya dan
MAS dalam sebuah transisi ekonomi. Dan juga, perubahan konseptual di area akuntansi
keuangan dari negara transisi Eropa Timur dan Tengah menjadi persyaratan untuk pengenalan
dan perancangan akuntansi manajemen dan untuk pengembangan MAS perusahaan. Pada saat
ini, masih dibutuhkan peningkatan dalam hal akuntansi biaya dan MAS perusahaan.
Penelitian ini juga mengungkapkan beberapa isu-isu berikut:
Pusat pembiayaan yang didefinisikan secara luas akan dapat meningkatkan kesulitan
potensial dalam menghubungkan elemen biaya yang berbeda-beda dengan objek biaya
(produk), sehingga masalah akan muncul di seluruh area pembiayaan produk.
Tidak ada pemisihan yang jelas digunakan antara rancangan MAS pada teknologi produksi
yang berbeda.
Kebanyakan perusahaan menggunakan format laporan akuntansi keuangan sebagai sumber
dari pelaporan internalnya.
Ketidakcukupan hubungan antara sistem anggaran dan pelaporan mengindikasikan bahwa
banyak perusahaan gagal untuk secara jelas mendefinisikan dan menggunakan informasi
akuntansi secara sistematis.
Pada kebanyakan perusahaan, pengukuran kinerja didasarkan pada grup fungsi dan grup
produk yang berbeda, pada tingkat yang rendah pada grup pelanggan dan area penjualan.
I. Batasan Penelitian
Penelitian ini memiliki dua keterbatasan, yaitu: Pertama, penelitian ini dilakukan pada satu
waktu (cross sectional) yang menyebabkan data perubahan dalam akuntansi manajemen tidak
didapatkan dengan detail dan juga mengenai data lainnya. Kedua, tingkat respon survei cukup
rendah yang dapat menyebabkan hasil yang bias. Dari 181 perusahaan yang disurvei, hanya 62
survei yang dapat digunakan. Dengan tingkat pengembalian sebesar 34.3 persen. Ketiga, karena
responden penelitian merupakan perusahaan manufaktur terbesar di Estonia, hasil penelitian ini
tidak dapat merepresentasikan seluruh populasi dari perusahaan manufaktur.