Anda di halaman 1dari 13

Farmaka

Volume 15 Nomor 3 73

APLIKASI XANTHAN GUM DALAM SISTEM PENGHANTARAN OBAT: REVIEW

Prisca Safriani Wicita

Program studi Pascasarjana Fakultas Farmasi,


Universitas Padjajaran
Jl. Raya Bandung, Sumedang Km 21 Jatinangor 45363
Phone : (022) 779 6200
Email : Priscawicita194@gmail.com

ABSTRAK
Dalam proses penemuan terapi farmasetis yang baru, teknologi formulasi sediaan farmasi dan
sistem penghantaran obat memegang peranan penting Hal ini yang mendorong semakin
berkembangnya sistem penghantaran obat terutama dari segi formulasi untuk mengoptimalkan
penggunaan zat tambahan sehingga memperoleh suatu sediaan obat dengan sistem penghantaran
yang baik dan memenuhi efek terapi. Beberapa tahun terakhir penggunaan polimer untuk sistem
penghantaran obat menjadi perhatian beberapa peneliti. Salah satunya adalah xanthan gum.
Xanthan gum memberikan hasil positif sebagai media penghantaran obat terutama untuk pelepasan
obat terkontrol (untuk tujuan penghantaran obat pada usus besar) serta memiliki banyak fungsi
diantaranya sebagai matriks/film tablet, coating, penghantaran obat floating, bukal, transdermal,
topikal dan sebagai hidrogel.
Kata kunci: Xanthan gum, polimer, sistem penghantaran obat

ABSTRACT
In discovery of new pharmaceutical drugs process, pharmaceutical formulation technology and
drug delivery systems play an important role This encourages the development of drug delivery
systems, especially in terms of formulation to optimize the use of excipients to obtain a drug
preparation with a good delivery system and have therapy effects. In recent year, the use of
polymers for drug delivery systems was concern to some researchers. One of them is xanthan gum
(Xanthomonas campestris). Xanthan gum gives positive results as a drug delivery medium
especially to drug controlled release ( to colon drug delivery system) and has many pharmaceutical
functions such as tablet matrix/film, coating, floating drug delivery system, buccal, transdermal,
topical and hydrogel.
Keywords: Xanthan gum, polymer, drug delivery system.

Pendahuluan berperan sebagai pengatur dalam hal ini

Dalam pengertian umum, obat adalah reseptor. Untuk berinteraksi secara

merupakan suatu subtansi yang melalui efek kimia dengan reseptornya, molekul obat

kimianya membawa perubahan dalam fungsi harus mempunyai ukuran, bentuk muatan

biologi. Molekul obat berinteraksi dengan listrik, dan komposisi atom yang sesuai. Saat

molekul khusus dalam sistem biologi yang ini terdapat banyak pertimbangan-
Farmaka
Volume 15 Nomor 3 74

pertimbangan yang mendasari perkembangan mendorong semakin berkembangnya sistem

teknologi untuk terapi farmasetis terdiri dari penghantaran obat terutama dari segi

tiga faktor utama yaitu efektif (effectiveness), formulasi untuk mengoptimalkan

menekan efek bahaya pada sistem jika penggunaan zat tambahan sehingga

diaplikasikan (safety), dan dapat diterima memperoleh suatu sediaan obat dengan

dengan baik oleh pasien (acceptability) sistem penghantaran yang baik dan

(Martien Ronny et al, 2012). memenuhi efek terapi.

Dalam proses penemuan terapi farmasetis Pada beberapa tahun terakhir

yang baru , teknologi formulasi sediaan penggunaan polimer untuk sistem

farmasi dan sistem penghantaran obat penghantaran obat menjadi perhatian

memegang peranan penting. Faktor utama beberapa peneliti. Baik polimer yang

yang umumnya diperhatikan pada bidang ini digunakan secara tunggal maupun polimer

diantaranya adalah pertimbangan molekuler yang digunakan dengan kombinasi polimer

dan fisikokimia seperti kesetimbangan ion- yang lain serta polimer yang dimodifikasi.

molekul, kesetimbangan hidrofilik-lipofilik, Polimer yang banyak digunakan untuk sistem

proses biofarmasetika, metabolisme dan penghantaran obat yaitu gum. Terdapat

biodegradasi, afinitas obat-reseptor, beberapa jenis gum dari familia yang

pertimbangan fisiologis, serta berbeda-beda digunakan untuk sistem

biokompatibilitas (Martien Ronny et al, penghantaran obat, salah satunya adalah

2012). Suatu molekul obat sangat sulit xanthan gum (Xanthomonas campestris).

mencapai tempat aksinya karena jaringan Berdasarkan beberapa penelitian, xanthan

seluler yang komplek pada suatu organisme, gum memberikan hasil positif sebagai media

sehingga sistem penghantaran ini berfungsi penghantaran obat dan memiliki banyak

untuk mengarahkan molekul obat mencapai fungsi diantaranya sebagai suspending agent,

sasaran yang diinginkan. Hal ini yang emulsifier, stabilizer pada pasta gigi dan
Farmaka
Volume 15 Nomor 3 75

salep, sustained release agent, buccal drug produksi inkompatibel (Shanmugam et al,

delivery system , dan hydrogel (Ganesh et al, 2005). Viskositas xanthan gum konstan dari

2011; Dhopeshwarkar dan Zatz, 1993; suhu 00C sampai 1000C (Pai et al., 2002).

Santos,Veiga, Pina, dan Sousa, 2005; Xanthan gum memiliki karakteristik

Vendruscolo, Andreazza dan Ganter 2005). yang unik sehingga termasuk dalam suatu

eksipien multifungsi. Xanthan gum sangat


Untuk itu tulisan ini akan membahas
larut air, stabil pada kondisi asam dan basa
secara spesifik tentang aplikasi xanthan gum
serta stabil pada berbagai suhu. Selain itu,
yang digunakan secara tunggal, kombinasi,
xanthan gum juga diketahui tahan terhadap
maupun dalam bentuk modifikasinya dalam
degradasi enzimatik dan menunjukkan
sistem penghantaran obat berdasarkan
interaksi sinergis dengan hidrokoloid lainnya
beberapa penelitian.
(Benny et al., 2014).
Xanthan Gum
Xanthan gum adalah polimer asam
Xanthan gum merupakan
unit pentasakarida berulang yang memiliki
exopolysaccharide bakteri ekstraselular yang
dua unit glukosa, dua unit mannose dan satu
disintesis oleh Xanthomonas campestris
unit asam glukuronat dengan perbandingan
(Benny et al., 2014 ). Xanthan gum sekarang
2,8: 2,0: 2,0 (Becker et al, 1998). Mannose
ini sudah menjadi produk yang banyak
yang paling dekat dengan backbone dapat
digunakan di pasaran dibandingkan
membawa kelompok asetil, dan mannose
polisakarida lain yang berasal dari tumbuhan
terminal kelompok piruvat gum ini
dan mikroba . Meskipun Polisakarida yang
mengembangkan struktur yang lemah di air
berasal dari tanaman lebih murah daripada
ketika larutan viskositas tinggi dengan
polisakarida mikroba, satu keuntungan dari
konsentrasi rendah (Kumar et al., 2012).
polisakarida mikroba yaitu kualitas produk

yang lebih baik dapat dipastikan selama


Farmaka
Volume 15 Nomor 3 76

Aplikasi xanthan gum dalam sistem

penghantaran formulasi tablet dan

microcapsules

Untuk meningkatkan efektivitas

terapi obat, perlu adanya pertimbangan dari

sistem penghantarannya misalnya dengan

Gambar 1. Struktur kimia xanthan gum pelepasan obat terkontrol (controlled


(Kumar et al., 2012)
release). Sistem penghantaran obat terkontrol

Xanthan gum diproduksi dengan ini dapat mengurangi kemungkinan toksik

proses fermentasi mikroba alami yang dan dapat mengurangi pemberian obat

mengubah glukosa untuk menghasilkan berulang sehingga memberikan kenyamanan

produk ini (Benny et al., 2014). penggunaan pada pasien (Benny et al., 2014;

Gum alami umumnya lebih disukai Gothoskar et al., 2004). Sistem pelepasan

dibandingkan gum sintetis karena tidak yang ditargetkan/ terkontrol dapat berfungsi

beracun, murah, biokompatibel, mudah sebagai taste masking, stabilizing agent,

terdegradasi dan tersedia secara komersial tujuan proteksi dan sebagai agen pengendali

sehingga mudah didapat . Selain xanthan gum (Kola et al., 2013).

, terdapat berbagai jenis gum yang banyak Sistem penghantaran obat terkontrol/

digunakan di industri farmasi seperti alginate, yang ditargetkan sangat dianjurkan untuk

chitosan, carrageenan, gellan gum, guar gum, usus besar terkait penyakit seperti kolitis

gelatin dan lain-lain (Jana et al, 2011; ulcerosa, sindrom Crohn, amebiosis,

Prajapati et al., 2013). adenokarsinoma kolorektal, penghantaran

protein dan obat peptida. Karena dengan

sistem penghantaran obat yang ditargetkan

atau terkontrol dapat meningkatkan


Farmaka
Volume 15 Nomor 3 77

bioavailabilitas dan mengurangi resiko penghnataran obat ke usus besar

hilangnya obat dalam perjalanan menuju menggunakan zat aktif aceclofenacdan

reseptor target atau adanya kemungkinan diperoleh hasil peningkatakan rasio polimer

degradasi enzim atau zat lain serta pada tablet, juga meningkatakan erosi tablet

menghindari terjadinya dan tablet dengan konsentrasi xanthan gum

pelepasan/penyerapan bukan pada daerah yang ditingkatkan hanya melepaskan sedikit

yang ditargetkan untuk terapi (Philip et obat dalam lambung dan usus kecil

al.,2010). dibandingkan tablet dengan konsentrasi

Penghantaran obat ke daerah terapi xanthan gum yang sedikit (Ramasamy, Devi,

tentunya membutuhkan suatu pembawa yang Kandhasami, & Ruttala, 2011). Hal ini juga

potensial yang sesuai untuk dapat dibuktikan oleh Alvarez et al yang membuat

mengantrakan obat tepat pada reseptor target formulasi obat teofilin anhidrat dengan

dan memberikan efek farmakologi. Pembawa kombinasi konjac glucomannan dan xanthan

yang diperlukan harus memiliki karakteristik gum sebagai eksipien untuk pelepasan obat

biodegrable (dapat terurai secara alami dalam terkontrol (Alvarez-mance et al., 2008).

tubuh) ataupun suatu pembawa yang dapat Newton AMJ et al juga membuat penelitian

dengan mudah diekskresikan oleh tubuh. dengan memformulasikan suatu obat untuk

Xanthan gum ini termasuk salah satu penghantaran obat ke usus besar

polisakarida yang secara selektif terdegradasi menggunakan pectin, guar gum dan, xanthan

pada usus besar tidak pada usus halus maupun gum untuk melihat pelepasan dari

lambung (Salyers et al., 1977). propranolol HCL yang dibuat menjadi

Rasio erosi tablet yang mengandung sediaan tablet menggunakan metode cetak

xanthan gum dan Aclofenak ditunjukkan oleh langsung (Amj, Kaur, Vl, & Ks, 2014).

Ramasamy et al, melakukan penelitian Selain itu penggunaan xanthan gum sebagai

penggunaan xanthan gum untuk aplikasi coating tablet juga telah dikembangkan dan
Farmaka
Volume 15 Nomor 3 78

diteliti oleh Niranjan et al, mereka meneliti kandungan obat, dan pelepasan obat in-vitro

efek guar gum dan xanthan gum yang dibuat sangat dipengaruhi oleh konsentrasi polimer

sebagai coating untuk melihat pelepasan yang digunakan. Konsentrasi polimer alami

metronidazole untuk penghantaran obat ke berkorelasi langsung dengan kandungan obat

usus besar (Niranjan et al., 2013). dan hasil kompleks. Mekanisme pelepasan

Mikrokapsul menawarkan obat dan disolusi juga lebih terkontrol.

fleksibilitas yang lebih besar untuk Kestabilan formulasi mikrokapsul Verapamil

enkapsulasi dan aplikasi pelepasan terkontrol hydrochloride (VXM2) disimpan pada 400C

(Nakano et al., 1980). Dalam penelitian 20C / 75% RH 5% RH selama 3 bulan

mikrosfer yang mengandung kompleks (Gaikwad, 2012).

Verapamil hidroklorida - xanthan gum yang Aplikasi xanthan gum dalam sistem
diikat dengan etil selulosa yang diformulasi penghantaran sebagai matriks dan film
untuk tujuan pelepasan terkontrol dibuat Obat yang terlarut atau terdispersi
dengan metode pengendapan pelarut yang akan mengalami pola pelepasan obat yang
bervariasi dengan rasio xanthan gum masing- terkontrol. Mundargi et al, melaporkan bahwa
masing (1: 0,2, 1: 0,4 dan 1: 0,6) . Hasil dengan xanthan gum yang di graft (dicangkok)
karakterisasi menunjukkan tidak adanya dengan ko-polimer akrilamida, laju pelepasan
puncak endotermik baru berdasarkan obat meningkat dengan meningkatkan rasio
karakteristik menggunakan DSC, tidak
graft (Mundargi et al., 2007). Hal ini
adanya pergeseran puncak endotermik dipengaruhi oleh sifat swelling
menjelaskan bahwa tidak ada interaksi antara (pembengkakan) dari polimer xanthan gum.
obat dan eksipien serta obat stabil secara Sehingga berpengaruh pada disintegrasi
termal (Gaikwad, 2012). Formulasi tablet dan meningkatkan disolusi obat (Benny
mikrokapsul dengan perbandingan obat dan et al., 2014).
gum, menunjukkan persentase hasil,
Farmaka
Volume 15 Nomor 3 79

Jackson et al, melaporkan ketika pengembangan komposit film dari tiga

xanthan gum dan etil selulosa digunakan polimer yang berbeda untuk menginduksi

sebagai matriks tablet untuk penghantaran reaksi cross-link yang meningkatkan kualitas

obat ke usus besar, diperoleh hasil dengan film dari dua jenis polimer. Film gelatin-

konsentrasi yang lebih tinggi xanthan gum Carboxymethyl Cellulose (CMC) xanthan

menunjukkan kemampuan pelepasan obat gum disiapkan dengan casting untuk

yang lebih lama dibandingkan dengan mengetahui efek dari penambahan

formulasi yang menggunakan etil selulosa konsentrasi yang berbeda (0, 5, 10, 15, 20 dan

(Jackson et al, 2011). Matrix tablet juga dapat 25% w/w). Setelah dievaluasi fisik dan sifat

dibuat dengan kombinasi galactomannan dan mekanik, penambahan xanthan gum

xanthan gum untuk melihat pelepasan menunjukkan peningkatan kadar

terkontrol dari teofilin, seperti studi yang kelembaban, ketebalan, dan permeabilitas

dilakukan oleh Jian et al (Jian, Zhu, Zhang, uap air dari film gelatin-CMC. Berdasarkan

Sun, & Jiang, 2012). karakterisasi dengan menggunakan

Amir Et al. juga telah membuktikan spektroskopi Fourier Transform Infrared

bahwa dalam formulasi matriks tablet Spectroscopy (FTIR), tidak ada kelompok

menggunakan xanthan gum, guar gum, dan k- fungsional baru terbentuk sekalipun dan

carrageenan. Xanthan gum dan k-carrageenan hanya terjadi sedikit pergeseran dari nilai

menunjukkan daya swelling (pembengkakan) intensitas dan hasil yang ditunjukkan oleh

matriks yang tinggi dan juga menghambat Sinar Difraksi X (XRD) menunjukkan

pelepasan obat lebih dari guar gum (Shaikh et puncak kristal yang berkurang. Hasilnya Film

al., 2011). juga menunjukkan. Secara keseluruhan, film

Untuk aplikasi penggunaan xanthan gelatin-CMC dengan xanthan gum (5%, berat

gum sebagai film juga telah diteliti, dimana w/w) menunjukkan peningkatan sifat fisik

dalam penelitian tersebut dibuat suatu


Farmaka
Volume 15 Nomor 3 80

dan sifat mekanik yang lebih baik (Hazirah, daripada guar gum dalam mempertahankan

Isa, & Sarbon, 2016). pelepasan obat, namun kombinasi polimer

tersebut menunjukkan pelepasan yang lebih


Aplikasi xanthan gum dalam sistem
baik lagi dengan kombinasi campuran
penghantaran obat Floating (mengapung)
polimer (30% - 15% xanthan gum + 15% guar
Xanthan gum juga digunakan sebagai
gum) menunjukkan pelepasan berkelanjutan
eksipien tablet untuk meningkatkan atau
yang baik dan konstan sampai 12 jam. Hasil
menurunkan tingkat pelepasan obat. Xanthan
karakterisasi dengan Fourier Transform
gum memiliki potensi pelepasan kinetika
Infrared Spectroscopy (FTIR) dan
order nol (Kumar et al, 2012). Patel et al,
Differential Scanning Calorimetry (DSC)
menyelidiki tablet Gastroretentive verapamil
menunjukkan tidak adanya interaksi, dan
Hidroklorida menggunakan berbagai polimer
tampak. stabil (Atta et al., 2016).
hidrokoloid termasuk karbopol,

hidroksipropil metilselulosa dan xanthan gum Sehingga terbukti bahya xanthan gum

dengan teknik kompresi langsung. Hasil studi juga dapat diagunakan untuk sistem

yang dilakukan menunjukkan tablet yang penghantaran tablet floating.

mengandung xanthan gum beserta asam sitrat Aplikasi dalam sistem penghantaran obat
memiliki daya apung selama lebih dari 24 dengan hidrogel sebagai pembawa
jam (Patel et al., 2009). Hidrogel bersifat tiga dimensi, berupa
Hal ini juga dibuktikan oleh khan et jaringan polimer crosslink yang larut dalam
al, mereka membuat suatu penelitian dari air (Bindu Sri. M, 2017). Hidrogel ini dapat
formulasi tablet floating asam mefenamat diformulasikan ke dalam berbagai bentuk
yang mengggunakan kombinasi xanthan gum fisik seperti film,lempengan, coating, gel dan
dan guar gu. Tablet floating dibuat dengan lain-lain (Benny et al., 2014).
metode granulasi basah. Hasil penelitian

menunjukkan xanthan gum lebih baik


Farmaka
Volume 15 Nomor 3 81

Superporous Hydrogels (SPHs) hidrogel dianggap sebagai proses penting

adalah Crosslink (sambung silang) polimer untuk fungsi dari hidrogel (Sunny, Ray, &

hidrofilik yang dapat mengalami Kumar, 2009).

pembengkakan (swelling) struktur, menyerap Saat ini hidrogel banyak digunakan

dan menahan larutan/air sampai ratusan kali dalam praktek klinis dan eksperimental obat

lipat dari beratnya sendiri dalam waktu per untuk berbagai macam aplikasi, termasuk

menit, ke keadaan membengkak ekuilibrium untuk kepebtingan obat regeneratif dan

terlepas dari ukurannya dalam keadaan kering rekayasa jaringan, diagnostik, imobilisasi

(O hossein et al, 2005). seluler, pemisahan biomolekul atau sel, dan

Swelling hidrogel ditentukan oleh untuk mengatur adhesi biologis (Bindu Sri.

faktor-faktor seperti rasio cross-link dan M, 2017).

struktur kimia polimer. Kinetika swelling Hidrogel ini dapat dibuat dari polimer

hidrogel meliputi difusi (Fickian) dan larut air jenis apa saja (Bindu Sri. M, 2017).

relaksasi yang terkendali (Non-Fickian) Xanthan gum merupakan salah satu polimer

(Peppas et al., 2000). Porositas hidrogel yang dapat dibuat hydrogel untuk

merupakan faktor penting yang menentukan penghantaran obat. Beberapa penelitian telah

kapasitas muatan obat serta dapat membuktikan aplikasi xanthan gum dalam

mengendalikan pelepasan obat dengan bentuk hidrogel, contohnya penelitian yang

menggunakan agen cross-link dan polimer dilakukan oleh Sunny et al, mereka membuat

(Bindu Sri. M, 2017). superporous hydrogels berbasis biopolymer

Porositas memainkan peran ganda yang disintesis dengan ikatan silang secara

dalam meningkatkan kemampuan kimia dengan metode graft copolymerization

penyerapan air maksimal dan laju respon dari 2-hydroxyethyl methacrylate (HEMA)

untuk mengurangi hambatan transportasi. dan acrylic acid (AA) yang disabungkan

Oleh karena dengan adanya porositas dalam dengan Xanthan Gum (XG) melalui sistem
Farmaka
Volume 15 Nomor 3 82

inisiasi redoks dari ammonium persulfate Kesimpulan

(APS) dan tetramethylethylenediamine Xanthan gum adalah exopolysaccharide


(TMED pada agen crosslink bakteri ekstraselular yang disintesis oleh
methylenebisacrylamide (MBA). Hasil Xanthomonas campestris yang sekarang ini
sintesis menunjukkan suatu hidrogel yang sudah menjadi produk yang banyak
stabil secara termal dan dinyatakan cocok digunakan di pasaran dibandingkan
untuk berbagai aplikasi biomedis karena polisakarida lain yang berasal dari tumbuhan
memiliki kemampuan penyerapan air, dan mikroba . Xanthan gum memiliki sifat
kemampuan pembengkakan (swelling) dan sangat larut air, stabil pada berbagai kondisi
de-Swelling yang baik serta bersifat baik asam maupun basa serta stabil pada
biodegradable (Sunny et al., 2009). berbagai suhu., tahan terhadap degradasi

enzimatik dan menunjukkan interaksi


Selain itu juga ada penelitian tentang
sinergis dengan hidrokoloid lainnya. Dengan
penggunaan xanthan gum yang dibuat
sifat-sifatnya yang unik xanthan gum banyak
hidrogel untuk penghantaran obat yang dibuat
diaplikasikan dalam ssstem penghantaran
oleh Shalviri et al, mereka mengembangkan
obat seperti dalam formulasi tablet dan
hidrogel crosslink dari pati gelatinasi- dan
mikroskapsul sebagai matriks, film, coating,
xanthan gum untuk tujuan pelepasan obat
dan akhir-akhir ini sering digunakan sebagai
yang terkontrol/terkendali. Hasil yang
pembawa/matriks dalam formulasi untuk
diperoleh menunjukkan bahwa hidrogel
tujuan penghantraan obat ke usus besar, obat
crosslink pat i gelatinasi xanthan gum
floating (mengapung), dan sebagai pembawa
berpotensi digunakan sebagai bahan
dalam bentuk hidrogel.
pembentuk film dalam formulasi pelepasan

terkontrol (Shalviri, Liu, Abdekhodaie, & Yu,

2010).
Farmaka
Volume 15 Nomor 3 83

DAFTAR PUSTAKA Gaikwad, B. E. W. and N. J. (2012).


Development and evaluation of
Alvarez-mance, F., Landin, M., & Lacik, I.
verapamil hydrochloride xanthan gum
(2008). Konjac glucomannan and
microcapsules as controlled drug
konjac glucomannan / xanthan gum
delivery system. Ijpsr (2012), Vol. 3,
mixtures as excipients for controlled
Issue 09, 3(9), 32963303.
drug delivery systems . Diffusion of
small drugs, 349, 1118. Ganesh, G. N. K., Manjusha, P.,
https://doi.org/10.1016/j.ijpharm.2007.0 Gowthamarajan, K., Suresh, K. R.,
7.015 Senthil, V., Jawahar, N., et al. (2011).
Design and development of buccal drug
Amj, N., Kaur, B., Vl, I., & Ks, R. (2014).
delivery system for labetalol using
Chronotherapeutic Drug Delivery of
natural polymer. International Journal of
Pectin Vs . Guar Gum , Xanthan Gum
Pharmaceutical Research and
Controlled Release Colon Targeted
Development, 3(3), 3749.
Directly Compressed Propranolol Hcl
Matrix Tablets, 1(2), 112. Gothoskar A. V., Anagha M. J., and Nitin H. J.
https://doi.org/10.18875/2375- (2004). Pulsatile drug delivery systems: a
2262.1.201 review, Drug delivery tech. 4, 1-11.

Atta, K., Rehman, U. R., Naeem, M., Ali, A., Hazirah, M. A. S. P. N., Isa, M. I. N., &
Rehman, N. U. R., Nawaz, Z., Khan, Sarbon, N. M. (2016). Effect of xanthan
J. A. (2016). Assessment of guar and gum on the physical and mechanical
xanthan gum based floating drug properties of gelatin-carboxymethyl
delivery system containing mefenamic cellulose fi lm blends. Food Packaging
acid. Acta Poloniae Pharmaceutica and Shelf Life, 9, 5563.
Drug Research, Vol. 73 No. 5, 73(5), https://doi.org/10.1016/j.fpsl.2016.05.0
12871297. 08
Becker A., Katzen F., Puhler A. and Ielpi L. Jackson, C., and Ofoefule, S. (2011). Use of
(1998). Xanthan gum biosynthesis and Xanthan Gum and Ethylcellulose in
application: a biochemical/genetic Formulation of Metronidazole for Colon
perspective, Appl. Microbiol. Biotechnol., Delivery. J. Chem. Pharm. Res., 2011, 3,
50, 145152. 1120.

Benny, I. S., Gunasekar, V., & Ponnusami, V. Jana S., Gandhi A., Sen K.K. and Basu S. K.,
(2014). Review on Application of (2011). Natural Polymers and their
Xanthan Gum in Drug Delivery, 6(4), Application in Drug Delivery and
13221326. Biomedical Field, J. PharmaSci Tech..1, 16
27.
Bindu Sri. M, A. V. and A. chatterjee. (2017).
A Review on Hydrogels as Drug Jian, H., Zhu, L., Zhang, W., Sun, D., &
Delivery in the Pharmaceutical Field, Jiang, J. (2012). Galactomannan ( from
(April 2012). Gleditsia sinensis Lam .) and xanthan
gum matrix tablets for controlled
Dhopeshwarkar, V., & Zatz, J. L. (1993). delivery of theophylline: In vitro drug
Evaluation of xanthan gum in the release and swelling behavior.
preparation of sustained release matrix Carbohydrate Polymers, 87(3), 2176
tablets. Drug Development and 2182.
Industrial Pharmacy, 19(9), 9991017. https://doi.org/10.1016/j.carbpol.2011.1
0.043
Farmaka
Volume 15 Nomor 3 84

Kola R and Kumar B.P. (2013). A Detailed pharmaceutical formulations. Eur. J.


Description Of Synthetic And Natural Pharm. Biopharm. 50, 2746.
Polymers Which Are Used In The
Formulation Of Sustained Release Drug Philip A. K. and Philip B. (2010). Colon targeted
Delivery System : A Review.J. Chem. Pharm. drug delivery systems: a review on primary
Sci., 6, 161 9. and novel approaches,. Oman Med. J. 25,
7987.
Kumar amit singh, dubey vivek, A. V. (2012).
Journal of Pharmaceutical and Scientific Prajapati, V. D., Jani, G. K., Moradiya, N. G.,
Innovation role of natural polymers used & Randeria, N. P. (2013).
in floating drug delivery system floating Pharmaceutical applications of various
drug delivery system. Journal of natural gums , mucilages and their
Pharmaceutical and Scientific modified forms. Carbohydrate
Innovation, 1(June), 1115. Polymers, 92(2), 16851699.
https://doi.org/10.1016/j.carbpol.2012.1
Mundargi R.C., Patil S.A., Aminabhavi T.M. 1.021
(2007). Evaluation of acrylamide-grafted-
xanthan gum copolymer matrix tablets for Ramasamy, T., Devi, U., Kandhasami, S., &
oral controlled delivery of antihypertensive Ruttala, H. (2011). Formulation and
drugs. Carbohydr. Polym.,69, 13041. evaluation of xanthan gum based
aceclofenac tablets for colon targeted
Nakano, M., Nakamura, Y., Juni, K. and drug delivery, 47.
Tomitsuka, T. (1980). Evaluation of a
New Sustained Release Theophylline Ronny Martien, Adhyatmika, Iramie D. K.
Formulation by the Measurements of Irianto, Verda Farida, D. P. S. (2012).
Salivary Levels of the Drug in Humans, Perkembangan teknologi nanopartikel
Pharmacobiodyn.,3(12): 702-708. sebagai sistem penghantaran obat, 8(1),
133144.
Niranjan, K., Shivapooja, A., Muthyala, J., &
Pinakin, P. (2013). Effect of guar gum Salyers A.A., Vercellotti J.R., West S.E.H. and
and xanthan gum compression coating Wilkins TD., (1977).Fermentation of mucin
on release studies of metronidazole in and plant polysaccharides by strains of
human fecal media for colon targeted Bacteroides from the human colon, Appl.
drug delivery systems, 6. Environ. Microbiol.33,31922.

O. Hossein, G.R. Jose, P. Kinam, J. (2005). Santos, H., Veiga, F., Pina, M. E., & Sousa, J.
Control. Release. 102.312. J. (2005). Compaction compression and
drug release properties of diclofenac
Pai VB and Khan SA. (2002). Gelation and sodium and ibuprofen pellets
Rheology of Xanthan/enzyme modified comprising xanthan gum as a sustained
guar blends. Carbohydrate Polym. 49 : release agent. International Journal of
207Y216. Pharmaceutics, 295(12), 1527.

Patel VM, Prajapati BG and Patel AK. Shaikh A., Shaikh P., Pawar Y. and Kumbhar S.
(2009). Controlled release (2011). Effect of gums and excipients on
gastroretentive dosage form of drug release of ambroxol Hcl sustained
verapamil hydrochloride. Int. J. Pharm. release matrices, J. Curr. Pharm. Res. 6,
Tech. Res. 1(2): 215-221. 1115.

Peppas, N. A., Bures, P., Leobandung, W., and Shalviri, A., Liu, Q., Abdekhodaie, M. J., &
Ichikawa, H. (2000). Hydrogels in Yu, X. (2010). Novel modified starch
xanthan gum hydrogels for controlled
Farmaka
Volume 15 Nomor 3 85

drug delivery: Synthesis and Macromolecules Characteristics of


characterization. Carbohydrate xanthan gum-based biodegradable
Polymers, 79(4), 898907. superporous hydrogel, 45, 364371.
https://doi.org/10.1016/j.carbpol.2009.1 https://doi.org/10.1016/j.ijbiomac.2009.
0.016 07.007

Shanmugam S., Manavalan R., Venkappayya D., Vendruscolo, C. W., Andreazza, I. F., &
Sundaramoorthy K., Mounnissamy VM., Ganter, J. L. (2005). Xanthan and
Hemalatha S. and Ayyappan, T. (2005). galactomannan (from M. scabrella)
Natural polymers and their applications 4, matrix tablets for oral controlled
478-481. delivery of theophylline. International
Journal of Pharmaceutics, 296(12), 1
Sunny, P., Ray, D., & Kumar, P. (2009).
11.
International Journal of Biological

Anda mungkin juga menyukai