Volume 15 Nomor 3 73
ABSTRAK
Dalam proses penemuan terapi farmasetis yang baru, teknologi formulasi sediaan farmasi dan
sistem penghantaran obat memegang peranan penting Hal ini yang mendorong semakin
berkembangnya sistem penghantaran obat terutama dari segi formulasi untuk mengoptimalkan
penggunaan zat tambahan sehingga memperoleh suatu sediaan obat dengan sistem penghantaran
yang baik dan memenuhi efek terapi. Beberapa tahun terakhir penggunaan polimer untuk sistem
penghantaran obat menjadi perhatian beberapa peneliti. Salah satunya adalah xanthan gum.
Xanthan gum memberikan hasil positif sebagai media penghantaran obat terutama untuk pelepasan
obat terkontrol (untuk tujuan penghantaran obat pada usus besar) serta memiliki banyak fungsi
diantaranya sebagai matriks/film tablet, coating, penghantaran obat floating, bukal, transdermal,
topikal dan sebagai hidrogel.
Kata kunci: Xanthan gum, polimer, sistem penghantaran obat
ABSTRACT
In discovery of new pharmaceutical drugs process, pharmaceutical formulation technology and
drug delivery systems play an important role This encourages the development of drug delivery
systems, especially in terms of formulation to optimize the use of excipients to obtain a drug
preparation with a good delivery system and have therapy effects. In recent year, the use of
polymers for drug delivery systems was concern to some researchers. One of them is xanthan gum
(Xanthomonas campestris). Xanthan gum gives positive results as a drug delivery medium
especially to drug controlled release ( to colon drug delivery system) and has many pharmaceutical
functions such as tablet matrix/film, coating, floating drug delivery system, buccal, transdermal,
topical and hydrogel.
Keywords: Xanthan gum, polymer, drug delivery system.
merupakan suatu subtansi yang melalui efek kimia dengan reseptornya, molekul obat
kimianya membawa perubahan dalam fungsi harus mempunyai ukuran, bentuk muatan
biologi. Molekul obat berinteraksi dengan listrik, dan komposisi atom yang sesuai. Saat
molekul khusus dalam sistem biologi yang ini terdapat banyak pertimbangan-
Farmaka
Volume 15 Nomor 3 74
teknologi untuk terapi farmasetis terdiri dari penghantaran obat terutama dari segi
menekan efek bahaya pada sistem jika penggunaan zat tambahan sehingga
diaplikasikan (safety), dan dapat diterima memperoleh suatu sediaan obat dengan
dengan baik oleh pasien (acceptability) sistem penghantaran yang baik dan
memegang peranan penting. Faktor utama beberapa peneliti. Baik polimer yang
yang umumnya diperhatikan pada bidang ini digunakan secara tunggal maupun polimer
dan fisikokimia seperti kesetimbangan ion- yang lain serta polimer yang dimodifikasi.
2012). Suatu molekul obat sangat sulit xanthan gum (Xanthomonas campestris).
seluler yang komplek pada suatu organisme, gum memberikan hasil positif sebagai media
sehingga sistem penghantaran ini berfungsi penghantaran obat dan memiliki banyak
untuk mengarahkan molekul obat mencapai fungsi diantaranya sebagai suspending agent,
sasaran yang diinginkan. Hal ini yang emulsifier, stabilizer pada pasta gigi dan
Farmaka
Volume 15 Nomor 3 75
salep, sustained release agent, buccal drug produksi inkompatibel (Shanmugam et al,
delivery system , dan hydrogel (Ganesh et al, 2005). Viskositas xanthan gum konstan dari
2011; Dhopeshwarkar dan Zatz, 1993; suhu 00C sampai 1000C (Pai et al., 2002).
Vendruscolo, Andreazza dan Ganter 2005). yang unik sehingga termasuk dalam suatu
microcapsules
proses fermentasi mikroba alami yang dan dapat mengurangi pemberian obat
produk ini (Benny et al., 2014). penggunaan pada pasien (Benny et al., 2014;
Gum alami umumnya lebih disukai Gothoskar et al., 2004). Sistem pelepasan
dibandingkan gum sintetis karena tidak yang ditargetkan/ terkontrol dapat berfungsi
terdegradasi dan tersedia secara komersial tujuan proteksi dan sebagai agen pengendali
, terdapat berbagai jenis gum yang banyak Sistem penghantaran obat terkontrol/
digunakan di industri farmasi seperti alginate, yang ditargetkan sangat dianjurkan untuk
chitosan, carrageenan, gellan gum, guar gum, usus besar terkait penyakit seperti kolitis
gelatin dan lain-lain (Jana et al, 2011; ulcerosa, sindrom Crohn, amebiosis,
reseptor target atau adanya kemungkinan diperoleh hasil peningkatakan rasio polimer
degradasi enzim atau zat lain serta pada tablet, juga meningkatakan erosi tablet
yang ditargetkan untuk terapi (Philip et obat dalam lambung dan usus kecil
Penghantaran obat ke daerah terapi xanthan gum yang sedikit (Ramasamy, Devi,
tentunya membutuhkan suatu pembawa yang Kandhasami, & Ruttala, 2011). Hal ini juga
potensial yang sesuai untuk dapat dibuktikan oleh Alvarez et al yang membuat
mengantrakan obat tepat pada reseptor target formulasi obat teofilin anhidrat dengan
dan memberikan efek farmakologi. Pembawa kombinasi konjac glucomannan dan xanthan
yang diperlukan harus memiliki karakteristik gum sebagai eksipien untuk pelepasan obat
biodegrable (dapat terurai secara alami dalam terkontrol (Alvarez-mance et al., 2008).
tubuh) ataupun suatu pembawa yang dapat Newton AMJ et al juga membuat penelitian
dengan mudah diekskresikan oleh tubuh. dengan memformulasikan suatu obat untuk
Xanthan gum ini termasuk salah satu penghantaran obat ke usus besar
polisakarida yang secara selektif terdegradasi menggunakan pectin, guar gum dan, xanthan
pada usus besar tidak pada usus halus maupun gum untuk melihat pelepasan dari
Rasio erosi tablet yang mengandung sediaan tablet menggunakan metode cetak
xanthan gum dan Aclofenak ditunjukkan oleh langsung (Amj, Kaur, Vl, & Ks, 2014).
Ramasamy et al, melakukan penelitian Selain itu penggunaan xanthan gum sebagai
penggunaan xanthan gum untuk aplikasi coating tablet juga telah dikembangkan dan
Farmaka
Volume 15 Nomor 3 78
diteliti oleh Niranjan et al, mereka meneliti kandungan obat, dan pelepasan obat in-vitro
efek guar gum dan xanthan gum yang dibuat sangat dipengaruhi oleh konsentrasi polimer
sebagai coating untuk melihat pelepasan yang digunakan. Konsentrasi polimer alami
usus besar (Niranjan et al., 2013). dan hasil kompleks. Mekanisme pelepasan
enkapsulasi dan aplikasi pelepasan terkontrol hydrochloride (VXM2) disimpan pada 400C
Verapamil hidroklorida - xanthan gum yang Aplikasi xanthan gum dalam sistem
diikat dengan etil selulosa yang diformulasi penghantaran sebagai matriks dan film
untuk tujuan pelepasan terkontrol dibuat Obat yang terlarut atau terdispersi
dengan metode pengendapan pelarut yang akan mengalami pola pelepasan obat yang
bervariasi dengan rasio xanthan gum masing- terkontrol. Mundargi et al, melaporkan bahwa
masing (1: 0,2, 1: 0,4 dan 1: 0,6) . Hasil dengan xanthan gum yang di graft (dicangkok)
karakterisasi menunjukkan tidak adanya dengan ko-polimer akrilamida, laju pelepasan
puncak endotermik baru berdasarkan obat meningkat dengan meningkatkan rasio
karakteristik menggunakan DSC, tidak
graft (Mundargi et al., 2007). Hal ini
adanya pergeseran puncak endotermik dipengaruhi oleh sifat swelling
menjelaskan bahwa tidak ada interaksi antara (pembengkakan) dari polimer xanthan gum.
obat dan eksipien serta obat stabil secara Sehingga berpengaruh pada disintegrasi
termal (Gaikwad, 2012). Formulasi tablet dan meningkatkan disolusi obat (Benny
mikrokapsul dengan perbandingan obat dan et al., 2014).
gum, menunjukkan persentase hasil,
Farmaka
Volume 15 Nomor 3 79
xanthan gum dan etil selulosa digunakan polimer yang berbeda untuk menginduksi
sebagai matriks tablet untuk penghantaran reaksi cross-link yang meningkatkan kualitas
obat ke usus besar, diperoleh hasil dengan film dari dua jenis polimer. Film gelatin-
konsentrasi yang lebih tinggi xanthan gum Carboxymethyl Cellulose (CMC) xanthan
formulasi yang menggunakan etil selulosa konsentrasi yang berbeda (0, 5, 10, 15, 20 dan
(Jackson et al, 2011). Matrix tablet juga dapat 25% w/w). Setelah dievaluasi fisik dan sifat
terkontrol dari teofilin, seperti studi yang kelembaban, ketebalan, dan permeabilitas
dilakukan oleh Jian et al (Jian, Zhu, Zhang, uap air dari film gelatin-CMC. Berdasarkan
bahwa dalam formulasi matriks tablet Spectroscopy (FTIR), tidak ada kelompok
menggunakan xanthan gum, guar gum, dan k- fungsional baru terbentuk sekalipun dan
carrageenan. Xanthan gum dan k-carrageenan hanya terjadi sedikit pergeseran dari nilai
menunjukkan daya swelling (pembengkakan) intensitas dan hasil yang ditunjukkan oleh
matriks yang tinggi dan juga menghambat Sinar Difraksi X (XRD) menunjukkan
pelepasan obat lebih dari guar gum (Shaikh et puncak kristal yang berkurang. Hasilnya Film
Untuk aplikasi penggunaan xanthan gelatin-CMC dengan xanthan gum (5%, berat
gum sebagai film juga telah diteliti, dimana w/w) menunjukkan peningkatan sifat fisik
dan sifat mekanik yang lebih baik (Hazirah, daripada guar gum dalam mempertahankan
hidroksipropil metilselulosa dan xanthan gum Sehingga terbukti bahya xanthan gum
dengan teknik kompresi langsung. Hasil studi juga dapat diagunakan untuk sistem
mengandung xanthan gum beserta asam sitrat Aplikasi dalam sistem penghantaran obat
memiliki daya apung selama lebih dari 24 dengan hidrogel sebagai pembawa
jam (Patel et al., 2009). Hidrogel bersifat tiga dimensi, berupa
Hal ini juga dibuktikan oleh khan et jaringan polimer crosslink yang larut dalam
al, mereka membuat suatu penelitian dari air (Bindu Sri. M, 2017). Hidrogel ini dapat
formulasi tablet floating asam mefenamat diformulasikan ke dalam berbagai bentuk
yang mengggunakan kombinasi xanthan gum fisik seperti film,lempengan, coating, gel dan
dan guar gu. Tablet floating dibuat dengan lain-lain (Benny et al., 2014).
metode granulasi basah. Hasil penelitian
adalah Crosslink (sambung silang) polimer untuk fungsi dari hidrogel (Sunny, Ray, &
dan menahan larutan/air sampai ratusan kali dalam praktek klinis dan eksperimental obat
lipat dari beratnya sendiri dalam waktu per untuk berbagai macam aplikasi, termasuk
terlepas dari ukurannya dalam keadaan kering rekayasa jaringan, diagnostik, imobilisasi
Swelling hidrogel ditentukan oleh untuk mengatur adhesi biologis (Bindu Sri.
struktur kimia polimer. Kinetika swelling Hidrogel ini dapat dibuat dari polimer
hidrogel meliputi difusi (Fickian) dan larut air jenis apa saja (Bindu Sri. M, 2017).
relaksasi yang terkendali (Non-Fickian) Xanthan gum merupakan salah satu polimer
(Peppas et al., 2000). Porositas hidrogel yang dapat dibuat hydrogel untuk
merupakan faktor penting yang menentukan penghantaran obat. Beberapa penelitian telah
kapasitas muatan obat serta dapat membuktikan aplikasi xanthan gum dalam
menggunakan agen cross-link dan polimer dilakukan oleh Sunny et al, mereka membuat
Porositas memainkan peran ganda yang disintesis dengan ikatan silang secara
penyerapan air maksimal dan laju respon dari 2-hydroxyethyl methacrylate (HEMA)
untuk mengurangi hambatan transportasi. dan acrylic acid (AA) yang disabungkan
Oleh karena dengan adanya porositas dalam dengan Xanthan Gum (XG) melalui sistem
Farmaka
Volume 15 Nomor 3 82
2010).
Farmaka
Volume 15 Nomor 3 83
Atta, K., Rehman, U. R., Naeem, M., Ali, A., Hazirah, M. A. S. P. N., Isa, M. I. N., &
Rehman, N. U. R., Nawaz, Z., Khan, Sarbon, N. M. (2016). Effect of xanthan
J. A. (2016). Assessment of guar and gum on the physical and mechanical
xanthan gum based floating drug properties of gelatin-carboxymethyl
delivery system containing mefenamic cellulose fi lm blends. Food Packaging
acid. Acta Poloniae Pharmaceutica and Shelf Life, 9, 5563.
Drug Research, Vol. 73 No. 5, 73(5), https://doi.org/10.1016/j.fpsl.2016.05.0
12871297. 08
Becker A., Katzen F., Puhler A. and Ielpi L. Jackson, C., and Ofoefule, S. (2011). Use of
(1998). Xanthan gum biosynthesis and Xanthan Gum and Ethylcellulose in
application: a biochemical/genetic Formulation of Metronidazole for Colon
perspective, Appl. Microbiol. Biotechnol., Delivery. J. Chem. Pharm. Res., 2011, 3,
50, 145152. 1120.
Benny, I. S., Gunasekar, V., & Ponnusami, V. Jana S., Gandhi A., Sen K.K. and Basu S. K.,
(2014). Review on Application of (2011). Natural Polymers and their
Xanthan Gum in Drug Delivery, 6(4), Application in Drug Delivery and
13221326. Biomedical Field, J. PharmaSci Tech..1, 16
27.
Bindu Sri. M, A. V. and A. chatterjee. (2017).
A Review on Hydrogels as Drug Jian, H., Zhu, L., Zhang, W., Sun, D., &
Delivery in the Pharmaceutical Field, Jiang, J. (2012). Galactomannan ( from
(April 2012). Gleditsia sinensis Lam .) and xanthan
gum matrix tablets for controlled
Dhopeshwarkar, V., & Zatz, J. L. (1993). delivery of theophylline: In vitro drug
Evaluation of xanthan gum in the release and swelling behavior.
preparation of sustained release matrix Carbohydrate Polymers, 87(3), 2176
tablets. Drug Development and 2182.
Industrial Pharmacy, 19(9), 9991017. https://doi.org/10.1016/j.carbpol.2011.1
0.043
Farmaka
Volume 15 Nomor 3 84
O. Hossein, G.R. Jose, P. Kinam, J. (2005). Santos, H., Veiga, F., Pina, M. E., & Sousa, J.
Control. Release. 102.312. J. (2005). Compaction compression and
drug release properties of diclofenac
Pai VB and Khan SA. (2002). Gelation and sodium and ibuprofen pellets
Rheology of Xanthan/enzyme modified comprising xanthan gum as a sustained
guar blends. Carbohydrate Polym. 49 : release agent. International Journal of
207Y216. Pharmaceutics, 295(12), 1527.
Patel VM, Prajapati BG and Patel AK. Shaikh A., Shaikh P., Pawar Y. and Kumbhar S.
(2009). Controlled release (2011). Effect of gums and excipients on
gastroretentive dosage form of drug release of ambroxol Hcl sustained
verapamil hydrochloride. Int. J. Pharm. release matrices, J. Curr. Pharm. Res. 6,
Tech. Res. 1(2): 215-221. 1115.
Peppas, N. A., Bures, P., Leobandung, W., and Shalviri, A., Liu, Q., Abdekhodaie, M. J., &
Ichikawa, H. (2000). Hydrogels in Yu, X. (2010). Novel modified starch
xanthan gum hydrogels for controlled
Farmaka
Volume 15 Nomor 3 85
Shanmugam S., Manavalan R., Venkappayya D., Vendruscolo, C. W., Andreazza, I. F., &
Sundaramoorthy K., Mounnissamy VM., Ganter, J. L. (2005). Xanthan and
Hemalatha S. and Ayyappan, T. (2005). galactomannan (from M. scabrella)
Natural polymers and their applications 4, matrix tablets for oral controlled
478-481. delivery of theophylline. International
Journal of Pharmaceutics, 296(12), 1
Sunny, P., Ray, D., & Kumar, P. (2009).
11.
International Journal of Biological