Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRATIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN CAIR

DAN SEMI PADAT


“SUSPENSI”

Disusun oleh:
Kelas : Transfer B 2017
Asisten : Rahmah

LABORATORIUM FARMASETIKA
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI MAKASSAR
MAKASSAR
2017
Format Pelaporan Formula
Nama Produk : Pyroat
I. Rencana Formula
Tiap 5 ml mengandung :
Pyrantel Pamoat 250 mg
Na. CMC 0,1%
Polisorbate 80 0,1%
Na. Benzoat 0,02%
Sakrosa 10%
Tetrrazin qs
Oleum Citri qs
Aquadest ad 100%
II. Rencana Desain Sediaan
- Rencana nomor registrasi : DTL1700600133A1
- Rencana nomor bets : H 1733002
- Rencana klaim etiket : Suspensi antelmantik
- Rencana bahan kemas primer : Bobot
- Rencana bahan kemas sekuder : Dos
- Rencana bahan lebel / etiket : Ketras HVS
- Rencana leaflet / brosur : Kertas HVS
- Rencana penakar : Sendok
- Rencana indikasi sediaan : Sebagai obat antelmantik
III.Dasar Formula
III.1 Dasar pembuatan sediaan dan sistem
(Uraikan pendapat anda berdasarkan minimal tiga literatur textbook)
1. Mengapa bahan aktif anda perlu di foemulasi menjadi bentuk
sediaan dengan sistem yang anda pilih ?
2. Apa keuntungan jika bahan aktif anda diformulasi menjadi bentuk
sediaan yang anda pilih ?
3. Adakah tujuan khusus yang ingin dicapai dengan memformulasi
bahan aktif anda menjadi sediaan yang anda pilih ? Jelaskan jika
ada !
Jawaban
1. a.Bahan aktif dibuat dalam bentuk sediaan suspensi, karena
suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partakel padat
tidak larut terdispersi dalam fase cair (FI edisi III).
b. Karena sediaan pyrantel pamoat praktik tidak larut dalam air
(excipient ed 5).
c. Sediaan yang kelarutannya praktis tidak larut dalam air bisa dibuat
dalam sediaan suspensi (Ansel edisi IV)
2. a. Bahan aktif diformulasikan dalam sediaan suspensi karena
oral menjamin stabilitas kimia dan memungkinkan terapi dengan
cairan padat untuk banyak pasien, bentuk cair lebih disukai
ketimbang bentuk padat (tablet/kapsul dan obat yang sama)
karena mudahnya menelan cairan dengan keluasan dalam
pemberian dasar untuk anak-anak. Dengan membuat dalam
bentuk tidak larut dibuat dalam suspensi untuk mengurangi
kesulitan dan menutupi rasa yaitu tidak diinginkan (Ansel edisi IV,
hal 355).
b. Lebih stabil disbanding larutan, rasa tidak enak dapat ditutupi,
waktu paruh obat lebih panjang, bisa digunakan untuk pasien
yang sulit menelan obat dan kapsul (Fatmawati dkk, 2012).
3. Tujuan khusus yang dicapai dalam memformulasikan sediaan,
pyrantel suspensi dan berkhasiat sebagai obat antelmantik yang
mempunyai efek samping yang relatif ringan disbanding dengan
obat antelmantik yang lain (OOP, edisi VI, hal 204)
III.2 Dasar Pemilihan Zat Aktif
(uraikan pendapat anda berdasarkan minimal tiga pustaka texbook,
jika bahan aktif lebih dari satu, jelaskan satu persatu)
1. Jelaskan mengapa zat aktif anda dipilih untuk pengobatan penyakit
dengan indikasi yang anda tetapkan?
2. Jelaskan mengapa anda memilih bentuk base/garam/ester tertentu
dari bahan aktif anda!
3. Jelaskan tujuan spesifik lain pemilihan bahan aktif jika ada (misalnya
efek samping yang lebih sedikit atau lainnya)
4. Jelaskan dasar pemilihan kekuatan sediaan !
Jawaban
1. a. Zat aktif dipilih untuk pengobatan penyakit dengan indikasi
sebagai obat antelmentik dan juga pyrantel mempunyai
efeksamping yang relafif ringan (Obat – obat penting edisi VII)
b. Pyrantel pamoat merupakan obat antelmentik yang berkhasiat
terhadap Ascaris, Oxyuris dan cacing tambang (Tjay, 2007)
2. Karena pyrantel pamoat sukar larut dalam air, sehingga dibentuk
dalam sediaan agar lebih mudah terabsorbsi dalam usus.
3. a. Efek samping bersifat ringan dan sementara, demam, sakit
kepala dan keluhan saluran cerna (Farmakoterapi edisi V, 2009
hal.204)
b. Pyrantel memiliki efek samping ringan dan juga berupa gangguan
saluran cerna dan kadang kala sakit kepala (Obat – obat penting
edisi VII)
4. a. Dalam peradangan pyrantel dalam bentuk tablet dengan
komposisi secara pyrantel base 250 mg serta bentuk
suspenseoral sengan komposisi tiap 5 ml mengandung pyrantel
pamoatsetara pyrantel base 125 mg dan 250 mg (Iso, 2009)
b. Pirantel pamoat merupakan obat terpilih untuk askariasis,
ankilostomiasis, eterobiasis dan strongiloidiasis. Dengan dosis
tunggal angka penyembuhannya cukup tinggi.(Farmakologi dan
terapi, 1995. Hal. 530)
III.3 Dasar Pemilihan Zat Tambahan
(uraikan pendapat anda berdasarkan minimal tiga pustaka texbook)
1. Tujuan penggunaan bahan tambahan anda !
2. Jelaskan keunggulan bahan aktif anda di kelas penggunaannya!
3. Jelaskan karakteristik spesifik yang ingin di capai dengan
penggunaan bahan tambahan tersebut !
4. Apakah bahan tambahan yang anda akan gunakan di butuhkan
secara spesifik dalam formulasi bahan aktif anda? Jelaskan!
Jawaban
1. a. Natrium CMC
- Tujuan penggunaannya sebagai suspensi agent dan sebagai
pengental dengan konsentrasi 0,1-1 %, mekanisme kerjanya
meningkatkan visikositas, kelebihan Natrium CMC tidak toksik dan
tidak menimbulkan iritasi, kekurangannya pemakaian berlebih
dapat menimbulkan takantul (Rowe et al, 2009)
- Derivat selulosa yang digunakan sebagai zat pensuspensi adalah
Natrium CMC, golongan ini bersifat toksik dan aman digunakan
sebagai zat pensuspensi, Natrium CMC dapat larut dengan
mudah dalam air panas atau dingin membentuk larutan kental
(Anief, 2000)
b. Natrium Benzoat
- Natrium Benzoat digunakan sebagai pengawet/antimikroba pada
suspensi, karena suspensi yang dibuat dari pembawa air akan
mudah ditumbuhi oleh mikroorganisme. Dalam Handbook Of
Pharmaceutical Excipients edisi 6, didalam larutan suspensi salah
satu anti mikroba yang dianjurkan adalah natrium benzoat dengan
kadar 0,1% untuk larutan suspensi dengan pembawa air. Natrium
benzoat juga bersifat bakteriostatik dan menghambat petumbuhan
jamur dan ragi (Excipient edisi V)
c. Tween 80 (Fatmawati, dkk., 2012)
Merupakan golongan surfaktan non-anionik, dapat memperlambat
pembentukkan kristal, tidak toksis dan cocok untuk kebanyakan
bahan formulasi.
d. Sukrosa (Ansel, 328)
Sebagai sweeting agent / pemanis. Sukrosa adalah gula yang
paling sering digunakan pada sediaan sirup atau larutan.
Walaupun dalam keadaan khusus dapat dipanaskan dengan gula.
e. Tartazine (RPS,1289)
Digunakan sebagai pewarna untuk sediaan cair, biasanya berada
dalam range 0,0005%-0,001%)
f. Oleum Citri (Excipient edisi VI, 468)
Digunakan sebagai pengaroma dimana konsentrasinya dalam
sediaan oral yaitu 0,2%-1%.
g. Aquadest (Rowe et al, 2009)
Sebagai pelarut/ cairan pembawa dalam sediaan larutan.
2. Memberikan efek samping yang relative ringan dan memberikan
efek farmakologis sebagai anthelmentik (OOP edisi VI, 204)
3. Zat tambahan sebagai pembasah di campur dengan partikel zat aktif
lalu didispersikan ke medium dispersiyang di tambahkan semua
komponen formula yang larut (Ansel edisi IV, 362)
4. Ya, bahan tambahan di gunakan secara spesifik yakni tween 80
yang merupakan polisorbat golongan surfaktan non ionic, tidak toksik
dan cocok dengan formula (Fatmawati dkk)
III.4 Dasar pemilihan bahan kemas
(Uraikan pendapat anda berdasarkan minimal satu pustaka textbook,
jelaskan satu- per satu bahan kemas)
1. Jelaskan tujuan penggunaan bahan kemas primer anda
2. Jelaskan keunggulan bahan kemas primer yang anda pilih di
kelasnya !
3. Apakahbahan kemas yang akan anda gunakan di butuhkan secara
spesifik dalam formulasi bahan aktif anda? Jelaskan!
Jawaban
1. Tujuan penggunaan bahan kemas primer yakni dalam wadah mulut
lebar yang mempunyai ruang udara yang memadai di atas cairan
sehingga dapat mudah di kocok dan mudah di tuang ( Ansel IV 363)
2. Keunggulan bahan kemas primer yakni tidak mempengaruhi bahan
yang di simpan di dalamnya baik secara kimia maupun fisika (Ilmu
meracik obat, 2006)
3. Keunggulan bahan kemas primer adalah tidak memperngaruhi
produk yang disimpan didalamnya, baik secara fisika maupun kimia
yang dapat mengakibatkan perubahan, mutu, dan kemurniannya
(Ilmu resep, II)
III. 5 Dasar Pemilihan metode
(Uraikan pendapat anda berdasarkan minimal satu pustaka textbook!
Untuk membantu, jawablah pertanyaan ini
1. Jelaskan jika terdapat alasan bahan aktif anda harus dibuat dengan
metode tertentu !
a. Pirantel pamoat dibuat dalam bentuk sediaan suspensi agar
aktivitas terjadinya terhadap gangguan cacing, secara bekerja
pada saluran usus (Ansel; 373)
b. Suspensi oral menjamin stabilitas kimia dan kemungkinan terapi
dengan cairan untuk banyak pasien, bentuk sediaan ini lebih
disukai ketimbang padatan, pemberian lebih mudah, aman,
mudah diberikan untuk anak-anak, juga mudah diatur
penyesuaian dosisnya untuk anak (Ansel, 355)
IV. Informasi Bahan Aktif
IV. 1 Uraian Farmakologi (uraikan dari minimal 1 Pustaka textbook)
Nama : Pyrantel Pamoat
Kelas Fungsional : Anthelmethik
Indikasi : Enterdalus vermicularis, ascaris
lumbricodes, ancylostoma declenale,
necator americanos daripada
aneyoortoma duodenal, bekerja dengan
melumpuhkan cacing yang rentan,
kemudian output oleh aktivitas
peristaltik (Martindale)
Mekanisme Kerja :Melawan mematoda intestinal termasuk
cacing gelang, cacing pita,
eyerushorgulus, walaupun kurang
efektif dalam melawan cacing kuman
necatur ameicanus daripada
aneyoostorna duodenal, bekrja dengan
melumpuhkan cacing yang rentan,
kemudian output oleh aktivitas
peristaltik (Martindale)
Kontraindikasi : Hati-hati dengan pasien gangguan
fungsi hati, kehamilan, anak usia
dibawah 2 tahun (Martindale)
Efek samping :Tidak nafsu makan, keram perut, mual
muntah, dan diare, sakit kepala, pusing,
rasa mengantuk, sukar
tidur(Martindale)
Toksisitas : Sedikit diserap usus sehingga tidak
menimbulkan bahaya keracunan
(Martindale)
Dosis dan pemberian :Dosis tunggal 10 mg/kg BB atau 250
mg/ 25 kg BB (Martindale)
Interaksi Obat : Interaksi dengan piperazine mungkin
berlawanan pada saat kedua obat
digunakan bersamaan (Martindale)
Farmakokinetika : Hanya sebagian kecil dosis pelepasan
pyrantel yang diserap dari saluran
pencernaan sampai sekitar 70%,
diekskresikan sebagai obat dan
metabolik yang tidak berubah dalam air
kencing namun lebih dari setengah dari
dosis dieksresikan tidak berubah dalam
kotoran (Martindale)
Absorbsi pemberian oral sedikit
diabsorbsi dan sifat ini memperkuat
efeknya yang selektif pada cacing
eksresi pyrantel pamoat sebagian
dalam bentuk utuh dan metabolitnya
(Farmakologi Obat Terapi Edisi II, 543)
IV.2 Uraian sifat fisika-kimia bahan aktif
Nama resmi : PYRANTEL PAMOAT
Nama lain : Pirantel Pamoat
RM : C11H14S, C23H6O6
BM : 594,58
Rumus Bangun :
Pemerian Warna : Kuning, coklat
Rasa : -
Bau : -
Bentuk : Padatan kering
Kelarutan Dalam air :Praktis tidak larut dalam
air
Dalam pelarut lain :Dalam methanol, dimetil
sulfoksida, sukar larut
dalam dimetil termomida.
Pka dan Ph larutan :-
Titk lebur : 178-179oC
Polimorfisme :-
Informasi tambahan : Mengandung tidak kurang 97,0% dan tidak
kurang dari 103%.
IV.3 Uraian Stabilitas
Stabilitas Suhu : 15 -300C
Cahaya : Tidak tahan terhadap
cahaya
pH : 4,5-80
Air : tidak larut dalam air
Lainnya :-
Inkompatibilitas Gugus fungsi :-
Ion logam :-
Senyawa tertentu: piperasin (dapat
menurunkan efek
piperasin)
Saran penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung
daricahaya matahari.
V. Informasi Bahan Tambahan ( Sifat Fisika – kimia dan stabilitas)
1 Na. CMC ( FI edisi III, hal.401)
.
Nama resmi : NATRII CARBOXYMETHYLCELLULOSUM
Nama lain : Natrium karbiksimetilselulosa
Kelas fungsional : Suspending agent
Rumus bangun :

Konsentrasi : 0,5 – 2 %
RM : -
BM : -
Pemerian : Warna : putih atau putih kuning gading
Rasa : -
Bau : tidak berbau atau hampir tidak berbau
Bentuk :serbuk atau butiran
Kelarutan : Dalam air : mudah mendispersi, membentuk
suspensi koloidal
Dalam pelarut lain: tidak larut dalam etanol
(95%0 P, dalam eter P
dan dalam pelarut organik
lain.
pKa dan pH : 4,30 dan 2-10
Titik lebur : 227 C
Informasi lain : -
Stabilitas : Stabil meski bersifat higroskopik. Dalam kondisi
kelembaban tinggi Na.CMC dapat menyerap air
sebanyak >50%. Dalam keadaan kering dapat
disterilkan pada suhu 160 C (Exp. 1287)
Inkompatibilitas : Tidak cocok dengan larutan asam kuat, garam
besi terlarut dan beberapa logam seperti Al,
merkuri, seng dan xanthan gum serta
membentuk kompleks courvater dengan gelatin
pektin.
Penanganan : -
Toksisitas : Tidak toksik
Saran : Dalam wadah tertutup rapat.
penyimpanan
2 Polisorbat 80 (FI edisi III, hal.509)
Nama resmi : POLYSORBATUM-80
Nama lain : Polysorbat-80 atau tween 80
Kelas fungsional : Pembasah (weeting agent)
Konsentrasi : 1-15 %
RM : C3H8O2
BM : 76,10
Pemerian : Warna : Kuning muda hingga coklat muda
Rasa : Pahit dan hangat
Bau : Khas lemon
Bentuk : Cairan seperti minyak
Kelarutan : Dalam air : Mudah larut
Dalam pelarut lain : Mudah larut dalam etanol
dan etil asetat, tidak larut
dalam minyak
pKa dan pH : -
Titik lebur : -
Informasi lain : -
Stabilitas : Stabil pada elektrolit, asam lemah dan basa
Inkompatibilitas : Akan berubah warna atau mengendap dengan
phenol dan tanin.
Penanganan : -
Toksisitas : -
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
3 Natrium benzoat ( FI edisi III, hal.395 )
.
Nama resmi : NATRII BENZOAT
Nama lain : Natrium benzoate
Kelas fungsional : Pengawet
Rumus bangun :

Konsentrasi : 0,02 – 0,5 %


RM : C7H5NaO2
BM : 144,11
Pemerian : Warna : putih
Rasa : -
Bau : tidak berbau atau hampir tidak berbau
Bentuk : butiran atau serbuk hablur
Kelarutan : Dalam air : sangat mudah larut (2 bagian air)
Dalam pelarut lain : sukarlarut dalam etanol,
tidak larut dalam
kloroform dan eter.
pKa dan pH : - Dan 2 – 5
larutan
Titik lebur : -
Informasi lain : -
Stabilitas : Larutan berair dapat disterilkandengan autoklaf
atau filtrasi.
Inkompatibilitas : Tidak cocok dengan senyawa kuartener,
gelatin, garam, garam kalsium dan garam
logam berat termasuk perak dan timbal.
Penanganan : -
Toksisitas : -
Saran : Dalam wadah tertutup baik.
penyimpanan
4 Sukrosa (FI edisi IV, hal.5762)
Nama resmi : SUCROSUM
Nama lain : Gula
Kelas fungsional : Pemanis
Rumus bangun :

Konsentrasi : 30%-65%
RM : C12H22O11
BM : 342,20
Pemerian : Warna : putih tidak berwarna
Rasa : manis
Bau : tidak berbau
Bentuk : hablur atau bentuk kubus, serbuk
hablur.
Kelarutan : Dalam air : sangat mudah larut
Dalam pelarut lain : sukarlarut dalam etanol,
tidak larut dalam kloroform dan eter.
pKa dan pH : 62 dan 12
Titik lebur : 160 oC -186oC
Informasi lain : Dapat membentuk karamel pada suhu lebih
160oC
Stabilitas : Pada suhu > 160 C dapat teroksidasi. Dalam
udara lebih mudah terurai dengan adanya
udara dari luar.
Inkompatibilitas : Logam berat dapat mendegradasi zat
Penanganan : -
Toksisitas : -
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat dalam suhu sejuk
dan kering.

5 Oleum citri ( FI edisi III, hal.455 )


.
Nama resmi : OLEUM CITRI
Nama lain : Minyak jeruk
Kelas fungsional : Pengaroma
Konsentrasi : 0,2 – 1%
RM : -
BM : -
Pemerian : Warna : kuning pucat atau kuning kehujauan
Rasa : pedas dan agak pahit
Bau : khas
Bentuk :cairan
Kelarutan : Dalam air : -
Dalam pelarut lain : larut dalam 12 bagian
volume etanol (90 %)
P, larutan agak
beropalesensi; dapat
bercampur dengan
etanol mutlak P.
pKa dan pH : -
larutan
Titik lebur : -
Informasi lain : -
Stabilitas : -
Inkompatibilitas : -
Penanganan : -
Toksisitas : -
Saran : Dalam wadah tertutup rapat.
penyimpanan
6 Aquades (FI edisi III, hal.96)
.
Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Nama lain : Air suling
Kelas fungsional : Pelarut
Konsentrasi : -
RM : H2O
BM : 18,02
Pemerian : Warna : tidak berwarna
Rasa : tidak mempunyai rasa
Bau : tidak berbau
Bentuk : cairan jernih
Kelarutan : -
pKa dan pH : 3,17 dan 8
Titik lebur : 0 oC
Informasi lain : -
Stabilitas : Stabil dalam kimia dan semua sediaan
Inkompatibilitas : Air dapat bereaksi dengan obat dan efisien lain
yang rentang terhadap hidrolisis air.
Penanganan : Diperhatikan tindakan pencegahan sesuai
dengan keadaan jumlah behan yang ditangani.
Toksisitas : -
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
VI. Peralatan, Parameter Kritis dan Spesifikasi Produk Jadi
VI.1 Peralatan
Tuliskan perlatan yang direncanakan untuk digunakan pada tabel
berikut
ID
No Nama Alat/Merek Jumlah No. Sop
Alat
1. 001 Beaker glass 2 1
2. 002 Mortir dan Stamper 1 2
3. 003 Sendok tanduk 1 3
4. 004 Sendok takar 1 4
5. 005 Kertas perkamen 1 5
6. 006 Botol Suspensi 1 6
7. 007 Gelas Ukur 1 7
VI.2 Parameter Klinis
Tentukkan parameter kritis dan pengujiannnya
No Tahap Parameter Klinis Pengujian
1. Mixing 1 Homogenitas Uji homgenitas
2. Mixing 2 Terbasahi, terdispersi Uji
3. Mixing3 Homogenitas Uji homogenitas
4. Mixing 4 Homogenitas Uji homogenitas
5. Filling Uji kebocoran
VI.3 Rancangan Speisifikasi Sediaan
Tentukan spesisfikassi produk akhir (dan produk ruahan)
No Kriteria Spesifikasi Hasil Evaluasi
Bentuk : Cair Bentuk : Cair
Warna : Kuning Warna : Kuning
1. Organoleptis
Rasa : Manis, aroma Rasa : Manis, aroma
jeruk jeruk
2. pH 6,5 -
Aliran Newton Aliran Newton
3. Viskositas
(Pseudoplastis) (Pseudoplastis)
Volume
4. 95-100% 95%-100%
Terpindahkan
Pyrantel Pamoat/ Pyrantel Pamoat/
5. Identifikasi
Antihelmintik Antihelmintik
6. Kadar 250 mg/ 5 mL 250 mg/ 5 mL

VII. Rancangan Pengemasan


VII.1 Kemasan Primer
Jenis : Botol
Bahan : Plastik
Dimensi : 3 Dimensi
Volume : 3 Dimensi
(lampiran gambar skematis)
VII. 2 Kemasan Sekunder
Jenis : Dos
Bahan : Kertas bufalo
Dimensi : 3 Dimensi
Volume : 5 ml
(lampiran gambar skematis)
VII. 3 Leaflet
Jenis : Kertas
Bahan : Kertas HVS
Dimensi : 2 Dimensi
(lampiran gambar skematis)
VII. 4 Label
Jenis : Kertas
Bahan : Kertas HVS
Dimensi : 2 Dimensi
(lampiran gambar skematis)
VIII. Perhitungan batch trial, produksi, dan perhitungan lain.
1. Pirantel pamoat= 250 mg x 100 = 25000 mg/1000 = 25 g
0,1
2. Natrium CMC = x 5= 0,005 g + 10% = 0,0055 gx 100 = 0,55 g
100
- Air untuk Natrium CMC= 20 bagian x 0,0055 g= 0,11 g x 100
=11 g
= 11 ml

0,1
3. Polisorbat = x 5= 0,005 g + 10% = 0,0055 g x 100 = 0,55 g
100
0,2
4. Na. Benzoat = x 5= 0,001 g + 10% = 0,0011 g x 100 = 0,11 g
100
10
5. Sukrosa = x 5= 0,5 g + 10% = 0,55 g x 100 = 55 g
100
0,06
6. Tatrazin = x 5= 0,003 g + 10% = 0,0033gx 100 = 0,33
100

3,3 mg
Pengenceran= x 3 ml = 0,198 ml = 0,2 ml x 100 = 20 ml
50 mg
7. Aquades = 550 – (0,25 g + 0,55 g + 0,55 g + 0,11 g + 55 g +
0,33 g + 20 ml )
= 550 – 76,24
= 473,76 ml
IX. Proses produksi
(Uraikan langkah kerja tiap tahapan)
1. Siapkan alat dan bahan
2. Kalibrasi botol 550 ml
3. Timbang semua bahan dan buat pengenceran tartrazin
4. Taburkan 0,55 g Natrium CMC pada air panas 11 ml dalam
mortir, gerus ad mengembang
5. Masukan pirantel pamoat 25 g, gerus ad homogen
6. Tambahkan 0,55 g polisorbat 80 gerus ad homogen
7. Larutkan 0,11 g Natrium Benzoatdan 55 g sukrosa, masing-
masing 1 ml air, lalu campur keduannya
8. Tambahkan tatrarzin q.s homogenkan
9. Tambahkan oleum citri q.s homogenkan
10. Dievaluasi,tambahkan air 473,76 ml, homogenkan
11. Masukkan dalam wadah dan beri etiket

DAFTAR PUSTAKA
Anief, Moh. (2006). Ilmu Meracik Obat, Teori dan Praktik. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press. Halaman 132 dan 147.

Ansel, H. C., 2005, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, diterjemahkan


oleh Ibrahim, F., Edisi IV, 355,362-363. Jakarta, UI Press.

Depkes RI, 1979. Farmakope Indonesia edisi III : Jakarat.

Depkes RI, 1995. Farmakope Indonesia,edisi IV : Jakarta.

Departemen Farmakologi & Terapeutik Fakultas Kedokteran UI. 2009.


Farmakologi & Terapi edisi 5. Badan Penerbit FKUI. Jakarta.

Fatmawati, Aisyah, Nisa, Michun, Rebaki Radhra 2013.Teknologi Sediaan


Farmasi. Makassar.

Haley S., 2009.Handbook of Pharmaceutical Excipients, Sixth Edition,


Rowe R. C., Sheskey, P. J., Queen, M. E. (Editor), London,
Pharmaceutical Press and American Pharmacists Assosiation.

IAI. 2012. Informsi Spesialite Obat. ISFI. Jakarta

Suyatna, F. D. 1995. Dalam: Farmakologi dan Terapi. Edisi 5 : Jakarta.

Tjay & Rahadja, 2006.Obat-Obat Penting ed IV. Elexamedia Computedu,


Indonesia : Jakarta.

Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja, 2007, Obat-Obat Penting Khasiat,
Penggunaan dan Efek-Efek Sampingnya, Edisi Keempat. Hal 204,
PT. Elex Media Komputindo, Jakarta

Wade, Ainley, Weller, Paul J, 1994, Handbook of Pharmaceutical


Excipients Five Edition. The Pharmacheutical Press. London.

DAFTAR PUSTAKA
Anief, Moh. (2006). Ilmu Meracik Obat, Teori dan Praktik. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press. Halaman 132 dan 147.

Ansel, H. C., 2005, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, diterjemahkan


oleh Ibrahim, F., Edisi IV, 355,362-363. Jakarta, UI Press.

Depkes RI, 1979. Farmakope Indonesia edisi III : Jakarat.

Depkes RI, 1995. Farmakope Indonesia,edisi IV : Jakarta.

Departemen Farmakologi & Terapeutik Fakultas Kedokteran UI. 2009.


Farmakologi & Terapi edisi 5. Badan Penerbit FKUI. Jakarta.

Fatmawati, Aisyah, Nisa, Michun, Rebaki Radhra 2013.Teknologi Sediaan


Farmasi. Makassar.

Haley S., 2009.Handbook of Pharmaceutical Excipients, Sixth Edition,


Rowe R. C., Sheskey, P. J., Queen, M. E. (Editor), London,
Pharmaceutical Press and American Pharmacists Assosiation.

IAI. 2012. Informsi Spesialite Obat. ISFI. Jakarta

Suyatna, F. D. 1995. Dalam: Farmakologi dan Terapi. Edisi 5 : Jakarta.

Tjay & Rahadja, 2006.Obat-Obat Penting ed IV. Elexamedia Computedu,


Indonesia : Jakarta.

Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja, 2007, Obat-Obat Penting Khasiat,
Penggunaan dan Efek-Efek Sampingnya, Edisi Keempat. Hal 204,
PT. Elex Media Komputindo, Jakarta

Wade, Ainley, Weller, Paul J, 1994, Handbook of Pharmaceutical


Excipients Five Edition. The Pharmacheutical Press. London.

DESAIN KEMASAN
a. Kemasan Sekunder
KONTRA INDIKASI DAN Komposisi :
EFEK SAMPING Tiap 10 ml mengandung :
Keterangan lebih lanjut lihat brosur Pyrantel Pamoat 250 mg250mg
Dosis:
Anak usia 2-5 tahun, sekali minum 1
sendok teh atau ½ botol
Anak usia 5-9 tahun, sekali minum 2
sendok teh atau 1 botol
SIMPAN DI TEMPAT SEJUK (8-15ºC) DAN TERHINDAR Anak usia 10-15 tahun, sekali minum 3
DARI CAHAYA MATAHARI sendok teh atau 1 ½ botol
Diatas 15 tahun, sekali minum 4 sendok
P No.1 teh atau 2 botol
Awas! Obat Keras
Bacalah aturan pakai
P No. 1
Awas! Obat Keras INDIKASI:
Bacalah aturan Pyrantel Pamoat dapat membasmi
pakai berbagai jenis cacing di usus.Beberapa
diantaranya adalah cacing tambang
(Necator americanus dan Ancylostoma
duodenale), cacing gelang (Ascaris
No Reg.:DTL 1700600133A1 lumbrocoides) dan cacing kremi
No. Batch: H 1733002 (Enterobius vermicularis).
Mfg. Batch: November 2018
Exp. Date:November 2020

KOCOK
DAHULU
KOCOK DAHULU
b. Etiket
Komposisi :
Tiap 10 ml mengandung :
Pyrantel Pamoat ........................................250mg

Dosis:
Anak usia 2-5 tahun, sekali minum 1 sendok teh atau ½ botol
Anak usia 5-9 tahun, sekali minum 2 sendok teh atau 1 botol
Anak usia 10-15 tahun, sekali minum 3 sendok teh atau 1 ½ botol
Diatas 15 tahun, sekali minum 4 sendok teh atau 2 botol

INDIKASI:
Pyrantel Pamoat dapat membasmi berbagai jenis cacing di usus.Beberapa
diantaranya adalah cacing tambang (Necator americanus dan Ancylostoma
duodenale), cacing gelang (Ascaris lumbrocoides) dan cacing kremi (Enterobius
vermicularis). P No.1
Efek samping : Awas! Obat Keras
Susunan Saraf Pusat :Demam, sakit kepala, pusing
Kulit : Rash Bacalah aturan pakai
Saluran Cerna:Kram abdomen, diare, mual dan muntah, anoreksia dan tenesmu
Hepatik : Gangguan enzim hepar
Neuromuskuler : Letih dan lesu

c. Brosur
No Reg.:DTL 1700600133A1
No. Batch: H 1733002

Pyroat®
Mfg. Batch: November 2018
Exp. Date:November 2020

SUSPENSI PYRANTEL PAMOAT


Komposisi :
Tiap 10 mL mengandung :
Pyrantel Pamoat 250 mg

Dosis :
Anak usia 2-5 tahun, sekali minum 1 sendok teh atau ½ botol
Anak usia 5-9 tahun, sekali minum 2 sendok teh atau 1 botol
Anak usia 10-15 tahun, sekali minum 3 sendok teh atau 1 ½ botol
Diatas 15 tahun, sekali minum 4 sendok teh atau 2 botol

Indikasi :
Pyrantel Pamoat dapat membasmi berbagai jenis cacing di usus.Beberapa
diantaranya adalah cacing tambang (Necator americanus dan
Ancylostoma duodenale), cacing gelang (Ascaris lumbrocoides) dan cacing
kremi (Enterobius vermicularis).

Kontra indikasi :
Penderita Hipersensitif terhadap Pyrantel Pamoat.

Efek samping :
- Susunan Saraf Pusat : Demam, sakit kepala, pusing
- Kulit : Rash
- Saluran Cerna : Kram abdomen, diare, mual dan
muntah, anoreksia dan tenesmu
- Hepatik : Gangguan enzim hepar
- Neuromuskuler : Letih dan lesu

Interaksi obat :
Seharusnya tidak meresepkan obat Pyrantel Pamoat bersamaan dengn
levamisol seperti dalam kasus ini, mungkin ada potensial efek toksik dari
KOCOK
levamisol juga meningkatkan DAHULU
kadar plasma teofilin. Jangan menggunakan
tablet dan suspensi secara bersamaan dengan piperazine, karena obat ini
efek obat cacing antagonis Pyrantel.

Peringatan dan Perhatian :


Hati-hati penggunaan pada pasien dengan gangguan hati, anemia,
malnutrisi dan ibu hamil.

Penyimpanan :
SIMPAN DI TEMPAT SEJUK (8-15ºC) DAN TERHINDAR DARI CAHAYA MATAHARI
LANGSUNG

No Reg. :DTL 1700600133A1


No. Batch : H 1733002
Mfg. Batch : November 2018
Exp. Date :November 2020

Diproduksi Oleh :
PT. STIFA FARMA
Makassar-Indonesia
Nama Produk : Pyroat
No. Reg Formula : DTL1700600133A1
Bahan Kemasan : Kertas Foto, Kertas HVS A4 70 gram

Anda mungkin juga menyukai