TUGAS Medical Ethics An Law
TUGAS Medical Ethics An Law
ANALISA KASUS
Dosen Pengampu :
Hj. Irma Rahmawati, S.H., M.H., P.hD
Oleh :
Rafa Zhafirah Amaani
NPM : 178040014
Kata Pengantar.................................................................... 2
Bab 1 Kasus. 4
Bab 3 Kesimpulan. 22
Daftar Pustaka... 23
2
Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas limpahan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan Studi Kasus HAk Perlindungan Anak. Laporan ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas Hukum Perlindungan Hak Anak dan Hak Reproduksi Wantia.
Keberhasilan dalam penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan,
pengarahan baik moral maupun material yang tidak ternilai besarnya dari berbagai pihak. Oleh
karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Hj.
Irma Rahmawati, S.H., M.H., P.hD selaku dosen mata kuliah yang telah memaparkan materi dan
Dalam penyusunan laporan ini, penulis menyadari masih terdapat kekurangan sehingga
penulis mengharapkan masukan dan saran dalam perbaikan laporan ini. Akhir kata, semoga
laporan ini dapat diterima dan dapat bermanfaat bagi kemajuan ilmu hukum khususnya dan
pembaca umumnya.
3
BAB I
KASUS
1. Ketika putusan pengadilan mengenai anak dibawah umur menjadi masalah, apa yang
2. Pendekatan berbeda seperti apa yang digunakan oleh pengadilan terkait dengan tindakan
3. Bagaimana pengadilan berdiskusi dan berdebat mengenai dilema kepentingan terbaik pada
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Minor child adalah bayi atau orang yang berada di bawah umur yang belum memiliki
kompetensi hukum. Sebuah istilah yang berasal dari Hukum Perdata, yang menggambarkan
seseorang di bawah usia tertentu. Di kebanyakan negara bagian, seseorang tidak lagi menjadi anak
di bawah umur setelah mencapai usia 18 tahun (meskipun undang-undang negara bagian mungkin
masih melarang tindakan tertentu sampai mencapai usia yang lebih tinggi; misalnya, pembelian
minuman keras).1
Keputusan mengenai masalah anak dibawh umur yang berkaitan dengan pengakhiran
hidup menjadi dilemma bagi pengadilan. Keputusan pengadilan berdasarkan pada kepentingan
terbaik bagi anak. Pada beberapa kasus sering kali keputusan tidak sesuai dengan keinginan dan
harapan orang tua. Masalah perihal melanjutkan atau menghentikan tindakan medis sering kali
Pengadilan dapat memutuskan apakah situasi pada sebuah kasus anak dengan masalah
berkaitan dengan hidup-dan matinya berada pada no chance situation. Royal Collage of
Padiatrics and Child Health mendifiniskian no chance situation sebagai kondisi dimana anak
dengan penyakit yang sangat parah yang sedang menjalani perawatan guna mempertahankan hidup
hanya menunda kematian tanpa mengurangi penderitaan secara signifikan. Perawatan medis dalam
1
West's Encyclopedia of American Law, edition 2. Copyright 2008 The Gale Group, Inc
2
Carr C. Unlocking Medical Law. 2014. Routledge : Amerika Serikat. Hlm. 194.
5
2.2. Pendekatan Pengadilan pada Perawatan Anak untuk Mempertahankan Hidup
Pendekatan pengadilan untuk perawatan anak guna mempertahankan hidup pada kasus-
kasus antara hidup dan mati harus didasaran pada kepentingan terbaik anak. Definisi kepentingan
terbaik anak sering membingungkan dan bertentangan dengan keinginan orang tua. Keputusan
pengadilan untuk melanjutkan atau menghentikan perawatan dilihat dari kondisi medis anak dan
Kasus Wyatt Charlotte yang menderita peyakit paru, keputusan pengadilan berdasarkan
kepentingan terbaik Charlotte. Dalam pandangan medis Charlotte Wyatt kemungkinan hidupnya
kecil karena sudah resisten terhadap antibiotic dan paru-parunya sudah kolaps. Kepentingan
terbaik Charlotte dalam kasus ini adalah tetap melanjutkan ventilasi dan resusitasi jalan napas
untuk memperpanjang hidupnya, sejalan dengan keinginan orang tua yang menolak diberhentikan
perawatan medisnya. Keputusan pengadilan bukan saja berdasarkan kepentingan terbaik pasien,
tapi kemungkinan pasien untuk memperpanjang hidupnya. Tindakan ventilasi dan resusitasi
mungkin membunuh pasien dan membuat pasien menderita, namun hal tersebut dapat
memperpanjang hidupnya meskipun akan ada kemungkinan pasien tidak bisa hidup normal jika
Tindakan mempertahankan hidup bisa dihentikan apabila tindakan tersebut dianggap sia-
sia dan menambah penderitaan pasien. Seperti pada kasus T dengan kelainan mitokondria.
Kepentingan terbaik pasien bukan lagi melanjutkan tindakan medis, namun perawata paliatif yang
dapat membuatnya meninggal dengan tenang tanpa penderitaan dan kesakitan. Tanpa menyalahi
hak untuk hidup bagi pasien, jika kondisi medis pasien tidak memungkinkan untuk hidup
meskipun dengan ventilasi dan resusitasi maka kondisi pasien masuk ke dalam no chance
6
Keputusan pengadilan untuk melanjutkan atau menghentikan tindakan medis bisa saja
bertentangan dengan informed consent dan keinginan orang tua. Keputusan menghentikan
tindakan medis tidak sama dengan mempercepat kematian pasien atau membunuh pasien, karena
dalam beberapa kondisi jika melanjutkan tindakan medis dapat membuat pasien anak bertambah
Kasus Mary dan Jodie harus keputusan pengadilan harus memikirkan kepentingan terbaik
bagi Jodi dan juga Mary. Pengadilan harus mengambil keputusan tertinggi berdasarkan
kepentingan terbaik Mary dan Jodie. Informed consent tetap diperlukan untuk melakukan tindakan
medis, namun dalam kasus ini orang tua menolak operasi. Pengadilan dapat mengabaikan penolak
Keputusan operasi dapat dilaksanakan meskipun akan menghilangkan nyawa Mary dan
tidak bisa dikategorikan sebagai pembunhuan. Karena tindakan ini diperlukan dan tidak data
dicegah untuk menyelamtakan nyawa Jodie. Jika pengadilan memutuksan opersi tidak dapat
dilaksanakan tu tidak bersesuaian dengan kepentingan terbaik Mary dan Jodie. Karena dengan
operasi dapat menyelamtakan nyawa dari Jodie dan mencegah kerusakan secara fisik, mental dan
Kepentingan terbaik bagi Mary adalah Mary bergantung pada Jodie untuknya suplai darah.
Hati dan paru-parunya gagal. Dia mungkin buta dan memiliki penurunan fungsi otak. Operasi itu
tidak akan menyelamatkan hidup Mary, memperbaiki kondisinya atau mencegahnya kemunduran
mental atau fisik. Sebuah operasi untuk memisahkan Mary dari Jodie bukan keputusan terbaik bagi
7
Mary karena Mary akan tetap meninggal, tapi akan membiarkan dia mati dengan harga diri dan
tanpa rasa sakit dan penderitaan. Kepentingan terbaik Jodie adalah jika Mary tidak bergantung
padanya untuk menyuplai darah dan oksigen, Jodie dapat hidup normal dan sehat.3
terpenting. Keputusan tersebut memang tidak memuaskan bagi semua pihak, karena Mary tetap
saja tidak bisa hidup. Keputusan tersebut dapat membuat Jodie berkesempatan mempunyai hidup
yang normal tanpa harus sakit dan menderita karena Mary bergantung kepadanya. Dan bagi Mary
dapat meninggal dengan harga diri, tanpa sakit dan penderitaan lebih lanjut.
2.4. Hukum mengenai Anak dibawah umur dengan kondisi terminal di Indonesia
Hukum di Indonesia belum banyak membahas kasus tentang anak dibawah umur dengan
kondisi medis yang membutuhkan perawatan guna mempertahankan hidupnya. Dalam Pasal 44
ayat (3) UU 23/2002 bahwa pemerintah menyediakan fasilitas dan menyelenggarakan upaya
kesehatan dan pelayanan gratis bagi masyarakat yang kurang mampu. Peraturan Perundang-
undangan yang Terkait dengan Kesehatan Anak Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang
a. Pasal 53 ayat (1) menyatakan: setiap anak sejak dalam kandungan, berhak untuk hidup,
b. Pasal 54 menyatakan bahwa setiap anak yang cacat fisik dan atau mental berhak memperoleh
perawatan dan bantuan khusus atas biaya negara, untuk menjamin kehidupannya.
3
Carr Claudia. Course Notes Medical Law and Ethis. 2013. Routlegde : London. Hlm. 49.
8
c. Pasal 62 mengatur hak anak untuk memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial secara
diakomodasi dalam pengaturan mengenai kesehatan keluarga, khususnya kesehatan ibu dan anak.
melalui peningkatan kesehatan anak dalam kandungan, masa bayi, masa balita, usia
Pelayanan Kesehatan Bagi Anak-Anak Cacat (Pasal 23 KHA) Negara harus memfasilitasi
orangtua atau orang-orang lain yang memelihara anak cacat agar anak-anak cacat bisa memperoleh
Standar Kesehatan anak (Pasal 24 KHA) Negara harus mengambil langkah-langkah untuk:
b. Menjamin pengadaan bantuan medis dan perawatan kesehatan yang diperlukan untuk
kesehatan dasar, melalui antara lain perenapan teknofogi yang mudah diperoleh dan melalui
pengadaan makanan bergizi yang memadai dan air minum yang bersih, dengan
9
e. Menjamin bahwa semua golongan masyarakat, terutama para orangtua dan anak-anak,
diberi informasi, bisa memperoleh pendidikan dan mendapat dukungan dalam penggunaan
pengetahuan dasar mengenai kesehatan dan gizi anak, manfaat-manfaat pemberian air susu ibu
Tidak terdapat peraturan pemerintah atau pun undang-undnag yang membahasn tentang
kondisi medis anak di bawah umur. Kepentingan terbaik anak dan kesejahteraan anak yang
menjadi keputusan tertinggi dalam kasus-kasus diatas belum disiunggung dalam hukum di
Indonesia.
10
BAB III
KESIMPULAN
Kepentingan terbaik anak daripada keputusan orang tua merupakan keputusan tertinggi
bagi pengadilan. Menghentikan atau melanjutkan tindakan medis ditinjau dari apakah hal ini
merupakan kepentingan terbaik bagi anak. Melanjutkan tindakan medis tidak selalu berarti
menyelamatkan nyawa anak, jika dalam kondisi tersebut hanya memperlambat kematian bukan
11
DAFTAR PUSTAKA
Carr C. Unlocking Medical Law. 2014. Routledge : Amerika Serikat. Hlm. 194.
Carr Claudia. Course Notes Medical Law and Ethis. 2013. Routlegde : London. Hlm. 49.
West's Encyclopedia of American Law, edition 2. Copyright 2008 The Gale Group, Inc
12