Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia

sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945. Setiap kegiatan dalam upaya untuk

memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-

tingginya dilaksanakan berdasarkan prinsip nondiskriminatif, partisipasif, dan

berkelanjutan dalam rangka pembentukan sumber daya manusia Indonesia,

serta peningkatan ketahanan daya saing bangsa bagi pembangunan nasional.

Setiap orang memiliki hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber

daya di bidang kesehatan dan pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan

terjangkau (Presiden Republik Indonesia, 2009). Agar dapat memperoleh

derajat kesejahatan yang optimal, maka kita dapat memanfaatkan tanaman

obat yang dikemas dalam bentuk jamu atau obat tradisional maupun sintetis

menjadi suatu obat yang aman, manjur dan bermutu dengan harga yang

terjangkau bagi masyarakat.

CPOB adalah pedoman pembuatan obat bagi industri farmasi di

Indonesia yang bertujuan untuk memastikan agar sifat dan mutu obat yang

dihasilkan senantiasa memenuhi persyaratan mutu yang telah di tentukan dan

sesuai dengan tujuan penggunaannya. Salah satu upaya yang dilakukan

1
industri farmasi dalam rangka meningkatkan kualitas obat yang diproduksinya

yaitu dengan menerapkan GMP (Good manufacturing practice). Di Indonesia,

istilah GMP lebih di kenal dengan CPOB (cara pembuatan obat yang baik )

yang dinamis. Melalui pedoman CPOB semua aspek yang berhubungan

dengan produksi dan pengendalian mutu obat diperhatikan dan ditentukan

sedemikian rupa dengan tujuan untuk menjamin bahwa produk obat di buat

senantiasa memenuhi persyaratan mutu yang telah ditentukan sesuai dengan

tujuan penggunaanya. Produksi obat yang baik adalah produksi yang telah

memenuhi ketentuan ketentuan CPOB.

CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik)bertujuan

untuk menjamin agar produk senantiasa memenuhi persyaratan yang berlaku.

Persyaratan tersebut meliputi : personalia, bangunan, peralatan, sanitasi dan

higine, pengolahan dan pengemasan, pengawasan mutu, inspeksi diri,

dokumentasi, serta penanganan terhadap hasil pengamatan produk di

peredaran.

Obat tradisional menurut Undang-undang Kesehatan nomor 23 tahun

1992 adalah bahan atau ramuan bahan berupa bahan tumbuhan, bahan hewan,

bahan mineral, sediaan cairan (galenik) atau campuran dari bahan tersebut

yang secara turun menurun telah digunakan untuk pegobatan berdasarkan

pengalaman. Fitofarmaka merupakan sediaan obat bahan alam yang telah

dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan

uji klinik, bahan baku dan produk jadinya telah di standarisasi (Badan POM.

RI., 2004).

2
1.2. Rumusan masalah

Bagaimana prosedur dan cara pemberian izin ,mendirikan industry

Fitofarmaka ?

1.3.Tujuan

2. Mengetahui dan memahami bagaimana cara pendirian, perizinan, dan

pedoman/ aturan industri fitofarmaka

3. Membuka lapangan pekerjaan sehingga dapat mengurangi angka

pengangguran.

4. Memanfaatkan produk pertanian lokal menjadi produk yang lebih inovatif.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Industri

Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan

baku, barang setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai

yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun

dan perekayasaan industri.

1. Industri Farmasi

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No.1799/MENKES/PER/XII/2010, Industri Farmasi adalah badan usaha

yang memiliki izin dari Menteri Kesehatan untuk melakukan kegiatan

pembuatan obat atau bahan obat.Pembuatan obat adalah seluruh tahapan

kegiatan dalam menghasilkan obat, yang meliputi pengadaan bahan awal

dan bahan pengemas, produksi, pengemasan, pengawasan mutu, dan

pemastian mutu sampai diperoleh obat untuk didistribusikan.

Industri farmasi wajib memenuhi ketentuan peraturan perundang-

undangan di bidang tata ruang dan lingkungan hidup, termasuk wajib

memenuhi memenuhi persyaratan Cara Pembuatan Obat Tradisional yang

Baik (CPOTB).Pemenuhan persyaratan CPOTB dibuktikan dengan

sertifikat CPOTB.

4
2. Fitofarmaka

Pengertian fitofarmaka menurut Badan POM, RI tahun 2004

adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan

khasiatnya secara alamiah denganuji praklinis dan uji klinis bahan baku

serta produk jadinya telah di standarisasi.

2.2. Persyaratan untuk mendirikan industry Fitofarmaka

a. Surat permohonan

b. Fotokopi akta pendirian badan hukum yang sah sesuai ketentuan peraturan

perudang-undangan

c. Susunan Direksi/Pengurus dan Komisaris/Badan Pengawas

d. Fotokopi KTP/Identitas Direksi/Pengurus dan Komisaris/Badan Pengawas

e. Pernyataan Direksi/Pengurus dan Komisaris/Badan Pengawas tidak pernah

terlibat pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang farmasi

f. Fotokopi bukti penguasaan tanah dan bangunan

g. Fotokopi Surat Izin Tempat Usaha

h. Surat Tanda Daftar Perusahaan

i. Fotokopi Surat Izin Usaha Perdagangan

j. Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak

k. Persetujuan lokasi dari Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota

l. Rencana Induk Pembangunan (RIP) yang mengacu pada pemenuhan

CPOTB dan disetujui Kepala Badan

5
m. Asli surat pernyataan kesediaan bekerja penuh dari Apoteker penanggung

jawab

n. Fotokopi surat pengangkatan Apoteker penanggung jawab dari pimpinan

perusahaan

o. Fotokopi Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA); dan

p. Jadwal rencana pendirian bangunan industri dan pemasangan

mesin/peralatan

2.3. Tahapan untuk mendapatkan izin mendirikan industri Fitofarmaka


Berdasarkan Permenkes RI No. 1799/Menkes/Per/XII/2010, untuk
memperoleh Izin Usaha Industri Farmasi diperlukan persetujuan prinsip.
Permohonan persetujuan prinsip diajukan secara tertulis kepada Direktur
JenderalBadan POM. Persetujuan prinsip tersebutdiberikan olehDirjend
BPOM setelah pemohon memperoleh persetujuan Rencana Induk
Pembangunan (RIP) dari Kepala Badan POM. Dalam hal permohonan
persetujuan prinsip telah diberikan, pemohon dapat langsung melakukan
persiapan, pembangunan, pengadaan, pemasangan, dan instalasi peralatan,
termasuk produksi percobaan dengan memperhatikan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Persetujuan prinsip ini berlaku selama 5 tahun dan dapat
diubah berdasarkan permohonan dari pemohon Izin Indusrti Farmasi yang
bersangkutan.
a. Permohonan Rencana Induk Pembangunan (RIP)
Sebelum pengajuan permohonan persetujuan prinsip pemohon wajib
mengajukan permohonan persetujuan Rencana Induk Pembangunan (RIP)
kepada Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan.
Tata carapermohonanpersetujuanprinsip

6
1. Sebelum pengajuan permohonan persetujuan prinsip, pemohon wajib
mengajukan permohonan persetujuan Rencana Induk Pembangunan
kepada BPOM.
2. Persetujuan Rencana Induk Pembangunan (RIP) diberikan oleh kepala
BPOM paling lama dalam jangka waktu 14 hari kerja sejak permohonan.
b. Permohonan Persetujuan Prinsip
PersetujuanPrinsip yang diberikan kepada pelaku usaha yang telah
memperoleh persetujuan Rencana Induk Pembangunan (RIP) dari Kepala
Badan, sebelum pelaku usaha melakukan persiapan, pembangunan,
pengadaan, pemasangan, dan instalasi peralatan, termasuk produksi
percobaan.
Tata cara permohonan persetujuan prinsip
1. Pemohon persetujuan prinsip diajukan ke Dirjen dengan tembusan
kepada kepala BPOM dan dinas kesehatan profinsi.
2. Permohonan persetujuan prinsip di ajukan dengan kelengkapan sebagai
berikut:
a. Fotokopi akta pendirian badan hukum yang sah sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
b. Fotokopi KTP/identitas direksi dan komisariat perusahaan.
c. Susunan direksi dan komisaris.
d. Pernyataan direksi dan komisaris tidak pernah terlibat pealanggaran
peraturan perundang-undangan dai bidang farmasi.
e. Fotokopi sertifikat tanah.
f. Fotokopi surat izin tempat usaha berdasarkan undang-undang
gangguan (HO).
g. Fotokopi surat tanda daftar perusahaan.
h. Fotokopi surat izin usaha perdagangan.
i. Fotokopi nomor induk wajib pajak (NPWP)
j. Persetujuan lokasi dari pemerintah daerah propinsi
k. Persetujuan rencana induk pembangunan RIP)
l. Rencan investasi dan kegianatan pembuatan obat.

7
m. Asli surat pernyataan ketersediaan bekerja penuh dari masing-masing
apoteker penanggung jawab produksi, apoteker penanggung jawab
pengawasan mutu, apoteker penanggung jawab pemastian mutu.
n. Fotokopi surat pengangkatan bagi masing-maing apoteker
penangnggung jawab produksi, apoteker penanggung jawab
pengawasan mutu, apoteker penanggung jawab pemastian mutu.
3. Persetujuan prinsip diberikan oleh Dirjen paling lama dalam waktu 14
hari kerja.
4. Pemohon izin industri farmasi dengan status peananaman modal asing
atau penanaman modal dalam negri yang telah mendapat sutrat
persetujuan penanaman modal dari instansi yang menyelenggarakan
urusan penanaman modal, wajib mengajukan permohonan persetujuan
prinsip sesuai dengan ketentuan sebagai mana dimaksud dalam pasal ini.
c. Permohonan izin industri farmasi
Izin yang diberikan kepada pelaku usaha yang telah selesai
melaksanakan tahap persetujuan prinsip, sebelum industry farmasi
melakukan kegiatan produksi.
Tahapan setelah selesai memiliki persetujuan prinsip, bisa samba
lmembangun fisik, dan melanjutkan mengajukan permohonan izin industri
farmasi.
1. Surat permohonan izin industri farmasi ini harus ditandangani oleh
direktur utama dan apoteker penanggung jawab pemastian mutu dengan
kelengkapan yang telah ditentukan. adapun kelengkapan yang telah
ditentukan , antara lain:
a. Fotokopi persetujuan prinsip industri farmasi
b. Surat persetujuan penamanan modal untuk industri farmasi dalam
rangka penanaman modal asing atau penanaman modal dalam
negeri
c. Daftar peralatan dan mesin mesin yang digunakan
d. Jumlah tenaga kerja dan kualifikasinya

8
e. Fotokopi sertifikat upaya pengelolaan lingkungan dan upaya
pemantauan lingkungan dan analisis mengenai dampak lingkungan
f. Rekomendasi kelengkapan adminsitratif izin industri farmasi dari
kepala dinas kesehatan provinsi
g. Rekomendasi pemenuhan persyaratan cpob dari kepala badan
h. Daftar pustaka wajib seperti farmakope indonesia edisi terakhir.
i. Asli surat pernyataan bekerja full time dari masing masing apoteker
produksi, pengawasan mutu, dan pemasitan mutu
j. Fotocopy surat pengangkatan masing masing apoteker
k. Foto kopi ijazah dan stra masing msing apoteker
l. Surat pernyatan komisaris dan direksi tidak terliebat pengalggaran
undang udnang
2. BPOM akan mengadakan audit pemenuhan persyaratan CPOB (berarti
gedung kita harus udah sesuai degnan CPOB) paling lama 20 hari kerja
sejak diterima tembusan.
3. BPOM menyatakan pabrik kita memenuhi persyaratan CPOB, maka dia
akan mengeluarkan rekomendasi pemenuhan persyaratan CPOB kepada
DIRJEN dengan tembusan kepada DINKES dan tentunya Kita sebagai
pemohon. BPOM mengeluarkan rekomendasi paling lama, dalam waktu
10 hari kerja setelah.
4. DINKES akan melakukan verifikasi kelengkapan persyaratan
administratif, paling lama 20 hari kerja juga
5. Perusahan kita dinyatakan memnuhi kelengkapan persyaratan
administrasif, DINKES paling lama 10 hari kerja akan mengeluarkan
rekomendasi pemenuhan persyaratan administratif kepada DIRJEN
dengan tembusan BPOM dan kita sebagai pemohon.
6. setelah menerima surat rekomendasi baik dari BPOM maupun
DINKES, maka DIRJEN menerbitkan izin industri farmasi paling lama
dalam waktu 10 hari kerja.
2.4. Masa Berlaku Izin Industri Fitofarmaka
1. Persetujuan prinsip berlaku selama 3 (tiga) tahun.

9
Dalam hal tertentu yang berkaitan dengan pelaksanaan penyelesaian

pembangunan fisik, atas permohonan pemohon, persetujuan prinsip dapat

diperpanjang paling lama 1 (satu) tahun.

2. Izin industri farmasi berlaku untuk seterusnya selama Industri Farmasi

yang bersangkutan masih berproduksi dan memenuhi ketentuan peraturan

perundang-undangan.

2.5. Alur Permohonan Perizinan Industri Farmasi

Dalam pelaksanaan pelayanan izin Industri Farmasi, pelaksana pelayanan

perizinan danpemohon harus mengikuti alur tata cara perizinan sebagai

berikut :

Persetujuan Prinsip

Alur Permohonan Persetujuan Prinsip Industri Farmasi

Tata cara permohonan persetujuan prinsip industri obat tradisional :

10
a. Pengajuan permohonan Persetujuan Prinsip untuk pendirian

Industri Obat Tradisional disampaikan kepada Direktur Jenderal

dengan mempergunakan contoh formulir TRAD-1.

b. Pengajuan permohonan Persetujuan Prinsip untuk pendirian

lndustri Kecil Obat Tradisional disampaikan kepada Kepala Kantor

Wilayah dengan tembusan kepada Direktur Jenderal

mempergunakan contoh formulir TRAD2.

c. Dalam waktu 12 (dua belas) hari kerja setelah permohonan

diterima secara lengkap, Direktur Jenderal mengeluarkan

Persetujuan Prinsip dengan menggunakan contoh formulir TRAD-

3 atau menolaknya dengan mempergunakan contoh formulir

TRAD-4

d. Dalam waktu 12 (dua belas) hari kerja setelah permohonan

diterima secara lengkap, Kepala Kantor Wilayah mengeluarkan

Persetujuan Prinsip dengan mempergunakan contoh formulir

TRAD-5 atau menolaknya dengan mempergunakan contoh

formulir TRAD-6 dengan tembusan kepada Direktur Jenderal.

2.6. Izin Usaha Industri Obat tradisional

Alur Permohonan Izin Industri Obat Tradisional

11
Tata Cara Permohonan Izin Industri Obat Tradisional

a. Pemohon yang telah selesai melaksanakan tahap persetujuan prinsip

dapat mengajukan permohonan izin Industri Obat Tradisional.

b. Surat permohonan izin Industri Obat Tradisional harus ditandatangani

oleh Direktur Utama dan Apoteker penanggung jawab pemastian mutu

diajukan ke Kementerian Kesehatan beserta kelengkapannya.

c. Pemohon mengajukan surat permohonan ke Kementerian Kesehatan

RI cq Direktur Jenderal dengan tembusan kepada Kepala Badan dan

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi setempat.

d. Paling lama dalam waktu 20 (dua puluh) hari kerja sejak diterimanya

tembusan permohonan, Kepala Badan melakukan audit pemenuhan

persyaratan CPOB .

e. Paling lama dalam waktu 20 (dua puluh) hari kerja sejak diterimanya

tembusan permohonan, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi melakukan

verifikasi kelengkapan persyaratan administratif.

12
f. Paling lama dalam waktu 10 (sepuluh) hari kerja sejak dinyatakan

memenuhi persyaratan CPOB, Kepala Badan mengeluarkan

rekomendasi pemenuhan persyaratan CPOB kepada Direktur Jenderal

dengan tembusan kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi.

g. Paling lama dalam waktu 10 (sepuluh) hari sejak dinyatakan

memenuhi kelengkapan persyaratan administratif, Kepala Dinas

Kesehatan Provinsi mengeluarkan rekomendasi pemenuhan

persyaratan administratif kepada Direktur Jenderal dengan tembusan

kepada Kepala Badan.

h. Paling lama dalam waktu 10 (sepuluh) hari kerja setelah menerima

rekomendasi serta persyaratan lainnya, Direktur Jenderal menerbitkan

izin Industri Obat Tradisional.

2.7.Pembinaan

Pembinaan terhadap industri obat tradisional dilaksanakan oleh

DirektoratJenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan c.q. Direktorat Bina

Produksi danDistribusi Kefarmasian.Pedoman mengenai pembinaan industri

obat tradisional ditetapkan oleh DirekturJenderal Bina Kefarmasian dan Alat

Kesehatan, sedangkan pengawasanterhadap industri obat tradisional dilakukan

oleh Kepala Badan Pengawas Obatdan Makanan.Industri Obat Tradisional

dilarang melakukan kegiatan yang bertentangan dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan di bidang kefarmasian.

13
BAB III

PEMBAHASAN

3.1.Profil Perusahaan

3.1.1. Nama Perusahaan Dan Bidang Usaha

Nama Perusahaan : PT. NATUR FARMA

Bidang Usaha : Obat Fitofarmaka

3.1.2. Lokasi Perusahaan : Bogor, Jawa Barat

Pemilihan lokasi berdasarkan posisinya yang strategis bebas

pencemaran dan tidak mencemari lingkungan. penempatan pabrik di

dekat dengan daerah bahan baku dan yang mendasari pemilihan

lokasi bisa merangkul para warga untuk menyediakan kebutuhan

bahan baku.

3.2.Visi Dan Misi Perusahaan

3.2.1. Visi

Sebagai perusahaan farmasi yang memiliki komitmen untuk

selalu menghasilkan produk farmasi yang berkualitas serta memiliki

citra kuat di pasar nasional.

3.2.2. Misi :

a. Mengangkat produk ramuan obat fitofarmaka yang bersaing di jajaran

pasar obat modern sehingga dapat dirasakan seluas-luasnya manfaat

serta khasiatnya oleh seluruh masyarakat.

14
b. Mengupayakan tingkat kualitas kesehatan konsumen yang lebih baik

melalui produk dan layanan berkualitas serta terjangkau dengan

mempromosikan gaya hidup sehat

c. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya membina

kesehatan melalui pola hidup sehat, pemakaian bahan-bahan alami,

dan pengobatan secara naturopathy.

3.3. Modal Dasar


Modal dasar sebesar Rp4 triliun terdiri dari 4 juta lembar saham dengan
nilai nominal sebesar Rp1juta per lembar saham.

3.4. Aspek Finansial

a. bangunan Rp 8.000.000.000,00
(waktu pendirian bangunan 1 tahun)
b. tanah Rp 2.000.000.000,00
(Pembebasan lahan 8 hectar)
c. peralatan Rp 500.000.000,00
d. perlengkapan RP 250.000.000,00
e. tenaga kerja 50 orang Rp 350.000.000,00
-direktur

-administrasi

-manajer

-karyawan

f. Pengembangan bahan dasar Rp 100.000.000,00


Perkiraan biaya total awal Rp 11.200.000.000,00
g. Dana cadangan Rp 10.000.000.000,00
Grand Total Rp 21.200.000.000,00
Analisis Return of Investmen dan Pay Back Period

15
Harga per box isi 30 kapsul (sudah termasuk pajak dan keuntungan 15%) Rp
50.000
Target penjualan 1.000.000 box isi 30 kapsul per bulan
Pendapatan = 1.000.000 x Rp. 50.000 = Rp. 50.000.000.000.
Laba = 15% x 50.000.000.000 = Rp 7.500.000.000
Laba Bersih per tahun = 7.500.000.000 x 12 = 90.000.000.000 atau 90 M

...
ROI = x 100% = ... x 100% = 4,25 %

....
PBP = x 1 tahun = x 1 tahun = 23 hari
...

3.5. Struktur Organisasi

Komunikasi internal di dalam organisasi memiliki peran penting untuk

membangun bentuk karakter dan budaya perusahaan serta soliditas tim

kerja. Komunikasi internal yang lancar, intensif dan efektif dalam

menyebarkan informasi perusahaan akan mendorong proses dan

mekanisme di semua divisi perusahaan. Untuk itu pencapaian kinerja

perusahaan secara keseluruhan tidak terlepas dari dukungan komunikasi

internal perusahaan yang baik.

16
4. Waktu Pendirian Industri

PT. NATUR FARMA akan mulai mendirikan industry setelah proses

pengajuan izin Obat Fitofarmaka telah resmi dikeluarkan dan disetujui

Dinkes Provinsi dan BPOM.

A. Aspek produksi Industri Obat Tradisional

Produksi obat yang baik adalah produksi yang telah memenuhi

ketentuan ketentuan CPOB. Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik

(CPOTB) meliputi seluruh aspekyang menyangkut pembuatan obat

tradisional, yang bertujuan untuk menjamin agar produk yang dihasilkan

senantiasa memenuhi persyaratan mutu yang telahditentukan sesuai

dengan tujuan penggunaannya. Mutu produk tergantung dari bahan awal,

proses produksi dan pengawasan mutu, bangunan, peralatan dan personalia

yang menangani.

3.6. Aspek Pemasaran Industri Obat Fitofarmaka

Produk Yang Dipasarkan : EKSTRAK TUMBUHAN MENIRAN

Sasaran Penjualan Konsumen : Seluruh kalangan masyarakat

Strategi Marketing :

1. Mencari segmen pasar yang sesuai dengan produk Fitofarmaka

2. Memberi informasi tentang berbagai keunggulan produk Fitofarmaka

3. Kejutan promosi dan pemotongan harga yang selektif

4. Melayani daerah yang belum dilayani segmen pesaing

17
3.7. Analisis SWOT

a. Strenght (Kekuatan)

1. Promosi back to nature dan bahan alam mendongkrak minat masyarakat

untuk mengonsumsi obat herbal

2. Diproduksi dengan menjaga kebersihan dan highenis

3. Diminati semua kalangan masyarakat

4. Produk terjangkau, Harga dari produk PT NATUR FARMA sangat

terjangkau pada seluruh lapisan masyarakat.

b. Weakness (Kelemahan)

1. Produk PT. NATUR FARMA tergolong baru, membutuhkan waktu yang

cukup lama untuk memperkenalkan secara luas

2. Kesulitan dalam penyediaan modal, PT. NATUR FARMA membuka

kesempatan bagi para investor yang ingin menginvestasikan dananya

dalam upaya pemenuhan kebutuhan modal

c. Opportunity

1. Permintaan yang cukup banyak dari berbagai kalangan masyarakat yang

ingin beralih pada obat herbal

2. Masyarakat dengan mudah mengonsumsi obat herbal secara instan tanpa

harus mengelolah sendiri

d. Threat (Ancaman)

18
1. Harga bahan baku yang bisa saja meningkat

2. Adanya pesaing yang menjual kualitas produk yang sama

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Demikian proposal ini di buat, bedasarkan kebutuhan dan pelaksaan

yang sesuai dengan kondisi lapangan, serta mudah-mudahan upaya

pengandaan Industri Fitofarmaka ini dapat perhatian investor melalui bantuan

pendirian pabrik berserta peralatan, perlengkapan, dan perizinan dapat

berkembang menjadi lebih besar dalam mengelola usaha.

B. Saran

Sebaiknya dalam mendirikan industri Fitofarmakan memenuhi

persyaratan CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik).

19

Anda mungkin juga menyukai