2.1. PELATIHAN
Pelatihan adalah suatu kegiatan dari perusahaan yang bermaksud untuk
memperbaiki dan mengembangkan sikap, tingkah laku, keterampilan dan
pengetahuan dari para personil yang sesuai dengan keinginan perusahaan yang
bersangkutan (Noe et al., 2003).
Noe et al (2003) juga mengemukakan manfaat dari pelatihan personalia,
diantaranya adalah sebagai berikut.
Meningkatkan produktivitas perusahaan
Meningkatkan kualitas personil dan produksi
Meningkatkan semangat personil
Menjaga kesehatan dan keselamatan personil
Pengembangan diri personil
Meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan
Industri farmasi hendaklah memberikan pelatihan bagi seluruh personil
yang tugasnya berada di dalam area produksi, gudang penyimpanan atau
laboratorium (termasuk personil teknik, perawatan dan petugas kebersihan), dan
bagi personil lain yang kegiatannya dapat berdampak pada mutu produk (CPOB,
2012).
Di samping pelatihan dasar dalam teori dan praktik CPOB, personil baru
hendaklah mendapat pelatihan sesuai dengan tugas yang diberikan. Pelatihan
berkesinambungan juga hendaklah diberikan, dan efektifitas penerapannya
hendaklah dinilai secara berkala. Hendaklah tersedia program pelatihan yang
disetujui kepala bagian masing-masing. Catatan pelatihan hendaklah disimpan
(CPOB, 2012).
Pelatihan spesifik hendaklah diberikan kepada personil yang bekerja di
area di mana pencemaran merupakan bahaya, misalnya area bersih atau area
penanganan bahan berpotensi tinggi, toksik atau bersifat sensitisasi. Pengunjung
atau personil yang tidak mendapat pelatihan sebaiknya tidak masuk ke area
produksi dan laboratorium pengawasan mutu. Bila tidak dapat dihindarkan,
hendaklah mereka diberi penjelasan lebih dahulu, terutama mengenai higiene
perorangan dan pakaian pelindung yang dipersyaratkan serta diawasi dengan ketat
(CPOB, 2012).
Konsep Pemastian Mutu dan semua tindakan yang tepat untuk
meningkatkan pemahaman dan penerapannya hendaklah dibahas secara mendalam
selama pelatihan. Pelatihan hendaklah diberikan oleh orang yang terkualifikasi
(CPOB, 2012).
2.2. EVALUASI
Evaluasi merupakan proses mengumpulkan data dan informasi yang
diperlukan dalam program pelatihan. Evaluasi dimaksudkan untuk mengetahui
seberapa jauh peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap staf yang
difokuskan pada peninjauan kembali proses pelatihan dan menilai hasil pelatihan
serta dampak pelatihan terhadap kinerja personil (Sudjana, 2006).
Sudjana (2006) juga mengemukakan bahwa terdapat tujuan dari evaluasi
kinerja personalia, diantaranya adalah
Memberikan masukan untuk perencanaan program agar sesuai dengan
yang diharapkan
Memberikan masukan untuk kelanjutan, perluasan, dan penghentian
program
Memberikan masukan untuk memodifikasi program
Memberikan informasi tentang faktor pendukung dan penghambat
program
Menurut Mathis dan Jackson (2006), metode yang dapat digunakan untuk
menilai atau mengevaluasi kinerja personalia adalah sebagai berikut
e. Pusat penilaian
Penilaian ini sebagai suatu bentuk penilaian pekerjaan terstandar yang
tertumpu pada beragam tipe evaluasi dan beragam penilai. Pusat-pusat
penilaian sebagai bentuk standar pekerja yang bertumpu pada tipe-tipe
evaluasi dan nilai-nilai ganda.
DAFTAR PUSTAKA
Mathis, R.L dan J.H. Jackson. 2006. Human Resource Management: Manajemen
Sumber Daya Manusia, Terjemahan Dian Angelia. Jakarta: Salemba
Empat.
Noe, R.A., Holllenbeck, J.R., Gerhart, B., Wright, P.M. 2003. Human Resource
Management, International Edition. New york: The Mc. Graw-hill
Companies, Inc.
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor
HK.03.1.33.12.12.8195 Tahun 2012 tentang Penerapan Pedoman Cara
Pembuatan Obat yang Baik.
Sudjana, Djudju. 2006. Evaluasi Program Pendidikan (Untuk Pendidikan
Nonformal dan Pengembangan Sumber Daya Manusia). Bandung: Falah
Production.