Anda di halaman 1dari 5

AKUNTANSI PENGANTAR II

Rekonsiliasi Bank

Ketut Ita Diantari ( 1506305043 )

Ni Ketut Ari Susanti ( 1506305031 )

Komang Ayu Triska Prabandari ( 1506305051 )

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

TAHUN 2016
1.1. Rekonsiliasi Rekening Girop BANK
Rekonsilisasi rekening giro bank adalah, suatu penyelidikan untuk mengetahui
penyebab perbedaan antara saldo giro yang tercantum dalam laporan bank dengan saldo giro
yang tercantum dalam pembukuan perusahaan. Tujuan dilakukannya rekonsiliasi bank adalah
untuk menentukan saldo kas (bank) yang seharusnya disajikan dalam laporan keuanan
(neraca), dan untuk mengamankan kekayaan perusahaan serta mendeteksi kemungkinan
adanya penyalahgunaan kas dibank. Adapun hal-hal yang menyebabkan perbedaan saldo giro
tersebut yaitu:
1 Perbedaan waktu pencatatan pada bank dan pemegang giro sehingga ada hal
yang belum dicatat salah satu pihak.
2 Kesalahan pencatatan dilakukan oleh satu pihak.
Situasi yang menyebabkan terjadinya perbedaan waktu pencatatan diantaranya
(i)Perusahaan menarik check untuk membayar utang kepada kreditur. Kemudian perusahaan
akan segera mencatat penarikan check tersebut sebagai pengurangan atas giro di bank.
Sedangkan pencatatan terhadap pengurangan saldo giro nasabah oleh bank, dilakukan ketika
penerima check menguangkan checknya di bank. (ii) Pemegang giro akan segera mencatat
setoran yang di lakukan pada akhir bulan menjelang jam akhir kerja bank, sedangkan bank
mungkin menunda pencatatan pada keesokan harinya. (iii) Ketika pengiriman debet memo
atau kredit memo dari bank ke perusahaan mungkin memakan waktu beberapa hari. Bank
sudah mendebet atau mengkredit rekening giro nasabah segera setelah memo dibuat,
sedangkan perusahaan baru mencatat memo tersebut beberapa hari kemudian.

1.2. Prosedur Rekonsiliasi


Rekonsiliasi bank harus dibuat oleh orang yang tidak terlibat dalam transaksi kas.
Dalam merekonsiliasi rekening giro bank, saldo menurut pembukuan perusahaan dan saldo
menurut laporan bank direkonsiliasi ke saldo giro yang sesungguhnya. Pembuatan
rekonsiliasi bank dimulai dengan mencantumkan saldo menurut laporan bank dan saldo
menurut pembukuan pada baris pertama rekonsiliasi, selanjutnya perusahaan melakukan
berbagai penyesuaian, seperti penyesuaian terhadap saldo menurut bank (setoran dalam
perjalanan, check dalam perjalanan, kesalahan dalam pembukuan bank) dan melakukan
penyesuaian terhadap saldo di perusahaan ( wesel ditagih melalui bank, check kosong, beban
administrasi bank, kesalahan pencatatan dalam pembukuan perusahaan). Setelah penyesuaian
dilakukan barulah didapatkan jumlah saldo giro yang benar.

1.3. Tahap-tahap Penyusunan Rekonsiliasi Bank

1
Adapun tahapan yang dilakukan untuk menyusun rekonsiliasi bank yaitu:
1. Mulai dengan saldo yang tercantum dalam laporan bank dan saldo yang
tercantum dalam rekening Kas perusahaan (saldo perbuku)
2. Menambahkan atau mengurangkan pada saldo per bank, hal-hal yang
tercantum dalam pembukuan perusahaan tetapi tidak tercantum dalam laporan bank.
a. Menambahkan setoran dalam perjalanan pada saldo per bank. Setoran
dalam perjalanan adalah setoran yang tercantum dalam pembukuan
perusahaan, tetapi tidak tercantum sebagai setoran dalam laporan bank pada
bulan yang bersangkutan. Setoran dalam perjalanan dapat diketahui dengan
cara membandingkan antara setoran-setoran yang tercantum dalam laporan
bank dengan catatan penerimaan kas yang terdapat dalam pembukuan
perusahaan atau slip setoran ke bank.
b. Mengurangkan check dalam perjalanan dari saldo per bank. Check
dalam perjalanan adalah check yang telah dikeluarkan perusahaan tetapi tidak
tercantum dalam laporan bank. Check dalam perjalanan dapat diketahui
dengan cara membandingkan antara check-check yang diuangkan di bank
dengan check-check yang dikeluarkan perusahaan.
3. Menambahkan atau mengurangkan pada saldo per buku, hal yang tercantum
dalam laporan bank tetapi tidak tercantum dalam pembukuan perusahaan :
a. Menambahkan pada saldo per buku (i)penerimaan-penerimaan kas
langsung melalui bank dan (ii)Pendapatan bunga atas saldo giro. Yang
dilakukan dengan cara membandingkan antara setoran-setoran yang
tercantum dalam laporan bank dengan peneriman kas yang terdapat dalam
pembukuan perusahaan.
b. Mengurangkan dari saldo per buku (i)biaya administrasi bank, (ii)biaya
pencetakan check , dan (iii)pengurangan lain yang telah dilakukan oleh bank.
Dengan cara membandingkan pengurangan-pengurangan yang terdapat dalam
laporan bank dengan catatan perusahaan dalam jurnal pengeluaran kas.
4. Menghitung saldo per bank dan saldo per buku yang telah disesuaikan.
Kedua saldo yang telah disesuaikan tersebut harus sama.
5. Membuat jurnal penyesuaian untuk setiap hal-hal yang tercantum pada sisi per
buku (perusahaan) dalam rekonsiliasi bank.
6. Memperbaiki semua kesalahan yang terdapat dalam pembukuan perusahaan,
dan menyampaikan pemberitahuan ke bank jika bank telah melakukan kesalahan.
Untuk lebih jelasnya contoh laporan rekonsiliasi bank dapat dilihat pada gambar 1.a.

2
Gambar 1.a. Contoh Laporan Rekonsiliasi Bank

1.4. Electronic Funds Transfer (EFT) System


Electronic funds transfer (EFT) system merupakan system pengeluaran kas dengan
menggunakan kabel, telepon atau komputer untuk mentransfer kas dari satu lokasi ke lokasi
yang lain. Sehingga transfer antara perusahaan dengan bank dapat dilakukan tanpa
menggunakan kertas (seperti misalnya slip setoran bank, check, dan sebagainya). EFT
transfer pada umumnya menghasilkan pengendalian interen yang lebih baik, karena
perusahaan tidak perlu lagi mengurusi uang dan check. Namun dalam hal ini peluang
terjadinya kecurangan masih tetap terbuka. Sehingga prinsip-prinsip pengendalian interen
tetap harus diterapkan dalam system EFT.

3
DAFTAR PUSTAKA

Jusup, Haryono. 2014. Dasar dasar Akuntansi, Jilid 1, edisi ke-7. Yogyakarta : STIE YKPN

Mulyadi, Endang. 2009. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai