Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan Teknologi telah merambah di semua bidang dalam

kehidupan masyarakat. tidak terkecuali di bidang kesehatan. Salah satu

pengaruh yang merambah di bidang kesehatan adalah dengan banyaknya

bermunculan aplikasi-aplikasi kesehatan yang dapat dengan mudah diakses oleh

masyarakat melalui perangkat smartphone atau tablet. Sebagai contoh yaitu di

negara-negara maju saat ini proses pemeriksaaan kesehatan telinga atau

pendengaran anak telah dapat dilakukan menggunakan perangkat smartphone.

melalui perangkat tersebut seorang dokter dapat mendiagnosa infeksi dan

mempersiapkan pengobatan yang tepat untuk pasiennya. Semakin banyaknya

aplikasi mobile di bidang kesehatan tentunya dapat mempermudah jalannya

perawatan yang dilakukan pada pasien.

contoh lain di bidang kesehatan yang menerapkan teknologi yaitu di

sebuah rumah sakit yang menggunakan Sistem berbasis kartu cerdas (smart

card) untuk mengetahui riwayat penyakit pasien yang datang ke rumah sakit

karena dalam kartu tersebut para juru medis dapat mengetahui riwayat penyakit

pasien. Digunakannya robot untuk membantu proses operasi pembedahan serta

pengunaan komputer hasil pencitraan tiga dimensi untuk menunjukkan letak

tumor dalam tubuh pasien.


Kanker merupakan salah satu penyakit yang sangat di takuti oleh semua

orang dan dapat menyebabkan kematian terbesar pada manusia. Hal ini

disebabkan karena pertumbuhan yang sangat cepat menggerogoti tubuh

penderita kanker. Salah satu penyakit kanker yang mematikan adalah kanker

serviks atau kanker mulut rahim.

Kanker Leher Rahim (Kanker Serviks) adalah tumor ganas yang tumbuh

di dalam leher rahim/serviks (bagian terendah dari rahim yang menempel pada

puncak vagina. Kanker serviks biasanya menyerang wanita berusia 35-55

tahun. 90% dari kanker serviks berasal dari sel skuamosa yang melapisi serviks

dan 10% sisanya berasal dari sel kelenjar penghasil lendir pada saluran servikal

yang menuju ke dalam rahim. Karsinoma serviks biasanya timbul pada zona

transisional yang terletak antara epitel sel skuamosa dan epitel sel kolumnar.

Hingga saat ini kanker serviks merupakan penyebab kematian terbanyak akibat

penyakit kanker di negara berkembang. Sesungguhnya penyakit ini dapat

dicegah bila program skrining sitologi dan pelayanan kesehatan diperbaiki.

Diperkirakan setiap tahun dijumpai sekitar 500.000 penderita baru di seluruh

dunia dan umumnya terjadi di negara berkembang.

Penyakit ini berawal dari infeksi virus yang merangsang perubahan

perilaku sel epitel serviks. Pada saat ini sedang dilakukan penelitian vaksinasi

sebagai upaya pencegahan dan terapi utama penyakit ini di masa mendatang.

Risiko terinfeksi virus HPV dan beberapa kondisi lain seperti perilaku seksual,

kontrasepsi, atau merokok akan mempromosi terjadinya kanker serviks.


Mekanisme timbulnya kanker serviks ini merupakan suatu proses yang kompleks

dan sangat variasi hingga sulit untuk dipahami. Insiden dan mortalitas kanker

serviks di dunia menempati urutan kedua setelah kanker payudara. sementara

itu, di negara berkembang masih menempati urutan pertama sebagai penyebab

kematian akibat kanker pada usia reproduktif. Hampir 80% kasus berada di

negara berkembang. Sebelum tahun 1930, kanker servik merupakan penyebab

utama kematian wanita dan kasusnya turun secara drastik semenjak

diperkenalkannya teknik skrining pap smear oleh Papanikolau. Namun, sayang

hingga kini program skrining belum lagi memasyarakat di negara berkembang,

hingga mudah dimengerti mengapa insiden kanker serviks masih tetap tinggi.

Hal terpenting menghadapi penderita kanker serviks adalah menegakkan

diagnosis sedini mungkin dan memberikan terapi yang efektif sekaligus prediksi

prognosisnya. Hingga saat ini pilihan terapi masih terbatas pada operasi, radiasi

dan kemoterapi, atau kombinasi dari beberapa modalitas terapi ini. Namun, tentu

saja terapi ini masih berupa simptomatis karena masih belum menyentuh dasar

penyebab kanker yaitu adanya perubahan perilaku sel. Terapi yang lebih

mendasar atau imunoterapi masih dalam tahap penelitian. Saat ini pilihan terapi

sangat tergantung pada luasnya penyebaran penyakit secara anatomis dan

senantiasa berubah seiring dengan kemajuan teknologi kedokteran. Penentuan

pilihan terapi dan prediksi prognosisnya atau untuk membandingkan tingkat

keberhasilan terapi baru harus berdasarkan pada perluasan penyakit. Secara

universal disetujui penentuan luasnya penyebaran penyakit melalui sistem

stadium.
Sistem pakar merupakan sistem yang dirancang untuk dapat menirukan

keahlian seorang pakar dalam menjawab pertanyaan dan dapat memecahkan

suatu masalah yang didapat dari dialog dengan pengguna. Dengan bantuan

sistem pakar seseorang yang bukan pakar atau ahli dapat menjawab

pertanyaan, menyelesaikan masalah serta mengambil keputusan yang biasanya

dilakukan oleh seorang pakar. Salah satu fitur yang harus di milki oleh sistem

pakar adalah kemampuan untuk menalar. Jika keahlian-keahlian sudah

tersimpan sebagai basis pengetahuan dan sudah tersedia program yang mampu

mengakses basis data, maka computer harus dapat di program untuk membuat

inferensi (inference engine).

Metode Tsukamoto merupakan perluasan dari penalaran monoton. Pada

metode Tsukamoto, Setiap konsekuen pada aturan yang berbentuk IF-THEN

harus dipresentasikan dengan suatu himpunan fuzzy dengan fungsi

keanggotaan yang monoton. Sebagai hasilnya, output hasil inferensi dari tiap-

tiap aturan diberikan secara tegas (crisp) berdasarkan -predikat (fire strength).

Hasil akhirnya diperoleh dengan menggunakan rata-rata terbobot

Berdasarkan dari uraian di atas, maka penulis mengusulkan penilitian

dengan judul Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Kanker Serviks

Menggunakan Metode Tsukamoto sehingga dengan adanya aplikasi ini dapat

membantu masyarakat khususnya wanita untuk mengetahui gejala yang timbul

dari penyakit kanker serviks sejak dini dan dapat mencegah penyakit tersebut ke

stadium lanjut.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari uraian latar belakang di atas, penulis menyimpulkan

beberapa rumusan masalah antara lain sebagai berikut :

1. Bagaimana mengimpelementasikan metode tsukamoto untuk diagnosa

penyakit pada aplikasi sistem pakar ?

2. Bagaimana menghitung nilai akurasi dari diagnosa penyakit kanker

serviks menggunakan metode tsukamoto dalam aplikasi sistem

pakar?

3. Bagaimana merancang aplikasi sistem pakar diagnosa penyakit

kanker serviks dengan menggunakan metode tsukamoto berbasis web

responsive ?

C. Batasan Masalah

Berdasarkan dari uraian rumusan masalah di atas, penulis menyimpulkan

beberapa batasan masalah antara lain sebagai berikut :

1. mengetahui gejala yang timbul pada kanker serviks dengan

menggunakan aplikasi sistem pakar.

2. mengimplementasikan metode fuzzy tsukamoto dalam mendiagnosa

penyakit kanker serviks.

3. Merancang aplikasi sistem pakar kanker serviks dengan menggunakan

web responsive.
D. Tujuan Penilitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah di uraikan sebelumnya maka

adapun tujuan dari penilitian ini adalah :

1. Mengimpelementasikan diagnosa penyakit kanker serviks ke dalam sistem

pakar.

2. menghitung nilai akurasi diagnosa penyakit kanker serviks dengan

menggunakan metode tsukamoto dalam aplikasi sistem pakar.

3. Merancang aplikasi diagnosa penyakit kanker serviks dengan menggunakan

metode tsukamoto berbasis web responsive.

E. Manfaat penilitian

Berdasarkan tujuan penilitian yang telah di uraikan, maka penilitian ini

mempunyai manfaat antara lain sebagai berikut :

1. Dapat membantu masyarakat khususnya perempuan untuk mengetahui

gejala yang timbul dari penyakit kanker serviks sejak dini.

2. Dengan adanya aplikasi diagnosa penyakit kanker serviks ini dapat

membantu masyarakat khususnya wanita untuk melakukan pengobatan

secara rutin.

Anda mungkin juga menyukai