Anda di halaman 1dari 27

SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG

Model Komitmen Multidimensional atas Pilihan Adopsi


Sistem dan Perilaku Pemraktikan
(Studi Empiris di Jogyakarta)
Sumiyana
Fakultas Ekonomi, Universitas Gadjah Mada

Abstrak:
Penelitian ini memvalidasi konstruk komitmen pemakai dengan fokus sentral
perilaku harapan pemilihan dan menguji pengaruhnya terhadap adopsi sistem dan
perilaku pemakaiannya. Demikian juga, penelitian ini membuktikan secara empiris
bahwa norma personal dan norma sosial memiliki peran dalam pengaruh ke
pemakaian sistem. Beserta rinciannya bahwa terdapat dua kutub, yakni identifikasi
dan internalisasi sebagai komitmen afeksi dan kepatuhan sebagai komitmen
berkelanjutan (Kelmans Social Influence Theory). Kedua kutub ini juga mendorong
atau memotivasi pemanfaatan pilihan penggunaan sistem.

Kemanfaatan penelitian ini membuktikan bahwa sistem informasi tidak pernah


mampu meningkatkan kinerja organisasi atau kinerja manajerial, tetapi
mengisyaratkan bahwa kinerja organisasional hanya mampu terealisasi melalui
identifikasi, internalisasi, dan kepatuhan atas perilaku yang telah terbawa
(termaktub). Suksesnya sebuah sistem bergantung kepada harapan pilihan pemakai
selama adopsi sistem dan kepada harapan pemraktikan sistem informasi yang lebih
luas. Oleh karena itu, komitmen pemakai menjadi kunci pokok untuk
terimplementasinya sebuah sistem informasi.

Padang, 23-26 Agustus 2006 K-SISIN 02 1


SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG
I. Pendahuluan

Sistem informasi akuntansi dan manajemen yang dipakai oleh perusahaan tidak lain
dimaksudkan untuk memaksa manajemen melakukan aktivitas atau kerja tertentu.
Pemakaian sistem informasi ditengarai dengan prinsip yang mampu memotivasi
pemakai sistem untuk bertindak sesuai dengan (comply) dan sesuai (conform)
keyakinannya atas pentingnya sistem informasi tersebut. Terkait dengan konsep ini,
penelitian-penelitian memfokuskan ke bagaimanakah pemakai sistem memiliki
keyakinan dalam pengaruhnya untuk mengadopsi dan menggunakan sistem dan
teknologi (Lewis W., et.al. (2003), Vankatesh, V., & Davis, FD. (2000)).

Lain halnya yang difungsikan untuk pelaksanaan pekerjaan, perusahaan


mengimplementasi sistem informasi dikaitkan dengan dasar pilihan tindakan untuk
berkomunikasi, berkolaborasi dan berkoordinasi (Grover V., & Davenport, TH.
(2001)). Dengan konsep ini diinferensikan bahwa pemakaian sistem paksaan
manajerial untuk mencapai kepatuhannya, dalam arti bukan lagi kelayakan dan
efisiensi (Alavi M., & Leidner DE., (2001), Grover V., & Davenport, TH. (2001)).
Penelitian yang telah dilakukan menemukan bahwa maksud pemakaian sistem
adalah untuk mendukung aktivitas pengetahuan yang telah terbentuk di dirinya (self-
determined knowledge activities), seperti berbagi, kreasi, dan pembaruan. Akan
tetapi, aktivitas ini banyak yang gagal, karena ada kesenjangan komitmen di antara
pemakai (Alavi M., & Leidner DE., (2001), Grover V., & Davenport, TH. (2001),
KPMG (2001)).

Karakteristik yang berbeda yang membuat sistem bergantung terhadap pilihan


pemakaian juga membatasi efektivitas paksaan manajerial untuk menggunakan
kepatuhan normatif sosial. Berbasis kepatuhan normatif ini, sistem menghendaki
komitmen proaktif untuk seluruh pemakai untuk berbagi dan untuk pembaruan
pengetahuan melalui aktivitas komunikasi, kolaborasi, dan koordinasi. Memahami
terhadap kebutuhan kritis ini, pilihan perilaku pemraktikan sistem menjadi lebih
penting untuk dipahami (Alavi M., & Leidner DE., (2001), Grover V., & Davenport,
TH. (2001), Malhotra, Y. (1998), Malhotra, Y., & Galleta, DF., (2004; 2003)). Oleh
karena itu, studi ini mengembangkan kerangka teoritis, psikometrik, dan empiris

Padang, 23-26 Agustus 2006 K-SISIN 02 2


SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG
yang terkait dengan sifat pilihan dari komitmen pemakai sistem dan bagaimana
pengaruhnya terhadap perilaku pilihan pemraktikan sistem.

Pengembangan teori atas model ini membasiskan ke Teori Pengaruh Sosial


Kelman (Kelmans Social Influence Theory) yang menyatakan bahwa komitmen
pemakai sistem dan bagaimana pengaruhnya terhadap pilihan perilaku pemraktikan.
Validitas psikometrik dan teoritis atas model ini dilengkapi dengan penggunaan
konstruk yang teliti dan mengukur secara substansi yang didukung oleh penelitian
perilaku sosio-psikologis atas komitmen (Kashima Y., & Kashima ES. (1988),
Kelman HC. (1958)). Di samping itu, studi ini juga meneliti, yang meliputi,
pemahaman teoritis, psikometrik, dan empiris, yakni dalam hal:

1. bagaimanakah komitmen pemakai mempengaruhi perilaku pilihan


pemakaian sistem,
2. bagaimanakah tipe komitmen yang berbeda berpengaruh secara berbeda
terhadap perilaku pilihan pemakaian sistem, dan
3. bagaimanakah tingkat dan tipe komitmen yang berbeda berpengaruh
terhadap adopsi awal dan perluasan penggunaan sistem (pemraktikan sistem)

II. Pengembangan Teori


Pertama kali, pengkaitan proaktif dan kontribusi harapan (pilihan) sangat bergantung
ke norma dan nilai seseorang (DeLone WH., & McLean, ER. (2003)). Artinya
bahwa keduanya membuat pemakai secara efektif untuk menggunakan sistem dan
berkontribusi secara proaktif untuk mendorong keberlangsungannya (sustenance).
Sustenansi ini berguna bukan hanya untuk menggunakan informasi tetapi juga untuk
berbagi, bercipta, dan berpembaharuan.

Teori pengaruh sosial Kelman membasiskan ke pembedaan variasi dan tipe


komitmen. Teori ini telah memotivasi banyak penelitian tentang komitmen dalam
arti perilaku kerja organisasional. Hanya saja, yang berkaitan dengan keperilakuan
di dalam sistem informasi masih sedikit (Davis, FD., et.al. (1989), Lewis B.
Argawal & Sambamurthy (2003), Venkatesh, V., & Davis, FD. (2000)). Demikian

Padang, 23-26 Agustus 2006 K-SISIN 02 3


SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG
juga yang terkait dengan perspektif kognitif yang berfokus utama kepatuhan
normatif sosial.

Studi yang telah dilakukan berfokus untuk mengetahui motivasi pemakai sistem
untuk menuruti (comply) dalam menentukan bagaimanakah kepatuhan terhadap
norma subyektif berpengaruh terhadap perilaku pemraktikan sistem (Lewis B.
Argawal & Sambamurthy (2003), Venkatesh, V., & Davis, FD. (2000)). Tetapi, di
dalam praktiknya penelitian-penelitian belum sepenuhnya terjadi konvergensi, justru
terjadi divergensi di dalam hasil penelitian atas penerapan teori Kelman. Oleh
karena itu, studi ini memfokuskan ke komitmen pemakai sebagai akibat dari masih
banyaknya kesenjangan sistematik konstruk penelitian atas pengaruh kritis dalam
perilaku pemakaian sistem informasi.

Teori Pengaruh Sosial Kelman


Interpretasi yang berbeda-beda atas komitmen merujuk ke anteseden dan
konsekuen dari perilaku, yang setara terhadap proses dan pernyataan pelekatan
terhadap perilaku spesifik (Buchanan, B. (1974), Mowday, RT., et.al. (1979),
Sheldon, M. (1971), Weyner, Y. & Vardi, Y. (1980)). Teori Kelman
mensyaratkan bahwa pelekatan psikologis (untuk perilaku tertentu) adalah
konstruk dari kepentingan. Oleh karena itu, di dalam penelitian ini, komitmen
pemakai digunakan sebagai pelekatan psikologis pemakai untuk penggunaan
sistem.

Studi (penelitian) ini memasalahkan tentang komitmen keperilakuan untuk


pemanfaatan sistem melalui pandangan pemakai (through the eyes of the
users). Sehingga, penelitian ini selanjutnya menekankan hasil tingkat pelekatan
psikologis dari pilihan aktif yang dibuat oleh pemakai dalam yang berdasar
keyakinan pemakai. Elemen-elemen perwujudannya berupa internalisasi
(internalization), identifikasi (identification), dan kepatuhan (compliance) yang
merujuk ke komitmen yang berbeda (Backer, TE. (1992), Reichers, AE. (1986)).
Ketiga di dalam kondisi dan situasi:

1. internalisasi terjadi ketika perilaku adopsi pemakai sistem berkongruensi


antara kandungan sistem dan nilai personal yang dimiliki,

Padang, 23-26 Agustus 2006 K-SISIN 02 4


SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG
2. identifikasi terjadi ketika sikap dan perilaku adopsi pemakai sistem
mencapai kepuasan, dalam bentuk terhubung dengan definisi-diri
terhadap orang atau grup lain,
3. kepatuhan terjadi ketika perilaku adopsi sistem berperilaku khusus untuk
mendapatkan imbalan dan menjauhi hukuman

Identifikasi, Internalisasi, dan Kepatuhan


Kepatuhan mendenotasikan keberturutan tanpa diikuti dengan penerimaan secara
pribadi di dalam keperilakuannya, sedangkan identifikasi dan internalisasi
diikuti dengan peningkatan level atas penerimaan secara pribadi (Kelman, HC.
(1958)). Prediksi yang bermanfaat dari perilaku pemakaian sistem bergantung ke
perubahan perilaku yang direfleksikan ke dalam tindakan setelahnya. Dengan
mengetahui perubahan perilaku pelekatan psikologis pemakai, maka mampu
menyajikan hipotesis khusus tentang perubahan tersebut.

Norma Personal dan Norma Sosial


Kedua norma ini, norma personal dan norma sosial, dipakai secara berbarengan
untuk mengetahui komitmen individu yang berkaitan dengan pengaruh sosial.
Inferensi yang diperoleh atas pemakaian kedua norma tersebut adalah fokus
kognitif secara murni (Davis, FD. (1989), Hufnagel, EM. & Conca, C. (1994),
Lewis, W. et.al (2003), Melone, NP. (1990), Thompson, RL. et.al. (1991),
Venkatesh, V. & Davis, FD. (2000)). Oleh karena itu, penelitian menggunakan
kedua norma tersebut guna mempertajam komitmen berkelanjutannya.
Yang membedakan atas kedua konsep norma ini adalah bahwa norma
personal merepresentasikan konsep-diri secara individu. Perwujudan dari norma
personal ini terletak di identifikasi dan internalisasi. Sedangkan, norma sosial
berkaitan dari pengaruh orang atau grup lain. Dengan kata lain, norma sosial
berasal dari penyesuaian keyakinan individu terhadap keyakinan yang lain atau
telah terjadinya proses rekonsiliasi keyakinan individu. Oleh karena itu, dimensi
pelekatan psikologisnya di dalam penelitian ini, bagi norma sosial hanya berisi
tentang kepatuhan karena adanya rekonsiliasi keyakinan dengan pihak lain.

Padang, 23-26 Agustus 2006 K-SISIN 02 5


SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG
Afeksi (Affective) dan Konsepsualisasi Komitmen Berkelanjutan
Perilaku pemraktikan sistem merupakan fungsi dari afeksi dan kognitif.
Penelitian-penelitian juga merekomendasikan pemahaman terhadap proses afeksi
(afektif). Selanjutya, afeksi ini membentuk konseptualisasi komitmen yang
tercermin ke dalam sikap dan perilaku (Ajzen, I. (2001), Cooke, D. (1997),
Mayer, JP. & Allen, NJ. (1997), Porter, LW., et.al. (1974)). Demikian juga,
teoritis yang berpautan dengan afeksi pemakai sistem yang berproses untuk
penggunaan sistem adalah komitmen (Hellman, CM. & McMillin, WL. (1994)).

Proses berikutnya dari afeksi yang berproses ke tahap berikutnya untuk


menggunakan sistem, dalam arti komitmen, maka diperoleh dua dimensi
pelekatan psikologis. Pertama, konsepsualsasi komitmen afeksi merujuk ke
komitmen yang berbasiskan dari internaliasi dan identifikasi. Kedua,
keberlanjutan konsepsualisasi komitmen afeksi berbasis ke kepatuhan. Konsep
dimensi pelekatan tersebut telah dibuktikan secara empiris oleh penelitian-
penelitian terdahulunya (OReilly, CAI., et.al. (1991), Sutton, CD. & Harrison,
AW. (1993), Vandenberg, RJ., et.al. (1994)). Konsep dan penelitian-penelitian
pendahulunya berakibat ke pemilahan antara internaliasi dan identifikasi yang
menjadi satu basis dan kepatuhan menjadi basis tersendiri dan tidak dapat
digabungkan.

Tujuan Penelitian
Penelitian ini memfokuskan untuk menguji:

1. komitmen pemakai, yang berupa internalisasi dan identifikasi serta


kepatuhan, yang perlu diuji sebagai akibat dari masih banyaknya
kesenjangan sistematik konstruk penelitian atas pengaruh kritis dalam
perilaku pemakaian sistem informasi
2. penekanan hasil tingkat pelekatan psikologis (PAM: Psychological
Attachment Models) sebagai pilihan aktif yang dibuat oleh pemakai
sistem dalam hal yang berdasar keyakinan (beliefs) pemakai dan
pengaruh sosial untuk mempraktikan sistem

Padang, 23-26 Agustus 2006 K-SISIN 02 6


SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG

III. Model Penelitian dan Hipotesis


Model penelitian menguji pengaruh komitmen pemakai terhadap penerimaan pilihan
pemakaian dan perilaku pemraktikan sistem. Penelitian ini menekankan ke
pelekatan psikologis di dalam penentuan perilaku pemraktikan sistem. Model ini
dikenal dengan PAM (Psychological Attachment Model), dengan tiga unsur pokok
model yakni internalisasi, identifikasi, dan kepatuhan. Masing-masing unsur pokok
di dalam model ini dikaitkan dengan Kebermanfaatan Persepsian (KP), Mudah
Penggunaan Persepsian (MPP), Intensi Keperilakuan (IK), dan Sikap terhadap
Penggunaan (STP). Modelnya distrukturkan ke dalam gambar berikut.

Gambar 1.a.: Model Psikologis Lekatan untuk Setiap Variabel Faktor Komitmen

Kebermanfaatan
Persepsian
(KP)

Sikap Terhadap Intensi


Penggunaan Keperilakuan
(STP) (IK)
Mudah
Penggunaan
Persepsian
(MPP)

Kepatuhan

Identifikasi

Internalisasi

Padang, 23-26 Agustus 2006 K-SISIN 02 7


SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG
Gambar 1.b.: Model Psikologis Lekatan dalam Satu Sudut Pandang Variabel
Komitmen

Kebermanfaatan
Persepsian
(KP)

Sikap Terhadap
Penggunaan
Intensi
Mudah (STP)
Keperilakuan
Penggunaan (IK)
Persepsian
(MPP)

Komitmen untuk
Menggunakan
Sistem (KMS)

Arah dan pengaruh sesuai dengan Teori Pengaruh Sosial Kelman, Model
Psikologis Lekatan dan rerangka pengembangan teoritis di dalam penelitian ini.
Arah dan pengaruhnya dihipotesiskan ke dalam tabel sebagai berikut ini.

Tabel 1: Arah dan Pengaruh Adopsi Pilihan Sistem dan Model Komitmen Pemakai
Sistem

Kebermanfaatan Mudah Sikap Intensi


Persepsian Penggunaan Terhadap Keperilakuan
Pesepsian Penggunaan
Sistem
Komitmen Afeksi:
1. Identifikasi + + + +
2. Internalisasi + + + +
Komitmen
Keberlanjutan:
1. Kepatuhan
Kebermanfaatan
Persepsian + +
Mudah Penggunaan
Pesepsian +
Sikap Terhadap
Penggunaan Sistem +

Padang, 23-26 Agustus 2006 K-SISIN 02 8


SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG
Hubungan yang tergambar di atas beserta arah dan pengaruh adopsi pilihan
sistem dan model komitmen pemakai sistem dikonstruksikan ke dalam wujud
hipotesis, sebagai berikut:

H.1.a.: Kebermanfaatan Persepsian (KP) berpengaruh secara positif


(ditentukan terlebih dahulu) terhadap Sikap terhadap Penggunaan
(STP)
H.1.b.: Mudah Penggunaan Persepsian (MPP) berpengaruh secara positif
(ditentukan terlebih dahulu) terhadap Sikap Terhadap Penggunaan
(STP)
H.1.c.: Kebermanfaatan Persepsian (KP) berpengaruh secara positif
(ditentukan terlebih dahulu) terhadap Intensi Keperilakuan (IK)
H.1.d.: Sikap Terhadap Penggunaan (STP) berpengaruh secara positif
(ditentukan terlebih dahulu) terhadap Intensi Keperilakuan (IK)

Hipotesis tentang Komitmen Afeksi


Hipotesis ini muncul karena adanya faktor perilaku yang terbawa atau termakub
(induced) dari norma sosial, seperti manajer atasan, faktor kejawaraan sistem dan
pemakai sistem lain. Untuk internalisasi, faktor yang muncul karena telah adanya
integrasian terhadap nilai yang berada di individu. Sehingga, hipotesisnya:

H.02.: Internalisasi berpengaruh secara positif (ditentukan terlebih dahulu)


terhadap Intensi Keperilakuan (IK) untuk menggunakan sistem
H.05.: Internalisasi berpengaruh secara positif (ditentukan terlebih dahulu)
terhadap Sikap Terhadap Penggunaan (STP) sistem
H.08.: Internalisasi berpengaruh secara positif (ditentukan terlebih dahulu)
terhadap Mudah penggunaan Persepsian (MPP) sistem
H.11.: Internalisasi berpengaruh secara positif (ditentukan terlebih dahulu)
terhadap Kebermanfaatan Persepsian (KP) sistem

Untuk identfifikasi, faktor yang muncul juga karena telah adanya integrasian
terhadap nilai hubungan harapan dengan orang atau grup lain. Hipotesisnya berupa:

Padang, 23-26 Agustus 2006 K-SISIN 02 9


SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG
H.03.: Identifikasi berpengaruh secara positif (ditentukan terlebih dahulu)
terhadap Intensi Keperilakuan (IK) untuk menggunakan sistem
H.06.: Identifikasi berpengaruh secara positif (ditentukan terlebih dahulu)
terhadap Sikap Terhadap Penggunaan (STP) sistem
H.09.: Identifikasi berpengaruh secara positif (ditentukan terlebih dahulu)
terhadap Mudah penggunaan Persepsian (MPP) sistem
H.12.: Identifikasi berpengaruh secara positif (ditentukan terlebih dahulu)
terhadap Kebermanfaatan Persepsian (KP) sistem

Sedangkan untuk kepatuhan, faktor yang muncul bukan karena telah adanya
integrasian terhadap nilai individu (internalisasi), dan nilai hubungan harapan
dengan orang atau grup lain (identifikasi). Melainkan, karena adanya fokus diri
terhadap imbalan dan menjauhi hukuman. Hipotesisnya berupa:

H.04.: Kepatuhan berpengaruh secara negatif (ditentukan terlebih dahulu)


terhadap Intensi Keperilakuan (IK) untuk menggunakan sistem
H.07.: Kepatuhan berpengaruh secara negatif (ditentukan terlebih dahulu)
terhadap Sikap Terhadap Penggunaan (STP) sistem
H.10.: Kepatuhan berpengaruh secara negatif (ditentukan terlebih dahulu)
terhadap Mudah penggunaan Persepsian (MPP) sistem
H.13.: Kepatuhan berpengaruh secara negatif (ditentukan terlebih dahulu)
terhadap Kebermanfaatan Persepsian (KP) sistem

IV. Metoda Penelitian


Konteks organisasional yang harus dipahami di dalam penelitian ini adalah
pekerjaan dalam organisasi yang telah berjalan. Yakni adanya dua jenis tahap di
dalam implementasi sistem, yaitu saat inisialisasi adopsi dan penggunaan sistem dan
saat pemakaian yang telah cukup lanjut (lama). Kedua jenis tahap ini harus
diperhatikan secara cermat karena berpengaruh ke kepatuhan manajerial. Demikian
juga berpengaruh ke validitas pengumpulan data jika terjadi konsentrasi di dalam
salah satu jenis tahap.

Padang, 23-26 Agustus 2006 K-SISIN 02 10


SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG
Pengumpulan dan Sampel Data
Pengumpulan data dilakukan melalui survey. Survey disebar melalui
kuesioner dan dibagi untuk berbagai level di dalam organisasi. Luasan
daerah survey di seluruh provinsi Jogyakarta untuk seluruh perusahaan-
perusahaan yang berorientasi laba saja. Bentuk perusahaan yang di-sampling
hanya yang berupa bank, dalam bentuk Bank Umum dan Bank Perkreditan
Rakyat di seluruh Provinsi Daerah Istimewa Jogyakarta, dengan alasan
bahwa bank secara pasti telah menerapkan sistem, untuk kurun waktu yang
telah cukup lama (lebih dari 1 tahun).

Skala Pengukuran
Skala pengukuran untuk Kebermanfaatan Persepsian (KP), Mudah
Penggunaan Persepsian (MPP), Sikap Terhadap Penggunaan (STP), dan
Intensi Keperilakuan (IK) diadapsi dari penelitian-penelitian sebagai berikut.

1. Davis, F. (1986), Technology Acceptance Model for Empirically


Testing New End-User Information Systems: Theory and Results, dan
2. Davis, FD. (1989), Percieved Usefulness, Percieved Ease of Use, and
User Acceptance of Information Technology

Sedangkan untuk skala pengukuran komitmen, di dalam tiga aspek,


internaliasi, identifikasi, dan kepatuhan, menggunakan skala yang telah
dikembangkan oleh OReilly, CA., dan Chatman, JA. (1991), Organizational
Commitment and Psychological Attachment: The Affective Compliance,
Identification and Internalization on Pro-Social Behavior.

Skala pengukuran OReilly ini masih perlu divalidasi (disesuaikan)


kembali dengan skala-skala pengukuran sebagai berikut.

1. Backer, TE., et.al. (1995), The Multidimensional View of


Commitment and the Theory of Reasoned Action,
2. Vandenberg, RJ., et.al. (1994), A Critical-Examination of The
Internalization, Identification, and Compliance Commitment
Measures.

Padang, 23-26 Agustus 2006 K-SISIN 02 11


SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG

Properti Pengukuran
Properti pengukuran untuk reliabilitas konsistensi internal dan validitas
konstruk dilakukan dengan metoda-metoda sebagai berikut.

1. reliabilitas konsistensi internal dengan Conbrach Alpha dengan nilai


pisah-batas sebesar 0,70
2. validitas diskriminan dan konvergensi dengan korelasi with-in
construct dan cross construct
3. validitas konstruk diuji dengan rotasi varimax di dalam uji EFA
(exploratory factor analysis) atau CFA (confirmatory factor analysis)
untuk menjadikan faktor variabelnya dengan pisah-batas 0,35 sebagai
titik terrendah

Sisi selanjutnya, untuk pengujian validitas konstruk korelasiannya dan


validitas nomological dilakukan dengan metoda-metoda sebagai berikut.

4. validitas nomological membasiskan ke model dalam penelitian ini fit


untuk diuji dengan SEM (structural equation model), yakni:dengan
kesesuaian model (model- fit) diuji dengan CFI (comparative fit
index); GFI (goodness fit index), RMSEA (root mean square error of
approximation), dan CAIC (consisten akaike information criterion)

V. Data Analisis dan Temuan


Statistik Deskriptif
Survey dilakukan dengan menyebar kuesioner sebanyak 400 untuk seluruh bank
umum dan bank perkreditan rakyat di Provinsi daerah istimewa Jogyakarta.
Kuesioner disitribusikan untuk berbagai level jabatan di setiap banknya, baik untuk
direktur, manajer, kepala bagian, dan kepala seksi. Dari seluruh kuesioner yang telah
disebar diperoleh 267 kuesioner yang kembali (66,75%). Seluruh yang kembali
memenuhi syarat untuk diuji dan dapat digunakan untuk dianalisis selanjutnya.

Padang, 23-26 Agustus 2006 K-SISIN 02 12


SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG
Deskripsi atas data, hasil pengumpulan dari 267 responden, menunjukkan uraian
data tersaji di dalam Tabel 2. Hasil uji statistik deskriptif menunjukkan bahwa nilai
bervariasi penuh dari nilai terendah (1: Sangat Tidak Setuju) dan nilai tertinggi (5:
Sangat Setuju) untuk semua variabel kecuali variabel komitmen. Variabel komitmen
merupakan hasil rata-rata dari ketiga variabel sebelumnya, yakni internalisasi,
identifikasi, dan kepatuhan. Oleh sebab direratakan, maka berakibat bahwa variabel
komitmen hanya memiliki jarak variasi sebesar tiga secara skala ordinal.

Tabel 2: Statistik Deskriptif

Standar
Rata-Rata Median Minimum Maksimum
Deviasi
Internalisasi 2,37 2,33 1,00 5,00 1,02
Identifikasi 2,74 2,33 1,00 5,00 1,03
Kepatuhan 2,85 3,00 1,00 5,00 1,08
Komitmen 2,65 2,67 1,33 4,33 0,61
Kebermanfaatan Persepsian 2,71 2,50 1,00 5,00 0,96
Mudah Penggunaan Persepsian 3,11 3,00 1,00 5,00 1,04
Intensi Keperilakuan 3,15 3,25 1,00 5,00 0,66
Sikap terhadap Penggunaan 3,67 3,75 1,00 5,00 0,82

Uji Reliabilitas dan Validitas


Skala pengukuran dikembangkan sesuai dengan konsep dan praktik yang berterima
umum, yakni dengan reliabilitas konsistensi internal dengan menggunakan
Conbrachs Alpha. Reabilitas konsistensi internal berbatas 0,70 sebagai titik potong
terrendah. Terbukti bahwa besaran Conbrachs Alpha untuk masing-masing variabel
pengukur di atas 0,70 sebagaimana tersaji di tabel 2 sebagai berikut.

Tabel 3: Reabilitas Conbrachs Alpha

Komitmen untuk Menggunakan Sistem: 0,7229


Internalisasi: 0,8209
Identifikasi: 0,8728
Kepatuhan: 0,9746
Kebermanfaatan Persepsian: 0,8945
Mudah Penggunaan Persepsian: 0,9494
Intensi Keperilakuan: 0,8877
Sikap Terhadap Penggunaan: 0,8558

Di samping reliabilitas, uji validitas konstruk dilakukan guna memenuhi kriteria


konvergensi dan diskriminan. Ujinya dengan melakukan pengujian within-

Padang, 23-26 Agustus 2006 K-SISIN 02 13


SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG
construct dan cross construct, serta beberapa metoda dilakukan untuk mengukur
konstruk penelitian ini. Uji korelasi membuktikan bahwa variabel yang dalam se-
konstruksi-an lebih kuat berhubungan ketimbang variabel yang dalam silang-
konstruksi-an. Jelasnya adalah bahwa hasil uji korelasi untuk masing-masing item
penelitian yang dalam satu variabel berkorelasi secara signifikan ketimbang dengan
item-item lain yang dalam variabel lain. Demikian juga dapat disimpulkan bahwa
untuk masing-masing item di dalam satu variabel pasti berkorelasi secara signifikan,
dan tidak berkorelasi secara signifikan dengan item-item di variabel konstruksian
yang lain.

Uji analisis faktor pengkonfirmasian (CFA: confirmatory factor analysis) juga


membuktikan bahwa telah tergumpal menjadi satu konstruksi, dengan metoda
varimax, yang sesuai dengan yang diproposisikan di dalam penelitian ini. Terbukti
bahwa, telah sesuai dengan kriteria yang lazim, penggumpalan angka faktor di atas
0,40. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa validitas diskriminan dan kriteria
validitasnya terbukti. Pemaparan hasil pengujian didahului dengan uji korelasi dan
dilanjutkan dengan uji analisis faktor yang tersaji ke dalam dua tabel berturut-turut
sebagai berikut.

Padang, 23-26 Agustus 2006 K-SISIN 02 14


SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG
Tabel 4: Hasil Uji Korelasi

INT1 INT2 INT3 IDT1 IDT2 IDT3 KPTH1 KPTH2 KPTH3 KPTH4
INT1 1 ,560(**) ,637(**) ,052 -,085 -,075 ,199(**) ,226(**) ,235(**) ,233(**)
. ,000 ,000 ,393 ,167 ,220 ,001 ,000 ,000 ,000
INT2 ,560(**) 1 ,616(**) ,265(**) ,166(**) ,221(**) ,093 ,090 ,074 ,089
,000 . ,000 ,000 ,006 ,000 ,132 ,141 ,231 ,146
INT3 ,637(**) ,616(**) 1 ,166(**) ,101 ,081 ,032 ,062 ,087 ,070
,000 ,000 . ,007 ,101 ,188 ,605 ,311 ,158 ,253
IDT1 ,052 ,265(**) ,166(**) 1 ,624(**) ,700(**) -,058 -,092 -,089 -,133(*)
,393 ,000 ,007 . ,000 ,000 ,343 ,134 ,146 ,030
IDT2 -,085 ,166(**) ,101 ,624(**) 1 ,765(**) -,175(**) -,186(**) -,178(**) -,223(**)
,167 ,006 ,101 ,000 . ,000 ,004 ,002 ,004 ,000
IDT3 -,075 ,221(**) ,081 ,700(**) ,765(**) 1 -,261(**) -,301(**) -,285(**) -,307(**)
,220 ,000 ,188 ,000 ,000 . ,000 ,000 ,000 ,000
KPTH1 ,199(**) ,093 ,032 -,058 -,175(**) -,261(**) 1 ,899(**) ,888(**) ,890(**)
,001 ,132 ,605 ,343 ,004 ,000 . ,000 ,000 ,000
KPTH2 ,226(**) ,090 ,062 -,092 -,186(**) -,301(**) ,899(**) 1 ,907(**) ,886(**)
,000 ,141 ,311 ,134 ,002 ,000 ,000 . ,000 ,000
KPTH3 ,235(**) ,074 ,087 -,089 -,178(**) -,285(**) ,888(**) ,907(**) 1 ,970(**)
,000 ,231 ,158 ,146 ,004 ,000 ,000 ,000 . ,000
KPTH4 ,233(**) ,089 ,070 -,133(*) -,223(**) -,307(**) ,890(**) ,886(**) ,970(**) 1
,000 ,146 ,253 ,030 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 .
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
a Listwise N=267

Padang, 23-26 Agustus 2006 K-SISIN 02 15


K-SISIN 02
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG
Tabel 5: Hasil Uji Analisis Faktor

Component
1 2 3 4 5 6 7
INT1 ,786
INT2 ,762
INT3 ,879
IDT1 ,813
IDT2 ,871
IDT3 ,885
KPTH1 ,931
KPTH2 ,938
KPTH3 ,946
KPTH4 ,935
KBMFT1 ,847
KBMFT2 ,778
KBMFT3 ,819
KBMFT4 ,735
KBMFT5 ,774
KBMFT6 ,817
MDH1 ,868
MDH2 ,909
MDH3 ,858
MDH4 ,866
MDH5 ,913
MDH6 ,861
ITS1 ,803
ITS2 ,884
ITS3 ,832
ITS4 ,856
SKP1 ,835
SKP2 ,880
SKP3 ,830
SKP4 ,704
Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser
Normalization.
a Rotation converged in 6 iterations.

Uji Nomological
Uji terhadap validitas nomological dilakukan untuk menguji kesesuaian struktur
model. Yang artinya, model yang disajikan valid (fit) strukturnya. Sehingga,
penelitian ini sah dilakukan karena modelnya telah sesuai dengan kriteria yang
ditentukan dalam validitas model (SEM: structural equation model). Kriteria yang
secara lazim digunakan adalah dalam ukuran-ukuran comparative fitt index (CFI),
goodness-of-fit index (GFI), root mean square error of approximation (RMSEA),
dan consistent Akaike information criterion (CAIC). Kriteria di dalam model

Padang, 23-26 Agustus 2006 K-SISIN 02 17


SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG
dinyatakan valid dan sah jika CFI > 0,95, GFI > 0,90, and RMSEA < 0,06 (Bearden,
et. al. (1993), Hu, and Bentler (1999)).

Penelitian ini menemukan bahwa, di dalam uji pertama yang memisahkan untuk
setiap faktor psikologis lekatan, CFI sebesar 0,830 (>0,95), GFI sebesar 0,968
(>0,90), RMSEA sebesar 0,149 (<0,06), dan CAIC sebesar 186.088, serta Chi-
Square sebesar 34.581 (0,000). Sedangkan, uji kedua dalam kondisi struktur
psikologis lekatan disatukan (menjadi satu variabel pengukur yakni komitmen)
menghasilkan temuan CFI sebesar 0,965 (>0,95), GFI sebesar 0,994 (>0,90),
RMSEA sebesar 0,063 (<0,06), dan CAIC sebesar 99.760, serta Chi-Square sebesar
4.126 (0,027).

Hasil Uji Pengaruh


Untuk selanjutnya, validitas nomological, yang berkaidah bahwa struktur model
memiliki determinasi pengaruh hubungan yang secara khusus berpengaruh secara
positif dan berpengaruh secara negatif, terbukti dari hasil uji koefisien regresi untuk
masing-masing pengujian. Pengaruh afeksi (internalisasi dan identifikasi)
berpengaruh secara positif terhadap Mudah Penggunaan Persepsian (MPP),
Kebermanfaatan Persepsian (KP), Sikap terhadap Penggunaan (STP), dan Intensi
Keperilakuan (IP). Sebaliknya, komitmen keberlanjutan (kepatuhan) berpengaruh
secara negatif terhadap Mudah Penggunaan Persepsian (MPP), Kebermanfaatan
Persepsian (KP), Sikap terhadap Penggunaan (STP), dan Intensi Keperilakuan (IP).
Secara ringkas dapat disimpulkan bahwa Teori Sosial Kelmans berpengaruh
terhadap seluruh variabel yang dimodelkan di dalam penelitian ini. Hasil
pengujiannya terbukti dan terringkas dalam kedua tabel berturut-turut sebagai
berikut:

Padang, 23-26 Agustus 2006 K-SISIN 02 18


SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG
Tabel 6: Hasil Ringkasan Pengaruh (Uji Regresi)

Variabel Variabel Pengaruh Hipotesis Aternatif:


Pengaruh Dipengaruhi (Signifikansi)
Internalisasi MPP 0,318 (0,000) H.08.: Tidak dapat ditolak
Identifikasi MPP 0,156 (0,010) H.09.: Tidak dapat ditolak
Kepatuhan MPP -0,144 (0,013) H.10.: Tidak dapat ditolak
Internalisasi KP 0,189 (0,001) H.11.: Tidak dapat ditolak
Identifikasi KP 0,164 (0,003) H.12.: Tidak dapat ditolak
Kepatuhan KP -0,218 (0,000) H.13.: Tidak dapat ditolak
Internalisasi STP 0,123 (0,019) H.05.: Tidak dapat ditolak
Identifikasi STP 0,085 (0,091) H.06.: Tidak dapat ditolak (10,00%)
Kepatuhan STP -0,103 (0,034) H.07.: Tidak dapat ditolak
Internalisasi IK 0,093 (0,018) H.02.: Tidak dapat ditolak
Identifikasi IK 0,072 (0,065) H.03.: Tidak dapat ditolak (10,00%)
Kepatuhan IK -0,084 (0,028) H.04.: Tidak dapat ditolak
MPP STP 0,023 (0,646) H.1b.: Ditolak
KP STP 0,136 (0,013) H.1a.: Tidak dapat ditolak
KP IK 0,077 (0,072) H.1c.: Tidak dapat ditolak (10,00%)
STP IK 0,121 (0,014) H.1d.: Tidak dapat ditolak

Hasil uji regresi menunjukkan bahwa secara keseluruhan berpengaruh antar


variabel yang independen terhadap variabel dependennya, baik yang berpengaruh
secara signifikan di bawah 5,00% sebanyak 12 dari 16 dan yang berpengaruh secara
signifikan di bawah 10,00% sebanyak 3 dari 16. Satu-satunya yang tidak memiliki
pengaruh adalah Mudah Penggunaan Persepsian (MPP) terhadap Sikap Terhadap
Penggunaan (STP). Dari satu yang tidak signifikan ini dapat disimpulkan bahwa
internalisasi, identifikasi dan kepatuhan berpengaruh secara tidak langsung melalui
Kebermanfaatan Persepsian (KP) terhadap Sikap Terhadap Penggunan (STP).

Mengakitkan atas hasil uji regresi dan arah prediksi pengaruh disajikan ke dalam
ringkasan tabel sebagai berikut:

Padang, 23-26 Agustus 2006 K-SISIN 02 19


SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG
Tabel 7: Hasil Ringkasan Pengaruh dan Arah Prediksi

Kebermanfaatan Mudah Sikap Intensi


Persepsian Penggunaan Terhadap Keperilakuan
Pesepsian Penggunaan
Sistem
Komitmen Afeksi: +(sig., +(sig.,
1. Identifikasi +(sig., 5,00%) 5,00%) 10,00%)
+(sig.,
2. Internalisasi 10,00%)
+(sig., 5,00%) +(sig., +(sig., +(sig., 5,00%)
5,00%) 5,00%)
Komitmen
Keberlanjutan:
(sig., 5,00%) (sig., (sig., (sig., 5,00%)
1. Kepatuhan 5,00%) 5,00%)
Kebermanfaatan +(sig., +(sig.,
Persepsian
5,00%) 10,00%)
Mudah Penggunaan
Pesepsian +(tidak sig.)
Sikap Terhadap
Penggunaan Sistem +(sig., 5,00%)

VI. Hasil Penelitian

Sistem informasi tidak pernah mampu meningkatkan kinerja organisasi atau kinerja
manajerial, tetapi hanya mampu terrealisasi melalui identifikasi, internalisasi, dan
kepatuhan atas perilaku yang telah terbawa (termaktub). Hanya saja, ketiga faktor
tersebut di atas dalam dua kelompok yang berbeda. Untuk identifikasi dan
internalisasi berpengaruh positif terhadap Mudah Penggunaan Persepsian (MPP),
Kebermanfaatan Persepsian (KP), Sikap terhadap Penggunaan (STP), dan Intensi
Keperilakuan (IP). Sedangkan komitmen keberlanjutan, yang disebut kepatuhan,
berpengaruh sebaliknya yakni negatif. Suksesnya sebuah sistem bergantung kepada
harapan pilihan pemakai untuk pemraktikan sistem informasi. Oleh karena itu,
komitmen pemakai menjadi kunci pokok untuk implementasi sistem.

Penelitian ini mampu memvalidasi konstruk komitmen pemakai dengan fokus


sentral perilaku harapan pemilihan dan menguji pengaruhnya terhadap adopsi sistem
dan perilaku pemakaiannya. Demikian juga, penelitian ini membuktikan secara
empiris bahwa norma personal dan norma sosial memiliki peran dalam pengaruh ke
pemakaian sistem. Beserta rinciannya bahwa terdapat dua kutub, yakni identifikasi

Padang, 23-26 Agustus 2006 K-SISIN 02 20


SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG
dan internalisasi sebagai komitmen afeksi (affective) dan kepatuhan sebagai
komitmen berkelanjutan. Kedua kutub ini juga mendorong atau memotivasi
pemanfaatan pilihan pemraktikan sistem.

Temuan penelitian ini membuktikan juga bahwa secara Teori Pengaruh Sosial
Kelmans, dan secara psikologis lekatan adalah benar adanya. Demikian juga, secara
empiris terhadap pemraktikan sistem informasi bagi perilaku manusia adalah valid.
Lebih rinci membuktikan bahwa kristalisasi internalisasi, identifikasi, dan kepatuhan
membentuk perilaku komitmen yang selanjutnya memberhasilkan pemraktikan
sistem. Dampak selanjutnya terkait dengan pengembangan sistem informasi yang
menyarankan bahwa di dalam proses pengembangan sistem informasi harus
memperhatikan ketiga faktor psikologis lekatan dan teori pengaruh sosial.
Kesesuaian atas nilai-nilai individu dengan sistem yang dikembangkan dan yang
dipraktikan (intenalisasi), dan keyakinan individu adanya imbalan atas
pengembangan dan pemraktikan sistem (identifikasi) menjadi titik utama perhatian.
Sebaliknya, komitmen keberlanjutan (kepatuhan) menjadi faktor kunci kedua setelah
internalisasi dan identifikasi. Faktor kepatuhan ini tetap menjadi kunci karena
pengaruh sekelompok orang (manajer) yang menjadikan sistem informasi dilakukan,
sehingga tetap diperlukan untuk mempengaruhi aspek keperilakuan.

Kontribusi Penelitian
Penelitian ini mengkonvergensi teori pengaruh sosial dan pelekatan faktor
psikologis (Teori Pengaruh Sosial Kelmans) terhadap keberhasilan pemraktikan
sistem. Dengan ketiga faktor internalisasi, identifikasi dan kepatuhan yang
berkristal menjadi satu faktor yang disebut komitmen. Dari sisi individu dapat
dinyatakan bahwa individu terpengaruh untuk melakukan pekerjaan dalam
pemraktikan sistem karena adanya nilai-nilai individu yang sesuai dengan sistem
dan harapan imbalan yang akan diterimanya (faktor psikologis diri individu),
serta komitmen keberlanjutan yang berasal dari individu lain atau manajer
(faktor pengaruh sosial dari luar individu) untuk memaksa mempraktikan sistem
informasi yang diadopsi.

Kurang atau senjangnya faktor psikologis diri individu berpengaruh terhadap


tidak efektifnya proses terimplementasinya sistem informasi. Guna

Padang, 23-26 Agustus 2006 K-SISIN 02 21


SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG
mempertajam adopsi sistem dan implemntasiannya, perlu dilengkapi dengan
faktor pengaruh sosial dari individu lain yang difungsikan sebagai komplemen
keberhasilan penerapan sistem informasi. Oleh karena itu, norma sosial yang
mempengaruhi adopsi pemakaian sistem dan pemraktikan sistem informasi perlu
dikembangkan. Ketidakberturutan individu yang berasal dari faktor diri individu
terbentuk melalui norma sosial yang mempengaruhinya. Prosesnya dapat melalui
berbagi sumberdaya, penciptaan yang baru, dan pembelajaran atau pendidikan
pengetahuan baru.

Implikasi Praktis
Berhasil atau tidaknya pengadopsian sistem dan pemraktikan sistem bergantung
kepada individu. Wujud individu dipandang dari sisi psikologis lekatan yang
disebut komitmen keperilakuannya. Sifat dasar psikologis lekatan adalah secara
natural proses pembentukan ke individu, sehingga sulit dipengaruhi dan
memerlukan waktu yang cukup lama proses pembentukannya. Di samping itu,
wujud individu dapat dipengaruhi di dalam adopsi dan implementasi
pemraktikan sistem melalui katalisator dari sisi sosiologis. Wujud
keperilakuannya dalam bentuk kepatuhan (komitmen keberlanjutan) yang
berasal dari manajer atau orang lain. Sifat dasar kepatuhan ini adalah dapat
seketika dibentuk untuk berkomitmen di dalam adopsi sistem dan pemraktikan
sistem informasi. Kedua faktor, psikologis lekatan dan sosiologis, membentuk
satu kesatuan konsep yang disebut komitmen.

Tidak sepenuhnya berpengaruh atas imbalan yang diberikan kepada individu


apabila tidak dilengkapi dengan proses penyesuaian nilai-nilai individu dan
harapan atas hasil penerapan sistem. Berbasis terhadap sifat dasar, proses
perekayasaan komitmen untuk beradopsi dan berpraktik sistem informasi bagi
individu terletak hanya di faktor pengaruh sosial ini. Apabila berhasil
perekayasaannya, maka pengaruh sosial mempengaruhi perilaku individu untuk
berkomitmen dan selanjutnya untuk mengadopsi sistem dan mempraktikan
sistem. Oleh karena itu, satu-kesatuan konsep komitmen menghendaki adanya
sosio-psikologis, dalam tiga faktor internalisasi, identifikasi, dan kepatuhan. Hal
ini dapat dinyatakan bahwa sistem secara personal harus bermanfaat penuh dan
secara sosial harus memberikan nilai riil atas kebermanfaatan penerapan sistem.

Padang, 23-26 Agustus 2006 K-SISIN 02 22


SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG

Sebaliknya, apabila diperhatikan secara cermat, apabila komitmen psikologis


lekatan tidak mampu sepenuhnya mempengaruhi kinerja adopsi sistem dan
pemraktikan sistem, maka perlu didesain sistem imbalan yang mampu
mempengaruhi sepenuhnya bagi individu untuk berkinerja. Oleh karena itu,
pengaruh sosial dapat disebut sebagai perlu tetapi tidak sepenuhnya konsisten
dengan kinerja secara riil. Pandangan yang lain dapat disajikan bahwa psikologis
lekatan memmberikan kemanfaatan atas sistem yang dapat sepenuhnya
dipraktikan atau diadopsi, tetapi individu dapat menolaknya karena tidak
senyatanya mereka memperoleh imbalan yang memadai baik dalam bentuk
imbalan materi ataupun imbalan non materi yang memadai.

Keterbatasan Penelitian
Model komitmen yang diteliti di dalam penelitian ini memiliki keterbatasan-
keterbatasan, baik keterbatsan konsepsualiasi komitmen maupun keterbatasan
validasi konstruk komitmen pemakai untuk adopsi dan pemraktikan sistem.
Keterbatasan penelitian ini disajikan untuk para peneliti dan penelitian-penelitian
berikutnya yang memfokuskan penelitiannya di komitmen, khususnya di bidang
psikologis lekatan. Keterbatasannya adalah sebagai berikut.

1. Inferensi sampel yang mendasarkan ke teritorial untuk perbankan umum dan


perkreditan rakyat di daerah Jogyakarta. Seluruh bank, baik bank umum
maupun perkreditan di Jogyakarta telah sadar menerapkan sistem informasi
akuntansi dan lainnya yang cukup lama dan dapat dipandang telah mapan.
Kondisi ini menyebabkan internalisasi dan identifikasi yang telah merasuk
ke dalam individu cukup tajam dan lama.
2. Nilai-nilai individu, harapan kemanfaatan pemraktikan sistem dan kepatuhan
terhadap grup atau orang lain berkembang secara dinamis dan tidak statis.
Penelitian dengan model konstruk semacam ini tidak mampu perkembangan
dinamis keperilakuan individu, karena individu selalu bergerak untuk
penciptaan, berbagi sumberdaya dan pembaharuan sistem.
3. Tidak selalu benar bahwa komitmen berkelanjutan (kepatuhan) terhadap
Mudah Penggunaan Persepsian (MPP), Kebermanfaatan Persepsian (KP),

Padang, 23-26 Agustus 2006 K-SISIN 02 23


SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG
Sikap terhadap Penggunaan (STP), dan Intensi Keperilakuan (IP) selalu
dalam arah negatif. Keterbatasan penelitian ini disebabkan oleh
kemungkinan adanya sistem insentif atau imbalan dalam bentuk lain yang
mampu mempengaruhi seluruh variabel di atas menjadi berpengaruh secara
searah positif.

VII. Simpulan

Inti dari sebuah adopsi dan pemraktikan sistem bukan terletak di teori ataupun di
psikologi dan di penelitian empiris, tetapi lebih menekankan ke terrealisasinya
adopsi dan pemraktikan sistem informasi secara riil. Terrealisasinya adopsi dan
penerapan sistem sangat bergantung ke keperilakuan manusia di dalam organisasi.
Perilakunya sangat didominasi oleh keyakinan (beliefs). Keyakinan ini tiada lain
terdiri dari dua jenis keyakinan, yakni keyakinan milikan diri sendiri dan keyakinan
pengaruhan orang atau grup lain. Keyakinan milikan diri sendiri terdiri dari dua
jenis yaitu internalisasi dan identifikasi, sedangkan keyakinan pengaruhan orang lain
berwujud komitmen berkelanjutan atau kepatuhan. Kedua keyakinan ini bersatu
dalam aspek konsep psikologis kognitif dan keperilakuan yang disebut komitmen.
Dengan demikian, penelitian ini mampu melengkapi konseptualisasi komitmen.

Komitmen memerankan pengaruh yang sangat vital terhadap seluruh variabel


yang dikonstruksikan di dalam penelitian ini. Artinya bahwa komitmen memainkan
peranan di dalam adopsi sistem dan pemraktikan sistem informasi. Terbukti bahwa
komitmen, untuk ketiga faktornya yaitu internalisasi, dan identifikasi berpengaruh
secara positif terhadap Mudah Penggunaan Persepsian (MPP), Kebermanfaatan
Persepsian (KP), Sikap terhadap Penggunaan (STP), dan Intensi Keperilakuan (IP),
dan sebaliknya kepatuhan berpengaruh secara negatif.

Model komitmen multi dimensi ini membuktikan bahwa Teori Pengaruh Sosial
Kelmans valid dan konsisten. Sehingga, konsepsualisasi teori pengaruh sosial ini
memberikan solusi atas keberterimaan adopsi sistem dan penggunaan atau
pemraktikan sistem informasi yang cukup mendasar. Secara sederhana dapat
dinyatakan bahwa teori ini memperjelas konsep teori pengaruh sosial, dan

Padang, 23-26 Agustus 2006 K-SISIN 02 24


SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG
konsistensi tentang konsep komitmen dari dua sudut pandang, secara psikologis dan
secara sosio-psikologis.

Padang, 23-26 Agustus 2006 K-SISIN 02 25


SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG
Referensi:

Ajzen, I. Nature and Operation of Attitudes. Annual Review of Psychology, 52


(2001), 27-58.
Alavi, M. and Leidner, DE. Review: Knowledge Management and Kowledge
Management Systems: Conceptual Foundations and Research Issues. MIS
Quarterly, 25, I (March 2001), 107-136.
Bearden, W. O., R. G. Netemeyer, M. F. Mobley. Handbook of Marketing Scales:
Multi-item Measures for Marketing and Consumer Behavior Research. Sage
Publications, Newbury Park, CA. Marketing 12(1), (1993), 106119.
Becker, TE. and Foci. Bases of Commitment Are They Distinctions worth Making.
Academy of Management Journal, 35, I (March 1992), 232-244.
Becker, TE., Randall, DM., and Riegel, CD., The Multidimensional View of
commitment and The Theory of Reasoned Action A Comparative Evaluation.
Journal of Management, 21, 4 (1995), 617-638.
Buchanan, B. Building Organzational Commitment: The Socialization of Managers
in Work Conditiion. Administrative Science Quartely. 19 (1974)544-546.
Cooke, D. Affective, Continuance, and Normative Commitment to the Organization:
An Examination of Construct Validity. Journal of Vocational Behavior. 49, 3
(December 1997), 252-276.
Davis, F. (1986), Technology Acceptance Model for Empirically Testing New End-
User Information Systems: Theory and Results. Massachuset Institute of
Technology, Boston, MA. (1986).
Davis, FD. (1989), Percieved Usefulness, Percieved Ease of Use, and User
Acceptance of Information Technology. MIS Quartely, 13, 3 (1989), 319-340.
Davis, FD., Bagozzi, RP., and Warshaw, PR. User Acceptance of Computer-
Technology: A Comparison of Two Theoritical Models. Management Science.
35, 8 (1989), 982-1003.
Grover, V. and Davenport, TH. General Perspectives on Knowledge Management
Fostering A Research Agenda. Journal of Management Information Systems.
18, I (2001), 5-21.
Hu, L., P. M. Bentler. (1999). Cutoff Criteria For .T Indexes In Covariance
Structure Analysis: Conventional Criteria Versus New Alternatives.
Structural Equation Model 6(1), 155.
Hellman, CM., And McMillin, WL. Newcomer Socialization and Affective
Commitment. Journal of Psychology, 134, 2 (1994), 261-262.
Hufnagel, EM. And Conca, C. User Response Data: The Potential of Errors and
Biases. Information Systems Research. 5, 1 (1994), 48-73.
Kashima, Y. and Kashima, ES. Individual differences in The Prediction of
Behavioral Intention. Journal of Social Psychology. 128, 6 (1988), 711-728.
Kelman, HC. Compliance, Identification, and Internalization: Three Processes of
Attitude Change? Journal of Conflict Resolution, 2 (1958), 51-60.
Lewis, W., Agarwal, R., and Sambamurthy, V. Sources of Influence on Belief About
Information Technology Use: An empirical Study of Knowledge Workers. MIS
Quartely, 27, 4 (2003), 657-678.
Melone, NP. A Theoritical Assesment of The User Satisfaction construct in
Information Systems Research. Management Science. 36, 1 (1990), 76-91.

Padang, 23-26 Agustus 2006 K-SISIN 02 26


SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG
Meyer, JP. And Allen, NJ. Commitment in The Workplace Theory Research and
Application. Sage Publication, Calif. (1997).
Mowday, RT., Porter, LW., and Steers, RM. The Measurement of Organization
Commitment. Journal of Vocational Behavior. 14 (1979), 224-247.
OReilly, CAI. Chatman, JA., And Caldwell, DF. People and Organizational
Culture: A Profile Comparison Approach to Assesing Person environment-Fit.
Academy of Management Journal. 34 (1991), 487-516.
Porter, LW. Steers, R., Mowday, RT., and Boulian, PV. Unit Performance,
Situational Factors, and Employee Attitude in Spatially Separated Work Units.
Organizational Behavior and Human Performance, 15 (1974), 87-98.
Reicher, AE. A Review and Reconceptualization of Organizational Commitment.
Ournal of Applied Psychology. 71 (1986), 508-514.
Sheldon, M. Investment and Involvements as Mechanisms Producing Commitment
to The Organization. Administrative Science Quartely. 16, (1971), 143-150.
Sutton, CD. And Harrison, AW. Validity Assesment of Compliance , Identification,
and Internalization as Dimensions of Organizational Commitment.
Educational and Psychological Measurement. 53, 1 (1993), 217-223.
Thompson, RL., Higgins, CA., and Howell, JM. Personal Computing: Toward A
Conceptual Model of Utilization. MIS Quartelly. 12 (1991), 125-142.
Vandenberg, RJ., Self, RM., and Seo, JH. A Critical Examination of The
Internalization, Identification, and Compliance Commitment Measures.
Journal of Management, 20, 1 (1994), 123-140.
Vankatesh, V., and Davis, FD. A Theoritical Extension of The Technology
Acceptance Model Four Longitudinal Field Studies. Management Science. 46,
2 (2000), 186-204.
Vankatesh, V., Morris, MG., Davis, FD., and Davis, GB. User Acceptance of
Information Technology: Toward a Unified View. MIS Quartelly. 27 (2003),
425-478.
Weiner, Y., and Vardi, Y. Relationships between Job, Organization, and Career
Commitments and Work Outcomes. Organizational Behavior and Human
Performance. 26 (1980), 81-96.

Padang, 23-26 Agustus 2006 K-SISIN 02 27

Anda mungkin juga menyukai