Anda di halaman 1dari 13

I.

IdentitasPasien

Nama : Ny. Siti Rukmini

Umur : 62 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat : Kp.
Kambing RT01/06 Karang Asem Barat

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Suku : Sunda

Agama : Islam

No. MR : 11031565

Tanggal masuk RS : 03-11-2015

II. Anamnesis

A. Keluhan Utama : nyeri di lutut sebelah kanan

Keluhan tambahan :-

B. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke poli bedah orthopedi pada tanggal 03-11-2015 dengan


keluhan nyeri pada lutut sebelah kanan pada saat berjalan. Nyeri dirasakan
8bulan yang lalu. Pasien berjalan menggunakan bantuan walker. Pasien
memiliki riwayat jatuh 1 tahun yang lalu dan memiliki riwayat trauma di
daerah panggul. Pasien mengatakan telah dilakukan operasi pada daerah
panggul. Pasien pernah berobat ke dokter sebeleumnya
C. Riwayat penyakit dahulu

- Riwayat trauma : () 1 tahun yang lalu pasien mengalami


jatuh

- Riwayat hipertensi : ada

- Riwayat diabetes mellitus : disangkal

- Riwayat alergi : disangkal

- Riwayat asma : disangkal

- Riwayat sakit maag : ada

D. Riwayat pengobatan

Riwayat operasi pada daerah panggul sebelumnya

pasien konsumsi obat Glucosamine,ketorolac untuk mengobati keluhannya

E. Riwayat penyakit keluarga

- Riwayat hipertensi : disangkal

- Riwayat diabetes mellitus : disangkal

F. Riwayat kehidupan pribadi

- Merokok : disangkal

III. Pemeriksaan Fisik

- Keadaan Umum : baik

- Kesadaran : kompos mentis

- TekananDarah : 170/90 mmHg

- Nadi : 72 x/menit

- Pernapasan : 18 x/menit
- Suhu : 36,5C

Status Generalis

- Kepala : Normocephali

- Mata : Isokor 3mm/3mm, reflek cahaya langsung +/+, reflex


cahaya tidak langsung +/+, konjungtiva anemis -/-, sclera ikterik -/-

- Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, nyeri


tekan (-)

- Thorax :

o Paru-Paru :

Inspeksi :Tampak simetris dalam diam dan


pergerakan nafas

Palpasi :Stem fremitus kiri dan kanan sama kuat


baik sisi depan maupun belakang

Perkusi :Sonor, batas paru hepar di intracostal


space (ICS) VI midclavicula line (MCL) dekstra

Auskultasi : Vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-

o Jantung :

Inspeksi :Tidak tampak pulsasi ictus cordis

Palpasi :Pulsasi ictus cordis teraba di ICS V linea


aksilaris anterior sinistra, kuat angkat 2 jari

Perkusi : Redup

Batas jantung atas di ICS III linea mid klavikula


sinistra
Batas jantung kanan di ICS IV linea parasternal
dextra
Batas jantung kiri di ICS V linea aksilaris anterior
sinistra
auskultasi : Bunyi jantung I dan II normal, murmur
(-) ,gallop (-)
- Abdomen

o Inspeksi : Perut tampak mendatar

o Auskultasi : BU (+) 8 x/menit

o Perkusi : Timpani, nyeri ketok (-)

o Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), defense muscular (-)

- Ekstremitas : Akral hangat, edema (-), CRT < 2

IV. Pemeriksaan penunjang

- Pemeriksaan laboratorium pre-op

Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan


Hemoglobin 11,2 g/dl 12,0 - 17,3 g/dl
Eritrosit 3,92 juta/uL 4,5 5,5 juta/uL
Leukosit 9900/uL 5000 10000 /uL
Trombosit 382000/uL 150000 450000 /uL
Hematokrit 37.80% 36 42 %
LED 57mm/jam 0 15 mm/jam
Basofil 0% 01%
Eosinofil 5 13%
Neutrofil batang 3 26%
Neutrofil segmen 68 50 70 %
Limfosit 23 20 40 %
Monosit 1 28%
Masa perdarahan 2 menit 1 3 menit
Masa pembekuan 11 menit 9 15 menit
Glukosa sewaktu 80 mg/dl 70 200 mg/dl
Ureum 42 mg/dl 20 40 mg/dl
Kreatinin 0,8 mg/dl 0,5 1,5 mg/dl
SGOT 11 u/l < 31 u/l
SGPT 9 g/dl < 32 g/dl
Foto Radiologi
V. Diagnosa

OsteoArthritis Genu

VI. Terapi

- rawat inap

- Pro Total Knee Replacement

- MM/ Antibiotik

Analgesik

Antasida
CASE PRESENTATION

TOTAL KNEE REPLACEMENT

Penyusun:

Rafli Elzandri
(406151078)

Pembimbing:

dr. Wahyu Eko, Sp BO

KEPANITERAAN KLINIK STASE BEDAH

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA


PERIODE 5 OKTOBER 12 DESEMBER 2015

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CIBINONG

2015
OSTEOARTHRITIS

PENDAHULUAN

Osteoarthritis adalah Penyakit sendi degeneratif yang berkaitan dengan


kerusakan kartilago (hyaline) sendi biasa terjadi pada area vertebrae,
panggul, lutut, atau pergelangan kaki. Prevalensi penderita OA di USA
>20 juta orang, >50% orang tua berumur 65 tahun, dan lebih banyak
terkena pada wanita dibandikan pria perbandingan : adalah 12:1 dan
untuk perbandingan OA lutut pada : adalah 1,7:1.

Osteoarthritis berdasarkan patogenesis dibagi menjadi 2 macam


yaitu OA primer dan OA sekunder. OA primer bersifat idiopatik kausanya
tidak diketahui sedangkan OA sekunder kausanya disebabkan kelainan
endokrin, inflamasi, metabolik, herediter, jejas mikro dan makro,
imobilisasi yang terlalu lama.

Osteoarthritis dibagi menjadi 3 tahap. Tahap 1 Enzim proteolytick


menghancurkan matrix kartilago, tahap 2 terjadi erosi pada permukaan
kartilago pada cairan sendi ditemukan pecahan collagen, tahap 3
pemecahan kartilago menjadi inflamasi kronik dan kartilago semakin
hancur.

ANATOMI SENDI

Klasifikasi sendi dibagi menjadi 2 macam berdasarkan fungsional dan


berdasarkan struktur. Berdasarkan fungsional sendi dibagi 3 macam
yaitu:

1. Synarthrosis (tidak dapat di gerakkan),

2. Amphiarthrosis (dapat digerakkan sedikit),

3. Diarthrosis (dapat digerakkan bebas).


Sendi berdasarkan struktur dibagi 3 macam yaitu:

1. Sinovial,

2. Fibrosa,

3. Kartilaginosa.

Sendi sinovial dibentuk oleh:

1. Kartilago artikular

2. Tulang subchondral

3. Membrane synovial

4. Cairan sinovial

5. Capsul sendi

Fungsi sendi kartilago ialah:

melindungi bagian bawahnya seperti tulang subchondral dari


beban yang berat

mengurangi gesekan antar sendi.

Cairan sinovial memiliki fungsi :

memberikan nutrisi pada tulang rawan sendi yang avaskuler

untuk menyerap shock.


Sendi

F u n s io n a l S tru k tu ra l

S y n a r th ro s is S y n o v ia l
A m p h ith ro s is F ib ro s a
D ia rt h ro s is K a r t ila g in o s a

S in o v ia l d ib a g i 5 b a g ia n :
a . K a r t ila g o a r t ic u la r
b . T u la n g s u b c h o n d r a l
c . M e m b ra n e s y n o v ia l
d . C a ira n s in o v ia l
E . C ap su l sen d i

Faktor Resiko Osteoarthritis

1. Umur : semakin bertambahnya usia resiko terkena OA meningkat

2. Jenis Kelamin : > diatas usia 50 tahun, pada lebih banyak


terkena OA pada sendi lutut, sedangkan pada lebih banyak
terkena OA pada area paha.

3. Suku Bangsa : OA lebih banyak terkena pada orang kulit hitam


dan asia dibandingkan dengan kaukasia.

4. Genetik : Anak-anak yang memiliki orang tua terkena OA


memiliki resiko 2x lebih tinggi untuk terkena OA

5. Kegemukan dan Penyakit metabolik : Pada orang yang memiliki


BB lebih memiliki resiko terkena OA lebih tinggi

6. Cedera sendi, Pekerjaan

7. Kelainan pertumbuhan : dislokasi kongenital paha dapat


menyebabkan terjadi OA di kemudian hari.
Patofisiologi

E tio lo g i O A : P e n in g k a ta n
Je ja s m e k a n is a t a u k im ia w i P a d a a w a l O A te r ja d i
p e m b e sa ra n p a d a s in te s is
O b e s ita s p ro te o g lik a n
c a r tila g o
P en ggu n aan sen d i yan g
b e r le b ih a n U sah a d ari
F a k to r u m u r P e n u r u n a n s in te s is c h o n d ro c y te s u n tu k
p ro te o g lik a n m e m p e rb a ik i
S e l i n fl a m a s i k e r u s a k a n k a r tila g o
m e le p a s k a n c ito k in e K a r tila g o m e n ja d i le m b u t P a d a p e r m u k a a n a r tic u la r
p a d a a re a sen d i d a n k e h ila n g a n e la s t is it a s k a r t ila g o n o r m a l te r lih a t
dan akan m engganggu p e r m u k a a n h a lu s , p a d a O A
D e g e n e ra s i m a tr ik s fu n g s i p e r m u k a a n te r lih a t m e n g e lu p a s
k a r tila g o s e c a ra s e n d in y a b e r la p is - la p is d a n te rb e n tu k
b e r le b ih a n fi b r i l a s i ( c e l a h v e r t i k a l )
M e n ig k a tk a n te k a n a n
E ro si p a d a se n d i
b io m e c h a n ic a l p a d a
k a r tila g o m e n y e b a b k a n
O s te o a r t h r it is a re a t u la n g
tu la n g b a g ia n b a w a h
m e n ja i b o t a k
T u la n g s u b c h o n d ra l
m e re sp o n d e n g a n
m e n in g k a t k a n
v a s k u la r is a s i d a n
s e lu la r it a s tu la n g
te b a l d a n p a d a t

Gejala klinik

1. rasa pegal-pegal

2. nyeri sendi

3. hambatan gerak sendi

4. kekakuan

5. krepitasi

6. pembesranan sendi
Pemeriksaan Fisik

hambatan gerak baik konsentris atau eksentris

krepitasi: akibat gesekan kedua tulang padaa sendi saat di


gerakkan

pembengkakan sendi yang asimetris

tanda-tanda peradangan

deformitas pada sendi

perubahan gaya berjalan

Pemeriksaan lab

darah tepi (HB, LED) normal

peningkatan sel peradagan ringan <8000/m

peningkatan protein

Pemeriksaan Radiografi

Foto polos (gold standart) :

penyempitan celah sendi

peningkatan densitas tulang subchondral (schlerosis)

Kista tulang

osteofit pada pinggir sendi

MRI : melihat jaringan sendi lain seperti tendon, meniskus,otot

USG : untuk injeksi sendi yang sulit dinilau


Diagnosa

Diagnosa OA dapat di tegakkan dengan gambaran klinis dan radiografis

Diagnosa Diferential

GOUT

Reumatoid Arthritis

Fibriomyalgia

Terapi

Target dari terapi untuk menghilangkan rasa nyeri dan meperbaiki


fungsi. Terapi OA di bagi menjadi 3: terapi nonfarmakologi, terapi
farmakologi, terapu bedah. Terapi nonfarmakologi yaitu edukasi, terapi
fisik dan rehabilitasi, serta penurunan BB. Terapi farmakologi dapat di
berikan : analgesik oral, ophioid, analgesik topikal, OAINS, streroid
intrartikuler. Untuk terapi OA yang di sarankan AOOS ialah
acetaminofen, ophioid, intraartikuler kortikosteroid injeksion. Terapi OA
lutut ialah NSAID oral, NSAID topikal, tramadol. Apabila terapi
farmakologis tidak berhasil dilakukan terapi bedah : arthoplasty,
osteotomi. Arthoplasty ialah penggantian permukaan sendi dengan
memasukan prostetik metal dan plastik, bisa bertahan hingga 10-15
tahun, pasien yang melakukan operasi arthoplasty mengalami perbaikan
sampai 90%.

Prognosis

Pada pasien yg dilakukan arthoplasty 90% membaik

Anda mungkin juga menyukai