Anda di halaman 1dari 11

TUGAS KARDIOVASKULAR

Disusun Oleh:

NAMA : FEBRIYANTI NATALIA DAPPA


NIM : 2014610051
TUGAS UAS :KARDIOVASKULER

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU- ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI
MALANG
2017
PENDAHULUAN

Penyakit jantung bawaan (PJB) merupakan kelainan jantung yang paling sering
ditemukan pada bayi dan anak. Kelainan ini ditemukan sekitar 8 tiap 1000 kelahiran hidup.

Gejala klinis PJB bervariasi dari yang paling ringan tanpa gejala sampai dengan yang
paling berat dengan gejala sianosis dan gagal jantung pada neonatus yang memerlukan tindakan
intervensi atau bedah segera setelah lahir.

Sebelum era intervensi berkembang, semua jenis penyakit jantung bawaan harus
dioperasi. Dengan berkembangnya tehnik kateterisasi dan intervensi ,sebagian dari kelainan ini
dapat ditatalaksana tanpa operasi. Di beberapa negara yang sudah maju seperti Malaysia,
Australia, dan negara maju lainnya, tindakan intervensi sudah dilakukan sejak beberapa tahun
yang lalu dan sudah dipakai sebagai prosedur standar penangan kelainan jantung ini. Kelebihan
tindakan intervensi dibandingkan dengan operasi adalah pasien terbebas dari risiko bedah,lama
rawat yang singkat dan secara kosmetik lebih baik karena tidak ada bekas jaringan parut di kulit
khususnya pada anak perempuan. Kendala yang dihadapi untuk negara kita masih berkisar pada
harga yang masih sedikit relatif lebih tinggi dibandingkan dengan tindakan operasi. Tapi kalau
dihitung jumlah total keseluruhannya termasuk beban psikologis pasien dan keluarganya,
sebenarnya biaya intervensi tersebut lebih murah.

Di Indonesia, walaupun belum ada data PJB yang akurat, namun masalah PJB jelas telah
memerlukan perhatian yang sungguh-sungguh baik dari dokter umum maupun spesialis. Data
Polildinik Jantung Anak di Bagian Anak FKUI RSCM1 melaporkan peningkatan jumlah
pengunjung dari 241 menjadi 512 padatahun 1970 dan 1973. Jumlah PJB (72%) lebih tinggi dari
Penyakit Jantung Didapat (28%), dan jumlah konsultasi berasal dari Dokter umum (47%) tidak
jauh berbeda dari dokter spesialis (53%).

Tubuh manusia terdiri dari berbagai system, diantaranya adalah system kardiovaskuler.
System ini menjalankan fungsinya melalui organ jantung dan pembuluh darah. Dimana organ
yang memiliki peranan penting dalam hal ini adalah jantung yang juga merupakan organ besar
dalam tubuh .Jantung adalah organ berupa otot berbentuk kerucut.
Fungsi utama jantung adalah untuk memompakan darah ke seluruh tubuh dengan cara
mengembangdan menguncup yang disebabkan oleh karena adanya rangsangan yang berasal dari
susunan saraf otonom. Seperti pada organ-organ yang lain, jantung juga dapat mengalami
kelainan ataupun disfungsi. Sehingga munculah penyakit jantung yang dapat dibedakan dalam
dua kelompok, yaitu penyakit jantung didapat dan penyakit jantung bawaan. Penyakit jantung
bawaan adalah kelainan struktural jantung yang kemungkinan terjadi sejak lahir dan beberapa
waktu setelah bayi dilahirkan. Salah satu jenis penyakit jantung yang tergolong penyakit jantung
bawaan adalah VSD yang paling sering ditemukan, yaitu 30% dari semua jenis penyakit jantung
bawaan. Pada sebagian kasus, diagnosis kelainan ini ditegakkan setelah melewati masa neonates,
karena pada minggu-minggu pertama bising yang bermakna biasanya belum terdengar oleh
karena resistensi vascular paru masih tinggi dan akan menurun setelah 8-10 minggu. Untuk
menghindari atau mencegah penyebab dari penyakit ini semaksimal mungkin perawat harus
berusaha memberikan nasehat terutama pada ibu yang sedang hamil untuk tidak mengkonsumsi
alkohol ataupun pengobatan sembarangan. Atas dasar itulah, kami membahas lebih lanjut
mengenai Ventrikel septum defek yang kurang diketahui oleh masyarakat, khususnya mengenai
Asuhan Keperawatan pada Klien Ventrikel septum defek. Sehingga diharapkan perawat mampu
memberikan asuhan keperawatan yang tepat pada klien Ventrikel septum defek
PEMBAHASAN

A. DEFINISI VSD

Ventrikel septum defek (VSD) adalah suatu keadaan abnormal yaitu adanya pembukaan
antara ventrikel kiri dan ventrikel kanan.(Rita &Suriadi, 2001).

VSD adalah adanya hubungan (lubang) abnormal pada sekat yang memisahkan ventrikel
kanan dan ventrikel kiri. (Heni dkk, 2001).

VSD adalah kelainan jantung berupa tidak sempurnanya penutupan dinding pemisah antara
kedua ventrikel sehingga darah dari ventrikel kiri ke kanan, dan sebaliknya. Umumnya
congenital dan merupakan kelainan jantung bawaan yang paling umum ditemukan (Junadi, 1982)

Jadi VSD merupakan kelainan jantung bawaan (kongenital) berupa terdapatnya lubang pada
septum interventrikuler yang menyebabkan adanya hubungan aliran darah antara ventrikel kanan
dan kiri

Ventrikel septum defek (VSD) merupakan penyakit jantung bawaan yang paling sering
ditemukan, yaitu kelainan jantung bawaan berupa lubang pada septum interventrikuler, dapat
hanya satu atau lebih yang terjadi akibat kegagalan fungsi septum interventrikuler semasa janin
dalam kandungan,sehingga darah bisa mengalir dari ventrikel kiri ke kanan ataupun sebaliknya.
Kelainan ini umumnya congenital, tetapi dapat pula terjadi karena trauma.

VSD adalah contoh lain dimana gejala-gejala berhubungan dengan kerusakan yang berat
mengingat VSD adalah suatu lubang didinding antara kedua ventricles. Ketika kerusakannya
kecil, anak-anak tidak menderita gejala-gejala, dan satu-satunya tanda VSD adalah suara desiran
jantung yang keras. Jika lubangnya besar, bayi dapat mengembangkan gagal jantung,kurang gizi
dan pertumbuhan yang lambat.

Pada kasus-kasus yang lebih maju dengan pengembangan pulmonary hypertension yang
permanen (kenaikan tekanan darah yang parah pada arteri-arteri dari paru-paru), cyanosis dapat
berkembang. Defek Septum Ventrikel ( VSD, Ventricular Septal Defect ) adalah suatu lubang
pada septum ventrikel yaitu suatu dinding yang memisahkan jantung bagian bawah
(memisahkan ventrikel kiri dan ventrikel kanan).
Ventricular septal defect (VSD) merupakan suatu kelainan dimana terdapat adanya
lubang atau defect pada didinding pemisah antara ventrikel kiri dan kanan. Darah kaya oksigen
bercampur dengan darah miskin oksigen. Sehingga jantung memompa sebagian darah miskin
oksigen ke tubuh dan juga darah kaya oksigen dipompa jantung ke paru. Ini berarti kerja jantung
tidak efisien Kadang kala VSD dapat menutup sendiri. Jika VSD besar biasanya selalu harus
dioperasi..VSD ini tergolong Penyakit Jantung bawaan (PJB) nonsianotik dengan vaskularisasi
paru bertambah. VSD ini memiliki sifat khusus,yaitu: shunt pada daerah ventrikel, aliran darah
pada arteri pulmonalis lebih banyak, tidak ada sianosis. Defek septum ventrikel biasa sebagai
defek terisolasi dan sebagai komponen anomali gabungan. Lubang biasanya tunggal dan terletak
pada bagian membranosa septum. Gangguan fungsional lebih tergantung pada ukurannya dan
keadaan bantalan vaskuler paru, dari pada lokasi defek.

B. ETIOLOGI

Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui secara pasti, tetapi ada
beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian penyakit
jantung bawaan (PJB) yaitu :

a. Faktor prenatal (faktor eksogen)


Ibu menderita penyakit infeksi : Rubela
Ibu alkoholisme
Umur ibu lebih dari 40 tahun
Ibu menderita penyakit DM yang memerlukan insulin
Ibu meminum obat-obatan penenang
b. Faktor genetik (faktor endogen)
Anak yang lahir sebelumnya menderita PJB
Ayah/ibu menderita PJB
Kelainan kromosom misalnya sindrom down
Lahir dengan kelainan bawaan yang lain

Kelainan ini merupakan kelainan terbanyak, yaitu sekitar 25% dari seluruh kelainan jantung.
Dinding pemisah antara kedua ventrikel tidak tertutup sempurna. Kelainan ini umumnya
congenital, tetapi dapat pula terjadi karena trauma. Kelainan VSD ini sering bersama-sama
dengan kelainan lain misalnya trunkus arteriosus, Tetralogi Fallot.

C. PATOFISIOLOGI

Defek septum ventricular ditandai dengan adanya hubungan septal yang memungkinkan
darah mengalir langsung antar ventrikel, biasanya dari kiri ke kanan. Diameter defek ini
bervariasi dari 0,5 3,0 cm. Perubahan fisiologi yang terjadi dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Tekanan lebih tinggi pada ventrikel kiri dan meningkatkan aliran darah kaya oksigen
melalui defek tersebut ke ventrikel kanan.
2. Volume darah yang meningkat dipompa ke dalam paru, yang akhirnya dipenuhi darah, dan
dapat menyebabkan naiknya tahanan vascular pulmoner.
3. Jika tahanan pulmoner ini besar, tekanan ventrikel kanan meningkat, menyebabkan piarau
terbalik, mengalirkan darah miskin oksigen dari ventrikel kanan ke kiri, menyebabkan
sianosis.

Keseriusan gangguan ini tergantung pada ukuran dan derajat hipertensi pulmoner. Jika
anak asimptomatik, tidak diperlukan pengobatan; tetapi jika timbul gagal jantung kronik atau
anak beresiko mengalami perubahan vascular paru atau menunjukkan adanya pirau yang hebat
diindikasikan untuk penutupan defek tersebut. Resiko bedah kira-kira 3% dan usia ideal untuk
pembedahan adalah 3 sampai 5 tahun.

D. MANIFESTASI KLINIK
a. sesak nafas
b. sianosis
c. tidak dapat tidur
d. Penurunan nafsu makan
E. KLASIFIKASI

Klasifikasi VSD berdasarkan pada lokasi lubang, yaitu:

a. perimembranous (tipe paling sering, 60%) bila lubang terletak di daerah pars
membranaceae septum interventricularis,
b. subarterial doubly commited, bila lubang terletak di daerah septum infundibuler dan
sebagian dari batas defek dibentuk oleh terusan jaringan ikat katup aorta dan katup
pulmonal,
c. muskuler, bial lubang terletak di daerah septum muskularis interventrikularis.
F. GAMBARAN KLINIS

Menurut ukurannya VSD dapat dibagi menjadi:

a. VSD kecil
Biasanya asimptomatik
Defek kecil 1-5 mm
Tidak ada gangguan tumbuh kembang
Bunyi jantung normal, kadang ditemukan bising peristaltic yang menjalar ke seluruh
tubuh pericardium dan berakhir pada waktu distolik karena terjadi penutupan VSD
EKG dalam batas normal atau terdapat sedikit peningkatan aktivitas ventrikel kiri
Radiology: ukuran jantung normal, vaskularisasi paru normal atau sedikit meningkat
Menutup secara spontan pada umur 3 tahun
Tidak diperlukan kateterisasi
b. VSD sedang
Sering terjadi symptom pada bayi
Sesak napas pada waktu aktivitas terutama waktu minum, memerlukan waktu lebih lama
untuk makan dan minum, sering tidak mampu menghabiskan makanan dan minumannya
Defek 5- 10 mm
BB sukar naik sehingga tumbuh kembang terganggu
Mudah menderita infeksi biasanya memerlukan waktu lama untuk sembuh tetapi
umumnya responsive terhadap pengobatan
Takipneu
Retraksi bentuk dada normal
EKG: terdapat peningkatan aktivitas ventrikel kiri maupun kanan, tetapi kiri lebih
meningkat. Radiology: terdapat pembesaran jantung derajat sedang, conus pulmonalis
menonjol, peningkatan vaskularisasi paru dan pemebsaran pembuluh darah di hilus.
c. VSD besar
Sering timbul gejala pada masa neonates
Dispneu meningkat setelah terjadi peningkatan pirau kiri ke kanan dalam minggu
pertama setelah lahir
Pada minggu ke 2 atau 3 simptom mulai timbul akan tetapi gagal jantung biasanya baru
timbul setelah minggu ke 6 dan sering didahului infeksi saluran nafas bagian bawah
Bayi tampak sesak nafas pada saat istirahat, kadang tampak sianosis karena kekurangan
oksigen akibat gangguan pernafasan
Gangguan tumbuh kembang
EKG terdapat peningkatan aktivitas ventrikel kanan dan kiri
Radiology: pembesaran jantung nyata dengan conus pulmonalis yang tampak menonjol
pembuluh darah hilus membesar dan peningkatan vaskularisasi paru perifer
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG DAN DIAGNOSTIK
Kateterisasi jantung menunjukkan adanya hubungan abnormal antar ventrikel
EKG dan foto toraks menunjukkan hipertropi ventrikel kiri
Hitung darah lengkap adalah uji prabedah rutin
Uji masa protrombin ( PT ) dan masa trombboplastin parsial ( PTT ) yang dilakukan
sebelum pembedahan dapat mengungkapkan kecenderungan perdarahan
CPK
CPK-MB
H. KOMPLIKASI
a. Gagal jantung kronik
b. Endokarditis infektif
c. Terjadinya insufisiensi aorta atau stenosis pulmonary
d. Penyakit vaskular paru progresif
e. kerusakan sistem konduksi ventrikel
I. PENATALAKSANAAN
Pada VSD kecil: ditunggu saja, kadang-kadang dapat menutup secara spontan.
Diperlukan operasi untuk mencegah endokarditis infektif.
Pada VSD sedang: jika tidak ada gejala-gejala gagal jantung, dapat ditunggu sampai
umur 4-5 tahun karena kadang-kadang kelainan ini dapat mengecil. Bila terjadi gagal
jantung diobati dengan digitalis. Bila pertumbuhan normal, operasi dapat dilakukan pada
umur 4-6 tahun atau sampai berat badannya 12 kg.
Pada VSD besar dengan hipertensi pulmonal yang belum permanen: biasanya pada
keadaan menderita gagal jantung sehingga dalam pengobatannya menggunakan digitalis.
Bila ada anemia diberi transfusi eritrosit terpampat selanjutnya diteruskan terapi besi.
Operasi dapat ditunda sambil menunggu penutupan spontan atau bila ada gangguan dapat
dilakukan setelah berumur 6 bulan.
Pada VSD besar dengan hipertensi pulmonal permanen:operasi paliatif atau operasi
koreksi total sudah tidak mungkin karena arteri pulmonalis mengalami arteriosklerosis.
Bila defek ditutup, ventrikel kanan akan diberi beban yang berat sekali dan akhirnya akan
mengalami dekompensasi. Bila defek tidak ditutup, kelebihan tekanan pada ventrikel
kanan dapat disalurkan ke ventrikel kiri melalui defek.
J. CARA MENGATASI VSD (VENTRICULAR SEPTAL DEFECT)
Pengobatan.

Terhadap lubang yang kecil tidak perlu dilakukan penutupan, karena lubang ini seringkali
menutup dengan sendirinya pada masa kanak-kanak atau remaja. Tetapi jika lubangnya besar,
meskipun gejalanya minimal, dilakukan penutupan lubang untuk mencegah terjadinya kelainan
yang lebih berat.Biasanya lubang ini ditutup dengan sebuah tambalan, pada beberapa kasus
hanya perlu dilakukan penjahitan tanpa harus menambal lubang.Pembedahan biasanya dilakukan
pada usia pra-sekolah (2-5 tahun).Jika terjadi gagal jantung kongestif, diberikan obat digitalis
dan diuretik.

Pencegahan.
Persiapan kehamilan
Pada awal masa kehamilan terutama tiga bulan pertama dimana terjadi pembentukan
organ tubuh antara lain jantung, sebaiknya ibu tidak mengkonsumsi jamu berbahaya dan
obat obat yang dijual bebas di pasaran. Menghindari minuman beralkohol . Perbanyak
asupan makanan bergisi terutama yang mengandung protein dan zat besi juga asam folat
tinggi. Protein bisa didapat dari sumber hewani, misal ikan, daging, telur dan susu
maupun tumbuh tumbuhan sayur mayur segar. Pencegah ananemia dengan makan aneka
sayuran yang mengandung zat besi jugateratur mengkonsumsi tablet zat besi yang
diresepkan dokter atau bidan.Menghindari paparan sinar X atau radiasi dari foto rontgen
berulang pada masa kehamilan, ibu hamil tidak merokok baik secara aktif maupun
terkena asap rokok dari suami atau anggota keluarga disekitarntya. Hindari polusi asap
kendaraan dengan menggunakan masker pelindung agar tidak terhisap zat - zat racun
dari karbondioksida.
Pencegahan infeksi
Pada masa hamil Segera lakukan pencegahan sebelum masa kehamilan seperti imunisasi
MMR untuk mencegah penyakit morbili (campak) dan rubella selama hamil. Pola hidup
sehat dan cukup olahraga yang sesuai dengan kondisi ibu hamil agar meningkatkan daya
tahan tubuh dan istirahat yang cukup agar tidak mudah terserang penyakit infeksi sejak
hamil muda.Ibu hamil dengan faktor resiko antara lain kehamilan dengan usia ibu di atas
40 tahun, ada riwayat penyakit dalam keluarga seperti diabetes, kelainan genetik down
sindrom , penyakit jantung dalam keluarga perlu waspada dengan faktor resiko
meskipun kecil kemungkinannya.
DAFTAR PUSTAKA

Muttaqin, arif. 2012. Buku ajar Asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem
kardiovaskular dan hematologi. Jakarta: Salemba Medika

Perhimpunan Dokter Penyakit Dalam Indonesia.2006.Ilmu Penyakit Dalam.Jakarta:FKUI

Cecily L. Bets, Linda A. Sowden, Buku Saku Keperawatan Pediatri, Edisi 3, Jakarta : EGC,
2002. Junadi dkk, Kapita SElekta kedokteran, Ed2, Media Aesculapius, FKUI, 1982

Anda mungkin juga menyukai