Anda di halaman 1dari 12

1.

PENDAHULUAN
1. Metode Pencarian Literatur
1. Database yang digunakan dalam pencarian jurnal ini adalah google scholar.
2. Kata kunci dalam pencarian litertur adalah kebidanan.
3. Jumlah literature yang didapatkan sebanyak 2.890
4. Proses seleksi literature dilakukan dengan menggunakan criteria inklusi, yaitu :
1. Artikel dalam lingkup kesehatan atau kebidanan.
2. Artikel lima tahun terakhir.
2. Abstrak
1. Konteks

Insomnia merupakan salah satu masalah kesehatan yang terjadi pada lansia. Terdapat beberapa
terapi yang dapat dilakukan dalam menurunkan derajat insomnia pada lansia, aroma terapi
merupakan terapi non farmakologi yang dapat digunakan dalam menurunkan derajat insomnia
pada lansia.

1. Tujuan

Untuk mengetahui pengaruh aroma terapi terhadap insomnia pada lansia.

1. Pengaturan dan Desain

Desain penelitian Quasi Eksperiment dengan subyek sebanyak 30 orang lansia..

1. Bahan dan Metode

Metode yang digunakan dalam pengumpulan sampel adalah purposive sampling. Sampel
sebanyal 30 orang lansia dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok yang pertama digunakan
sebagai kelompok control.

1. Analisis Statistik yang Digunakan

Analisis statistic yang digunakan adalah independent t-test dan paired t-test.
1. Hasil

Terjadi penurunan derajat insomnia pada kelompok perlakuan dengan hasil uji paired t-test
diperoleh nilai t=2,702 dengan nilai probabilitas Sig. (2-tailed)=0,017 dan tidak diperoleh
penurunan derajat insomnia pada kelompok control, diperoleh nilai t=0,535 dengan nilai
probabilitas Sig. (2-tailed)=0,601 tidak ada perbedaan hasil pre test pada kelompok perlakuan
dan kelompok control dengan hasil uji statistic independent sample t-test nilai t= 2,024 dengan
probabilitas Sig. (2-tailed)=0,053.

1. Kesimpulan

Terapi komplementer aromaterapi dapat digunakan untuk menurunkan derajat insomnia pada
lansia.

Keyword : Lansia, Insomnia, Aromaterapi

1. DESKRIPSI JURNAL
1. Deskripsi Umum
1. Judul : Pengaruh Aroma Terapi Tehadap Insomnia Pada Lansia di PWST Unit
Budi Luhur Kasongan Bantul.
2. Penulis : Sri Adiyati.
3. Publikasi : Jurnal Kebidanan Akbid Estu Utomo Boyolali, 2010. Volume 2. No. 2.
4. Penelaah : Yespy Anna Wahyu
5. Tanggal telaah : 28 Juni 2012.
2. Deskripsi Konten
1. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh aroma terapi terhadap insomnia pada lansia.


1. Hasil Penelitian

Terjadi penurunan derajat insomnia pada kelompok perlakuan dengan hasil uji paired t-test
diperoleh nilai t=2,702 dengan nilai probabilitas Sig. (2-tailed)=0,017 dan tidak diperoleh
penurunan derajat insomnia pada kelompok control, diperoleh nilai t=0,535 dengan nilai
probabilitas Sig. (2-tailed)=0,601 tidak ada perbedaan hasil pre test pada kelompok perlakuan
dan kelompok control dengan hasil uji statistic independent sample t-test nilai t= 2,024 dengan
probabilitas Sig. (2-tailed)=0,053.

1. Kesimpulan Penelitian

Terapi komplementer aromaterapi dapat digunakan untuk menurunkan derajat insomnia pada
lansia.

1. TELAAH JURNAL
1. Fokus Utama Penelitian

Jumlah lansia di Indonesia pada tahun 2000 setara denga 7,2% jumlah penduduk dan
diperkirakan akan meningkat pada tahun 2020 menjadi 29 juta jiwa atai setara dengan 11,4%.

Pertambahan umur pada individu merupakan suatu proses yang fisiologi yang akan terjadi pada
setiap manuasia, pada proses penuaan seseorang akan mengalami berbagai macam masalah baik
secara fisik, mental maupun sosioekonomi. Gangguan tidur atau insomnia merupakan salah satu
gangguan yang terjadi pada lansia. Gangguan tidur menyerang 50% orang yang berusia 65 tahun
atau lebih yang tinggal di rumah dan 66% lansia yang tinggal di fasilitas jangka panjang.

Lansia mengalami penurunan efektifitas tidur pada malam hari 70% samapi 80% dibandingkan
dengan usia muda. Prosentase penderita insomnia lebih tinggi dialami orang yang lebih tua,
dimana 1 dar 4 pada usia 60 tahun atau lebih mengalami sulit tidur yang serius. Setelah
dilakukan screening dari 42 lansia yang tinggal di PSTW ( Panti Sosial Tresna Werdha ) unit
Budi LUhur Kasongan Bnatul didapatkan 32 lansia mengalami insomnia.

Aromaterapi merupakan salah satu terapi komplementer yang dapat digunakan untuk mengatasi
insomnia. Aroma terapi memiliki efek menenangkan atau rileks untuk beberapa gangguan
misalnya mengurangi kecemasan, ketegangan dan insomnia. Terrapi komplementer dan
Alternatif mempunyai hubungan dengan nilai praktek keperawatan dalam kepercayaan holistic
manusia.

Teori keperawatan sunrise model yang mempunyai tujuan dasar yaitu menggunakan pengetahuan
relevan dalam menyediakan kultur spesifik dan kultur yang kongruen untuk memberikan asuhan
keperawatan kepada pasien. Dari gambaran diatas peneliti ingin mengetahui apakah aromaterapi
memiliki pengaruh terhadap insomnia pada lansia.

Berdasarkan kutipan dari pendahuluan diatas diketahui bahwa jumlah lansia akan mengalami
peningkatan pda tahun 2020 yaitu setara dengan 11,4% dari jumlah keseluruhan penduduk
Indonesia. Hal ini meningkatkan pula populasi yang beresiko untuk terkena insomnia. Gangguan
tidur atau insomnia merupakan salah satu gangguan yang terjadi pada lansia. Lansia mengalami
penurunan efektifitas tidur pada malam hari 70% samapi 80% dibandingkan dengan usia muda.
Prosentase penderita insomnia lebih tinggi dialami orang yang lebih tua, dimana 1 dar 4 pada
usia 60 tahun atau lebih mengalami sulit tidur yang serius. Melihat makin besarnya yang
beresiko terkena insomnia akibat makin bertambahnya usia, maka dapat terjadi epidemic dalam
waktu dekat. Aromaterapi merupakan salah satu terapi komplementer yang dapat digunakan
untuk mengatasi insomnia. Aroma terapi memiliki efek menenangkan atau rileks untuk beberapa
gangguan misalnya mengurangi kecemasan, ketegangan dan insomnia. Focus utama penelitian
cukup jelas yaitu untuk mengetahui pengaruh aroma terapi terhadap insomnia pada lansia.

1. Elemen Yang Mempengaruhi Tingkat Kepercayaan Suatu Penelitian


1. Gaya penulisan

Sistematika telah tersusun dengan baik dan jelas pada judul penelitian, nama penulis, abstrak
(konteks, tujuan penelitian, , analisis statistic, hasil, kesimpulan) tetapi pada pengaturan dan
desain tidak dijelaskan secara terperinci hanya menyebutkan secara umum yaitu Quasy
Eksperiment. Metode juga tidak dijelaskan instrument pengukuran yang digunakan.

Tata bahasa yang dipergunakan dalam penulisan jurnal ini cukup mudah dipahami sehingga
memudahkan pembaca mengerti bagaimana penelitian itu dilaksanakan dan apa hasil yang di
peroleh namun pada penulisan masih kita jumpai banyak kata depan, kata hubung maupun
awalan yang berada di awal kalimat.

1. Penulis

Penulis dalam penelitian ini adalah Sri Adiyati berasal dari Prodi Keperawatan Magelang
politeknik Kesehatan Semarang.

1. Judul

Pengaruh Aroma Terapi Tehadap Insomnia Pada Lansia di PWST Unit Budi Luhur Kasongan
Bantul.

Judul penelitian cukup jelas, akurat dan tidak ambigu serta menggambarkan apa yang akan di
teliti. Namun kekurangannya tidak memenuhi prinsip 5 W 1 H yaitu peneliti tidak
mencantumkan kapan penelitian tersebut diadakan.

1. Abstrak
1. Kelebihan

Mampu mengambarkan secara jelas mengenai masalah penelitian, tujuan penelitian,


metodologi dan hasil yang didapatkan.
Jurnal ini memenuhi IMRAD (introduction, Metode, Result, Analize, Discussion).
Jurnal ini juga mencantumkan kata kunci.

1. Kekurangan

Jurnal ini tidak menyebutkan rekomendasi apa yang diberikan kepada pihak-pihak yang
terkait atau berkepentingan dalam penelitian ini.
Jurnal ini tidak memberikan rekomendasi apa yang diberikan untuk penelitian selanjutnya.

1. Elemen Yang Memepengaruhi Kekuatan Suatu Penelitian


1. Tujuan / Masalah Penelitian
Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh aroma terapi terhadap insomnia pada
lansia. Tujuan dalam penelitin ini sangat sederhana dan jelas.

1. Konsistensi Logis

Laporan penelitian telah mengikuti langkah-langkah yang seharusnya yaitu : dimulai dari judul
penelitian, nama penulis, abstrak (konteks, tujuan penelitian, pengaturan dan desain, bahan dan
metode, analisis statistik, hasil, kesimpulan, dan kata kunci), pendahuluan, bahan dan metode,
hasil, pembahasan dan kesimpulan. Catatan kaki tidak terdapat dalam jurnal ini.

1. Literature Review

Penyusunan literatur sepertinya penulis ingin menggunakan sistim vancouver tetapi pada daftar
pustaka tidak ikut dilakukan penomoran, hanya pada teorinya saja.

Penulisan jurnal menggunakan analitis kritis berdasarkan literatur yang ada dengan
membandingkan temuan-temuan pada penelitian sebelumnya dengan hasil yang didapatkan oleh
penulis tetapi tidak secara langsung karena ditemukan dalam paragraph yang berbeda.

Contoh kutipan Jurnal :

Insomnia dapat diatasi denga terapi relaksasi, menurut Kaina (2006) aroma terapi merupakan
salah satu terapi relaksasi yang dapat digunakan untuk mengatasi insomnia, hal tersebut
dikarenakan aroma wangi memberikan rasa rileks. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aroma
terapi menurunkan derajat insomnia pada lansia. Aroma terapi lavender mempunyai pengaruh
pola tidur pada lansia dimensia. Lansia yang diberikan aroma terapi lavender memliki
peningkatan durasi tidur malam yang lebih lama daripada sebelum pemberian aroma terapi.

Literature yang digunakan berasal dari jurnal-jurnal yang telah dipublikasikan sebelumnya.

1. Kerangka Teori

Baik kerangka konseptual maupun kerangka teori tidak digambarkan secara jelas dalam jurnal
penelitian tersebut, namun pada bagian pembahasan, tinjauan pustaka mengenai aroma terapi
yang dapat meringankan gangguan tidur pada berbagai penelitian sebelumnya dijelaskan dengan
cukup rinci.

1. Tujuan / Sasaran/ Pertanyaan Penelitian/ Hipotesis

Tujuan dan sasaran penelitian disebutkan secara jelas dan mencerminkan informasi yang
disajikan dalam tinjauan pustaka.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh aroma terapi terhadap insomnia pada
lansia.

Pertanyaan penelitian juga tertuang dalam pendahuluan yaitu apakah aroma terapi memiliki
pengaruh terhadap insomnia pada lansia?

Hipotesis tidak disebutkan dalam jurnal ini.

1. Sampel

Penelitian ini dilakukan di di PWST Unit Budi Luhur Kasongan Bantul tetapi waktu penelitian
tidak disebutkan. Sampel pada penelitian ini dikenakan criteria inklusi sehingga diperoleh 30
sampel yang dibagi ke dalam 2 kelompok. Sampel diambil 30 orang dari 32 orang yang
mengalami insomnia, tetapi tidak dijelaskan alas an mengambil 32 sampel tersebut.

1. Pertimbangan Etika

Sebelum mendapatkan persetujuan lisan dari peserta (subjek penelitian), terlebih dahulu mereka
diberikan penjelasan mengenai : tujuan, sasaran dan metodologi penelitian.

Izin etik untuk penelitian tidak diperoleh dari Komite Etik karena di Indonesia belum memiliki
komite etik untuk penelitian. Izin diperoleh dari pimpinan PWST Unit Budi Luhur Kasongan
Bantul dan lansia yang terlibat dalam penelitian tersebut.

1. Definisi Operasional
Definisi operasional tidak disebutkan dalam jurnal ini. Seperti apa insomnia yang dimaksud oleh
peneliti tidak disebutkan secara jelas. Berapa rentang waktu tidur malam sehingga dikatakan
insomnia juga tidak dijelaskan.

1. Metodologi

Desain penelitian ini dalah Quasy Eksperiment dengan menggunakan 30 orang subyek yng
mengalami insomnia.

Instrument yang digunakan adalah pre test dan post test dengan menggunakan KSPBJ
(Kelompok Study Psikologi Biologik Jakarta). Penelaah tidak bisa menyimpulkan apakah
instrument yang digunakan sudah sesuai atau belum dengan informasi yang ingin dikumpulkan
oleh peneliti karena instrument tidak dijelaskan secara rinci.

1. Data Analisis/ hasil

Analisis statistic yang digunakan adalah t-test. Analisis ini digunakan untuk
membandingkan kelompok control dan kelompok intervensi.
Penyajian table disertai dengan narasi yang jelas dan singkat mengenai isi table.

Table 1. distribusi hasil analisis paired sample t-test derajat insomnia kelompok perlakuan pada
lansia yang mengalami insomnia dip anti social Tresna Werdha unit Budi Luhur Kasongan
Bantul Yogyakarta tahuan 2009

Mean pre test Mean post test Std. dev t Sig. (2 tailed)

12,27 8,53 5,351 2,702 0,017

Berdasarkan table 1 pada kelompok perlakuan terjadi penurunan derajat insomnia yang
signifikan, selisih mean derajat insomnia pre test dan post test sebesar 3,73 dan nilai t= 2.702
dengan nilai probabilitas Sig (2 tailed) 0,017.
Jumlah sampel

Jumlah sampel yang berpartisipasi : dari 32 lansia yang mengalami insomnia dipilih dengan
menggunakan criteria inklusi, terdapat 2 orang yang tidak berpartisipasi dalam penelitian ini,
sehingga sisa dari subyek sebanyak 30 orang.

Hasil penelitian

Terjadi penurunan derajat insomnia pada kelompok perlakuan dengan hasil uji paired t-test
diperoleh nilai t=2,702 dengan nilai probabilitas Sig. (2-tailed)=0,017 dan tidak diperoleh
penurunan derajat insomnia pada kelompok control, diperoleh nilai t=0,535 dengan nilai
probabilitas Sig. (2-tailed)=0,601 tidak ada perbedaan hasil pre test pada kelompok perlakuan
dan kelompok control dengan hasil uji statistic independent sample t-test nilai t= 2,024 dengan
probabilitas Sig. (2-tailed)=0,053. Aroma terapi lavender mempunyai pengaruh terhadap pola
tidur pada lansia dimensia. Lansia yang diberikan aroma terapi lavender memiliki peningkatan
durasi tidur malam yang lebih lama daripada sebelum pemberian aroma terapi.

1. Pembahasan Temuan Hasil Penelitian

Kelebihan

Bagian pembahasan mengacu kepada beberapa criteria Hills :

1. Kekuatan asosiasi

Insomnia dapat diatasi dengan terapi relaksasi, menurut Kaina (2006) aroma terapi merupakan
salah satu terapi relaksasi yang dapat digunakan untuk mengatasi insomnia, hal tersebut
dikarenakan aroma wangi memberikan rasa rileks. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aroma
terapi menurunkan derajat insomnia pada lansia.

Pengaruh aroma terapi dapat mengatasi insomnia juga dapat ditemukan pada penelitian
sebelumnya, hanya saja besarnya pengaruh tidak disebutkan.
1. Konsistensi

Penulis tidak mencantumkan replikasi dari penelitian sebelumnya sehingga penelaah tidak bisa
membandingkan hasil penelitian ini dengan penelitian sebelumnya.

1. Hubungan Temporal

Insomnia merupakan salah satu masalah kesehatan yang terjadi pada lansia. Terdapat beberapa
terapi yang dapat dilakukan dalam menurunkan derajat insomnia pada lansia, aroma terapi
merupakan terapi non farmakologi yang dapat digunakan dalam menurunkan derajat insomnia
pada lansia.

Penelitian ini berusaha untuk mencari pemecahan masalah. Adanya factor kausa yang
mendahului akibat menjadikan peneliti tertarik untuk mencari pemecahan masalahnya.

1. Efek dosis respon

Dalam penelitian ini hanya dijelaskan hasil bahwa aroma terapi dapat menurunkan tingkat
insomnia. Dosis, cara pakai, waktu pemakaian dan frekuensi penggunaan tidak dijelaskan secara
rinci. Penelaah atau pembaca jurnal tidak emngetahui secara pasti dosis, cara pakai, waktu
pemakaian dan frekuensi penggunaan yang seperti apa yang dapat menurunkan tingkat insomnia.

1. Spesifikasi

Hubungan kausal dalam hal specificity tidak terpenuhi, meskipun di temukan perbedaan dari
hasil pre test dan posttest kelompok perlakuan dan kelompok control. Namun pengontrolan
terhadap factor-faktor lain yang berpengaruh tidak dilakukan, misalnya pada aktifitas apa yang
mereka lakukan. Di teori disampaikan bahwa aktifitas yang dilakukan juga akan mempengaruhi
tingkat insomnia.

1. Plausibility

Pada penelitian ini, unsur kausalitas dalam hal biological plausibility terpenuhi sebab
aromaterapi dapat mempengaruhi system syaraf sehingga menimbulkan rasa rileks. Relaksasi
dapat menekan rasa tegang dan cemas dengan cara resiprok, yang mana rasa tegang dan
kecemasan merupakan penyebab dari insomnia sehingga timbul counter conditioning dan
penghilangan. Pada penelitian ini kesesuaian terpenuhi dalam hal pemilihan subyek dimana
aromaterapi dapat menurunkan tingkat insomnia.

1. Bukti eksperimen

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu yang mengungkapkan fakta secara empiris
dan rasional mengenai pengaruh aroma terapi terhadap penurunan tingkat insomnia.

1. Analogi

Pada penelitian ini unsure kausalitas dalam hal analogi belum terlihat jelas karena penulis tidak
mencantumkan penelitian atau hasil penelitian sebelumnya.

Kekurangan

Kekuatan dan keterbatasan penelitian termasuk generalisasi tidak dijelaskan dalam jurnal
tersebut.
Penelitian sebelumnya juga tidak dicantumkan dalam jurnal tersebut.

1. Referensi

Literature yang digunakan hanya sebanyak 2 jurnal dari keseluruhan jurnal yang kurang dari 2
tahun pada saat penelitian tersebut dilakukan.

1. Kesimpulan dan Saran


1. Kelebihan

Isi dari kesimpulan penelitian menjawab tujuan penelitian penelitian.


Saran mengungkapkan harapan peneliti bagi semua pihak yang terkait dan harapan bagi
dirinya sendiri untuk dapat mengembangkan lagi penelitian ini menjadi penelitian true
experiment.

1. Kekurangan
Isi dari kesimpulan memang menjawab pertanyaan penelitian tetapi dalam penyampaiannya
tidak dikemas secara ringkas.
Isi dalam saran tidak menjelaskan waktu yang tepat dan durasi untuk menggunakan aroma
terapi sehingga dapat mengatasi gangguan tidur.
Saran juga tidak menjelaskan kondisi kesehatan lansia yang seperti apa yang dapat
menggunakan aroma terapi.

1. PENUTUP

Sebagai penutup, meskipun ditemukan berbagai kekurangan dan kelebihan dalam penelitian
tersebut, namun penelitian tersebut telah memberikan kontribusi positif pada kemajuan dan
pengembangan di bidang ilmu pengetahuan khususnya pada pengembangan karya ilmiah.
Penelitian ini juga dapat dijadikan sebgaai langkah awal dalam penelitian selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai