Anda di halaman 1dari 18

PENDAHULUAN

Limfoma maligna adalah tumor ganas primer dari kelenjar limfe dan jaringan
limfatik di organ lainnya. Tumor ini terbagi menjadi 2 golongan besar yaitu limfoma
Hodgkin (HL) dan limfoma non-Hodgkin (NHL). Belakangan ini insiden limfoma
meningkat relative cepat.
Sel ganas pada LH berasal dari sel reticulum dengan gambaran histologist yang
dianggap khas adalah sel reed-sternberg atau variasinya yang disebut sel Hodgkin
limfosit yang merupakan bagian integral proliferasi sel pada penyakit ini diduga
merupakan manifestasi reaksi kekebalan seluler terhadap sel-sel ganas tadi. Sel LNH
pada dasarnya adalah sel limfosit yang berada pada salah satu tingkat deferensiasinya dan
berproliferasi secara banyak.
Limfoma maligna ditemukan diseluruh bagian dunia dan pada semua suku bangsa
dengan frekuensi yang berbeda-beda. Insiden LM diberbagai Negara bervariasi antara 2-6
penderita per 100.000 penduduk. Kejadian LH pad umur tertentu, dengan puncak pertama
pada usia 15-35 tahun dan pucak kedua atas 50 tahun.
I. ANATOMI DAN FISIOLOGI

Sistem limfatik terdiri atas jaringan limfatik dan pembuluh limfatik. Jaringan limfatik
merupakan jenis jaringan ikat yang mengandung banyak sel limfosit. Jaringan limfatik
didapatkan pada organ-organ yaitu tymus, nodus lymphaticus, lien, dan nodulus lymphaticus.
Pembuluh limfe merupkan pembuluh yang mambantu system kardiovaskular dalam
mengembalikan cairan dari ruangan jaringan tubuh, lalu pembuluh ini mengembalikan caira ke
dalam darah. Pembuluh limfatik ditemukan diseluruh jaringan dan organ tubuh, kecuali system
saraf pusat, bola mata, telingan dalam, epidermis kulit, cartilage dan tulang.(1)

Berikut ini fungsi- fungsi terpenting sistem limfe adalah (2)

Mengembalikan kelebihan cairan filtrasi


Pertahanan imunologik tubuh terhadap bakteri dan virus
Transportasi lemak yang disaring
Pengembalian protein yang difiltrasi

Limfonodi berbentuk seperti ginjal atau bulat, dengan diameter sangat kecil sampai
dengan 1 inchi. Limfonodi biasanya membentuk suatu kumpulan (yang terdiri dari beberapa
kelenjar) di beberapa bagian tubuh yang berbeda termasuk leher, axilla, thorax, abdomen, pelvis,
dan inguinal. (3)
Aliran limfe diperkirakan sekitar 120 ml/jam atau 2 sampai 3 lier per hari. Pada dasarnya
seluruh pembuluh limfe dari bagian bawah tubuh pada akhirnya akan bermuara ke ductus
torasikus, yang selanjutnya bermuara ke dalam sistem darah vena pada pertemuan antara vena
jugularis interna kiri dan vena subclavia kiri. Cairan limfe dari sisi kiri kepala, lengan kiri dan
sebagian daerah toraks juga memasuki ductus toracikus sebelum bermuara ke vena. Sedangkan
cairan limfe dari sisi kanan, dan bagian kanan toraks memasuki ductus limfatius kanan , yang
akan bermuara ke dalam sistem darah vena pada pertemuan antara vena subclavia kanan dan
vena jugularis interna. (3)
Gambar. Sistem lympatik

II. ETIOLOGI

Penyebab yang pasti dari Limfoma Maligna masih belum diketahui dengan jelas.
Walaupun demikian bukti epidemiologi, histology merupakan factor infeksi terutama infeksi
virus diduga memiliki peranan penting sebagai etiologi. Limfoma hodgkin memiliki kaitan jelas
denga infeksi virus Epstein-barr virus. Pada kelompok terinfeksi HIV, insiden Hodgkin Limfoma
agak meningkat dibandingkan masyarakat umum. Infeksi virus dan regulasi abnormal imunitas
berkaitan dengan timbulnya NonHodgkin Limfoma, bahkan kedua mekanisme tersebut saling
berinteraksi. (4)

III. PATOLOGI
Pemeriksaan histopatologi merupakan dasar utama diagnosis pasti limfoma, biopsy
kelenjar limfe sangat penting bagi diagnosis pasti limfoma.
a. Limfoma Hodgkin
Limfoma Hodgkin adalah gangguan yang terutama mengenai jaringan limfoid.
Limfoma ini hampir selalu berasal dari satu nodus atau satu rangkaian kelenjar getah bening
dan biasanya menyebar ke kelenjar di sekitarnya. Limfoma hodgkin ditandai secara
morfologis dengan adanya sel raksasa neoplastik khas yang disebut sel reed-sternberg (RS).
Karakteristik histologi utama limfoma ini adalah sel tumor berinti tunggal, intinya banyak
atau berinti sepasang simetris (sel reed-sternberg) yang tersebar sporadik, dengan latar
belakang berbagai jenis sel radang reaktif nonneoplastik, termauk limfosit, sel plasma,
granulosit eosinofilik.(4,5)

Klasifikasi Rye membagi limfoma Hodgkin mejadi 4 jenis, yaitu predominan


limfositik (LP), Nodular Sklerosis (NS), sel campuran (MC), depresi limfositik (LD).
Sedangkan sistem klsifikasi menurut WHO, limfoma Hodgkin dibagi menjadi Hodgkin
limfoma jenis predominan limfosit nodular dan klasik, Nodular Sklerosis, jenis klasik sarat
limfosit, sel campuran, depresi limfositik.(4)

b. Limfoma Non-Hodgkin
Formulasi kerja limfoma non-hodgkin merupakan sistem klasifikasi limfoma yang
didasarkan pada criteria morfologi (pola pertumbuhan kelenjar limfe dan karakteristik
sitologik sel tumor) dan sifat progresivitas biologic (ingkat keganasan rendah, sedang,
tinggi), bermanfaat dalam memprediksi survival pasien.

Tabel. Formulasi kerja imfoma nonhodgkin (NHL)


Keganasan rendah A. Limfoma jenis sel kecil
B. Limfoma jenis predominan sel belah kecil folikular
C. Limfoma jenis campuran
Keganasan sedang D. Limfoma jenis sel besar folikular
E. Limfoma jenis predominan sel belah kecil difus
F. Limfoma jenis campuran sel besar dan sel belah kecil
difus.
G. Limfoma jenis sel besar difus
Keganasan tinggi H. Limfoma jenis imunoblastik
I. Limfoma jenis limfoblastik (inti berkelok atau tidak
berkelok)
J. Limfoma jens sel kecil tak belah (burkitt atau non-
burkitt)
Klasifikasi menurut WHO, neoplasia jaringan limfoid nonhodgkin dibagi menjadi 2 golongan
besar yitu neoplasia sel B, neoplasia sel T dan NK.(5)

IV. GAMBARAN KLINIS


Manifestasi klinis lmfoma maligna bervariasi, karena jaringan limfatik tersebar luas
dalam tubuh, jaringan limfatik di bagian manapun dapat menjadi lesi primer atau dalam
perjalanan penyakit mengalami nvai, kelainan di bagian tubuh berbeda dapat menunjukkan
manifestasi berbeda.(4)
a. Limfadenopati
Tampakgejala pertama berupa pembesaran kelenjar limfe superfisial, kelenjar limfe
bagian leher, aksila, inguinal, dan yang mengenai kelenjar limfe mandibula. Pembesaran
kelenjar limfe sering kali asimetri, konsistensi padat dan kenyal, tidak nyeri, pada stadium
dini idak saling melekat, pembesaran kelenjar limfe profunda, dapat menimbulkan tanda
invasi dan kompresi setempat.
Bila kelenjar limfe mediastinum yang terkena maka dapat timbul sindrom kompresi
ediastinum invasi paru, atelektasis, dan hidrothoraks. Bila kelenjar limfe peritoneal yag
terkena (paraaorta dan mesenterium) dapat timbul nyeri abdomen, lumbago, massa abdomen,
gangguan BAB an BAK, hematuria. Bila kelenjar limfe saluran cerna (submukosa) terkena
dapat timbul nyeri abdomen, diarre, massa abdomen, ileus, hematokezia, perforasi intestna
dan sindrom malabsorpsi. Bila tonsil dan jaringan limfatik yang terkena maka akan terjadi
pembesaran tonsil dan gangguan napas.
b. Kelainan Limfa
Umumnya ditemukan pada limfoma Hodgkin, dapat timbul spleenomegali,
hipersplenisme.
c. Kelainan Hepar
Terjadi pada stadium lanjut, hepatomegali dan gangguan fungsi hati. Sebagian pasien
dapat menderita ikterik obstruksi akibat limfadenopati portal atau akumulasi cairan empedu
intraheatik.
d. Kelainan Skeletal
Kelainan tulang rangka paling sering ditemukan pada vertebra torakal dan lumbal,
lalu costa dan cranium.
e. Destruksi Kulit
Kelainan kulit spesifik adalah invasi kulit limfoma maligna tampil bervariasi,
adakalanya berupa eritroderma maligna. Non spesifikhanya trasformasi dari dermatitis biasa,
gejalanya berupa pruritus, herpes zoster.
f. Kelainan Sistem Neural
Biasanya ditemukan paralisis neural, sefalgia, dan peningkatan tekanan intracranial.
g. Gejala Sistemik
- Demam, dapat berupa demam irregular, atau demam rekuren priodik spesifik
- Keringat malam hari
- Penurunan berat badan dalam setengah tahun berat badan turun 10% tanpa penyebab
spesifik

Limfoma memilki gejala relatif yang khas, berupa demam, keringat dingin, dan
penurunan berat badan, terdapat salah satu dari 3 gejala itu disebut memiliki gejala B(sesuai
uraian pembagian stadium).(4)

Perbedaan klinis antara limfoma hodgkin dan non-hodgkin(5)

Limfoma Hodgkin Limfoma non-hodgkin


Lebih sering terlokalisasi ke satu Lebih sering mengenai banyak
kelompok kelenjar getah bening kelenjar perifer
aksial (servikalis, mediastinum,
paraaorta)
Penyebaran teratur ke jaringan Penyebaran nonkontagiosa
sekitar
Kelenjar mesenterium dan cincin Kelenjar mesenterium dan
weldeyer di faring jarang terkena cincin weldeyer di faring sering
terkena
Jarang mengenai sistem diluar sering mengenai sistem diluar
kelenjar getah bening kelenjar getah bening
V. PERUBAHAN HEMATOLOGIK
Pada limfoma Hodgkin sering terdapat anemia normositik normokrom, peyebab
anemia sering kali adalah menurunnya produksi dan peningkatan destruksi. Granulosit sering
meningkat sehingga timbul leukositosis. Limfoit sering menurun terutama stadium lanjut.
Apusan sumsum tulang sering menunjukan hiperproliferasi granulosit, disertai peningkatan
histiosit sehingga menyerupa gambaran sumsum tulang infeksius. Biopsy sumsum tulang
dapat menemukan sel reed-strenberg pada infiltrasi fokal atau difus sumsum tulang.(5)

Pada limfoma nonhodgkin sering disertai anemia, penyebabnya dapat nultifaktor,


seperti invasi sumsum tulang, invasi saluran gastrointestinal menyebabkan tukak berdarah
dan gangguan absorpsi besi dan asam folat, serta akibat komsumsi kronis radioterapi dan
kemoterapi menyebabkan depresi hemopoiesis atau eritropoiesis inefektif dan factor lainnya.
Sebagian kasus sel abnormal dapat muncul di darah tepi sehingga timbul gambaran
leukemia.(5)
VI. DIAGNOSIS
Untuk memastikan diagnosis prosedur pemeriksaan lengkap mencakup berikut ini:
- Anamnesis mengenai keluhan pembesaran kelenjar dan keluhan sistemik demam
38 0C, penurunan berat badan dalam 6 bulan lebih dar 10% tanpa etiologi lain
yang menjelaskan, keringat malam.
- Pemeriksaan fisik dengan mencari adanya pembesaran kelenjar getah bening
diseluruh tubuh, cincin waldeyer, pembesaran organ ekstra limfatik yang sering
pada LNH
- Biopsy kelenjar getah bening untuk menentukan apakah LH atau LNH
- Pemeriksaan radiologi meliputi foto toraks PA/lateral bertujuan untuk melihat
kelenjar limfe di daera hilus paru, medastinum, mamaria interna dan ada tidaknya
invasi ke paru. Pemeriksaan CT-scan, USG, MRI abdomen dapat menemukan lesi
rongga abdominal, tomografi mediastinum, limfografi kedua tungkai bawah.
- Pemeriksaan laboratorium meliputi pemeriksaan darah lengkap, tes faal hati
termasuk alkali fosfatase protein, tes faal ginjal (urin lengkap), asam urat. Namun
semua pemeriksaan ini tidak spesifik. (4,6)
VII. KLASIFIKASI STADIUM

Stadium klinis limfoma hodgkin dan non-hodkin(4,5,6)

Stadium Distribusi Penyakit


I Keterlibatan satu regio kelenjar getah bening (I)atau terkenanya
satu organ atau jaringan ekstralimfatik (IE).
II Keterlibatan dua atau lebih regio kelenjar getah bening di sisi
diafragma yang sama saja (II) atau dengan keterlibatan organ
atau jaringan ekstralimfatik didekatnya(IIE).
III Keterlibatan regio kelenjar getah bening di kedua sisi diafragma
(III), yang mungkin mencakup limpa (IIIS), tempat atau organ
ekstralimfatik di sekitar secara terbatas (IIIE)atau
keduanya(IIIES).
IV Fokus (multipel)keterlibatan satu atau lebih organ atau jaringan
ekstralimfatik dengan atau tanpa keterlibatan limfatik.
Daftar Pustaka

(1) Snell R., 2006. Anatomi Klinik Untuk Mahasiswa Kedokteran Edisi 6 hal: 21,EGC,

Jakarta.

(2) Sherwood L., 2001. fisiologi manusia dari sel ke sistem edisi 2 hal: 323, EGC, Jakarta.

(3) Guyton and Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11, EGC. Jakarta

(4) Desen W., 2007. Buku Ajar Onkologi Klinis edisi 2 p:547-63. FKUI. Jakarta

(5) Kumar, Cotran,Robbins. 2007. Buku Ajar Patologi edisi 7 p:484-88. EGC. jakarta

(6) Tjokroprawiro A. 2007. Ilmu Penyakit Dalam p:171-75. Airlangga University Press.

Surabaya
KASUS

I. IDENTITAS
Nama : Tn. D Pekerjaan : Tani
Umur : 54 tahun Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-laki Tanggal Pemeriksaan : 31/7/ 2013
Alamat : Desa dusunan Ruangan :Seroja

II. ANAMNESIS
Keluhan Utama : Sakit perut
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien laki-laki datang ke Rumah Sakit Umum Daerah Undata Palu dengan keluhan
sakit pada seluruh bagian perut terutama perut sebelah kiri yang dialami sejak 2 bulan
yang lalu. keluhan diawali dengan rasa panas di daerah perut, Sakit perut dirasakan seperti
diikat dan menusuk serta menyebar hingga perut bagian kanan, sesak jika nyeri perut.
Keluhan lain yang dirasakan adanya benjolan pada perut sebelah kiri yang semakin hari
semakin bertambah besar yang menganggu aktivitas. Demam tidak terus menerus (jika
nyeri saja), berkeringat malam hari kurang lebih 2 bulan. Batuk (-), sesak (-), nyeri dada (-
), nyeri ulu hati (-), mual (-), muntah (-), nafsu makan menurun, berat badan menurun, rasa
penuh pada perut walaupun makan sedikit, BAB biasa, BAK lancar.
Riwayat Penyakit Terdahulu :
Riwayat dengan keluhan yang sama sebelumnya (-)
Riwayat merokok (-)
Riwayat Penyakit Dalam Keluarga :
Tidak ada keluarga yang mengalami keluhan yang sama seperti pasien.

III. PEMERIKSAAN FISIK


Keadaan Umum :
SP : SB/CM/GK BB : 54 kg TB : 158 cm IMT: 17,2
Vital sign :
Tekanan Darah : 120/80 mmHg Pernapasan : 16 kali/menit
Nadi : 80 kali/menit Suhu : 36,5 C
Kepala :
Wajah : Edema palpebra (-), simetris.
Deformitas : Tidak ada
Bentuk : Normochepali
Rambut : Hitam
Mata : Konjungtiva : Anemis + / +
Sklera : Ikterik - / -
Pupil : Isokor, kiri = kanan (3 mm)
Mulut : Sianosis (-)
Lidah : Kotor (-)
Tonsil : T1-T1 (tidak hiperemis)
Leher :
Kelenjar GB : Pembesaran (+/+), nyeri tekan (-)
Tiroid : Pembesaran (-), nyeri tekan (-)
JVP : R5 +1 cm H2O
Trakea : Deviasi (-)
Massa lain : (-)
Thoraks :
Paru-paru
Inspeksi : Pernapasan simetris kiri dan kanan
Tidak terdapat retraksi
Palpasi : Tidak terdapat massa
Tidak ada nyer tekan
Vocal fremitus kiri dan kanan simetris
Perkusi : Sonor, kiri dan kanan
Batas paru-hepar pada SIC VII linea midclavicula dextra
Auskultasi : Bunyi pernapasan vesikuler, Rh -/-, Wh -/-
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba pada SIC V linea midclavicula sinistra

Perkusi : Batas jantung atas pada SIC II parasternal sinistra


Batas jantung kanan bawah pada SIC V midsternal dextra
Batas jantung kiri bawah pada SIC V linea midclavicula sinistra
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II murni regular
Murmur (-)
Abdomen :
Inspeksi : Tampak datar, pergerakan mengikuti gerakan napas.
Auskultasi : Peristaltik usus (+), normal.
Perkusi : Redup pada kuadran kiri bawah
Palpasi : Massa multiple (+) didaerah inguinal , umbilicus, lumbal, suprapubic,
konsistensi lunak, permukaan berbenjol, tepi tajam, nyeri tekan (+) pada
kuadran kanan bawah
Batas hepar lobus kanan + 9 cm
Batas hepar lobus kiri + 6 cm
Ekstremitas :
Atas : Tidak ada edema, teraba hangat
Pembesaran limfonodi aksila (+/+)
Bawah : Tidak ada edema, teraba hangat
Pembesaran limfonodi inguinal (+/+)
IV. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
GDS : 111 mg/dl (N) RBC : 3,35 x1012/L ( )
Ureum : 39 mg/dl (N) WBC : 6,9 x 109/L (N)
Kreatinin: 1,1 mg/dl (N) - limfosit :0,7 x 109/L
Platelet: 273 x 109/L (N)
Hb : 10,9 g/dl ( )
HCT :31,9 % ( )
b. Pemeriksaan Radiologi
Foto toraks posisi PA, hasil
Pulmo : Bronkitis
Besar cor :Normal
Sistema tulang intake
V. DIAGNOSIS KERJA :
TB kelenjar
VI. DIAGNOSIS BANDING :
Susp. Limfoma maligna
VII. PENATALAKSANAAN
Non Medikamentosa :
Istirahat yang cukup
Kompres hangat
Medikamentosa :
IVFD RL : D 5% = 2:1 20 tpm
Ranitidin 1 amp/12 jam/iv
Ketorolac 1 amp/8 jam/iv
Deksametason 1 gr/8 jam/iv
VIII. ANJURAN PEMERIKSAAN :
- Darah Rutin
- SGOT/SGPT
- Pemeriksaan Urin Rutin
- Pemeriksaan Radiologi
+ USG abdomen
+ CT-Scan Abdomen
- Pemeriksaan Khusus
Biopsi Kelenjar
Blood Smear
IX. PROGNOSIS : Dubia
FOLLOW UP

Tanggal Follow Up
4 Agustus 2013 S Nyeri perut (+), BAB (-) sejak 4 hari, mual(-), muntah (-),
nafsu makan berkurang . Batuk (-).

O Tanda-tanda vital
- Tekanan darah : 110/60 mmHg
- Nadi : 92 kali/menit.
- Respirasi : 16 kali/menit
- Suhu : 38 0C
Mata : anemis -/-, ikterik -/-
Leher :JVP R5+2 cm H2O
Thoraks :
Bunyi napas vesikuler, Rh -/-, Wh -/-
Bunyi jantung I/II reguler, bising -
Abdomen:
Inspeksi Bentuk datar, distensi (-)
Auskultasi Peristaltik usus (+)
Perkusi redup pada kuadran kiri bawah
Palpasi Terdapat nyeri tekan (+) pada kuadran kiri bawah
Ekstremitas
atas dan bawah: hangat dan tidak edema

A Susp. Limfoma maligna


P IVFD RL : D 5% = 2: 1 20 tpm
Ranitidine 1 amp/8 jam
Ketorolac 1 amp/8 jam/iv
Paracetamol tab 500 mg 3 x 1
Anjuran Pemeriksaan Tambahan :
USG abdomen
7 Agustus 2013 S Mual (+), Muntah beberapa kali, yang dimuntahkan
makanan yang dimakan, nafsu makan berkurang, nyeri
perut berkurang, BAB cair (-), batuk(-).

O Tanda-tanda vital
- Tekanan darah : 130/70 mmHg
- Nadi : 96 kali/menit.
- Respirasi : 22 kali/menit
- Suhu : 36,8 0C
Mata : Anemis -/-, Ikterik -/-
Leher: JVP R5+2 cm H2O
Thoraks :
Bunyi napas vesikuler, Rh -/-, Wh -/-
Bunyi jantung I/II reguler, bising (-)
Abdomen :
Inspeksi bentuk datar, distensi (-).
Auskultasi Peristaltik usus (+)
Perkusi bunyi tympani
Palpasi nyeri tekan epigastrium dan kuadran kiri
bawah.
Ekstremitas:
atas dan bawah hangat dan tidak edema.
Pemeriksaan Penunjang :
Darah rutin RBC: 2,33 x 1012/ L, WBC : 8,8 x 109/L,
platelet 371 x 109/L, Hb : 7,7 g/dl, Hct : 22,7 %.
Urin Analisis protein (-), glukosa (-), leukosit (4 LPB),
eritrosit (1 LPB), silinder (-), epitel (+), Kristal (-).
USG Abdomen :
Pada region iliaca sinistra:
Tampak lesi hypoechoic inhomogen tunggal, batas
tegas, bentuk membulat dengan ukuran 9,2 cmx 5,3 cm
- Tampak Hepar normal, Vesica Fellea normal, Lien
normal, Pancreas normal, Ren normal, Vesica urinary
normal, Prostat normal.
Kesan: massa di region illiaca sinistra
Susp. Limfoma maligna

Susp. Limfoma Maligna


A IVFD RL : D 5% = 2: 1 20 tpm
P Ranitidine 1 amp/8 jam
Ketorolac 1 amp/8 jam/iv
Paracetamol tab 500 mg 3 x 1
Anjuran Pemeriksaan Tambahan :
CT Scan

10 Agustus 2013 S Tidur gelisah, Nyeri perut (+), perut tersa panas. badan
terasa lemas.
O Tanda-tanda Vital
- Tekanan darah : 100/60 mmHg
- Nadi : 78 kali/menit.
- Respirasi : 24 kali/menit
- Suhu : 37 0C
Mata : anemis +/+, ikterik -/-
Leher: DVS R5+1 cm H2O
Thoraks :
Bunyi napas vesikuler, Rh -/-, Wh -/-
Bunyi jantung I/II reguler, bising (-)
Abdomen:
Inspeksi bentuk cembung, distensi (+)
Auskultasi Peristaltik usus (+) kesan Normal
Perkusi redup, asites (+). palpasi terdapat nyeri tekan
(+) pada kuadran kiri bawah.
Ekstremitas :
atas dan bawah: hangat dan tidak edema
Pemeriksaan penunjang:
CT scan :
Tampak asites di intraperitoneal
Tampak multiple nodul di region illiaca sinistra
Tampak spondylosis lumbalis
Hepar : tampak ukuran dan echostruktur normal, tak
tampak massa, tak tampak pelebaran sistem bilier intra
dan ekstrahepatik.
Vesica Fellea : tampak ukuran normal, tak tampak
massa maupun batu.
Pancreas : tampak ukuran dan echostruktur normal,
tidak tampak adanya massa.
Lien : tampak ukuran dan echostruktur normal, tidak
tampak adanya massa.
Ren : tampak ukuran dan echostruktur normal, batas
cortex dan medulla tegas, SPC tak melebar, tidak
tampak massa maupun batu.
Sistema usus halus dan colon dalam batas normal
Tampak limfadeopati paraaorta.
Vesica urinari: ukuran nrmal, tak tampak massa
maupun batu
Prostat: tampak ukuran dan echostruktur normal, tak
tampak massa.
Kesan : Asites
Limfoma Maligna
Spondylosis Lumbalis

A Limfoma Maligna
P IVFD RL 20 tetes per menit
Kaltofen supp
Parasetamol 500 mg 3x1 tab
Transfusi darah 2 kantong (Gol. B)
Anjuran:
Berobat lanjut

Anda mungkin juga menyukai