Anda di halaman 1dari 15

Tugas Sains/Fisika Bangunan

Nama : Karen Kezia Jacobus


NIM : 16021102078

Penghawaan Alami & Buatan


PENGHAWAAN ALAMI

Penghawaan alami sangat diperlukan bagi suatu bangunan beserta para pengguna
bangunan tersebut, karena selain pertimbangan efisiensi, juga kualitasnya masih jauh
lebih baik dibandingkan dengan penghawaan buatan. Hal-hal yang alami memang sangat
dibutuhkan untuk manusia pada saat ini, termasuk dalam melakukan aktifitasnya dalam
suatu bangunan perkantoran. Adapun hal-hal yang sangat berkaitan dengan penghawaan
alami adalah :.

-Kelembaban

Yaitu banyaknya uap air pada udara dalam ruangan.

-Luas bukaan

Bukaan pada ruangan yang memungkinkan adanya pergantian udara, dan masuknya
cahaya. Bukaan dapat berupa pintu, jendela, jalusi, lubang angin atau lostos atau
lupangan, dan lubang-lubang lain yang mungkin ada pada suatu ruangan.

Dalam perencanaan bangunan dihindari suatu ruang yang gelap dan pengap
sehingga perlu adanya suatu penghawaan alami. Untuk itu perlu adanya penyelesaian
dalam perencanaan yang baik dan sesuai dengan yang dibutuhkan serta semaksimal
mungkin menggunakan sumber daya yang ada dari alam yang memang telah tersedia
untuk kebutuhan manusia.
Pada kenyataannya, saat ini sulit didapatkan ruang terbuka yang cukup, terutama
di kota besar atau daerah industri, untuk mendapatkan tangkapan udara segar agar dapat
masuk ke dalam ruangan, karena semua lahan telah yang ada dimanfaatkan untuk
bangunan, atau ruang tertutup. Apalagi adanya polusi udara pada daerah tempat
bangunan itu berada. Untuk itu pemanfaatan lahan yang sempit untuk penghawaan alami
sangat penting untuk dipikirkan dan diteliti agar dapat membantu kita dalam membuat
desain bangunan arsitektur yang bagus dengan kenyamanan yang terjamin. Atau
bagaimana memanfaatkan atau mengolah udara yang telah kotor dan berdebu sehingga
masih dapat dimanfaatkan untuk penghawaan alami. Karena bagaimanapun juga dalam
suatu ruangan yang misalnya telah menggunakan penghawaan buatan, masih tetap
memerlukan pergantian udara.

Pemberian Bukaan pada Atap

Salah satu cara untuk mendapatkan penghawaan alami adalah dengan membuat
bukaan pada atap yang kita buat. Untuk membuat bukaan pada atap ada banyak cara
yang dapat kita gunakan, antara lain adalah seperti pada gambar-gambar berikut ini.

Pemberian Bukaan di Tengah Bangunan

Dalam suatu bangunan di lingkungan yang produktif dimana lahan menjadi sangat
mahal, sering semua tempat yang ada dipenuhi untuk bangunan demi efisiensi, demikian
juga biaya untuk bangunan bertingkat sangat tinggi. Untuk dapat memanfaatkan sedikit
lahan terbuka yang dapat digunakan pada seluruh ruangan yang ada, kita dapat
membuat lahan terbuka di tengah-tengah bangunan. Dengan bukaan yang ada di tengah,
maka dapat dimanfaatkan pada semua ruangan yang berada di kanan dan di kiri lahan
terbuka tersebut.

Dinding Bernafas dan Pengarahan Aliran Udara

Yang dimaksud dinding bernafas adalah dinding pembatas yang mempunyai


lubang-lubang sehingga memungkinkan adanya aliran udara. Dinding bernafas sangat
penting sebagai salah satu cara untuk mendapatkan adanya pergantian udara demi
kenyamanan pada ruangan. Untuk mengarahkan aliran udara atau membelokkan arah
angin, perlu memanfaatkan adanya perbedaan tekanan udara, yaitu dengan pemberian
vegetasi atau dinding.

Lubang Angin

Lubang angin sudah sangat umum dipakai pada bangunan sebagai sarana untuk
pergantian udara. Bahkan lubang ini juga sering dimanfaatkan untuk estetika,
mendampingi pintu dan jendela.

Salah satu bentuk lubang angin adalah lostos atau lupangan, yang biasanya
diletakkan di atas pintu atau jendela. Selain untuk keindahan, lubang ini dapat
memasukkan atau mengeluarkan udara alami, sehingga ruangan yang ada di dalamnya
menjadi segar dan sehat.

Mengatur Arah Angin

Salah satu cara yang paling mudah untuk mendapatkan aliran udara di dalam
bangunan kita adalah dengan membuka dinding ke arah angin datang. Dalam keadaan
demikian maka kita tinggal mengatur besar kecilnya pembukaan untuk mengalirkan
udara ke dalam bangunan sehingga kita bisa mendapatkan tingkat kenyamanan yang
sesuai dengan keinginan kita.

Tetapi adakalanya kita terpaksa menutup dinding ke arah datangnya angin. Dalam
hal demikian maka kita bisa mengupayakan agar angin tersebut berbelok dari samping
bangunan dan barulah kemudian kita masukkan ke dalam ruang-ruang dalam bangunan
itu.

Memperlambat Kecepatan Angin


Angin yang terlalu kencang masuk ke dalam bangunan kita tentu saja akan terasa
kurang nyaman bagi kita. Untuk itu kita dapat memperlambat kecepatan angin yang
dimaksud dengan cara memasang tabir-perlambatan.

Ventilasi Silang

Oleh Texas Engineering Experiment Station, telah dilakukan penelitian tentang


ventilasi silang dengan hasil sebagai gambar-gambar di bawah ini:

a. Tak ada arus, karena tak ada jalan keluar.

b. Lubang keluar sama luas dengan lubang


masuk. Arus ventilasi yang terjadi baik untuk
daerah kedudukan tubuh manusia. Lebih baik bila
lubang keluar diperluas lagi.

c. Lubang masuk tinggi lubang keluar rendah, tidak baik, karena menimbulkan daerah
udara-mati di bawah lubang masuk, yang justru merupakan tempat yang balk dan
dibutuhkan oleh tubuh manusia.

d. Lubang-lubang luas, ventilasi baik sekali.

Penambahan lubang keluar, memperbaiki situasi pada daerah tubuh manusia.

e. Pada lubang masuk diberikan semacam


overstek dan angin langsung keluar
lewat lubang sisi keluar.
f. Pada sisi keluar ditambahkan satu
lubang di bagian bawah, dan terjadilah
perbaikan aliran udara pada daerah
tubuh manusia.
g. Dengan melepas sedikit overstek,
aliran udara menjadi lebih baik lagi.
h. Dengan kasa-kasa ventilasi dapat lebih
diperbaiki lagi.

Secara umum dapatlah disebutkan bahwa kecepatan aliran udara di dalam


bangunan ditentukan antara lain oleh perbandingan besarnya lubang keluar terhadap
lubang masuk. Makin besar angka perbandingan ini, semakin cepat aliran udara terjadi
di dalam bangunan. Tentu saja juga harus dihindarkan adanya aliran yang terlalu keras
karena hal demikian akan merupakan gangguan terhadap fungsi dan kenyamanan tubuh
kita.

PENGHAWAAN BUATAN
Manusia membutuhkan lingkungan udara ruang yang nyaman (thermal comfort)
untuk melakukan aktivitas secara optimal. Dengan adanya lingkungan udara yang
nyaman ini manusia akan dapat beraktifitas dengan tenang dan sehat. Keadaan udara
pada suatu ruang aktifitas sangat berpengaruh pada kondisi dan keadaan aktifitas itu.
Bila dalam suatu ruangan yang panas dan pengap, manusia yang melakukan aktivitas di
dalamnya tentu juga akan sangat terganggu dan tidak dapat melakukan aktifitasnya
secara baik, dan ia merasa tidak kerasan. Maka kenyamanan dalam ruangan yang
menyangkut udara harus terpenuhi yaitu meliputi: temperatur udara, kelembaban udara,
pergerakan udara, dan tingkat kebersihan udara.

Untuk mendapatkan kondisi ruangan yang memenuhi thermal comfort atau kondisi
yang harus memenuhi persyaratan tertentu sesuai dengan yang kita inginkan, tanpa
adanya ketergantungan dengan lingkungan luar, maka digunakan penghawaan buatan
(air conditioning). Penghawaan buatan di sini memiliki pengertian bahwa udara dalam
ruang dikondisikan berdasarkan beban kalor yang terjadi pada ruangan tersebut.

Agar didapatkan suatu sistim serta kapasitas pendingin yang tepat, maka perlu
diketahui besarnya beban kalor pada ruang/bangunan (karena fungsi AC adalah untuk
menghapus beban kalor tersebut) sehingga suhu dan kelembaban udara tetap nyaman.
Besar beban kalor yang terjadi ditentukan oleh: hantaran panas radiasi matahari,
hantaran panas secara transmisi, hantaran panas ventilasi atau infiltrasi, beban panas
intern (manusia dan peralatan elektronik atau mesin).

Dengan memperhatikan hal di atas, maka didalam desain ruang atau bangunan
yang menggunakan penghawaan buatan, harus menyertakan pertimbangan-
pertimbangan berikut:

*Bentuk cenderung beraturan agar memudahkan dalam perencanaan sistem


penghawaannya.

*Bentuknya diusahakan disejajarkan dengan arah aliran angin


*Langit-langit/plafon dibuat relatif rendah untuk memperkecil volume ruang.

Agar memberi kondisi yang nyaman secara terus-menerus dalam suatu bangunan,
sistem-sistem penghawaan harus mempertahankan keseimbangan antara kondisi-kondisi
termal dan atmosfer dalam dan kondisi-kondisi iklim yang terus-menerus berubah di luar
ruangan dan di dalam ruangan itu sendiri. Jika suasana panas, sistem harus memberi
cukup udara sejuk untuk mengatasi panas yang diperoleh dari luar. Dalam keadaan
dingin, ia harus memberi cukup panas untuk menggantikan panas yang hilang.

Kenyamanan termal langsung berhubungan dengan tubuh manusia yang selalu


membuang panas yang berlebihan. Dalam keadaan normal pemindahan panas ini terjadi
antara tubuh dan udara disekitarnya. Namun demikian tubuh manusia memiliki
pertahanan mekanisme alami yang terus-menerus bekerja untuk mempertahankan
keseimbangan yang diperlukan antara timbulnya panas dan pembuangan panas yang
dihasilkan. Mekanisme-mekanisme ini bekerja untuk mempertahankan suhu tubuh yang
normal, dengan mengendalikan jumlah pembuangan panas tersebut. Bila laju kehilangan
panas terlalu lambat, kita berkeringat. Keringat tersebut menambah laju kehilangan
panas karena penguapan. Jika laju kehilangan panas terlalu cepat, kita mulai menggigil.
Hal ini menyebabkan meningkatnya pembangkitan panas guna mengimbangi kehilangan
panas.

Salah satu jaringan distribusi penting dalam sebuah bangunan ialah sistem
pengadaan udara yaitu sistem pemanasan/pendinginan, ventilasi, dan air conditioning
(AC). Tujuan dari sistem pengendalian penghawaan ini adalah memberikan kondisi-
kondisi suhu dan suasana yang nyaman, yang dicapai dengan mengolah dan
mendistribusikan udara yang disejukkan ke seluruh bangunan. Sebenarnya, pengolahan
suhu hanya merupakan salah satu dari pengolahan pada udara sebelum disampaikan
kepada para penghuni. Penyesuaian termal mengatur suhu, kelembaban, dan distribusi
udara. Penyesuaian atmosfir mengatur kebersihan dan mengendalikan bau-bau.
Berbeda dengan jaringan-jaringan distribusi yang berlangsung di seluruh
bangunan, sistem AC dan bagian-bagian komponennya menghendaki jumlah ruang yang
cukup. Meskipun demikian pemahaman dan pengetahuan tentang implikasi-implikasi
sistem AC untuk arsitektur sangat penting artinya untuk diperhatikan. Selain itu sistem
ini pada dewasa ini mendapat perhatian khusus dalam penggunaannya dipandang dari
sisi penghematan energi.

Mengatur Penghawaan Alami untuk Arsitektur

Lancarnya aliran udara di dalam bangunan merupakan salah satu faktor penting
yang dapat mendukung kenyamanan penggunaan. Oleh karena itulah peralatan listrik
untuk mendukung penghawaan buatan diproduksi dan dikembangkan dengan perbaikan
teknologi yang mutakhir. Peralatan listrik yang disebut air conditioner atau AC tersebut
demikian tinggi fluktuasi inovasi teknologinya mulai dari sistem sampai dengan
pengecilan daya yang ditawarkan. Di sisi lain, bangunan ramah lingkungan yang tidak
menggunakan penghawaan buatan juga perlu pula untuk dipelajari dan dikembangkan
teknologinya. Penggunaan penghawaan alami yang baik menjamin efisiensi biaya
operasional bangunan serta mempertinggi naturalitas yang berpengaruh pada kualitas
arsitektural.

Pada dasarnya penghawaan alami di dalam bangunan merupakan jaminan akan


adanya aliran udara yang baik dan sehat dengan kesejukan yang sewajarnya. Untuk
mendapatkan penghawaan yang baik perlu dirancang bentuk, elemen dan detail
arsitektur yang bertujuan mengoptimalkan aliran udara sejuk. Pertimbangan utama
dalam perancangan optimalisasi penghawaan alami adalah dengan menganalisis
datangnya arah angin.

Secara umum angin memiliki arah yang dipengaruhi iklim makro. Sebagai contoh
di wilayah Indonesia angin dalam iklim makro megalir dari arah Tenggara ke Barat Daya.
Namun demikian iklim mikro yang dipengaruhi cuaca dan bentuk-bentuk di sekitar
bangunan akan lebih mempengaruhi aliran angin tersebut. Ada teori penataan masa
bangunan yang di buat berselang-seling hingga aliran angin dapat lebih lancar tanpa
tertutupi salah satu bangunan. Bentuk lain dari pengelolaan lingkungan sekitar bangunan
adalah rancangan tangkapan angin dengan masa bangunan yang menyudut hingga
mengarahkan angin lebih keras.

Untuk penataan ruang dalam bangunan juga dapat diatur hingga ada aliran angin
dari lokasi ruang yang dingin menuju ke lokasi ruang lain yang panas. Hal ini perlu
dipahami dengan ilmu fisika yang menetapkan bahwa udara akan mengalir dari tempat
bertekanan rendah pada suhu yang dingin menuju tempat bertekanan tinggi pada suhu
yang panas. Jika dalam satu bangunan terdapat ruang panas dibagian atap, sedang ruang
dingin di bagian bawah yang terteduhi pohon atau terdinginkan dengan kolam, maka
perlu diatur ruang-ruang diantaranya sehingga menjadi penghubung dua lokasi ruang
yang berbeda tekanan dan suhu tersebut. Ruang-ruang antara ini seayaknya memiliki
bukaan atau dibuat dengan partisi yang tidak memenuhi dinding sehingga dapat
mengalirkan angin.

Dalam kasus tertentu arah angin dapat sejajar dengan dinding, oleh karenanya
perlu rancangan detail arsitektur agar membentuk bukaan yang mampu menangkap arah
angin tersebut. Sirip-sirip yang diletakkan vertikal di samping jendela akan dengan mudah
menangkap angin dan mengalirkannya ke dalam ruang hingga tercapai kesejukan. Dalam
satu ruang minimal perlu diletakkan dua jendela dalam posisi yang berjauhan agar terjadi
ventilasi silang (cross ventilation).

Perlu diwaspadai pula bahwa angin ini terkadang membawa debu. Lingkungan
luar yang penuh dengan perkerasan atau terbuka dengan penutup tanah/pasir berpotensi
menerbangkan debu hingga terbawa angin masuk ke dalam bangunan. Untuk
mengantisipasi selayaknya di sekeliling bangunan banyak ditanam pepohonan dan
rumput sebagai filter debu sekaligus pendingin suhu. Rumput dan tanaman perdu yang
terkena debu akan bersih ketika terjadi penyiraman pada dedaunan dan membawa
kotoran jatuh ke dalam tanah.

Mengatur Lubang Masuk dan Keluar

Untuk mendapatkan manfaat yang diinginkan, kita dapat melakukan usaha-usaha


mengatur aliran udara di dalam bangunan dengan jalan mengatur lubang masuk dan
lubang keluar di dalam bangunan.

Prinsip utama adalah harus ada lubang masuk dan harus ada lubang keluar, agar
terjadi ventilasi silang. Bentuk-bentuk lubang masuk dan lubang keluar dapat mengatur
arah aliran udara di dalam bangunan.

Letak jendela atas (klerestori) terhadap arah datangnya angin, dapat


mempengaruhi arah aliran udara di dalam bangunan. Klerestori menghadap arah
datangnya angin. Karena adanya aliran udara luar yang kencang, udara di dalam
bangunan pada daerah jendela atas terhisap keluar, sehingga terjadi aliran udara keluar
dari bangunan. Sebaliknya, dengan klerestori yang membelakangi arah datangnya angin,
terjadi aliran udara dari luar jendela atas ke dalam bangunan

Penempatan ventilasi dan susuan rumah

a. Maka dalil penting dalam pembangunan di daerah tropic lembab mengatakan


bahwa kita harus selalu mengatakan menrgusahakan pengaliran hawa udara yang
mudah menembus seluruh ruangan dan sebanyak mungkin unsur-nunsur
bangunan
b. secara terus menerus, agar kelembaban udara tidak terlalu merusak . angin sepoi-
sepoi dengan kecepatan +_ 0,9-9 km/jam tidaklah mengganggu, bahkan sering
dirasakan nikmat.
Ventilasi diperoleh dengan memanfaatkan perbedaan bagian-bagian ruangan yang
berbeda suhunya, dan karena itu berbeda tekanan udaranya.

Demikianlah akan mengalir udara dari bagian bertekanan tinggi (dingin) ke


bagiann yang bertekanan rendah (panas). Hal itu berlaku untuk horizontal maupun
vertical. Dalam arah vertical kita lihat kecenderungan hawa yang menjadi panas untuk
mengalir dari bagian yang rendah ke bagiaan yang lebih tinggi

c. Salah suatu kesulitan memperoleh ventilasi (yang membutuhkan keterbukaan


ruang) adalah masalah serangga ,nyamuk dan sebagainya( yang justru minta
ketertutupan ruang). Begitu juga tentang masuknya air hujan yang terbawa angin.
Padahal hujan lebat sering turn pada malam hari pada saat kita ingin tidur dengan
hawa segar. Cara yang lazim untuk mencegah masuknya serangga adalah
pemasangan tirai/kasa kawat halus pada lubang-lubang dinding dan pemasangan
daun jendela/pintu yang berkasa kawat dan berlubang halus. Kasa kawat dapat
dipasang secara luwes dan relative indah.
d. Penempatan rumah
Dari segi kelembaban, pertimbangan penting adalah juga pwmilihan lokasi
bangunan, agar kita tidak selalu terkena kelembaban. Di dalam lembah, terutama
pada pagi hari sangatlah kentara, bagaimana kabut penuh kelembaban di situ lama
sekali sebelum kabut menguap oleh sinar matahari. Demikianpun pembangunan
rumah di atas sungai atau rawa-rawa tidaklah baik. Khusus yang tinggal di daerah
pantai harus ingat, bahwa angin laut selain membawa kelembaban, masih
menambah soal juga berupa kadar garam yang tinggi, yang menyusup dan
merusak bahan-bahan logam di mana-mana.
e. Pengaturan ventilasi dalam rumah.
Ventilasi udara atau pengaliran udara yang perlahan-lahan namun terus menerus
sangat diperlukan, agar bahwa dalam ruangan selalu diganti dengan hawa yang
bersih dan sehat. Agar kulit tubuh kita dapat bernapas baik, menguap menurut
kebutuhannya.
Dua perkara yang dapat kita bedakan dalam masalah ini ialah pertama,
1) Mendapatkan hawa yang sehat dan bersih.
2) Mendapatkan hawa yang nikmat.

Jelaslah, bahwa unsure kesehatan lebih penting daripada sifat kenikmatan.

Kebersihan udara dalam ruangan

Kebersihan udara sangat penting, baik demi kesehatan maupun kenikmatan.


Udara luar kurang lebih mengandung rata-rata: Oxygen 21%, CO2 0,03-0,04%, Nitrogen
78%, gas-gas lain terutama Argon 1% dan 5-25 gr uap air/m udara. Dalam gedung-
gedung yang dihuni/dipakai manusia, susunan kadar tersebut tentulah terpengaruh oleh
manusia, organism-organisme lain yang bernapas dan hal-hal lain yang terjadi di situ.
Masak memasak di dapur yang menggunakan pembakaran gas-masak misalnya
menambah kadar CO2 dengan 0,6 gr/m. Maka pengotoran hawa dalam ruangan dapat
disebabkan oleh:

a. Debu gas-gas berbahaya atau kuman-kuman yang beterbangan. Jadi yang benar-
benar menyangkut soal kesehatan.
b. Ada gas-gas serta bau-bau lain yang kendati tidak menbahayakan, namun
membuat tidak enak. Bau keringat, bau dapur maupun WC dan sebagainya.
Biasanya yang dijadikan ukuran sehat dari hawa, diambil dari jumlah prosen kadar
gas CO2 dalam hawa udara. Gas CO2 antara lain dinafaskan keluar oleh manusia,
sedangkan organism-organisme manusia membutuhkan zat asam 02. Karenanya
kesegaran hawa serta kesehatannya diukur juga dengan kadar zat asam.
c. Pergantian hawa dapatkan dikatakan baik, bila untuk ruangan kehidupan keluarga
atau kamar-kamar tidur yang bervolume lebih dari 5m/orang, hawa udara dapat
diganti sebanyak 15m/orang/jam. Bila volume kurang dari itu, maka pergantian
harus lebih cepat lagi, 25 m/jam/orang.
d. Sebagai tambahan untuk ruangan-ruangan khusus, seumumnya dapat dipakai
rumus ini:


Efisiensi Ventilasi =
( )

Ventilasi horizontal dan ventilasi vertikal

Ventilasi yang paling baik ialah yang berjalan alamiah. Dengan sendirinya tanpa
ditolong oleh alat-alat seperti kipas angin dan sebagainya. Jika ventilasi alamiah tidak
dapat berjalan lancer, maka barulah dibutuhkan ventilasi dengan pertolongan alat.
Pemakaaian alat sering tidak tanpa pengorbanan untuk kesehatan. Bias menimbulkan
sakit masuk angin dan membuat pening dan sebagainya , bila kurang merata dan salah
arah. Lagi sebenarnya mahal.

Oleh karena itu kita harus berusaha, agar sedapat mungkin ventilasi timbul secara
alamiah, berkat pengaturan kontruksi rumah yang penuh pengertian akan seluk beluk
jalan dan arus udara.

a. Ventilasi horizontal

Ventilasi horizontal disebabkan oleh arus angin yang datang horizontal dari pihak
sumber angin. Gejala itu dapat timbul bagus, bila ada sisi rumah yang sengaja kita
buat relative lebih panas dan ada pihak lain yang sejuk. Misalnya dengan penanaman
pohon rindang atau karena sesuatu sisi gedung selalu dalam bayangan, dan
sebagainya. Dalam menyusun tata denah rumah/gedung hal itu harus kita perhatikan.
Selain menyelidiki dulu dari mana arah yang paling sering dan kencang, kita mengatur
juga agar ada sisi yang selalu panas dan lainnya yang selalu sejuk sehingga dapat
memanfaatkan pebedaan suhu maupun tekanan pada dua sisi itu dengan permanen.

Demikian juga lubang-lubang ventilasi dalam ruangan harus terdapat pada dinding-
dinding yang saling berhadapan. Itu agar arus angin dapat enak menjelajahi ruangan
tanpa banyak halangan ataubelokan dan dengan kecepatan yang maksimum. Maka
tidaklah ada gunanya kita membuat lubang-luang ventilasi hanya pada dinding-
dinding sepihak saja angin tidak bias mengalir. Ventilasi horizontal tercapai dengan
pembuatan jendela-jendela atau lubang ventilasi yang sedapat mungkin saling
berhadapan pada dua sisi bagunan.

Pada perumahan desa orang tidak mengenal jendela, tetapi lubang-lubang padabilik
bambu tersebar merata, yang menyebabkan ventilasi rumah tradisional umumnya
sangat segar dan sehat. Saying mereka masih kurang mengerti bahwa sinar matahari
dibutuhkan untuk mematikan kuman-kuman dan menyinarkan kesehatan di dalam
rumah. Hal itu disebabkan oleh karena orang desa hamper selalu hidup di luar di alam
bebas dan hanya pada sore-malam hari saja mereka menggunakan ruang-ruang
dalam. Kebudayaan kehidupan kita di daerah tropic lembab memang sejak dahulu
selalu serba di luar, dimana ventilasi dan cahaya matahari sangatlah brlimpah.

Karena jendela-jendela harus ditutup pada saatnya, maka untuk malam hari kita
masih membutuhkan tambahan lubang-lubang ventilasi lain. Sebainya rumah kita
memiliki lubang ventilasi lebih banyak daripada kurang, karena lebih mudahlah
meutupi lubang yang berlebiha daripada menambah kekurangan lubang.untuk
menemukan luas lubang ventilasi yang tepat kita butuhkan kita mempergunakan
pengertian ekuivalen luas ventilasi (Av)

Ekuivalen luas ventilasi Av adalah:

Luas suatu jendela biasa (yang tidak rapat 100% bila ditutup) yang sama luasnya
dengan jumlah total dari semua jendela lain maupun lubang-lubang dalam ruangan
itu dan yang berhubungan dengan hawa luar

Ekuivalen luas ventilasi tersebut harus dapat menimbulkan ventilasi alamiah biasa
seharga dengan ventilasi yang ditimbulkan oleh jendela-jendela atau lubang-lubang
lain tersebut.
Sebagai contoh dan pedoman, luas Av untuk ruangan kehidupan keluarga, ruang
makan, ruang tidur dan sebagainya dianggap cukup bila paling sedikit mencapai 1/3
dari luas lantai.

Kamar mandi, WC dan dapur membutuhkan lebih banyak ventilasi. Ukuran 0,5 M
untuk ruangan-ruangan itu kiranya sudah cukup. Untuk dapur masih dibutuhkan
tambahan lubang-lubang ventilasi yang tinggi, mengandalkan arah dan tekanan angin
luar, terutama untuk KM dan WC dicegah, agar arus yang timbul janganlah
menghembus kedalam rumah, gang dan sebagainya, tetapi ke luar rumah.

a. Ventilasi vertikal

Ventilasi vertical memanfaatkan perbedaan lapisan-lapisan udara (baik di dalam maupun di luar
ruangan) yang berselisih berat-jenisnya.

HORIZONTAL VERTIKAL

Anda mungkin juga menyukai