Anda di halaman 1dari 15

TEORI – TEORI 

DALAM 
PSIKOLOGI 
LINGKUNGAN
PENGANTAR PSIKOLOGI NAMA ANGGOTA KELOMPOK:
NICOLINA R. TASIAM (16021102004)

LINGKUNGAN KAREN K. JACOBUS (16021102078)


SILVANUS I. PANGANDAHENG (17021102002)
TERESIA LALA (17021102004)
TIFFANIE B. HALIM (17021102061)
VIRGINE M. SEPANG (17021102082)
DIANDRA PITTA (17021102086)
A. PENGERTIAN DAN FUNGSI TEORI
1. PENGERTIAN TEORI DAN FUNGSI TEORI
- Psikologi Lingkungan bertujuan untuk mengerti dan memahami suatu gejala atau fenomena.
- Teori diperlukan dalam psikologi lingkungan.
- Secara umum ada lima fungsi dari teori, yaitu:
* Fungsi Pemahaman
* Fungsi Prediksi / Peramalan
* Fungsi Penggambaran
* Fungsi Penggalian
* Fungsi Pengendalian
- Fokus kajian dari Psikologi Lingkungan adalah hubungan timbal balik antara perilaku individu dan lingkungan.
- Ada beberapa definisi tentang teori yaitu:
(.) “Teori adalah serangkaian hipotesa atau proposisi yang saling berhubungan tentang suatu gejala
(fenomena) atau sejumlah gejala” (Shaw & Costanzo, 1985:4)
(.) “Teori merupakan serangkaian pernyataan berupa prediksi tentang kejadian – kejadian empiris yang bisa
dimengerti dan dipahami oleh orang lain” (Mandler & Kessen, 1959:142)
(.) “Secara sederhana teori merupakan seperangkat pernyataan – pernyataan atau kalimat – kalimat”
(Simon & Newell, 1956:67)

Jadi, teori dapat disimpulkan sebagai ringkasan fakta – fakta, dan bisa juga merupakan pikiran tentang
implikasi dari fakta – fakta dan juga hubungan antara fakta – fakta.
A. PENGERTIAN DAN FUNGSI TEORI
2. MACAM – MACAM TEORI
- Menurut bentuknya
Terdapat 2 macam teori, yaitu:
1. Teori Konstruktif (menurut istilah Einstein,1934 dan Mark,1951) atau teori merangkaikan (Kaplan,1964)
yaitu teori yang mencoba membangun kaidah-kaidah/sintesa antara berbagai macam fenomena sederhana.
2. Teori Principle (Einstein,1934) atau teori reduktif (Mark, 1951) atau teori berjenjang/ Hierarchical Theory
(Kaplan, 1964), yaitu teori yang mencoba menganalisa suatu fenomena ke dalam bagian-bagian yang lebih
kecil.

- Menurut isinya
Kaplan menyatakan bahwa menurut isinya terdapat 2 macam teori, yaitu:
1. Teori Molar, yaitu teori tentang individu sebagai keseluruhan, misalnya teori tentang tingkah laku individu
dalam proses kelompok.
2. Teori Molekular, yaitu tentang fungsi-fungsi syaraf dalam tubuh suatu organisme, misalnya teori konsistensi
kognitif, dsb.
A. PENGERTIAN DAN FUNGSI TEORI
2. MACAM – MACAM TEORI
- Selain pengelompokan teori ke dalam beberapa tipe menurut bentik dan isinya, perlu pula diketahui mengenai
kriteria teori yang baik. Baik atau tidak baiknya suatu teori tidak ditentukan atas bentuk dan isinya melainkan
ditentukan oleh norma-norma tertentu, sebagai berikut:
1. Norma Korespondensi
Suatu teori dikatakan baik apabila terdapat kecocokan antara teori tersebut dengan fakta yang ada. Semakin
cocok teori dan fakta maka teori tersebut semakin baik.
2. Norma Koherensi
Meliputi 2 ukuran yaitu:
- Seberapa jauh teori itu cocok dengan teori-teori yang ada sebelumnya. Hal ini bukan berarti bahwa
suatu teori tidak boleh bertentangan dengan satu atau beberapa teori sebelumnya, akan tetapi
meskipun bertentangan masih tetap ada kesesuaian.
- Kesederhanaan, yaitu teori tersebut sederhana dan mudah dimengerti. Kesederhanaan ini meliputi 2
hal yaitu:
1. Kesederhanaan deskriptif, yaitu kesederhanaan dalam uraian tentang teori itu sendiri.
2. Kesederhanaan induktif, yaitu kesederhanaan dalam prosedur penarikan kesimpulan(induksi) dari
data-data yang ada.
3. Norma Fragmatik
Suatu teori dikatakan baik apabila mempunyai kegunaan praktis. Makin besar kegunaan praktisnya, maka
teori tersebut akan semakin baik.
B. TEORI – TEORI DALAM PSIKOLOGI LINGKUNGAN
1. Teori Tekanan Lingkungan (The Environmental Stress Approach)
Menurut teori Tekanan Lingkungan (The Environmental Stress Approach), berbagai elemen (variable) lingkungan
seperti suara bising dan cuaca yang panas dipandang sebagai sebagai rangsang penekan (stressors). Secara tradisional, stressors
(penekan) merupakan rangsang yang secara tegas akan ditolak. Tekanan (stress) adalah merupakan variable antara yang
didefinisikan sebagai reaksi terhadap stimuli (rangsang) penekan (stressors) , yang meliputi aspek emosi , perilaku , dan
komponen-komponen fisiologis. Tekanan (stress) merupakan semua situasi rangsang-respons , dan penekan (stressors)
merupakan komponen lingkungan sendiri.

Selye (1956) menyatakan bahwa ciri reaksi terhadap rangsang penekan adalah berupa :
 Tahap pertama , reaksi alarm (alarm reaction)
 Tahap kedua ,adalah tahap resistensi (respons perlawanan/penolakan)
Konsep tentang tekanan (stressors), tidak hanya meliputi hubungan antara rangsang-respons otomatis yang sederhana ,
akan tetapi juga berisi komponen-komponen kognitif yang penting.

Lazarus (1966) menyatakan bahwa penilaian kognitif (cognitive appraisal) adalah merupakan fungsi dari factor-faktor
fisiologis individu (sumberdaya intelektual , pengetahuan atau pengalaman masa lalu , dan motivasi), dan aspek-aspek kognitif
dari situasi rangsang khusus (kontrol atas rangsang , kemampuan memprediksi tentang rangsang , dan waktu pengaruh rangsang).
Catatan Selye atas pandangannya tentang reaksi alarm dan mekanisme otomatis tentang resistensi , maka tahap
resistensi (perlawanan) dalam menolak rangsang penekan merupakan proses yang bersifat kognitif , karena individu harus
menentukan strategi perilaku dalam menolak rangsang penekan tersebut. Strategi ini menurut Lazarus (1966) , adalah
merupakan fungsi dari faktor-faktor individual dan situasional (menghindar, penyesuaian secara fisik , marah , takut)
B. TEORI – TEORI DALAM PSIKOLOGI LINGKUNGAN
1. Teori Tekanan Lingkungan (The Environmental Stress Approach)
B. TEORI – TEORI DALAM PSIKOLOGI LINGKUNGAN

2. TEORI PEMBANGKITAN / PENGGERAKAN


Akibat dari adanya rangsang lingkungan sebagai penekan adalah
meningkatkan gerakan pada aktivitas komponenfisiologis dan meningkatkan
perilaku berupa peningkatan pada gerakan aktivitas motorik.

Menurut pandangan fisologis syaraf, pembangkitan/pengerakan adalah


meningkatkan aktivitas otak dengan cara umumbangkitkan pusat otak, yang
dikenal sebagai pembentukan reticular.

Berline (1960) memberikan ciri-ciri pembangkitan pada seseorang


ketika sedang tidur dan sedang sibuk bekerja, ketika sedang tidur tingkat
pembangkitan pada seseorang berada pada tingkat yang rendah sedangkan
ketika seseorang sedang bekerja tingkat kebangkitannya menjadi meningkat.
B. TEORI – TEORI DALAM PSIKOLOGI LINGKUNGAN
2. TEORI PEMBANGKITAN / PENGGERAKAN
B. TEORI – TEORI DALAM PSIKOLOGI LINGKUNGAN
2. TEORI PEMBANGKITAN / PENGGERAKAN

Pengaruh pembangkitan dan tekanan yang tinggi terhadap


perilaku. Misalnya penjelasan mengenai pengaruh cuaca
panas terhadap perilaku, ditemukan bahwa respons-respons
fisiologi terhadap panas.

Misalnya : ( berkeringkat ) disertai pula dengan pembangkitan


Misalnya : ( pembangkitan tekanan darah ) akan tetapi
setelah melewati beberapa waktu tertentu reaksi-reaksi
tersebut menjadi rendah dan berkurang.
B. TEORI – TEORI DALAM PSIKOLOGI LINGKUNGAN
3. TEORI BEBAN LINGKUNGAN

• Cohen (1977) dan Milgram (1970) menyatakan bahwa manusia mempunyai kemampuan yang
terbatas untuk memproses berbagai informasi dari lingkungan yang merupakan rangsang
penekan.
• Secara jelas dapat dikatakan bahwa pada saat sejumlah informasi dari lingkungan melebihi
kemampuan individu untuk memprosesnya sehingga menjadi relevan, maka terjadilah apa
yang disebut kelebihan informasi.
• Menurut para ahli teori beban lingkungan, bahwa kelebihan rangsang lingkungan akan
menimbulkan efek negatif dan positif terhadap perilaku.
• Perilaku yang akan muncul sebagai akibat dari kelebihan informasi, tergantung pada rangsang
mana yang mendapat perhatian kuat dan rangsang mana yang diabaikan.
• Secara umum rangsang yang penting akan memperileh perhatian yang cukup besar dari
individu sedangkan rangsang yang kurang penting akan diabaikan.
B. TEORI – TEORI DALAM PSIKOLOGI LINGKUNGAN
4. TEORI RANGSANG KURANG
• Teori rangsang kurang melihat hubungan perilaku dan lingkungan sebagai fungsi dari
rangsang yang terlalu lemah.
• Menurut (Zubek, 1969) diperoleh informasi bahwa pengurangan rangsang pada individu
menyebabkan kecemasan dan penyakit-penyakit psikologis lainnya. Suatu lingkungan harus
mampu memberikan rangsang yang sifatnya kompleks dan beragam, sehungga akan
menimbulkan persepsi individu yang positif tentang lingkungannya.
• Parr dan juga ahli tata kota yang lain menyatakan bahwa kekurangan rangsang akan
menyebabkan kebosanan dan merupakan “pihak” yang paling bertanggung jawa batas
munculnya berbagai penyakit kota.
• Wohwill berpendapat bahwa orang cenderung lebih menyukai dan menuntut situasi dan
kondisi lingkungan yang mampu memberikan rangsang yang menyenangkan, bervariasi, dan
dinamis.
• Pandangan teori rangsang kurang dapat memberikan perkiraan mengenai hubungan antara
perilaku dan lingkungan dimana pandangannya berbeda dan bahkan bertentangan dengan
pandangan teori tekanan lingkungan dan teori beban lingkungan
B. TEORI – TEORI DALAM PSIKOLOGI LINGKUNGAN
5. TEORI TINGKAT ADAPTASI
• Teori tingkat adaptasi terhadap rangsangan lingkungan dikemukakan oleh Wohlwill (1974).
• Menurut Wohlwill terdapat tiga kategori hubungan perilaku dan lingkungan yang harus
disesuaikan untuk mendapatkan tingkata adaptasi yang optimum yaitu ; rangsangan sensori,
rangsangan sosial, dan rangsangan perubahan.
• Wohlwill mencoba memodifikasikan ketiga dimensi yang merupakan aturan umum untuk
memperoleh tingkat adaptasi yang optimum, yaitu bahwa seseorang akan mempunyai tingkat
adaptasi yang optimal terhadap rangsangan tergantung pada pengalaman masa lalu. Misalnya
seseorang yang tinggal di kota besar kemungkinan mempunyai tingkat toleransi yang tinggi
terhadap kepadatan/kesesakan manusia dan tingkat toleransi yang rendah terhadap isolasi
(pengasingan), dibandingkan dengan mereka yang tinggal di daerah pedesaan.
• Dalil yang menarik dari teori Tingkat Adaptasi tentang hubungan antar perilaku dan
lingkungan adalah mengenai perbedaan antara adaptasi. Menurut Sonenfeld (1966) adaptasi
menunjukkan pada perubahan respons seseorang atas rangsang (bukan perubahan pada
rangsangannya), sedangkan penyesuaian menunjuk pada perubahan atas rangsang (bukan
pada responsnya).
• Teori Tingkat Adaptasi dengan jelas menggabungkan beberapa konsep dan teori Tekanan, teori
Kelebihan Beban, dan teori Rangsang Lemah.
B. TEORI – TEORI DALAM PSIKOLOGI LINGKUNGAN
6. TEORI PEMBATASAN PERILAKU
• Hilangnya kontrol pemahaman atas situasi adalah merupakan tahap pertama yang dapat
mengakibatkan pembatasan perilaku (pembatasan respons) terhadap rangsang lingkungan
(Proshansky, Itterlson, dan Rivlin, 1970; Robin dan Bum, 1977, Stokols, 1977; Zlutnick dan
Altman, 1972).
• Ketika seseorang memahami bahwa kejadian-kejadian lingkungan akan membatasi
perilakunya, maka pengalaman pertama yang muncul adalah bahwa lingkungan tersebut akan
menimbulkan pengaruh yang negatif bagi dirinya. Seseorang akan berusaha utnuk mengontrol
kembali atas situasi dan kondisi lingkungannya. Brehm (1966) menyebutkan fenomena ini
sebagai reaksi psikologis.
• Menurut model pembatasan perilaku, kehilangan kontrol atas lingkungan akan menyebabkan
seseorang belajar untuk menjadi orang yang tidak berdaya (Seligman,1975).
• Secara singkat barangkali dapat disimpulkan apabila indivdu menyadari bahwa rangsang
lingkungan akan membatasi perilakunya, maka dia akan beruaha merubah lingkungan untuk
memperoleh kebebasan perilakunya. Namun apabila usaha untuk merubah lingkungan
tersebut gagal, maka individu akan merubah perilakunya
B. TEORI – TEORI DALAM PSIKOLOGI LINGKUNGAN
7. TEORI PSIKOLOGI EKOLOGI BARKER

Barker (1968) mengemukakan prinsip mengenai teori Ekologi Sosial yang secara nyata berpengaruh dimana ia
memfokuskan pada pengaruh seting perilaku (tempat dimana perilaku terjadi) terhadap perilaku atas sejumlah
orang-orang yang diartikannuya sebagai pola perilaku di luar individu.

a) Seting Perilaku alami


Sejumlah perilaku akan terjadi dalam suatu struktur ruang yang dibatasi oleh tembok, langit-langit, dan
lantai. Pola perilaku saling bergantung dengan lingkungan fisik. Misalnya, lingkungan fisik dari seting
perilaku pendidikan yang meliputi ruangan kelas, kursi, dan papan tulis. Ketika seseorang tinggal dalam
ruangan tersebut, maka pola perilakunya tergantung pada lingkungan kelas.

b) Konsep mengenai kekurangan manusia


Untuk memahami konsep kekurangan manusia, ada beberapa batasan konsep, yaitu: pemeliharaan
kapasitas minimum dan kapasitas maksimum. Pemeliharaan kapasitas minimum adalah jumlah
minimum dari anggota yang diperlukan untuk memelihara seting perilaku; sedangkan kapasitas
maksimum adalah jumlah maksimum dari anggota yang dapat ditampung dalam seting perilaku.
Contohnya, minimum atau maksimum jumlah guru atau murid yang sudah ditentukan didalam kelas
dapat mempengaruhi seting perilaku.
TERIMA KASIH ^^

Anda mungkin juga menyukai