PENDAHULUAN
lingkungannya. Setiap makhluk hidup di bumi ini tidak akan dapat bertahan hidup
tanpa air. Air merupakan sumber daya vital yang sekaligus paling berlimpah di muka
bumi, dimana sekitar 71% permukaan bumi tertutupi oleh air. Namun air yang dapat
dimanfaatkan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat hanya tersedia secara
terbatas. Dari seluruh air yang ada di bumi, 97,2% nya adalah air laut dan hanya 2,8%
yang berupa air baku (fresh water). Sebanyak 70% dari air baku tersebut berbentuk
benua dan gunung es di kutub bumi sedangkan sisanya berada di tanah dan sebagian
Masalah air bersih dan air minum saat ini menjadi perhatian khusus bagi
Organization (WHO) melaporkan bahwa lebih dari 884 juta orang di dunia memiliki
masalah air minum, higiene dan sanitasi masih sangat besar. Hasil studi Basic Human
setelah buang air besar, 9% setelah membersihkan tinja bayi dan balita, 14% sebelum
Sementara studi lain yang dilakukan oleh BHS tentang perilaku pengelolaan air
1
Universitas Sumatera Utara
2
minum rumah tangga menunjukan bahwa 99,20% masyarakat merebus air untuk
mendapatkan air minum, tetapi 47,50% dari air yang direbus tersebut masih
diare. Di Indonesia angka morbiditas dan mortalitas diare masih tinggi. Berdasarkan
survei morbiditas yang dilakukan oleh Subdit Diare, Departemen Kesehatan pada
tahun 2000 s/d 2010 terlihat kecenderungan insidens diare naik. Pada tahun 2000 IR
penyakit diare 301/1000 penduduk, tahun 2003 naik menjadi 374/1000 penduduk,
tahun 2006 naik menjadi 423/1000 penduduk dan tahun 2010 naik menjadi 411/1000
penduduk. Kejadian Luar Biasa (KLB) diare juga masih sering terjadi, dengan CFR
yang masih tinggi. Pada tahun 2008 terjadi KLB di 69 Kecamatan dengan jumlah
kasus 8.133 orang, kematian 239 orang dengan CFR 2,94%. Tahun 2009 terjadi KLB
di 24 Kecamatan dengan jumlah kasus 5.756 orang, dengan kematian 100 orang
(CFR 1,74%), sedangkan pada tahun 2010 terjadi KLB diare di 33 kecamatan dengan
jumlah penderita 4.204 dan kematian 73 orang (CFR 1,74 %.) (Subdit Pengendalian
lingkungan, dimana salah satu sasaran utamanya adalah mengurangi separuh dari
proporsi penduduk yang belum memiliki akses terhadap air minum dan sanitasi dasar.
Berkaitan dengan hal tersebut, hasil perhitungan BPS tahun 2010 menunjukkan
bahwa data nasional pada tahun 2009 untuk cakupan pelayanan air minum adalah
sebagai berikut: (1) Perkotaan dan Pedesaan sebesar 47,71% (110,39 juta jiwa); (2)
Perkotaan sebesar 49,82% (62,48 juta jiwa); dan (3) Pedesaan sebesar 45,72% (48,45
juta jiwa). Dengan demikian berarti untuk mencapai target pada MDGs 2015 masih
dibutuhkan 21,16% untuk perkotaan dan pedesaan, atau 25,47% untuk perkotaan dan
Pemerintah dalam hal ini telah memberikan perhatian di bidang hygiene dan
melakukan uji coba implementasi Community Led Total Sanitation (CLTS) atau
Kesehatan pada tahun 2006 di Sumatera Barat serta pencanangan kampanye cuci
mengolah air minum yaitu dengan cara direbus atau dengan cara lain seperti
penggunaan chlorine telah dilakukan dalam jangka waktu yang lama baik oleh
organisasi serta lembaga swadaya masyarakat (Depkes RI, 2008). Selain itu Yayasan
Dian Desa bekerja sama dengan Swiss Federal Institute of Aquatic Science and
(SANDEC) juga telah memperkenalkan suatu alternatif pengelolaan air minum yaitu
membunuh mikroorganisme patogen dalam air sehingga diperoleh air layak minum
yang bebas bakteri. Berdasarkan uji coba yang dilakukan oleh Swiss Federal Istitute
menggunakan botol bekas air kemasan yang bening atau transparan (tidak berwarna)
berkode Polyethylene Terephthalate (PET) sebagai wadah SODIS. Hal ini didasari
pada hasil percobaan yang dilakukan bersama oleh Yayasan Dian Desa dan
masyarakat bahwa botol bekas air kemasan merupakan wadah yang paling mudah,
murah, dan aman untuk digunakan sebagai wadah SODIS (Aristanti, 2005).
Desa Sei Rejo merupakan salah satu desa yang pernah diintervensi program
STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat). Desa Sei Rejo ini terletak di Kecamatan
Sei Rampah Kabupaten Serdang Badagai. Pada tahun 2010, Dinas Kesehatan melalui
program ini, selain upaya mengajak masyarakat tidak buang air besar sembarangan
sebagai fokus utama, juga disosialisasikan tentang SODIS sebagai salah satu cara
alternatif pengolahan air minum selain merebus, sehingga masyarakat setempat yang
sebagian besar bermatapencaharian sebagai petani dapat terbantu dalam hal ekonomi,
mengingat biaya mahal yang harus dikeluarkan untuk membeli gas/ mencari kayu
untuk bahan bakar merebus air atau biaya untuk membeli air minum isi ulang. Selain
itu, kondisi wilayah setempat Desa Sei Rejo juga mendukung pelaksanaan SODIS.
Desa Sei Rejo ini memiliki intensitas cahaya matahari dan suhu udara yang tinggi,
memiliki beberapa ruang terbuka seperti lapangan sepak bola dan lahan kosong untuk
menjemur air SODIS, dan air sumur yang kekeruhannya < 30 NTU sehingga di desa
Namun berdasarkan survei awal yang telah dilakukan oleh peneliti diketahui
ternyata aplikasi SODIS di Desa Sei Rejo ini tidak bersifat langgeng. Banyak
masyarakat yang akhirnya lebih memilih untuk kembali ke kebiasaan lama mereka
dalam pengolahan air minum rumah tangga, yaitu merebus air sumur, membeli air
minum isi ulang, atau bahkan memasukkan air sumur hasil penjernihan dengan
saringan pasir langsung ke dalam dispenser untuk kemudian diminum. Hal ini terjadi
karena masyarakat khawatir air yang dihasilkan dari teknologi SODIS ini belum
benar-benar bebas dari kuman dan bakteri yang berbahaya bagi kesehatan. Menurut
pandangan masyarakat, kuman atau bakteri dalam air hanya dapat mati ketika air
dimasak sampai mendidih pada suhu 100oC dan proses pengolahan air minum seperti
itu tidak dapat dilakukan dengan menggunakan wadah botol plastik karena wadah
botol plastik tidak tahan terhadap panas dan akan meleleh jika suhu air di dalamnya
tinggi. Sedangkan pada SODIS mereka melihat botol PET tidak meleleh sehingga
mereka beranggapan bahwa suhu di dalam wadah tidak terlalu tinggi yang berarti
Kaca adalah salah satu produk industri kimia yang merupakan gabungan dari
berbagai oksida anorganik yang tidak mudah menguap, yang dihasilkan dari dekomposisi
dan peleburan senyawa alkali dan alkali tanah, pasir serta berbagai penyusun lainnya.
Jika dibandingkan dengan wadah botol plastik PET, kaca tidak mengalami fotodegradasi
dan dapat digunakan lebih lama karena lebih tahan terhadap efek penuaan botol. Selain
itu, kaca merupakan isolator yang baik yang memiliki sifat tembus pandang, kuat, tahan
panas, tidak tembus gas, cairan, dan padatan, serta dapat dipakai kembali (returnable)
(McGuigan, 2013). Oleh karena sifat-sifat tersebut, botol kaca diasumsikan dapat
sangat peka terhadap sinar ultraviolet dan panas yang berasal dari sinar matahari.
Penyinaran oleh sinar ultraviolet akan menyebabkan bakteri pada permukaan yang
terpapar langsung oleh sinar ultraviolet atau bakteri yang dekat dengan permukaan
berasal dari sinar matahari akan diserap oleh wadah SODIS sehingga suhu air di
dalamnya meningkat dan bakteri tertentu yang sensitif terhadap suhu yang dicapai
akan mati. Pada dasarnya setiap benda dapat memancarkan dan menyerap radiasi
panas. Penyerapan radiasi panas tersebut sangat tergantung pada suhu dan warna
benda, benda-benda berwarna hitam lebih banyak menyerap kalor dan memantulkan
sebagian kecil kalor jika dibandingkan dengan benda yang berwarna terang
(Arizenjaya, 2011). Sinergi antara sinar ultraviolet dan panas ini akan menghasilkan
Untuk memastikan bahwa air yang dihasilkan dari teknologi SODIS dengan
dapat diminum, maka air harus diuji kualitas mikobiologisnya. Indikator yang
digunakan untuk menguji efisiensi dan efektivitas SODIS dalam hal ini adalah
kontaminasi faecal (tinja) dalam air minum dan telah diakui secara universal (WHO,
2010; McGuigan, 2013). Air yang memenuhi syarat sebagai air minum tidak boleh
wadah (botol kaca bening, botol kaca berwarna hijau, botol kaca berwarna cokelat)
dan lama penjemuran dalam pengolahan air dengan teknologi Solar Water
Desinfection (SODIS) terhadap kualitas mikrobiologis air minum di Desa Sei Rejo
wadah dan lama penjemuran air baku air minum pada teknologi SODIS sehingga
dapat dihasilkan air minum yang memenuhi syarat mikrobiologis air minum.
1.2. Permasalahan
masyarakat Desa Sei Rejo Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai
sebagai salah satu cara pengelolaan air minum rumah tangga yang aman. Namun
berdasarkan survei awal yang telah dilakukan oleh peneliti diketahui ternyata aplikasi
SODIS di Desa Sei Rejo ini tidak bersifat langgeng. Banyak masyarakat yang
akhirnya lebih memilih untuk kembali ke kebiasaan lama mereka dalam pengolahan
air minum rumah tangga, yaitu merebus air sumur, membeli air minum isi ulang, atau
bahkan memasukkan air sumur hasil penjernihan dengan saringan pasir langsung ke
Hal ini terjadi karena masyarakat khawatir air yang dihasilkan dari teknologi
SODIS ini belum benar-benar bebas dari kuman dan bakteri yang berbahaya bagi
kesehatan. Menurut pandangan masyarakat, kuman atau bakteri dalam air hanya
dapat mati ketika air dimasak sampai mendidih pada suhu 100oC dan proses
pengolahan air minum seperti itu tidak dapat dilakukan dengan menggunakan wadah
botol plastik karena wadah botol plastik tidak tahan terhadap panas dan akan meleleh
jika suhu air di dalamnya tinggi. Sedangkan pada SODIS mereka melihat botol PET
tidak meleleh sehingga mereka beranggapan bahwa suhu di dalam wadah tidak terlalu
bagaimana pengaruh wadah (botol kaca bening, botol kaca berwarna hijau dan botol
kaca berwarna cokelat) pada beberapa waktu penjemuran dalam pengolahan air
dengan teknologi SODIS terhadap kualitas mikrobiologis air minum di Desa Sei Rejo
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh wadah (botol kaca bening, botol kaca berwarna hijau, botol
kaca berwarna cokelat) dan lama penjemuran dalam pengolahan air dengan teknologi
1.4. Hipotesis
air dengan teknologi Solar Water Disinfection (SODIS) di Desa Sei Rejo
1. Dapat berguna sebagai bahan masukan bagi masyarakat untuk memilih wadah
dan lama penjemuran yang paling efektif dalam pengolahan air dengan
2. Sebagai bahan informasi bagi penelitian atau studi sejenis dan studi lebih lanjut
tentang teknologi Solar Water Disinfection (SODIS) dan pengolahan air minum.