MAKALAH
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia dengan dosen
Oleh:
Desyana Lilita
30140116030
2016
Kata Pengantar
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
pertolongan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Bahasa Indonesia yang
berjudul Bahaya penyakit Malaria. Dalam penulisan makalah ini tidak lupa penulis
mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah pengantar Bahasa Indonesia
Ibu Neulis Rachmawati S.Pd, M.Pd.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Untuk itu,
penulis mengharapkan adanya kritikan dan saran yang membangun guna kesempurnaan makalah
ini. Selanjutnya penulis berharap dapat menambah wawasan teman-teman dengan adanya materi
Ini, akhir kata penulis ucapkan terima kasih.
Desyana Lilita
DAFTAR ISI
Kata Pengantar... i
Daftar Isi........ ii
BAB I PENDAHULUAN.. 1
BAB II PEMBAHASAN 3
3.1 Kesimpulan... 6
3.2 Saran..... 6
DAFTAR PUSTAKA..... 7
BAB I
PENDAHULUAN
Malaria merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh protozoa obligat intraseluler
dari genus plasmodium (Vannaphan,2009).
Dalamhttps://www.infopenyakit.com/2008/04/penyakit-malaria.html/malaria ditularkan
oleh nyamuk Anopheles betina yang dapat menyerang semua jenis kelamin dan golongan umur,
yang bersifat akut maupun kronik, menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk
aseksual didalam darah. Menginfeksi sel darah merah sehingga menyebabkan gejala seperti
demam, menggigil, anemia, sakit kepala dan pembesaran limfa. Penyakit ini disebabkan oleh
parasite malaria yang merupakan golongan plasmodium. Parasite protozoa penyebab penyakit
malaria ini ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles betina. Protozoa parasite jenis ini
banyak sekali tersebar diwilayah tropis dan subtropics, terutama di daerah yang berhutan dan
mempunyai iklim basah, seperti di Amerika, Asia dan Afrika.
Malaria ditularkan ke manusia melalui vector nyamuk Anopheles. Dari sekitar 400
spesies nyamuk Anopheles yang ada, 67 telah ditemukan dapat menularkan malaria dan hanya
24 diantaranya ditemukan di Indonesia. Penyakit malaria ditularkan oleh nyamuk Anopheles
betina yang infektif. Sebagian besar spesies nyamuk mengigit pada sore hari menjelang malam.
Gigitan akan memuncak sekitar tengah malam atau menjelang pagi. Penularan melalui nyamuk
ini disebut sebagai penularan secara alamiah (natural infection). Penularan juga dapat terjadi
secara tidak alamiah seperti malaria bawaan (congenital), secara mekanik, maupun secara oral.
Malaria bawaan terjadi pada bayi baru dilahirkan dari ibu yang menderita malaria. Penularan
terjadi melalui tali pusat atau plasenta. Secara mekanik, malaria dapat menular lansung melalui
transfusi darah atau jarum suntik yang tercemar darah. (Faisalado Candra Widyanto.2013:105)
2. Biologi
Pencegahan secara biologi dilakukan dengan menggunakan makhluk hidup yang bersifat
parasitic terhadap nyamuk,atau penggunaan hewan predator (pemangsa). Pencegahan
dilakukan secara alami sehingga tidak mengganggu keseimbangan ekologi. Cara lain
adalah dengan memelihara hewan ternak diluar rumah karena jenis nyamuk Anopheles
Aconitus juga menyukai darah ternak. Sehingga diharapkan nyamuk akan mendapatkan
darah dari hewan ternak bukan dari manusia.
3. Kimiawi
Pencegahan secara kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan insektida dengan
larvasidasi. Selain itu juga dapat dilakukan dengan kemoprofilaksis atau obat kimia.
Kemoprofilaksis bertujuan mengurangi resiko infeksi parasite dan menurunkan gejala
klinis yang timbul ketika infeksi malaria masih terjadi. Obat pilihan untuk
kemoprofilaksis adalah doksisiklin yang diberikan setiap hari dengan dosis 2mg/kgBB
selama tidak lebih dari 4 sampai 6 minggu. Obat lain yang digunakan adalah klorokuin,
meflokuin, kombinasi atovaquone-proguanil, dan primakuin. Dosis kumulatif maksimal
untuk pencegahan dengan klorokuin pada orang dewasa adalah 100 gram basa. Sebagian
besar kemoprofilaksis dapat memberikan perlindungan sebesar 75-95% jika digunakan
dengan benar.
Pengobatan malaria dilakukan kepada seseorang yang telah menunjukkan hasil positif
adanya parasite dalam darah melalui pemeriksaan darah tepi. Obat yang diberikan adalah obat
anti malaria (OAM) yaitu Artemisinin Combination Therapy (ACT). Pengobatan diberikan
selama 3 hari kemudian diikuti perkembangan penyakitnya melalui pemeriksaan mikroskopik.
Pengobatan untuk penderita malaria berat atau malaria dengan komplikasi adalah OAM berupa
Arthemeter Injeksi atau Arthesunate Injeksi sampai penderita dapat minum obat ACT
tablet.(Faisalado Candra Widyanto.2013:110)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penyakit malaria merupakan penyakit infeksi parasite yang bersifat akut maupun
kronik dan menyerang eritrosit. Disebabkan oleh parasit malaria yang merupakan
golongan plasmodium. Gejala klinis dengan gejala utama demam menggigil secara
berkala dan sakit kepala kadang-kadang dengan gejala klinis lain seperti badan terasa
lemas, nafsu makan menurun, berkeringat dan pucat karena kekurangan darah. Untuk
menghindari diri dari gigitan nyamuk yaitu dengan cara tidur menggunakan kelambu,
kulit dibaluri obat anti nyamuk, memelihara ikan pemakan jentik nyamuk,dll.
Cara pengobatan juga dapat dilakukan dengan cara pemberian obat anti malaria
(dengan resep dokter), dan memberikan obat tambahan seperti analgetik serta antipiretik.
3.2 Saran
Diharapkan pemerintah agar lebih memperhatikan dan melakukan
penanggulangan terhadap penyakit ini. Seperti melakukan penyuluhan secara intensif
guna memberikan pemahaman kepada masyrakat tentang cara mencegah dan
menanggulangi malaria yaitu dengan memasang kassa nyamuk pada ventilasi rumah,
menggunakan kelambu dan menggunakan obat anti nyamuk tidur. Melakukan kegiatan
surveilens malaria secara menyeluruh, baik pemantauan parasite dan spesies vector serta
kepadatan vector malaria.
DAFTAR PUSTAKA
Candra, Faisalado Widyanto dan Cecep Triwibowo. 2013. Trend Disease. Jakarta: Trans
Info Media
http://www.infopenyakit.com/2008/04/penyakit-malaria.html(07maret2013)