Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH PENGINDERAAN JAUH


REKTIFIKASI IMAGE TO MAP MENGGUNAKAN ER MAPPER

Oleh :

Berlian Puji Rahma H. 16/396624/SV/10837

TEKNIK GEODESI DAN GEOMATIKA

DEPARTEMEN TEKNOLOGI KEBUMIAN SEKOLAH VOKASI

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2017

i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 1
1.1 LATAR BELAKANG ..................................................................................................................... 1
1.2 TUJUAN .......................................................................................................................................... 1
1.3 BAHAN ........................................................................................................................................... 1
BAB II DASAR TEORI.............................................................................................................................. 2
2.1 ER MAPPER ................................................................................................................................... 2
2.2 PENGOLAHAN DATA DENGAN ER MAPPER ......................................................................... 2
2.3 KOREKSI GEOMETRIK (REKTIFIKASI) ................................................................................... 3
BAB III METODOLOGI ........................................................................................................................... 5
3.1 LANGKAH KERJA ........................................................................................................................ 5
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................................................. 15
4.1 HASIL ............................................................................................................................................ 15
4.2 PEMBAHASAN ............................................................................................................................ 16
BAB V PENUTUP..................................................................................................................................... 18
5.1 KESIMPULAN .............................................................................................................................. 18
5.2 SARAN .......................................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 19

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rektifikasi adalah suatu proses melakukan transformasi data dari satu sistem grid
menggunakan suatu transformasi geometrik. Oleh karena posisi piksel pada citra output
tidak sama dengan posisi piksel input (aslinya) maka piksel-piksel yang digunakan untuk
mengisi citra yang baru harus diresampling kembali. Resampling adalah suatu proses
melakukan ekstrapolasi nilai data untuk piksel-piksel pada sistem grid yang baru dari nilai
piksel citra aslinya. Rektifikasi juga dapat diartikan sebagai pemberian koordinat pada citra
berdasarkan koordinat yang ada pada suatu peta yang mencakup area yang sama. Bisa
dilakukan dengan input GCP atau rectification image to map dan diperlukan peta (dengan
sistem koordinat tertentu) atau kumpulan GCP untuk objek yang sudah diketahui pada
citra.

1.2 Tujuan
Mahasiswa mempelajari dan mampu melakukan rektifikasi citra menggunakan metode
image to map.

1.3 Bahan
Adapun bahan dan alat yang digunakan dalam praktek ini adalah sebagai berikut:
1. Citra belum terektifikasi (pada praktek ini format citra yang disediakan adalah format
*.jpg).
2. Data koordinat GCP.
3. Lokasi titik GCP.
4. Komputer/ laptop.
5. Software Er Mapper.

1
BAB II
DASAR TEORI

2.1 ERMapper
ER Mapper merupakan perangkat lunak pengolah citra -termasuk citra satelit
penginderaan jauh- (geographic image processing products), ER Mapper dapat dijalankan
pada workstation dengan sistem operasi UNIX dan komputer PC dengan sistem operasi
Windows 9x atau NT. ER Mapper dapat dengan mudah menampilkan dan mengolah data
raster, menampilkan dan mengedit data vector dan menghubungkan dengan yang berbasais
sistem informasi geografis (SIG), sistem manajemen basis data (database management)
atau dengan sumber lainnya. Konsep pengolahan data pada ER Mapper adalah algoritma,
yang memisahkan data citra dari tahapan-tahapan pengolahan citra (image processing).
Tahapan-tahap pengolahan citra dapat disimpan dan diedit di dalam suatu file algoritma
yang dapat digunakan untuk tahapan pengolahan data citra lainnya.
ER Mapper didisain khusus untuk pengolahan data kebumian, meliputi bidang
kebumian (geografi, geologi, geodesi, geofisika), bidang industri, kehutanan dan
lingkungan. Aplikasi-aplikasi ER Mapper tersebut dapat disebutkan sebagai berikut :
o Pemantauan lingkungan
o Manajemen dan perencanaan kota dan daerah
o Manajemen sumberdaya hutan
o Layanan informasi dan manajemen pemanfaatan lahan
o Sumberdaya eksplorasi mineral
o Pertanian dan perkebunan
o Manajemen sumberdaya air
o Manajemen sumberdaya pantai dan laut
o Oseanografi fisik
o Eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi.

2
2.2 Pengolahan Data dengan ER Mapper
Pengolahan data citra merupakan suatu cara memanipulasi data citra atau
mengolah suatu data citra menjadi suatu keluaran (output) yang sesuai dengan yang kita
harapkan. Adapun cara pengolahan data citra itu sendiri melalui beberapa tahapan,
sampai menjadi suatu keluaran yang diharapkan. Tujuan dari pengolahan citra adalah
mempertajam data geografis dalam bentuk digital menjadi suatu tampilan yang lebih
berarti bagi pengguna, dapat memberikan informasi kuantitatif suatu obyek, serta dapat
memecahkan masalah.
Data digital disimpan dalam betuk barisan kotak kecil dua dimensi yang disebut
pixels (picture elements). Masing-masing pixel mewakili suatu wilayah yang ada
dipermukaan bumi. Struktur ini kadang juga disebut raster, sehingga data citra sering
disebut juga data raster. Data raster tersusun oleh baris dan kolom dan setiap pixel pada
data raster memiliki nilai digital. Data yang didapat dari satelit umumnya terdiri beberapa
bands (layers) yang mencakup wilayah yang sama. Masing-masing bands mencatat
pantulan obyek dari permukaan bumi pada panjang gelombang yang berbeda. Data ini
disebut juga multispectral data. Di dalam pengolahan citra, juga dilakukan penggabungan
kombinasi antara beberapa band untuk mengekstraksi informasi dari obyek-obyek yang
spesifik seperti indeks vegetasi, parameter kualitas air, terumbu karang dan lain-lain..

2.3 Koreksi Geometrik (Rektifikasi)


Geometrik merupakan posisi geografis yang berhubungan dengan distribusi
keruangan (spatial distribution). Geometrik memuat informasi data yang mengacu bumi
(geo-referenced data), baik posisi (system koordinat lintang dan bujur) maupun informasi
yang terkandung di dalamnya. Menurut Mather (1987), koreksi geometrik adalah
transformasi citra hasil penginderaan jauh sehingga citra tersebut mempunyai sifat-sifat
peta dalam bentuk, skala dan proyeksi. Transforamasi geometrik yang paling mendasar
adalah penempatan kembali posisi pixel sedemikian rupa, sehingga pada citra digital yang
tertransformasi dapat dilihat gambaran objek dipermukaan bumi yang terekam sensor.
Pengubahan bentuk kerangka liputan dari bujur sangkar menjadi jajaran genjang
merupakan hasil transformasi ini. Tahap ini diterapkan pada citra digital mentah
(langsung hasil perekaman satelit), dan merupakan koreksi kesalahan geometric
sistematik.
Sebuah ground control point (GCP) adalah sebuah titik di permukaan bumi
dimana antara koordinat citra (diukur dalam baris dan kolom) dan proyeksi peta (diukur
dalam derajat latitude longitude, meter atau feet) dapat diidentifikasi. Pada koreksi
geometrik, GCP digunakan untuk transformasi geometri citra sehingga masing-masing
pixel terkait dengan sebuah posisi di sistem koordinat bumi sebenarnya (seperti
latitude/longitude atau easting/northing). Proses ini kadang disebut dengan "warping"
atau rubhersheeting" karena data citra direntangkan atau dirapatkan sesuai keperluan
untuk menyesuaikan dengan grid peta bumi atau system koordinat. Koreksi geometrik

3
yang biasa dilakukan adalah koreksi geometrik sistematik dan koreksi geometric presisi.
Masing-masing sebagai berikut:
Koreksi geometrik sistematik melakukan koreksi geomertri dengan menggunakan
informasi karakteristik sensor yaitu orientasi internal (internal orientation) berisi
informasi panjang focus system optiknya dan koordinat titik utama (primary point)
dalam bidang citra (image space) sedangkan distorsi lensa dan difraksi atmosfer
dianggap kecil pada sensor inderaja satelit, serta orientasi eksternal (external
orientation) berisi koordinat titik utama pada bidang bumi (ground space) serta tiga
sudut relative antara bidang citra dan bidang bumi.
Koreksi geometrik presisi pada dasarnya adalah meningkatkan ketelitian geometric
dengan menggunakan titik kendali / control tanah (Ground Control Point biasa
disingkat GCP). GCP dimaksud adalah titik yang diketahui koordinatnya secara tepat
dan dapat terlihat pada citra inderaja satelit seperti perempatan jalan dan lain-lain.

4
BAB III
METODOLOGI

3.1 Langkah Kerja


1. Buka software software ER Mapper sehingga akan terbuka seperti gambar dibawah ini.

2. Buka file yang akan dilakukan rektifikasi kemudian klik Ok

3. Kemudian untuk memulai proses klik menu Process Geocoding Wizard

5
4. Kemudian pilih file yang akan di pilih lalu pada Geocoding Type pilih polynomial

5. Kemudian lanjut ke langkah kedua pada Polynomial Order Pilih Linier.

6
6. Kemudian mengatur referensi koordinat citra pada langkah 3 yaitu GCP Setup. Klik
Change pada Ouput Coordinate Space untuk mengatur koordinat yang masih
berbentuk RAW (koordinat masih belum diset). Untuk lebih jelasnya, lihat gambar di
bawah.

Datum WGS84
Projectionn utm SUTM49
Coord system type Eastings/Northings

7. Kemudian input nilai GCP yang dilakukan pada langkah ke 4 yaitu GCP edit.
Sehingga akan muncul jendela seperti gambar dibawah ini:

7
8. Kemudian masukkan nilai X dan Y sesuai gambar dibawah ini pada bagian Easting
dan Northing.

Jika telah dimasukkan maka hasilnya seperti gambar dibawah ini:

9. Kemudian klik kembali pada Name 1 lalu pilih letak titik sesuai dengan gambar
dibawah ini.

8
Sehingga satu persatu akan tertampilkan seperti ini.

10. Jika telah selesai mengindentifikasi semua titik GCP. Maka nilai RMS GCP akan.
ditampilkan. Pastikan RMS Anda kurang dari 1. Jika nilai RMS > 1, maka lakukan
identifikasi titik kembali.

9
11. Simpan GCP yang telah Anda plot pada citra dengan cara klik menu Save pada GCP

Edit.

12. Jika telah selesai langkah 4 selanjutnya lakukan langkah ke 5 yaitu klik Rectify, isikan
Output info dengan memilih penyimpanan/output dan masukkan nama file baru.

10
13. Mulai lakukan proses rektifikasi pada file yang telah Anda buat dengan cara klik menu
Save File and Start Rectification.

14. Simpan hasil pekerjaan Anda dalam format GeoTIFF dengan klik kanan pada citra
hasil
rektifikasi, File Save As atur format penyimpanan dalam GeoTIFF OK.

11
15. Buka software Globbal Mapper dengan cara klik Open Your Own Data Files.

16. Melakukan eksport data dengan cara klik File Export Raster

12
17. Pada jendela Select Export Format pilih KML/KMZ

18. Pada jendela KML/KMZ Export Option atur seperti gambar dibawah ini kemudian klik
OK. Kemudian file KML akan tersimpan.

19. Kemudian buka file KML pada Google Earth.

13
20. Bukalah Google Earth dan input citra terektifikasi yang telah Anda simpan
dalam format kml, FileOpen. Kemudian hasilnya seperti gambar dibawah ini.

14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
a. Hasil Nilai GCP

Nilai GCP yang diperoleh kurang dari 1. Sehingga titik GCP memenuhi
toleransi rektifikasi citra.

b. Hasil Rektifikasi

15
c. Hasil pada Google Earth Pro

Jika telah direktifikasi maka hasil pada Google Earth akan menyatu dengan
peta yang ada di Google Earth. Terlihat seperti gambar diatas.

4.2 Pembahasan
Pertanyaan :
1. Apa perbedaan data mentah sebelum terektifikasi dan data citra yang telah terektifikasi?
Mengapa perlu dilakukan proses rektifikasi citra?
2. Manakah hasil yang lebih baik antara rektifikasi citra image to image dengan rektifikasi
image to map?
3. Uraikan komponen apa saja yang diperlukan baik untuk melakukan rektifikasi image to
image maupun rektifikasi image to map.
4. Kesulitan apa yang Anda dapatkan ketika Anda melakukan baik rektifikasi image to
image maupun rektifikasi image to map.
Jawaban :
1. Data mentah sebelum direktifikasi masih memiliki kesalahan geometri yang
dikarenakn karena faktor Internal dan Eksternal, wahana yang digunakan untuk
proses perekaman seperti kesalahan konfigurasi sensornya dimana mengakibatkan
pembelokan arah penyinaran yang menyebabkan adanya distorsi panoramic (look
angle) juga merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya kesalahan
geometrisSelain itu koordinat yang digunakan masih koordinat foto. Sedangkan data

16
citra yang telah terrektifikasi adalah citra yang telah dihilangkan kesalahan
geometriknya melalui proses rektifikasi menggunakan aplikasi seperti ER Mapper

2. Kesalahan geometri dapat terjadi pada saat proses pengambilan data, baik yang
disebabkan oleh kelengkungan permukaan bumi dan pergerakan satelit, maupun
kesalahan instrumen serta ketidakstabilan wahana. Apabila tidak dilakukan koreksi
geometri maka tidak dapat dilakukan pengukuran panjang, keliling, dsb. Selain itu
tujuan dari koreksi geometri adalah untuk memperbaiki distorsi geometrik dengan
meletakkan elemen citra pada posisi planimetric (x dan y) yang seharusnya

3. Rektifikasi image to map lebih baik daripada image to image karena peta yang
digunakan untuk merektifikasi citra telah diketahui koordinatnya secara pasti
sedangkan pada image to image, citra yang digunakan untuk merektifikasi citra bisa
jadi masih mempunyai distorsi atau kesalahan yang nantinya juga akan berpengaruh
pada hasil rektifikasi.

4. Komponen yang digunakan untuk rektifikasi image to image dan image to map
adalah
a. Image to image
Citra yang belum terektifikasi
Citra yang telah terektifikasi
b. Image to Map
Citra yang belum terektifikasi
Lokasi titik kontrol
Data titik GCP

5. -Ketika identifikasi titik GCP pada saat rektifikasi image to map mengalami
kesulitan dalam menepatkan pada objek karena pada petunjuk lokasi titik GCP
kurang jelas.
-Komputer pada laboratorium komputasi tidak terdapat aplikasi Google Earth
sehingga menghambat praktikum.

17
BAB IV
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari praktikum minggu 7 yang kami lakukan didapatkan kesimpulan yaitu:
1. Nilai GCP yang diperoleh kurang dari 1
2. Kesalahan geometri akan berkurang jika telah dilakukan rektifikasi.
3. Hasil rektifikasi akan menyatu pada Google Earth jika identifikasi titik GCP benar.
4. Rektifikasi Image to Map lebih baik daripada Image to Image.

5.2 Saran
1. Perhatikan letak titik GCP yang telah terkoreksi pada peta. Sehingga akan mengurangi
kesalahan dalam identifikasi titik GCP dan hasil RMS akan lebih baik.

18
DAFTAR PUSTAKA

Ridwana, Riki. 2012. Koreksi Geometrik. Dalam www.blogspot.com diakses pada tanggal
3 Oktober 2017
___. 2012. ERMapper. Dalam www.oocities.org diakses pada tanggal 3Oktober 2017

19

Anda mungkin juga menyukai