Anda di halaman 1dari 24

Buku Saku PPI RSIA Sitti Khadijah 1

1. PPIRS Singkatan dari ?


Jawab :
Pencegahan dan Pengendalian infeksi Rumah Sakit
2. IPCN, IPCLN,IPCD dan IPCO singkatan dari ?
Jawab
IPCN : infection Preventif Control Nurse
IPCLN : Infection Preventif Control Link Nurse
IPCD : Infection Preventif Control Dokter
IPCO : Infection Preventif Control Officer
3. Kebersihan Tangan adalah
Jawab : proses mekanik untuk membersihkan kotoran
dan kuman pada tangan petugas dengan menggunakan
sabun/antiseptik dibawah air mengalir (handwash)
atau dengan antiseptik berbasis alcohol (Hand Rub)
4. Sebutkan perbedaan cuci tangan dengan menggunakan
Handwash dan cuci tangan menggunakan Handrub ?
Jawab :
Handwash
a. Efektif jika tangan kotor (contoh : setelah terkena
cairan tubuh)
b. Dapat Mengangkat kotoran
c. Membutuhkan wastafel, air mengalir, tissue, tempat
sampah
d. Tidak iritan
e. Waktu yang dibutuhkan (40-60 detik)
Hand Rub :
a. Efektif jika tangan bersih
b. Tidak Mengangkat kotoran
c. Mudah dijangkau, portable, mudah dibawa
d. Simple sederhana

1
Buku Saku PPI RSIA Sitti Khadijah 1

e. Dapat membunuh kuman lebih cepat


f. Biasanya iritan
g. Waktu yang dibutuhkan ( 20-30 detik)
5. Apakah Tujuan dari pelaksanaan Hand Hygine ?
Jawab :
1. Untuk menghilangkan kotoran dan mikroorganisme
baik bakteri transien maupun bakteri residen
2. Untuk meminimalkan risiko perpindahan
mikroorganisme dari pasien ke pasien, pasien ke
petugas, petugas ke pasien, petugas ke petugas
lainnya melalui tangan.
3. Melindungi petugas dari risiko terjadinya kolonisasi
kuman atau infeksi disebabkan organisme yang
didapat dari pasien.
6. Kapan Petugas Wajib Melaksanakan Cuci Tangan ? ( 5
Moment)
a. Sebelum Kontak dengan Pasien
b. Sebelum tindakan asepsis
c. Setelah terkena cairan tubuh pasien
d. Setelah Kontak dengan pasien
e. Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien
7. Sebutkan 6 langkah Cuci tangan :
Jawab

2
Buku Saku PPI RSIA Sitti Khadijah 1

8. Limbah Medis adalah


Jawab : Limbah yang berasal dari kegiatan yang
berhubungan dengan pasien baik yang berobat jalan (
Poliklinik, IGD ) maupun yang sedang dirawat) dan
dianggap mengandung bahan pathogen seperti Bakteri
dan virus
9. Sebutkan contoh limbah Medis (infeksius)
Jawab :
Kapas, perban, kassa, sarung tangan, masker, Selang
infus, selang kateter, kantong darah pampers, kantong
urin,
Specimen laboratorium, potongan organ tubuh,Jaringan
tubuh, darah. (SAMPAH YANG TERKONTAMINASI
OLEH CAIRAN TUBUH MANUSIA)
10. Sebutkan contoh limbah Non Medis
Jawab : Sampah rumah tangga Sampah
perkantoran/administrasi, Kertas, kardus, karton,
3
Buku Saku PPI RSIA Sitti Khadijah 1

Toples, kaleng, botol/gelas minuman Sisa-sisa


makanan, Sampah tanaman, Pembungkus obat.
(SAMPAH YANG TIDAK TERKONTAMINASI OLEH
CAIRAN TUBUH PASIEN)
11. Jelaskan Bagaimana cara pemilahan dan pewadahan
sampah diruangan ?
Jawab :
A. SAMPAH INFEKSIUS
1. Selalu memasukkan sampah infeksius segera
setelah melakukan tindakan atau kegiatan medis
2. Mengemas sampah infeksius kedalam plastik
sampah warna kuning diberi label bertuliskan
sampah medis (infeksius)
3. Mengikat plastik sampah jika 3/4 bagian telah terisi
sampah
4. Memastikan tidak ada kebocoran kemasan dan
memasukkannya kedalam bak sampah infeksius
5. Hendaknya tidak memasukkan kaleng aerosol
maupun sampah logam berat kedalam plastik
sampah infeksius yang akan dimusnahkan
B. SAMPAH PATOLOGI
1. Memasukkan sampah patologi dam anatomi segera
setelah melakukan tindakan/kegiatan medis
2. Mengemas sampah patologi dan anatomi kedalam
plastik sampah warna kuning diberi label sampah
medis (infeksius)
3. Memastikan tidak ada kebocoran sampah maupun
tumpahan cairan formalin
C. SAMPAH BENDA TAJAM
4
Buku Saku PPI RSIA Sitti Khadijah 1

1. Selalu memasukkan sampah benda tajam kedalam


lubang disposafe segera setelah pemakaian
2. Khusus jarum suntik harus dimasukkan kedalam
disposafe beserta spuit dan tutupnya
3. Memastikan sampah benda tajam aman didalam
disposafe
4. Menghindari penanganan yang salah, seperti :
- Menekuk dan mematahkan benda tajam
- Meletakkan benda tajam sembarang tempat
- Meminta orang lain membuang benda tajam
(harus dibuang sendiri)
- Melepas jarum suntik dari alat suntiknya
maupun menutup kembali jarum suntik habis
pakai
5. Menutup lubang disposafe dengan karton penutup
yang tersedia jika 3/4 bagian telah terisi sampah
D. SAMPAH FARMASI
1. Selalu memisahkan sampah farmasi plabottle
infuse dari infuse set segera setelah melakukan
tindakan/kegiatan medis
2. Memastikan sampah plabottle tidak terkontaminasi
dengan cairan tubuh pasien
3. Membuang sisa cairan infus kedalam westafel
4. Memisahkan bagian kepala dan tutup plabottle dari
bagian badannya
5. Mengikat plastik sampah jika 3/4 bagian telah terisi
dengan plabottle kemudian memasukkannya
kedalam bak sampah farmasi yang telah tersedia

5
Buku Saku PPI RSIA Sitti Khadijah 1

E. SAMPAH SITOTOKSIS
1. Memasukkan sampah sitotoksis setelah melakukan
tindakan/kegiatan kemoterapi kanker secara hati-
hati
2. Mengemas sampah sitotoksis kedalam plastik
sampah warna ungu bertuliskan limbah sitotoksis
3. Selalu mengikat plastik sampah setiap kali
menghasilkan sampah sitotoksis
4. Memastikan tidak ada kebococaran kemasan dan
memasukkannya kedalam bak sampah sitotoKsis
F. SAMPAH KIMIAWI
1. Membuang sampah kimia biasa seperti cairan infus
(berupa gula,asam amino,garam) kedalam westafel
2. Memasukkan sampah yang mengandung logam
berat berupa termometer Hg, tensimeter Hg, bahan-
bahan bekas gigi dan baterai Cd kedalam plastik
sampah warnah putih dan memberi keterangan
limbah B3
3. Petugas IPS memasukkan sampah kimia berbahaya
(B3) berupa oli bekas, cat bekas, baterai sel kering,
aki bekas, lampu bekas kedalam plastik warna putih
dan memberi keterangan limbah B3 untuk
selanjutnya mengumpulkan ke TPS
4. Memasukkan sampah kontainer berupa kaleng
aerosol kedalam plastik sampah warna hitam untuk
dibuang bersama sampah medis lainnya
G. SAMPAH NON INFEKSIUS

6
Buku Saku PPI RSIA Sitti Khadijah 1

Selalu memasukkan sampah Non infeksius (kain


tekstil, kaleng botol minuman, kaca ) kedalam
plastik sampah warna hitam yang telah tersedia
H. Petugas pengumpul sampah (Cleaning Service)
- Mengambil sampah medis (infeksius) dan non
medis (Non Infeksius) yang sudah diikat sesuai
jadwal pengambilan sampah
- Membawa sampah medis ke TPS medis dan
sampah non medis secara hati-hati
I. Petugas K3
Merekap dan melaporkan kegiatan penimbangan
sampah untuk dimusnahkan setiap bulan kepada
direktur
12. Bagaimana prosedur pembersihan tumpahan
darah/cairan tubuh menggunakan Spill Kit ?
Jawab :
1. Bila tumpahan itu areanya cukup luas gunakan
garis polisi kemudian pasang sebagai penanda
2. Petugas mengambil 1 set spill kit dan papan tanda
peringatan lantai basah
3. Pasang papan tanda peringatan dekat sekitar area
tumpahan darah atau cairan tubuh
4. Petugas membuka set spill kit dan memakai APD
dengan urutan gaun pelindung, masker, kacamata
dan sarung tangan.
5. Buka dan siapkan plastic kuning
7
Buku Saku PPI RSIA Sitti Khadijah 1

6. Bersihkan tumpahan darah/cairan tubuh dengan


kain atau bahan yang bisa menyerap cairan tubuh.
7. Buang kain atau bahan yang bisa menyerap cairan
tubuh kedalam plastik kuning
8. Semprotkan clorin 0,5% pada bekas tumpahan
darah atau cairan
9. Bersihkan tumpahan darah/cairan tubuh dengan
kain atau bahan yang bisa menyerap cairan tubuh.
10. Buang kain atau bahan yang bisa menyerap cairan
tubuh kedalam plastik kuning
11. Ikat plastik kuning yang berisi alat dan barang yang
sudah terkontaminasi.
12. Bereskan peralatan (kotak spill kit dan kacamata)
13. Buang plastic kuning ke sampah medis
14. Lepaskan APD dengan urutan sarung tangan,
kacamata, gaun pelindung dan masker dan buang
di sampah medis
15. Bersihkan kacamata dan kotak spill kit
16. Kembalikan kotak spill kit ditempat
penyimpanannya
17. Cuci tangan

8
Buku Saku PPI RSIA Sitti Khadijah 1

13. Bagaimanakah cara penanganan pembuangan darah


dan komponen darah sisa spesimen?
Jawab :
- Tabung darah/ tabung specimen sebelum
dimasukkan dalam safety box, sisa specimen
diberi larutan clorin 0,5% (1:1) kedalam
wadahnya lalu tutup selama 10 menit
- Buang darah pada tempat penampungan
limbah cair dan tabung dimasukkan dalam
safety box.
14. Bagaimanakah cara penatalaksanaan tertusuk jarum
dan paparan cairan tubuh?
Jawab :
1. Pertolongan Pertama
a. Jangan panik.
b. Penatalaksanaan lokasi terpapar :
1) Segera cuci bagian yang terpapar dengan
sabun antiseptik dan air mengalir
2) Bilas dengan air bila terpapar pada
daerah membran mukosa
3) Bilas dengan air atau cairan NaCl bila
terpapar pada daerah mata
2. Penanganan Lanjutan :
Segera ke Instalasi Gawat Darurat (IGD)
untuk penatalaksanaan selanjutnya
3. Laporan dan Pendokumentasian:
9
Buku Saku PPI RSIA Sitti Khadijah 1

a. Laporan meliputi: Hari, tanggal, jam, dimana,


bagaimana kejadian, bagian mana yang
terkena, penyebab, jenis sumber (darah,
urine, faeces) dan jumlah sumber yang
mencemari (banyak/sedikit)
b. Tentukan status pasien sebagai sumber
jarum dan benda tajam (pasien dengan
riwayat sakit apa )
c. Tentukan status petugas yang terpapar :
Apakah menderita hepatitis B, apakah
pernah mendapatkan imunisasi Hepatitis B,
apakah sedang hamil/menyusui
d. Jika tidak diketahui sumber paparannya.
Petugas yang terpapar diperiksa status HIV,
HBV, HCV
e. Bila status pasien bebas HIV, HBV, HCV dan
bukan dalam masa inkubasi tidak perlu
tindakan khusus untuk petugas, tetapi bila
diragukan dapat dilakukan konseling
f. Pemberian Propilaksis Pasca Pajanan :
1) Pasca Pajanan HIV :
- Apabila Status pasien HIV harus
diberikan Prolaksis Pasca Pajanan
berupa obat ARV 4 jam setelah
paparan , maksimal 48 -72 jam
diberikan selama 28 hari
- Tes HIV diulang setelah 6 minggu, 3
bulan, dan 6 bulan.
2) Pasca Pajanan Hepatitis B
a) Jika pernah vaksinasi periksa anti HBs
(1) Anti HBs (+), titer 10, lakukan
Booster

10
Buku Saku PPI RSIA Sitti Khadijah 1

(2) Anti HBs (+), Titer 10, lakukan


observasi
b) Jika belum pernah vaksinasi maka :
(1) Segera vaksinasi sesuai standar
(2) Cek HBsAg bulan ke 1, bulan ke 3,
bulan ke 6
(3) Jika HbsAg (+), rujuk ke
Gastrohepatologi Penyakit Dalam untuk
penanganan lebih lanjut
(4) Evaluasi pencemaran berdasarkan
mode, rute, beratnya yang terpapar :
a. Cairan resiko tinggi yang perlu
diwaspadai dan dapat menimbulkan
pencemaran adalah darah, cairan
sperma, sekret vagina, cairan
cerebro spinal
b. Cairan tubuh yang tidak
menimbulkan pencemaran : urine,
sputum non purulen, ingus, air mata
keringat, faeses
c. Evaluasi yang terpapar pasien
terinfeksi hepatitis B dan HIV, yang
perlu di follow up, dengan indikasi :
1) Tertusuk jarum
2) Terpapar cairan tubuh pada
mukosa
3) Terpapar pada kulit yang tidak
utuh/bekas luka
4) Tepapar serangga yang bekas
menggigit pasien dengan kasus
HIV,hepatitis B

11
Buku Saku PPI RSIA Sitti Khadijah 1

4. Laporan kejadian di lakukan oleh unit kerja


tempat terjadinya kecelakaan kepada K3RS dan
Komite PPIRS
15. Sebutkan urutan penggunaan APD Rutin :
Jawab :
1. Cuci Tangan
2. Sepatu Boot
3. Gaun /apron
4. Masker/ pelindung wajah
5. Sarung tangan
16. Sebutkan urutan melepaskan APD Rutin
Jawab :
1. Sarung tangan
2. Masker/pelindung wajah
3. Gaun/apron
4. Sepatu boot
5. Cuci tangan
17. Sebutkan Indikasi penggunaan sarung tangan steril, dan
non steril ?
Jawab :
- Indikasi Sarung tangan steril :
Prosedur pembedahan, radiologi invasiv, akses
vaskuler, persiapan nutrisi parenteral, pemberian
khemoterapi, pemeriksaan vagina
- Indikasi Sarung tangan Non Steril
a. Potensial menyentuh darah, cairan tubuh,
sekresi, ekskresi,
b. KONTAK LANGSUNG: darah, membran
mukosa, kulit tidak utuh, potensial terkena agen
12
Buku Saku PPI RSIA Sitti Khadijah 1

infeksi atau kuman berbahaya, situasi gawat


darurat, memasang dan membuka infus,,
suctioning terbuka, perawatan ETT, Injeksi
intravena
c. KONTAK TIDAK LANGSUNG: kumbah
lambung, pencucian alat, membersihkan
tumpahan cairan tubuh
- Bukan Indikasi penggunaan sarung tangan
a. Tidak ada potensi menyentuh darah, cairan
tubuh, sekresi, ekskresi
b. Pemeriksaan tanda-tanda vital, injeksi
subkutan dan intramuskular,
c. Memandikan pasien, tranfer pasien,
memperbaiki patensi kateter intravaskular,
Menggunakan telepon,
d. menulis pada status pasien, pemberian obat
oral, memasang dan membuka linen pasien,
memasang kanula,
e. merapikan meja atau peralatan pasien

18. Bagaimana cara menggunakan dan melepaskan


GAUN?
Jawab :
Cara Menggunakan :
1. Pilih ukuran yang sesuai
2. Buka pada bagian belakang gaun
3. Masukkan lengan dengan mengibaskan bersama
4. Gaun diikat pada bagian belakang gaun

13
Buku Saku PPI RSIA Sitti Khadijah 1

5. Jika gaung terlalu kecil gunakan 2 gaun; 1 dari


depan, 1 dari belakang
Cara Melepaskan :

19. Bagaimana cara menggunakan dan melepaskan


Masker?
Jawab:
Cara Menggunakan
1. Tempatkan diatas hidung, mulut sampai menutupi
dagu
2. Sesuaikan flexible pada hidung
3. Ikat masker dengan simpul hidup pada bagian
belakang kepala
4. Lakukan test dengan menghembuskan nafas
Cara Melepaskan

14
Buku Saku PPI RSIA Sitti Khadijah 1

20. Bagaimana cara menggunakan dan melepas Sarung


Tangan?
Jawab:
Cara Menggunakan
1. Pilih ukuran yang sesuai
2. Pasang sarung tangan dengan memegang sisi
bagian dalam (sisi yang terlipat keluar)
3. Selanjutnya tangan sebaliknya dengan cara tangan
menjumput dari sisi luar pada bagian yang terlipat
Cara Melepaskan

21. Sebutkan Cara Etika Batuk ?


Jawab :
1. Tutup hidung dan mulut anda dengan
menggunakan tissue / sapu tangan atau lengan
dalam baju
2. Segera buang tissue yang sudah di pakai ke dalam
tempat sampah
3. Cuci tangan dengan menggunakan air bersih dan
sabun atau pencuci tangan berbasis alkohol sesuai
prosedur
4. Gunakan selalu masker bedah bila anda sedang
batuk.
5. Tindakan penting ini harus selalu di lakukan untuk
mengendalikan sumber infeksi potensial
15
Buku Saku PPI RSIA Sitti Khadijah 1

22. Sebutkan prosedur Triase Pasien Batuk ?


Jawab :
TRIAGE
1. Petugas triage (Security, petugas pendaftaran,
petugas Informasi Pasien dan perawat IGD)
menganamnesis terhadap pendaftar yang batuk
dengan pertanyaan sebagai berikut :
a. Apakah sedang batuk ?
b. Sudah berapa lama ? (>2 minggu)
c. Berdahak ?
d. Ada Demam atau tidak ?
e. Berkeringat tidak saat malam hari ?
2. Petugas triage memberikan edukasi tentang
penularan penyakit airbone dan pentingnya memakai
masker terhadap pasien batuk
3. Petugas triage mengantar ke pendaftran
PENDAFTARAN
1. Beri cap TemPO warna BIRU = untuk BATUK yang
mengarah ke TB
2. Beri Cap TemPO warna Merah = untuk batuk yang
kelolosan tidak diketahui diawal pendaftaran mengarah
ke TB
3. Beri Cap BATUK = untuk Batuk yang tidak mengarah
ke TB
23. Bagaimana Cara Pengangkutan Linen Kotor ?
Jawab :
1) Pekarya membawa linen kotor infeksius dan non
infeksius dari ruangan menggunakan APD yang
sesuai (menggunakan masker, handcoen, dan
apron).
2) Semua linen yang sudah di gunakan dimasukkan
ke dalam wadah yang tertutup..

16
Buku Saku PPI RSIA Sitti Khadijah 1

3) Saat diangkut wadah dalam keadaan tertutup.


wadah telah dilabeling menurut jenisnya (linen
kotor infeksius dan non infeksius).
4) Linen harus dibawa dengan hati-hati untuk
mencegah kontaminasi permukaan lingkungan
atau orang-orang disekitarnya.
5) Pengangkutan linen kotor keluar dari ruang rawat
menggunakan alur linen kotor yang telah
ditentukan.
6) Serah terima linen kotor dengan mencatat dalam
buku.
24. Bagaimana Cara Pencegahan Infeksi Daerah Operasi ?
Jawab :
Kala sebelum masuk rumah sakit:
1. Semua pemeriksaan dan pengobatan untuk
persiapan operasi hendaknya dilakukan sebelum
rawat inap agar waktu prabedah menjadi pendek (<
1 hari) (kategori I)
2. Perbaikan keadaan yang meningkatkan
kemungkinan terjadinya IDO antara lain Diabetes
melitus, malnutrisi, obesitas, infeksi, pemakaian
kortikosteroid. (kategori I)
Kala pra operasi:
1) Perawatan pra operasi satu hari untuk operasi elektif.
Apabila keadaan memperbesar terjadinya IDO tidak
dapat dilakukan diluar RS (misalnya: malnutnisi berat

17
Buku Saku PPI RSIA Sitti Khadijah 1

yang memerlukan oral atau nutrisi parenteral ) maka


pasien dapat dirawat lebih awal. (kategori II)
2) Mandi dengan antiseptic sebelum operasi (kategori I
3) Pencukuran rambut daerah operasi dilakukan hanya
bilamana perlu. (kategori I)
4) Daerah operasi harus dicuci dengan pemakaian
antiseptic kulit dengan teknik dianjurkan kiorhexidine,
larutan yodium atau iodofor. (kategori I)
5) Di kamar operasi pasien ditutup duk steril sehingga
hanya daerah operasi yang terbuka. (kategori I)
6) Antibiotik profilaksis diberikan secara sistemik harus
Kala intra operasi :
Persiapkan tim bedah yang sebelumnya harus melakukan
hand hygiene (mencuci tangan bedah) sesuai prosedur,
persiapan pengguanaan APD, teknik operasi, lama operasi
serta pengendalian lingkungan kamar operasi (kategori I)
Kala perawatan paska operasi :
1) Petugas harus mencuci tangan sesuai standar
sebelum dan sesudah merawat luka. Petugas tidak
boleh menyentuh luka secara langsung dengan
tangan kecuali setelah memakai sarung tangan
steril (kategori I)

18
Buku Saku PPI RSIA Sitti Khadijah 1

2) Kasa diganti apabila luka basah, menunjukkan


tanda-tanda infeksi. (kategori I)
3) Jika cairan keluar dan luka, lakukan pewarnaan
gram dan biakan. (kategori I)
25. Bagaimana Cara pencegahan Infeksi Saluran Kemih ?
Jawab :
1. Lakukan pemasangan kateter urin sesuai
dengan SPO yang berlaku.
2. Perawatan kateter urin dengan system aliran
tertutup:
a. Irigasi hanya dikerjakan apabila diperkirakan
ada sumbatan aliran misalnya karena bekuan
darah pada operasi prostat atau kandung
kemih. Untuk mencegah hal ini digunakan
irigasi kontinu secara tertutup. Irigasi dengan
antibiotik sebagai tindakan rutin pencegahan
infeksi tidak dianjurkan (kategori II).
b. Gunakan semprit besar steril untuk irigasi dan
setelah irigasi selesai semprit dibuang secara
aseptik (kategori I)
c. Sambungan kateter harus didisinfeksi sebelum
dilepas (kategori II)

19
Buku Saku PPI RSIA Sitti Khadijah 1

d. Jika kateter sering tersumbat dan harus sering


diirigasi (jika kateter itu sendiri menimbulkan
sumbatan ), maka kateter harus diganti
(kategori II)
3. Pengambilan bahan pemeriksaan urin
a. Bahan pemeriksaan urin segara dalam jumlah
kecil dapat diambil dalam bagian distal kateter,
atau Iebih baik dari tempat pengambilan bahan
yang tersedia dan sebelum urin diaspirasi
dengan jarum yang steril tempat pengambilan
bahan harus didisinfeksi (kategori I).
b. Bila diperlukan bahan dalam jumlah besar maka
urin harus diambil dari kantong penampung
secara aseptic (kategori I).
4. Kelancaran aliran urin.
a. Aliran urin harus lancar sampai ke kantong
penampung.
b. Penghentian aliran secara sementara hanya
dengan maksud mengumpulkan bahan
pemeriksaan untuk
b. pemeriksaan yang direncanakan (ktegori II)
c. Untuk menjaga kelancaran aliran perhatikan:

20
Buku Saku PPI RSIA Sitti Khadijah 1

Pipa jangan tertekuk.


Kantong penampung harus dikosongkan
secara teratur ke wadah penampung urin
yang terpisah bagi tiap-tiap pasien. Saluran
urin da kantong penampung tidak boleh
menyentuh wadah penampung.
Kateten yang kurang lancar/tersumbat harus
diirigasi bila perlu diganti dengan yang baru.
5. Kantong penampung harus selalu terletak lebih
mudah dan kandung kemih (kategori I).
6. Perawatan meatus, Dianjurkan membersihkan
dan perawatan meatus (selama kateter
dipasang) dengan lamtan povidone iodine,
walaupun tidak mencegah kejadian infeksi
saluran kemih (kategori II).
26. Bagaimana Cara Pencegahan Phlebitis?
Jawab :
1. Tahap Pra interaksi
a. Baca catatan keperawatan mengenai pasien
b. Cuci Tangan
c. Persiapan alat
2. Tahap Orientasi
a. Berikan salam, panggil klien dengan namanya

21
Buku Saku PPI RSIA Sitti Khadijah 1

b. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya


tindakan klien dan keluarga
3. Tahap Kerja
a. Cuci tangan sebelum tindakan
b. Pakai sarung tangan bersih untuk
pemasangan cateter vena perifer, dan untuk
tindakan pemasanga kateter jenis lainnya
harus menggunakan sarung tangan steril.
c. Cuci tangan setelah melepas sarung tangan
d. Seleksi tempat penusukan (insersi ) dan
dipindah-pindah(rotasi)
e. Lakukan pemindahan tempat penusukan
setiap 72 jam
- Untuk orang dewasa dianjurkan:
o Vena tangan daripada lengan karena bila terjadi
masalah dapat dipindah ke lengan
o Vena lengan lebih baik darp pada vena kaki dan
paha karena pemasangan divena kaki dan paha
beresiko terjadi inflamasi /phlebitis
- Hindari daerah sendi, vena keras, vena kaki, dan vena
yang disekitar terdapat kelainan kulit seperti
pembengkakan, demam dan infeksi.
- Untuk menghindari trauma, pilih vena yang besar dan lurus
sesuai dengan ukuran jarum yang digunakan. Ukuran yang
lazin dipakai adalah ukuran 14-24 gauge, semakin besar
nomer gauge, semakin kecil jarumnya.
- Fiksasi jarum yang baik akan mencegah jarum bergerak
dan melukai dinding vena.
- Lakukan pemindahan tempat penusukan setiap 72 jam
22
Buku Saku PPI RSIA Sitti Khadijah 1

27. Apakah yang dimaksud dengan IDO, ISK-IRS dan


Phlebitis ?
Jawab :
1. Phlebitis adalah Keadaan yang terjadi disekitar
tusukan atau bekas tusukan jarum infus di Rumah
Sakit, dan timbul setelah 3x24 jam dirawat di Rumah
Sakit. Infeksi ini ditandai dengan rasa panas,
pengerasan dan kemerahan (colour, tumor dan rubor)
dengan atau tanpa nanah (pus) pada daerah bekas
tusukan jarum infuse dalam waktu 3x24 jam atau
kurang dari waktu tersebut bila infuse terpasang.
2. ISK adalah
- jenis infeksi yang terjadi pada saluran kemih murni
(uretra dan permukaan kandung kemih) atau yang
melibatkan bagian yang lebih dalam dan organ-
organ pendukung saluran kemih (ginjal, ureter,
uretra dan jaringan sekitar retroperitonial atau
rongga perinefrik).
- ISK-RS adalah infeksi saluran kemih yang pada
saat pasien masuk rumah sakit belum ada atau
tidak dalam masa inkubasi dan didapat sewaktu
dirawat atau sesudah dirawat. Infeksi saluran
kemih terkait kateterisasi (chateter associated
urinary tract infection-CAUTI) adalah kejadian ISK-
IRS yang berhubungan dengan intervensi medis
penggunaan kateter uretra
3. IDO adalah kejadian infeksi akibat tindakan
pembedahan yang dapat mengenai :
a. Superfisial (Superficial Incicional Site) : IDO yang
terjadi 30 hari setelah pembedahan, dan hanya
mengenai kulit dan jaringan sub kutan.
b. Profunda ( Deep Incicional) : IDO yang terjadi 30
hari setelah tindakan pembedahan bila tidak ada
23
Buku Saku PPI RSIA Sitti Khadijah 1

implan atau infeksi terjadi dalam satu tahun bila


ada pemasangan implan, mengenai jaringan lunak
dalam dari tempat insisi (faskia dan otot).
c. Organ/rongga : IDO yang terjadi 30 hari pasca
bedah tanpa implan atau 1 tahun pasca bedah
apabila terdapat implan, mengenai semua organ
yang dimanipulasi selama operasi kecuali jaringan
lunak superficial dan dalam

TERIMA KASIH

24

Anda mungkin juga menyukai