Anda di halaman 1dari 5

SAP 8

8.1 PSAK 1 (Penyajian Laporan Keuangan)


Pernyataan ini mengatur persyaratan penyajian laporan keuangan,
struktur laporan keuangan, dan persyaratan minimal isi laporan keuangan.
Laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi mengenai posisi
keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi
sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan
ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban
manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada
mereka.

Komponen laporan keuangan lengkap terdiri dari:

(a) Laporan posisi keuangan pada akhir periode;


Laporan posisi keuangan mencakup penyajian jumlah pos-pos berikut:
aset tetap, properti investasi, aset tidak berwujud, aset keuangan,
investasi dengan menggunakan metode ekuitas, persediaan, piutang
dagang dan piutang lainnya, serta kas dan setara kas. Kemudian pada
sisi yang berlawanan minimal mencakup utang dagang dan terutang lain
serta ekuitas
(b) Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain selama
periode;
Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif
sekurang-kurangnya mencakup penyajian jumlah pos-pos berikut dalam
satu periode, yaitu: pendapatan, biaya keuangan, bagian laba rugi dari
entitas asosiasi dan joint ventures yang dicatat dengan menggunakan
metode ekuitas, beban pajak, suatu jumlah tunggal yang mencakup total
dari: laba rugi, setiap komponen dari pendapatan komprehensif lain
yang diklasifikasikan sesuai dengan sifat (selain jumlah setelah ini),
bagian pendapatan komprehensif lain dari entitas asosiasi dan joint
ventures yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas, dan total
laba rugi komprehensif.
(c) Laporan perubahan ekuitas selama periode;

1
1. Total Laba Rugi Komprehensif satu periode
2. Untuk tiap komponen ekuitas, pengaruh penerapan retrospektif atau
penyajian kembali secara retrospektif yang diakui sesuai dengan
PSAK 25.
3. Untuk Setiap komponen ekuitas, rekonsiliasi antara jumlah tercatat
pada awal dan akhir periode, secara terpisah mengungkapkan
masing-masing perubahan yang timbul dari:
Laba Rugi;
Masing-masing pos pendapatan komprehensif lain; dan
Transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik,
yang menunjukkan secara terpisah kontribusi dari pemilik dan
distribusi kepada pemilik dan perubahan hak kepemilikan pada
entitas anak yang tidak menyebabkan hilang pengendalian.
(d) Laporan arus kas selama periode;
Laporan Arus Kas memberikan dasar bagi pengguna laporan keuangan
untuk menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara
kas dan kebutuhan entitas dalam menggunakan arus kas tersebut.
(e) Catatan atas laporan keuangan
Catatan atas laporan keuangan memberikan penjelasan naratif dari pos-
pos yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut dan informasi
mengenai pos-pos yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dalam
laporan keuangan tersebut

Karakteristik Laporan Keuangan

a. Penyajian Secara Wajar dan Kepatuhan terhadap SAK


Penyajian yang wajar mensyaratkan penyajian yang jujur dampak dari
transaksi, peristiwa lain dan kondisi sesuai definisi dan kriteria
pengakuan aset, liabilitas, penghasilan dan beban yang diatur dalam
kerangka dasar penyajian laporan keuangan.
b. Kelangsungan Usaha
Penyajian Laporan Keuangan harus disusun berdasarkan asumsi
kelangsungan usaha. Pertimbangan asumsi ini, manajemen

2
memperhatikan informasi masa depan paling sedikit namun tidak
dibatasi untuk 12 bulan dari akhir periode pelaporan.
c. Dasar Akrual
Entitas menyusun laporan keuangan atas dasar akrual, kecuali laporan
arus kas. Aset, liabilitas, ekuitas, pemdapatan diakui ketika memenuhi
kriteria pengakuan dalam kerangka dasar.
d. Materialitas dan Penggabungan
Pengelompokkan terpisah berdasarkan sifat atau fungsi. Jika nilainya
tidak material penyajian bisa digabung dengan pos lain yang sejenis
dalam laporan keuangan.
e. Saling Hapus
Entitas tidak boleh melakukan saling hapus apabila disyaratkan dalam
PSAK
f. Frekuensi Pelaporan
Entitas melaporkan laporan keuangan lengkap secara tahunan
g. Informasi Komparatif
Informasi kuantitatif digunakan secara komparatif dengan periode
sebelumnya untuk seluruh jumlah yang dilaporkan dalam laporan
periode berjalan, kecuali dinyatakan dalam PSAK/SAK
h. Konsistensi Penyajian
Penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan antara
periode dilakukan secara konsisten

8.2 IFRS 1 (First-Time Adoption of International Financial Reporting


Standards)
Dalam membuat laporan posisi keuangan IFRS pembuka, IFRS 1
menyatakan bahwa sebuah entitas diharuskan:

1. Mengakui semua aset dan liabilitas yang diakui berdasarkan IFRS.


2. Tidak mengakui item-item sebagai aset dan liabilitas jika IFRS tidak
mengizinkannya.
3. Reklasifikasi item-item yang telah diakui berdasarkan GAAP
sebelumnya sebagai satu jenis aset, liabilitas atau komponen ekuitas,

3
tetapi berbeda jenis aset, liabilitas atau komponen ekuitas berdasarkan
IFRS.
4. Menggunakan IFRS dalam mengukur semua asset dan liabilitas yang
diakui.
Dalam menyajikan laporan posisi keuangan IFRS pembuka ini, kebijakan
akuntansi yang digunakan sebuah entitas mungkin berbeda dengan yang
digunakan pada tanggal yang sama menggunakan GAAP sebelumnya. Hal ini
akan menghasilkan adjustment yang akan diakui secara langsung dalam laba
ditahan pada tanggal transisi. (karena adjustment tersebut dihasilkan dari kejadian
dan transaksi sebelum tanggal transisi IFRS).
Ada beberapa hal yang dibebaskan dalam IFRS 1 yang tidak harus
diterapkan retrospektif. Beberapa hal tersebut adalah kombinasi bisnis, imbalan
kerja, perbedaan translasi kumulatif, instrumen keuangan majemuk, penentuan
instrumen keuangan yang diakui sebelumnya, dan transaksi pembayaran berbasis
saham.
Selain dari yang dibebaskan di atas, ada juga yang dilarang oleh IFRS untuk
diterapkan retrosepktif yaitu:
1. Penghentian pengakuan aset keuangan dan kewajiban keuangan. IAS 39
diterapkan retrosepktif sejak 1 Januari 2001 (tanggal efektif). Itu artinya
bahwa aset keuangan dan kewajiban keuangan yang dihentikan
pengakuannya berdasarkan GAAP sebelumnya sebelum tanggal ini tidak
boleh diakui.
2. Akuntansi lindung nilai. Akuntansi lindung nilai hanya diterapkan sejak
tanggal transisi IFRS.
3. Estimasi. Estimasi yang dilakukan berdasarkan IFRS pada tanggal transisi
harus sama dengan estimasi berdasarakn GAAP sebelumnya, kecuali jika ada
bukti objektif bahwa estimasi tersebut adalah error.
Sebagai akibat transisi tersebut, entitas juga diharuskan mengungkapkan
dampak perubahan yang terjadi dalam laporan keuangannya. Entitas harus
menjelaskan dampak transisi dari GAAP sebelumnya ke IFRS dalam laporan
posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas dengan menyediakan rekonsiliasi
ekuitas dan laba rugi.

4
REFERENSI

Martani, 2015. Penyajian Laporan Keuangan.


https://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/2011/04/PSAK-1-Penyajian-Laporan-
Keuangan-Revisi-2013-up21012014. Diakses pada: 22 Oktober 2016.

_____.2009. Pernyataan Standar Akuntansi (PSAK) No.1 : Penyajian


Laporan Keuangan. Jakarta: IAI.
_____.2013. ED Pernyataan Standar Akuntansi (PSAK) No. 1 : Penyajian
Laporan Keuangan. Jakarta: IAI.
http://iaiglobal.or.id/v03/standar-akuntansi-keuangan/pernyataan-sak-7-psak-
1-penyajian-laporan-keuangan

Anda mungkin juga menyukai