PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dewasa ini dengan adanya prinsip pasar bebas, investasi dalam bentuk kepemilikan aset
finansial mulai diminati oleh masyarakat di Indonesia. Investasi pada saham menawarkan tingkat
pertumbuhan keuntungan yang cepat dengan risiko yang juga sebanding. Untuk memperoleh
tingkat return yang tinggi, maka investor harus berani menanggung risiko yang tinggi juga. Oleh
karena itu, pemodal harus berhati-hati dalam menentukan saham mana yang akan dipilihnya
untuk berinvestasi. Sebelum memutuskan untuk berinvestasi, hendaknya seorang investor
melakukan analisis terhadap semua saham-saham yang ada dan kemudian memilih yang
dianggap aman serta mampu menghasilkan keuntungan yang diharapkan. Salah satu cara untuk
meminimumkan risiko adalah dengan melakukan diversifikasi atau menyebar investasinya
dengan membentuk portofolio yang terdiri dari beberapa saham.
Teori dasar pemilihan portofolio pertama kali dicetuskan oleh Harry M. Marko- witz
(1952). Pemilihan portofolio membahas tentang permasalahan bagaimana meng-alokasikan
penanaman modal agar dapat membawa keuntungan terbanyak namun dengan resiko yang
terkecil. Pembentukan portofolio menyangkut identikasi saham- saham mana yang akan dipilih
dan berapa proporsi dana yang akan ditanamkan pada masing-masing saham tersebut. Pemilihan
portofolio dari banyak sekuritas dimaksudkan untuk mengurangi resiko yang ditanggung. Teori
optimisasi sangat aplikatif pada permasalahan-permasalahan yang menyangkut pengoptimalan.
Banyak metode- metode optimasi yang berkembang digunakan untuk merumuskan berbagai
masalah misalnya dalam transportasi, manufaktur, penjadwalan kru maskapai penerbangan dan
investasi.
Dalam membentuk suatu portofolio, akan timbul suatu masalah. Permasalahannya adalah
terdapat banyak sekali kemungkinan portofolio yang dapat dibentuk dari kombinasi aktiva
berisiko yang tersedia di pasar. Kombinasi ini dapat mencpai jumlah yang tidak terbatas.
Kombinasi ini juga memasukkan aktiva bebas resiko dalam pembentukan portofolio. Jika
terdapat kemungkinan portofolio yang jumlahnya tidak terbatas maka akan timbul pertanyaan
portofolio mana yng akan dipilih oleh investor. Jika investor adalah rasional, maka mereka akan
memilih portofolio yang optimal.
1
aktiva tidak berisiko dipertimbangkan, aktiva ini dapat merubah portofolio optimal yang
mungkin sudah dipilih investor.
1.3.Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui lebih luas tentang cara pemilihan portofolio
2. Untuk memenuhi tugas kuliah mata pelajaran Portofolio dan Analaisis Investasi
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
investor terhadpa berbagai pilihan invetasi dengan masing-masing risiko dan tingkat
return harapan.
Fungsi utilitas bisa digambarkan dalam bentuk grafik sebagai kurva indeferen sepert
gambar dibawah ini menunjukkan 3 kurva indeferen yang dilambangkan sebagai u1,u2
dan u3. Garis horizontal menggambarkan risiko, sedangkan garis vertikal
menggambarkan return harapan. Setiap kurva indeferen menggambarkan suatu kumpulan
portofolio dengan return harapan dan risikonya masing-masing, setiap titik-titik yang
terletak disepanjang suatu kurva indeferen menggambarkan kombinasi return diharapkan
dan risiko yang akan memberikan utilitas yang sama bagi investor . misalnya pada kurva
indeferen u1, terdapat dua titik u1a dan u1b yang masing-masing menunjukkan
kombinasi return diharapkan dan risiko tertentu. U1a mempunyai return diharapkan dan
risiko yang lebih kecil daripada titik u1b. seorang investor aakan mempunyai preferensi
yang sama terhadap setiap titik dalam suatu kurva indeferen karena titik dalam kurva
indeferen tersebut menunjukan seberapa besar tingkat risk averse seorang investor.
Kemiringan (slope) positif kurva menggambarkan bahwa ivestor selalu menginginkan
return yang lebih besar sebagai kompensasi atas risiko yang lebih tinggi yang harus
ditanggungnya.
Dalam gambar di atas terlihat bahwa semakin jauh suatu kurva indeferen dari sumbu
horizotal,semakin tinggi utilitasnya bagi seorang investor. Semakain tinggi utilias suatu
kurva indeferen berarti semikin tinggi tingkat return harapan pada setiapa tingkat risiko.
Gambar diatas trelihat bahwa kurva indeferen u3 mempunyai utilitas yang paling tiggi
dibanding 2 kurva lainnya.
4
(Risk Averse), maka pilihan investasinya akan cenderung lebh banyak pada aset yang
bebas risiko.
Aset berisiko adalah aset yang tingkat return acrualnya dimasa depan masih mengandung
ketidakpastian. Salah satu contoh aset berisiko adalah saham. Misalnya seorang investor
hari ini membeli saham pt Gudang Garam dan akan tetap memegangnya untuk jangka
waktu 1 tahun kedepan. Pada saat investor tersebut membeli saham PT Gudang Garam,
dia tidak tahu pasti berapa return acrual yang akan diperolehnya 1 tahun lagi. Return
yang akan diperolehnya sangat terganung dari harga shaam PT Gudang Garam tersebut 1
tahun mendatang, dan berapa deviden yang akan dibayarkan perusahaan tersebut.oleh
karena itu saham PT Gudang Garam bisa digolongkan dalam aset berisiko.
Aset bebas risiko merupakan aset tingkat returnnya dimasa depan sudah bisa dipastikan
pada saat ini, dan di tunjukan oleh varian return yang sama dengan nol. Salah satu contoh
aset bebas resiko adalah obligasijangka pendek yang di terbitkan pemerintah. Untuk
kasus indonesian sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang di terbitkan oleh Bank Indonesia
merupakan salah satu contoh aset bebas resiko. Jika investor membeli SBI jangka waktu
3 bulan dengan tingkat bungan 15%, maka bisa dipastikan bahwa pada waktu SBI
tersebut jatuh tempo, investor akan memperoleh return sebesar 15%. Tetapi, akan lain
halnya jika investor tersebut membeli obligasi pemerintah yang berjangka panjang
,misalnya 30 tahun . Investor boleh yakin bahwa pemerintah akan membayar bunga
obligasi sebesar yang dijanjikan, Tapi investor harus siap menanggung risiko penurunan
harga obligasi jika misalnya tingkat suku bunga yang berla mengalami peningkatan,
selama menunggu waktu 30 tahun kedepan.
5
Dalam pendekatan markowitz pemilihan portofolio investor didasari pada
preferensi mereka pada return harapan dan resiko pemilihan portofolio yang ditujukan
pada kurva indeferen. Gambar 5.2 berikut ini menunjukan portofolio yang efisien dan
portofolio yang optimal.
Garis vertikal gambar 5.2 menunjukan tingkat return harapan, sedangkan garis horizontal
menggambarkan tingkat resiko portofolio. Bidang ABCDEFGH menunjukan kumpulan
portofolio bagi investor. BCDE disebut sebagai permukaan efisien (efficient frontier)
yaitu kombinasi aset-aset yang membentuk portofolio yang efisien. BCDE merupakan
pilihan-pilihan prtofolio terbaik bagi investor di bandingkan AGH, karena BCDE
memberikan tingkat return yang lebih tinggi dengan resiko yang sama di bandingkan
AGH.
Pada dasarnya manajemen portofolio terdiri dari tiga aktiva utama yaitu : (1)
Pembuatan keputusan alokasi aset, (2) Penentuan porsi dana yang akan di investasikan
pada masing-masing kelas aset, dan (3) Pemilihan aset-aset dari setiap kelas aset yang di
pilih. Kelas aset adalah pengelompokan aset-aset berdasarkan jenis-jenis aset seperti
saham, obligasi, real estat, sekuritas luar negri, emas dan sebagaiya. Tabel 5.1
memperlihatkan salah satu contoh pembagia kelas aset.
Pertanyaan yang timbul nantinya adalah kelas aset apa saja yang dimasukan ke
portofolio dan berapa porsi dana yang diinvestasikan pada masing-masing kelas tersebut.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut investor yang di sebut keputusan alokasi aset (asset
allocation decision). Keputusan ini menyangkut pemilihan kelas-kelas aset yang akan
6
dijadikan pilihan investasi seperti berapa bagian dana yang akan diinvestasikan pada
kelas aset saham, berapa bagian dari pada obligasi, berapa pada pasar uang, dan
sebagainya. Bgian dana yang di investasikan pada setiap kelas aset tersebut masing-
masing bobot dana berkisar antara 0%-100%.
Keputusan alokasi aset tidak hanya di satu negara saja tetpi bisa di berbagai
negara. Investor bisa saja mendivessifikasiakan dananya pada saham perusahaan dinegara
A, obligasi berjangka waktu tertentu di negara B, emas dan properti di negara C, dan
seterusnya. Dengan kata lain divestifikasi bisa dilakukan antar kelas dan antar negara.
Manfaat dari diversifikasi pada berbagai kelas aset di berbagai negara, pada
dasarnya sama dengan manfaat divesrsifikasi pada aset individual yaitu manfaat
pengurangan resiko pada tingkat tertentu dari return harapan. Jika ada portofolio kelas
aset yang sesuai dengan preferensi investor, maka portofolio tersebut akan menjadi
portofolio optimal.
7
2.3. Investor Bisa Menginvestasikan dan Meminjam Dana Bebas Risiko
Dalam model markowickz yang telah di bahas di atas, investor bisa menentukan
portofolio optimal dari berbagai portofolio yang ada pada garis portofolio yang efisien.
Akan tetapi model markowitz membatasi pilihan investor hanya pada portofolio yang
terdiri dari aset beresiko. Padahal investor bebas memilih aset bebas resiko,
pertnayaannya kemudian apa yang terjadi pada permukaan efisien jika investor
mengkombinasikan pilihan portofolio pada permukaan efisien dan investasi pada set
bebas resiko.
Gambar 5.4 menunjukan apa yang terjadi pada permukaan efisien jika aset bebas
resiko dimasukan dalam pilihan portofolio. Titik RF yang terlekan pada garis vertikal
menggambarkan bahwa resiko aset tersebut sama dengan nol.
Jika investor mengivestasikan seluruh dananya (100%) pada aset bebas resiko,
maka return harapan adalah sebesar RF dengan resiko sebesar nol. Jika investor
menginvestasikan seluruh dananya pada aset beresiko, misalnya pada titik L pada gambar
5.4 di atas maka return harapan sebesar E(RF). Jika investor mengkombinasikan dananya
8
pada kombinasi yang di tunjukan sepanjang garis RF-L, maka besarnya return harapan
akan ditentukan oleh porsi dana yang diinvestasikan pada aset beresiko, semakin besar
return harapan dari portofolio tersebut. Hal ini disasari oleh hubungan searah antara
resiko dan return ; semakin besar resiko semakin besar juga return harapan. Semakin
besar porsi dana yang diinvestasikan pada L, (1-WRF), semakin besar return harapan.
Contoh :
Misalkan portofolio L menawarkan tingkat return harapan sebesar 20% dengan standar
deviasi 10%. Sedangkan aset bebas resiko menawarkan return harapan sebesar 5%.
Misalkan investor menginvestasikan 40% dananya pada aset bebas resiko dan 60% atau
(100%-40%) pada portofolio L maka:
Investasi Bisa Meminjam Dana Bebas Resiko. Jika analisi terhadap model
markowitz kita perluas dengan menambah asumsi bahwa investor bisa meminjam dana
untuk meningkatkan kemapuan berinvestasi maka akan kita temukan garis efisien yang
baru.
9
Dengan mencapai tambahan dana yang berasal dari peminjam, investor bisa
menambah dana yang dimilikinya untuk diinvestasikan. Jika dana pinjaman tersebut
digabungkan dengan dana yang dimiliki saat ini dan digunakan untuk investasi, investor
akan mempunyai kemungkinan untuk mendapatkan return diharapkan dari investasi yang
lebih tinggi. Tentu saja sesuai dengan hubungan searah antara investasi dengan resiko,
kita harus mempertimbangkan resiko yang meningkat seiring denagn peningkatan return
harapan. Secara grafis, perluasan portofolio tersebut bisa dilihat dala gambar 5.5 di
bawah ini.
Dalam Gambar 5.5 terlihat bahwa tambahan dana yang bersal dari pinjaman bisa
memperluas posisi portofolio di atas titik N, Sehingga akan membentuk garis lurus RF-N-
K. Lalu, bagaimanakah dampak tabahan dari pinjaman tersebut terhadap return harapan
dan resiko portoflio? Cara menghitung tetap sama yaitu dengan menghtung return dan
resiko portofolio seperti dalam rumus 5.1 dan 5.2 hanya saja porsi dana yang
diinvestasikan akan bertambah menjadi lebih dari (di atas) 100%.
Jika kita asumsikan inestor bisa meminjam dana sebesar jumlah dana yang
dimilikinya (100% dari dana yang dimiliki) dan semua dana tersebut (200%) akan
diinvestasikan pada aset beresiko maka posisi portofolio akan berada pada titik K. Jumlah
porsi dana yang diinvestasikan pada semua aset berisiko (titik K) harus berjumlah 200%
atau 2. Jumlah ini menunjukan semua dana yang dimiliki ditabah pinjaman (100% +
100% = 200%). Untuk memperoleh hasil ini, maka porsi dana yang diinvestasikan pada
titik RF atau WRF kia hitung sebagai -1,0, yang menunjukan pijaman dana pada tingkat
10
bunga RF . Dengan demikian, proporsi dan yang diinvestasikan pada titik K adalah [1-(-
1)] = 2.
11
BAB III
KESIMPULAN
Investasi pada saham menawarkan tingkat pertumbuhan keuntungan yang cepat dengan
risiko yang juga sebanding. Untuk memperoleh tingkat return yang tinggi, maka investor harus
berani menanggung risiko yang tinggi juga. Sebelum memutuskan untuk berinvestasi, hendaknya
seorang investor melakukan analisis terhadap semua saham-saham yang ada dan kemudian
memilih yang dianggap aman serta mampu menghasilkan keuntungan yang diharapkan. Salah
satu cara untuk meminimumkan risiko adalah dengan melakukan diversifikasi atau menyebar
investasinya dengan membentuk portofolio yang terdiri dari beberapa saham.
Teori dasar pemilihan portofolio pertama kali dicetuskan oleh Harry M. Marko- witz
(1952). Pemilihan portofolio membahas tentang permasalahan bagaimana meng-alokasikan
penanaman modal agar dapat membawa keuntungan terbanyak namun dengan resiko yang
terkecil. Dalam membentuk suatu portofolio, akan timbul suatu masalah. Permasalahannya
adalah terdapat banyak sekali kemungkinan portofolio yang dapat dibentuk dari kombinasi
aktiva berisiko yang tersedia di pasar.
12
DAFTAR PUSTAKA
Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi. Edisi Pertama. Yogyakarta: PENERBIT
KANISIUS (Anggota IKAPI)
13