Anda di halaman 1dari 9

Kekurangan Vitamin D dan Rinitis alergi pada Anak

Javad Ghaffari, AliReza Ranjibar dan Annegret Quade

Konteks: Penyakit alergi seperti rinitis alergi (AR) dan penyakit inflamasi yang
diperantarai sistem imun merupakan penyakit kronis yang paling umum di kalangan
anak-anak. Meskipun penyebab AR belum diidentifikasi secara jelas, faktor genetik
dan lingkungan diketahui memainkan peran penting dalam pengembangan penyakit
ini.

Akuisisi Bukti: Dalam klasifikasi yang lebih baru, AR dikategorikan bersifat


intermiten dan permanen. Vitamin D sudah diketahui dan memiliki peran yang
penting dalam absorbsi kalsium dan pemeliharaan tulang. Prevalensi defisiensi
vitamin D pada anak dilaporkan antara 30% hingga 50% di dunia. Vitamin D
berdampak pertumbuhan dan perkembangan sistem kekebalan tubuh termasuk
perkembangan regulasi sel T.

Hasil: Dua-pertiga dari ulasan artikel menunjukkan korelasi antara kadar serum
vitamin D dan penyakit alergi, sementara dari banyak pemulisan yang telah di buat
menunjukkan bahwa tidak ada korelasi antara vitamin D dan AR dan beberapa
bahkan melaporkan kenaikan insiden AR setelah penggunaan vitamin D.

Kesimpulan: Diperlukan uji klinis lebih lanjut dan studi meta-analitik untuk
mengkonfirmasi korelasi ini. Penelitian ini bertujuan melihat kekurangan vitamin
D pada anak-anak dengan AR.

Kata Kunci: Rinitis, Alergi, Vitamin D, Anak-anak


1. Konteks

1.1 Rinitis Alergi

Rinitis Alergi (RA) adalah salah satu penyakit kronik paling umum pada anak-
anak yang ditandai dengan gejala hidung tersumbat, rinorea, bersin, dan gatal pada
hidung. Meskipun AR bukanlah penyakit yang mengancam jiwa, namun memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap kualitas hidup pasien dan menimbulkan beban
ekonomi yang besar pada keluarga dan masyarakat umunya. Beberapa gangguan
seperti hipokondriasis, histeria, depresi, psikastenia, dan introversi sosial lebih
sering terjadi pada pasien alergi daripada pada populasi umum. Karena perbedaan
geografis dan aeroallergen, prevalensi AR bervariasi antar negara di seluruh dunia.

Meskipun penyebab AR belum diketahui secara jelas, genetik, dan faktor


lingkungan diketahui memainkan peran penting dalam pengembangan penyakit.
Sebagai contoh, genotipe FOXP33279 AA umumnya lebih banyak pada pasien AR.
Juga, ada hubungan yang lebih tinggi antara polimorfisme dalam gen FOXP3 dan
kerentanannya untuk menjadi AR. Dalam klasifikasi terbaru, AR dikategorikan
intermitten ringan, intermitten sedang-berat, persistent ringan, persistent sedang-
berat. AR merupakan reaksi imunologi tipe-I yang ditandai dengan rhinore, bersin,
hidung tersumbat, dan gatal. Prevalensi penyakit ini telah meningkat selama
beberapa dekade terakhir.

Menurut sebuah evaluasi oleh studi internasional tentang asma dan alergi pada
masa kanak-kanak (ISAAC), prevalensi AR adalah 11,9% di antara anak-anak Iran
yang berusia 6-7 tahun dan 21,2% pada anak-anak berusia 13-14 tahun, dengan
rata-rata 17,13%. Prevalensi AR relatif tinggi di daerah pedesaan Iran (18,1%).
Komplikasi jangka lama dari AR yaitu dapat menyebabkan sleep apnea, pernafasan
dari mulut, maloklusi rahang, otitis media infeksi dan atau otitis media serosa.
Pengobatan AR, pada tahap pertama, adalah untuk menghindari paparan zat pemicu
alergi. Obat-obatan yang dapat diberikan seperti antihistamin, kortikosteroid
intranasal, dekongestan, dan imunoterapi.
1.2 Vitamin D

Vitamin D diketahui memiliki peran dalam absorbsi kalsium dan pemelihara


kepadatan tulang. Kekurangan vitamin D menyebabkan penyakit riketsia pada
anak-anak. Diperkirakan satu milyar orang di dunia mengalami kekurangan vitamin
D. Prevalensi dari defisiensi vitamin D pada anak-anak dilaporkan antara 30%
hingga 50% di dunia. Vitamin D berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan
sistem kekebalan tubuh termasuk perkembangan regulasi sel T yang memberikan
keseimbangan antara sel Th1 dan Th2, sel dendritik, dan sel Th 17 pada periode
embrio. Selain itu juga memiliki peran penting dalam pertumbuhan dan
perkembangan dari paru-paru setelah lahir atau bayi baru lahir, yang dipengaruhi
proliferasi otot-otot saluran pernafasan. Vitamin D dapat menurunkan insiden dari
infamasi dan penyakit infeksi pada saluran pernafasan, meningkatkan fungsi paru,
menurunkan sensitivitas respon saluran pernafasan dan me proses inflamasi pada
otot pernafasan dan mengurangi sensitivitas respon saluran pernafasan serta
mengurangi hipersensitivitas terhadap aero allergen dan diet. Metabolit vitamin D
yang paling aktif ialah 1, 25-dihydroxyvitamin D (calcitriol) yang memiliki efek
terhadap sistem kekebalan tubuh dan fungsi saluran nafas. 90% vitamin D
diproduksi setelah terpapar sinar matahari (UVB). Jumlah serum 25-
dihidroxyvitamin D merupakan biomarker untuk menentukan jumlah vitamin D.
Namun ada beberapa penelitian menunjukkan hubungan antara jumlah vitamin D
dengan gangguan atopik.

1.3 Vitamin D dan Sistem Imun

Peran vitamin D dalam regulasi sistem kekebalan tubuh pertama kali dikenali
melalui identifikasi reseptor vitamin D pada hampir semua sel sistem kekebalan
tubuh. Vitamin D berdampak pada sistem imun bawaan dan adaptif. Ini
menghalangi ekspresi Toll-like receptor (TLR) pada monosit, menghambat
produksi sitokin proinflamasi, menginduksi sintesis peptida antimikroba, dan
mempengaruhi aktivasi sel T dan fungsi antigen-presenting cells. Ini mungkin
mengurangi Sekresi sitokin Th1, dengan ada laporan keduanya peningkatan dan
penurunan ekspresi sitokin Th-2 IL-4, IL-5, dan IL-10, dan memodulasi sistem
kekebalan tubuh melalui induksi Cd4 + CD25 + regulator sel T. Dapat disimpulkan
bahwa efek imunomodulator vitamin D dapat mempengaruhi penyakit alergi secara
positif. Tujuan penelitian ini adalah untuk meninjau kekurangan vitamin D
pada anak-anak dengan AR.

2. Akuisisi Bukti

Untuk meninjau kekurangan vit D dan keadian AR, Untuk meninjau


kekurangan vitamin D dan AR, sebagai penyakit peradangan yang dimediasi oleh
sitem imun pada anak-anak, kami menelusuri beberapa database seperti PubMed
dan Google Cendekia menggunakan kata kunci berikut: kekurangan vitamin D,
rinitis alergi, dan anak-anak. Kami meninjau abstrak dan / atau teks lengkap dalam
bahasa Inggris tanpa waktu yang terbatas. Di sini, hasil kualitatif yang berasal dari
artikel yang disajikan dan di diskusikan.

3. Hasil
3.1 Tinjauan Literatur Terkait Kekurangan Vitamin D dan Rinitis Alergi

Kekurangan vitamin D mungkin berperan dalam meningkatkan prevalensi


penyakit alergi seperti AR. Juga sudah diperkirakan bahwa penyakit alergi mungkin
terkait dengan penurunan konsentrasi serum 25-hydroxyvitamin D. Beberapa
penelitian telah mengungkapkan korelasi antara kekurangan vitamin D dan
penyakit alergi, sementara beberapa lainnya tidak menemukan hubungan antara dua
variabel ini.

Dalam sebuah penelitian oleh Bener dkk. Prevalensi dari defisiensi vitamin D
pada pasien dengan AR adalah 18,5% dibandingkan dengan orang yang sehat
10,5%. AR telah dilaporkan lebih sering pada anak-anak dengan paparan sinar
matahari yang lebih tinggi meskipun menerima lebih banyak vitamin D. Selain itu,
ada korelasi yang lebih tinggi telah dilaporkan antara AR dan asma pada anak-anak
yang menerima suplemen ikan cod. Selanjutnya, kekurangan vitamin D lebih sering
terjadi pada ibu dari anak AR dibandingkan dengan anak sehat.

Sebuah fakta bahwa status vitamin D bergantung pada paparan sinar matahari
dan lamanya paparan, diet dan penggunaan suplemen, garis lintang, musim, usia,
warna kulit, dan cakupan kulit. Kekurangan vitamin D juga terkait dengan kulit
berwarna gelap dan paparan sinar matahari yang rendah. Sebuah studi oleh Ehlayel
dkk. menunjukkan bahwa tingkat serum vitamin D yang rendah lebih sering terjadi
pada anak-anak dengan penyakit alergi, walaupun tingkat IgE serumnya lebih
tinggi. Kejadian defisiensi vitamin D yang parah secara signifikan lebih tinggi pada
anak-anak dengan AR dibandingkan pada anak-anak yang sehat.

Kesimpulan, vitamin D memainkan peran penting dalam mengurangi


sensitivitas terhadap alergen. Penelitian sebelumnya telah mengungkapkan bahwa
sensitivitas terhadap alergen lebih tinggi pada anak-anak dengan kekurangan
vitamin D. Kekurangan vitamin D juga terkait dengan peningkatan kadar IgE
serum. Hasil penelitian terapeutik sebelumnya mengenai penyakit alergi seperti AR
telah menunjukkan bahwa penggunaan suplemen vitamin D dapat menurunkan
tingkat keparahan penyakit alergi. Hal ini juga menunjukkan korelasi antara vitamin
D dan penyakit alergi. Peneliti telah menemukan korelasi yang signifikan antara
tingkat keparahan obesitas, penambahan berat badan, dan penyakit alergi. Penyakit
alergi lebih sering terjadi pada anak obesitas dan anak-anak dengan kenaikan berat
badan karena pada subjek ini, kadar adiponektin dan vitamin D menurun,
sedangkan kadar leptin meningkat.

Studi kohort terbaru telah menunjukkan hasil yang berbeda mengenai hubungan
antara asupan vitamin D ibu selama kehamilan dan risiko penyakit alergi masa
kanak-kanak. Dalam sebuah studi oleh Erkkola et al. disimpulkan bahwa
peningkatan asupan vitamin D ibu selama kehamilan berbanding terbalik dengan
penyakit alergi pada anak usia 5 tahun dan dengan penurunan asma dan AR pada
masa kanak-kanak. Sebuah studi utama pada tahun 1966 menunjukkan bahwa
penggunaan suplemen vitamin D pada tahun pertama kehidupan menyebabkan
peningkatan risiko penyakit alergi seperti AR pada usia 31 tahun. Sebaliknya,
Wawro dan Hollams tidak menemukan hubungan antara tingkat serum 25-
hydroxyvitamin D dan AR pada anak-anak. Demikian juga, Yao dkk. Tidak
menemukan korelasi antara penyakit alergi dan kadar serum 25-hydroxyvitamin D
di antara anak-anak Asia. Menariknya, Rothers dkk. menunjukkan bahwa
konsentrasi serum vitamin D serum yang lebih rendah pada jaringan darah janin
dikaitkan dengan meningkatnya prevalensi sensitivitas AR dan aeroalergen pada
anak-anak. Wjst dkk. menunjukkan bahwa ada hubungan antara AR yang
meningkat dan tingkat vitamin D yang rendah. Keterbatasan peninjauan ini adalah
bahwa ini adalah studi naratif. Oleh karena itu, studi sistematis dan / atau meta-
analitik di masa depan diharuskan untuk menyelidiki secara penuh hubungan antara
kekurangan AR dan vitamin D pada masa kanak-kanak.
4. Kesimpulan

Temuan kami mengungkapkan bahwa dua pertiga artikel yang diulas dalam
literatur yang ada menunjukkan adanya hubungan antara tingkat serum vitamin D
dan penyakit alergi, sementara yang tersisa melaporkan tidak ada korelasi antara
vitamin D dan AR dan beberapa bahkan menunjukkan peningkatan pada Kejadian
AR mengikuti penggunaan suplemen vitamin D. Tampaknya uji klinis lebih lanjut
dan studi meta analitik diperlukan untuk mengkonfirmasi korelasi ini.
5. Referensi
1. Ghaffari J, Jalili M, Mehrinejad SA. Comparison 16. Litonjua AA. Vitamin D and Asthma. CML Respir
between psychological traits of patients with various Med. 2010;24(1-9).
atopic allergic diseases and healthy volunteers: A 17. Bozzetto S, Carraro S, Giordano G, Boner A,
case-control study. Indian J Allergy Asthma Baraldi E. Asthma, allergy and respiratory
Immunol. 2013;27(1):42-6. infections: the vitamin D hypothesis. Allergy.
2. Lima RG, Pastorino AC, Casagrande RR, Sole D, 2012;67(1):107.
Leone C, Jacob CM. Prevalence of asthma, rinitis 18. Searing DA, Leung DY. Vitamin D in atopic
and eczema in 6 - 7 years old students from the dermatitis, asthma and allergic diseases. Immunol
western districts of Sao Paulo City, using the Allergy Clin North Am. 2010;30(3):397409.
standardized questionnaire of the "International 19. Mutgi K, Koo J. Update on the role of systemic
Study of Asthma and Allergies in Childhood" vitamin D in atopic dermatitis. Pediatr Dermatol.
(ISAAC)-phase IIIB. Clinics (Sao Paulo). 2013;30(3):3037.
2007;62(3):22534. 20. Jones AP, Tulic MK, Rueter K, Prescott SL. Vitamin
3. Romano-Zelekha O, Graif Y, Garty BZ, Livne I, D and allergic disease: sunlight at the end of the
Green MS, Shohat T. Trends in the prevalence of tunnel? Nutrients. 2012;4(1):1328.
asthma symptoms and allergic diseases in Israeli 21. Litonjua AA. Vitamin D deficiency as a risk factor
adolescents: results from a national survey 2003 and for childhood allergic disease and asthma. Curr Opin
comparison with 1997. J Asthma. 2007;44(5):365 Allergy Clin Immunol. 2012;12(2):17985.
9. 22. Cantorna MT, Zhu Y, Froicu M, Wittke A. Vitamin
4. Sly RM. Changing prevalence of allergic rinitis and D status, 1,25-dihydroxyvitamin D3, and the
asthma. Ann Allergy Asthma Immunol. immune system. Am J Clin Nutr. 2004;80(6
1999;82(3):23348 Suppl):1717S20S.
5. von Mutius E, Weiland SK, Fritzsch C, Duhme H, 23. Baeke F, Takiishi T, Korf H, Gysemans C, Mathieu
Keil U. Increasing prevalence of hay fever and atopy C. Vitamin D: modulator of the immune system.
among children in Leipzig, East Germany. Lancet. Curr Opin Pharmacol. 2010;10(4):48296.
1998;351(9106):8626. 24. Sadeghi K, Wessner B, Laggner U, Ploder M,
6. Mohammadzadeh I, Jafarian A, Ghaffari J, Tamandl D, Friedl J, et al. Vitamin D3 down-
Alizadeh-navaei R. The Prevalence of Allergy regulates monocyte TLR expression and triggers
symptoms in Students in Rural area. Caspian J hyporesponsiveness to pathogen-associated
Pediatr April. 2014;1(1):1720. molecular patterns. Eu J Immunol.2006;36(2):361
7. Hassannia H, Abediankenari S, Ghaffari J. FOXP3 25. Adams JS, Hewison M. Unexpected actions of
and TGF- Gene Polymorphisms in Allergic Rinitis vitamin D: new perspectives on the regulation of
Iran. J Immunol. 2011;8(4):21825.8. innate and adaptive immunity. Nat Clin Pract
8. Milgrom H, Donald YML. Allergic Rinitis. In: Endocrinol Metab. 2008;4(2):8090.
Behrman R, Kliegman R, Jenson N, editors. 26. Khoo AL, Chai LY, Koenen HJ, Sweep FC, Joosten
Textbook Of Pediatrics. 19th ed. Philadelphia: I, Netea MG, et al. Regulation of cytokine responses
Elsevier Saunders; 2011. pp. 77580.9. by seasonality of vitamin D status in healthy
9. Solomon CG, Wheatley LM, Togias A. Allergic individuals. Clin Exp Immunol. 2011;164(1):729.
Rinitis. N England J Med. 2015;372(5):45663.10. 27. Chambers ES, Hawrylowicz CM. The impact of
10. prevalence of allergic rinitis in Iranian children: A vitamin D on regulatory T cells. Curr Allergy
systematic review and descriptive meta-analysis. J Asthma Rep. 2011;11(1):2936.
Pediatr Rev. 2013;1(2):1924. 28. Boonstra A, Barrat FJ, Crain C, Heath VL,
11. Bousquet J, Khaltaev N, Cruz AA, Denburg J, Savelkoul HF, O'Garra A. 1alpha,25-
Fokkens WJ, Togias A, et al. Allergic Rinitis and its Dihydroxyvitamin d3 has a direct effect on naive
Impact on Asthma (ARIA) 2008 update (in CD4 (+) T cells to enhance the development of Th2
collaboration with the World Health Organization, cells. J Immunol. 2001;167(9):497480.
GA(2)LEN and AllerGen). Allergy. 2008;63 Suppl 29. Litonjua AA, Weiss ST. Is vitamin D deficiency to
86:8160. blame for the asthma epidemic? J Allergy Clin
12. Holick MF. Vitamin D deficiency. N Engl J Med. Immunol. 2007;120(5):10315.
2007;357(3):26681. 30. Sandhu MS, Casale TB. The role of vitamin D in
13. Marwaha RK, Tandon N, Reddy DR, Aggarwal R, asthma. Ann Allergy Asthma Immunol.
Singh R, Sawhney RC, et al. Vitamin D and bone 2010;105(3):1919.
mineral density status of healthy schoolchildren in 31. Weiss ST, Litonjua AA. Maternal diet vs lack of
northern India. Am J Clin Nutr. 2005;82(2):47782. exposure to sunlight as the cause of the epidemic of
14. El-Hajj Fuleihan G, Nabulsi M, Choucair M, asthma, allergies and other autoimmune diseases.
Salamoun M, Hajj Shahine C, Kizirian A, et al. Thorax. 2007;62(9):7468.
Hypovitaminosis D in healthy schoolchildren. 32. Alyasin S, Momen T, Kashef S, Alipour A, Amin R.
Pediatrics. 2001;107(4):E53. The relationship between serum 25 hydroxy vitamin
15. Litonjua AA. Childhood asthma may be a d levels and asthma in children. Allergy Asthma
consequence of vitamin D deficiency. Curr Opin Immunol Res. 2011;3(4):2515.
Allergy Clin Immunol. 2009;9(3):2027. 33. Devereux G, Litonjua AA, Turner SW, Craig LC,
McNeill G, Martindale S, et al. Maternal vitamin D
intake during pregnancy and early childhood population-based study of Asian children:
wheezing. Am J Clin Nutr. 2007;85(3):8539. prevalence and relation to allergic diseases and
34. Hughes AM, Lucas RM, Ponsonby AL, Chapman C, atopy. PLoS One. 2014;9(6):e99105.
Coulthard A, Dear K, et al. The role of latitude, 48. Rothers J, Wright AL, Stern DA, Halonen M,
ultraviolet radiation exposure and vitamin D in Camargo CJ. Cord blood 25-hydroxyvitamin D
childhood asthma and hayfever: an Australian levels are associated with aeroallergen sensitization
multicenter study. Pediatr Allergy Immunol. in children from Tucson, Arizona. J Allergy Clin
2011;22(3):32733. Immunol. 2011;128(5):10939 e1-5.
35. Bener A, Ehlayel MS, Bener HZ, Hamid Q. The 49. Wjst M, Hypponen E. Vitamin D serum levels and
impact of Vitamin D deficiency on asthma, allergic allergic rinitis. Allergy. 2007;62(9):10856.
rinitis and wheezing in children: An emerging public 50. Sharief S, Jariwala S, Kumar J, Muntner P, Melamed
health problem. J Family Community Med. ML. Vitamin D levels and food and environmental
2014;21(3):15461. allergies in the United States: results from the
36. Tolppanen AM, Sayers A, Granell R, Fraser WD, National Health and Nutrition Examination Survey
Henderson J, Lawlor DA. Prospective association of 2005-2006. J Allergy Clin Immunol.
25-hydroxyvitamin d3 and d2 with childhood lung 2011;127(5):1195202.
function, asthma, wheezing, and flexural dermatitis.
Epidemiology. 2013;24(2):3109.
37. Webb AR. Who, what, where and when-influences
on cutaneous vitamin D synthesis. Prog Biophys
Mol Biol. 2006;92(1):1725.
38. Ehlayel MS, Bener A, Sabbah A. Is high prevalence
of vitamin D deficiency evidence for asthma and
allergy risks? Eur Ann Allergy Clin Immunol.
2011;43(3):818.
39. Endocrine Society. Vitamin D deficiency may raise
allergy and asthma risk in obese children, teens
Science Daily. 2013. Available from:
www.sciencedaily.com/releases/2013/06/13061711
1128.htm.
40. Camargo CJ, Rifas-Shiman SL, Litonjua AA, Rich-
Edwards JW, Weiss ST, Gold DR, et al. Maternal
intake of vitamin D during pregnancy and risk of
recurrent wheeze in children at 3 y of age. Am J Clin
Nutr. 2007;85(3):78895.
41. Devereux G, Litonjua AA, Turner SW, Craig LCA,
McNeill G, Martindale S, et al. Maternal vitamin D
intake during pregnancy and early childhood
wheezing. Am J Clin Nutr. 2007;85(3):8539.
42. Gale CR, Robinson SM, Harvey NC, Javaid MK,
Jiang B, Martyn CN, et al. Maternal vitamin D status
during pregnancy and child outcomes. Eur J Clin
Nutr. 2008;62(1):6877.
43. Erkkola M, Kaila M, Nwaru BI, Kronberg-Kippila
C, Ahonen S, Nevalainen J, et al. Maternal vitamin
D intake during pregnancy is inversely associated
with asthma and allergic rinitis in 5-yearold
children. Clin Exp Allergy. 2009;39(6):87582.
44. Hypponen E, Sovio U, Wjst M, Patel S, Pekkanen J,
Hartikainen AL, et al. Infant vitamin d
supplementation and allergic conditions in
adulthood: northern Finland birth cohort 1966. Ann
N Y Acad Sci. 2004;1037:8495.
45. Wawro N, Heinrich J, Thiering E, Kratzsch J, Schaaf
B, Hoffmann B, et al. Serum 25(OH)D
concentrations and atopic diseases at age 10: results
from the GINIplus and LISAplus birth cohort
studies. BMC Pediatr. 2014;14:286.
46. Hollams EM, Hart PH, Holt BJ, Serralha M, Parsons
F, de Klerk NH, et al. Vitamin D and atopy and
asthma phenotypes in children: a longitudinal cohort
study. Eur Respir J. 2011;38(6):13207.
47. Yao TC, Tu YL, Chang SW, Tsai HJ, Gu PW, Ning
HC, et al. Suboptimal vitamin D status in a

Anda mungkin juga menyukai