PEMBAHASAN
A. Hasil Kegiatan
PLANT SURVEY
2. ERGONO
MIS
3. KIMIA
2. ERGON
OMIS
3. KIMIA
Furniture 1. FISIK
IPAL - Ventilasi
(pembuatan dan
kerangka) cahaya
cukup
- Suhu
udara
cukup
2. ERGON
OMIS
2. ERGON
OMIS
B. Pembahasan
PT. Polijaya Medikal merupakan pabrik yang bergerak dalam produksi alat-alat
penunjang rumah sakit seperti incubator, IPAL, incinerator, hyperbaric chamber, dan alat
lainnya. Sejauh pengamatan kami, sebagai pabrik yang masih muda, PT Plijaya Medikal
sudah mengenal konsep K3 dalam pelaksanaan kegiatan kerja. Namun, menurut kami,
proses pelaksanaan K3 dalam lingkungan pabrik masih kurang baik dari segi promotif,
preventif, maupun kuratif. Salah satu contohnya adalah penggunaan APD yang masih
minim atau keadaan ruangan kerja yang belum cukup memenuhi kriteria ruangan sehat.
Penerapan praktik K3 yang kurang ini dapat berpengaruh pada tingginya angka Penyakit
Akibat Kerja (PAK) dan Penyakit Akibat Hubungan Kerja (PAHK). Namun, dari hasil
kunjungan kami, kami tidak dapat menilai seberapa besar pengaruh penerapan konsep K3
dengan angka PAK dan PAHK di PT Polijaya Medikal karena tidak ada sumber yang
memberikan keterangan kejadian PAK dan PAHK di PT Polijaya Medikal.
Dari segi keamanan untuk beberapa ruang kerja sudah diberikan tanda-tanda
seperti kawasan dilarang merokok, atau tanda ruangan beradiasi tinggi. Namun untuk
beberapa ruang masih kurang tanda penunjuk tentang informasi bahaya yang mungkin
terjadi di ruangan tersebut, misalnya pada ruangan yang banyak terdapat alat berat,
jalanan yang licin, atau ruangan yang terlihat kurang kokoh bangunannya.
Dari segi kesehatan, upaya yang dilakukan pabrik masih sebatas evaluasi terhadap
bahaya kerja. Misalnya pada ruang radiologi, diberikan TLD monitor yang dapat
mengevaluasi seberapa besar pajanan radiasi yang diterima pekerja. Namun, untuk segi
kesehatan lainnya seperti posisi kerja yang statis (lama berdiri atau lama duduk) dan
pencahayaan yang kurang pada beberapa ruangan baik sumbernya dari lampu ataupun
cahaya matahari langsung dapat memberikan efek pada kesehatan pekerja, baik jasmani
ataupun psikis karena karyawan bekerja dengan sistem satu shift dari pukul tujuh pagi
hingga pukul lima sore. Kami juga tidak melihat adanya kotak P3K ataupun obat-obat
emergensi pada tiap ruangan dan tidak ada unit khusus untuk kesehatan pekerja di
lingkungan pabrik.
Dari segi keselamatan untuk beberapa sektor ruang kerja sudah menerapkan
dengan baik, misalnya dengan penggunaan safety shoes, masker, sarung tangan, dan
sebagainya. Namun, untuk beberapa ruang kerja penggunaan APD (Alat Pelindung Diri)
masih sangat minim. Kelompok kami juga tidak menerima informasi jika ada pelatihan
training untuk pemakaian APD. Namun untuk SOP penggunaan alat, masing-masing
pekerja yang bersangkutan sudah dilatih sesuai pekerjaannya masing-masing sehingga
meminimalisir kejadian kecelakaan kerja akibat kelalaian dalam operasional alat kerja.