Anda di halaman 1dari 10

KONSEP PENDIDIK

MAKALAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Ilmu Pendidikan
Dosen Pengampu : M. Izzatul Faqih, M. Pd.

Oleh :
1. Muhamad Ilham Syifa (1503066040)
2. Sharfina Almalina (1503066050)
3. Nurul Latipah (1503066072)

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2017
A. Pendahuluan
Pada hakikatnya aktivitas pendidikan selalu berlangsung dengan melibatkan unsur
subyek atau pihak-pihak sebagai aktor penting. Subjek penerima adalah peserta didik
sedangkan subyek pemberi adalah pendidik. Seseorang yang menginginkan menjadi
pendidik maka ia dipersyaratkan mempunyai kriteria yang diinginkan oleh dunia
pendidik. Orang yang merasa terpanggil untuk mendidik maka ia mencintai peserta
didiknya dan memiliki perasaan wajib dalam melaksanakan tugasnya disertai dengan
dedikasi yang tinggi atau bertanggung jawab.
Kajian tentang pendidik mencakup beberapa hal antara lain pengertian dan sebutan istilah
pendidik, kompetensi pendidik, kedudukan pendidik, hakekat tugas dan tanggung jawab
guru, organisasi profesi dan kode etik guru.
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian dan sebutan istilah pendidik?
2. Apa saja kompetensi yang harus dimiliki pendidik?
3. Apa saja kedudukan pendidik?
4. Bagaimana hakekat tugas dan tanggung jawab guru?
5. Bagaimana profesionalisme guru?
6. Apa organisasi profesi dan kode etik guru?
C. Pembahasan
1. Pengertian Pendidik
a. Menurut Sutari Imam Bernadjib (1994), pendidik adalah setiap orang yang
dengan sengaja mempengaruhi orang lain untuk mencapai tingkat kemanusiaan
yang lebih tinggi.
b. Menurut Umar Tertarahardja dan Lasulo (1994), pendidik adalah orang yang
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta
didik.
c. Menurut Langeveld, pendidik adalah orang yang dengan sengaja membantu
orang lain untuk mencapai kedewasaan.
Dari pengertian-pengertian di atas, kita dapat mengetahui bahwa pendidik
merupakan orang yang membantu atau menemani orang lain (peserta didik) yang
sedang menuju kedewasaan yang berusaha mempengaruhi, supaya proses pendidikan

2 |ilmu pendidikan
yang dilakukan berjalan dengan baik. Pendidik dalam dunia pendidikan, memiliki
sebutan yang berbeda-beda. Dalam hal ini, disebut guru, ustadz, dosen, dan lain
sebagainya. Pada lingkungan masyarakat, sebutan untuk pendidik bisa disebut
sebagai instruktur atau tutor.
Pendidik di lingkungan sekolah biasa di sebut guru, undang-undang nomer 14
tahun 2005 tentang guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.1
Pendidik merupakan salah profesi yang memerlukan profesionalisasi dalam
melaksanakannya. Oleh karena itu, pendidik memiliki kriteria keberhasilan dalam
mendidik peserta didik, di antaranya:
1. Menyukai kegiatan belajar
2. Mengetahui cara belajar
3. Punya rasa percaya diri
4. Menyenangi prestasi yang tinggi
5. Memiliki etos kerja
6. Produktif dan kreatif
7. Puas dengan sukses yang diraih
2. Kompetensi sebagai persyaratan pendidik
Tidak semua orang bisa menjadi pendidik kalau yang bersangkutan tidak bisa
menunjukkan bukti dan kriteria yang di tetapkan. Syarat-syarat umum bagi seorang
pendidik adalah sehat jasmani dan sehat rohani. Adapaun syarat untuk menjadi
seorang pendidik yaitu :
a. Harus beragama.
b. Mampu bertanggung jawab atas kesejahteraan agama.
c. Tidak kalah dengan guru-guru umum lainnya dalam membentuk negara yang
demokratis.
d. Harus memilki perasaan panggilan murni,

1
M. Ngalim Puwanto, Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis, (Jakarta: PT Remaja Rosdakarya, 1995), hal
3.

3 |ilmu pendidikan
Sedangkan sifat-sifat yang harus dimilki seorang pendidik yaitu :
1. Integritas pribadi, pribadi yang segala aspeknya berkembang secara harmonis.
2. Integritas sosial, yaitu pribadi yang merupakan satuan dengan masyarakat.
3. Integritas susila, yaitu pribadi yang telah menyatakan diri dengan norma-norma
susila yang dipilihnya.
Menurut Dirta Hadisusanto, Suryati Sidharto, Dwi Siswayo ( 1995 ), syarat
seorang pendidik adalah :
1. Mempunyai perasaan terpanggil sebagai tugas suci.
2. Mencintai dan mengasihsayangi peserta didik.
3. Mempunyai rasa tanggung jawab yang di dasari penuh akan tugasnya.
Tetapi untuk pendidik yang berlaku khusus di sekolah, sebagian besar pendapat
mengisyaratkan pentingnnya sebuah kompetensi sebagai kualifikasi persyaratan
profesionalisme guru. Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, ketermapilan,
dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan.
Menurut Dirta Hadisusanto, Suryati Sidharto, dan Dwi Siswono ( 1995 ),
kompetensi yang harus dimiliki seorang guru adalah :
a. Kompetensi profesional
b. Kompetensi personal
c. Kompetensi sosial.
Kompetensi pendidik profesional dalam UU No. 14 tahun 2005 di
kemukakan ada 4 cakupan yang meliputi:
1. Kompetensi padagogik berupa mengelola interaksi pembelajaran yang meliputi
pemahaman dan pengembangan potensi peserta didik, perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran serta sintem evaluasi pembelajaran.
2. Kompetensi kepribadian berupa kepribadian yang mantap, berkhlak mulia, arif
dan berwibawa yang meliputi kemantapan pribadi dan akhlak mulia, kedewasaan
dan kearifan, serta keteladanan dan kewibawaan.
3. Kompetensi profesional berupa kemampuan penguasaanmeteri pelajaran secara
luas dan mendalam yang meliputi penguasaan materi keilmuan, penguasaan

4 |ilmu pendidikan
kurikulum dan silabus sekolah, metode khusus pembelajaran bidang studi serta
pengembangan wawasan etika dan pengembangan profesi.
4. Kompetensi sosial berupa kemampuan yang memilki seorang pendidik untuk
berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efesian dengan peserta didik,
sesama guru, orang tua, wali murid dan masyarakat sekitar. 2
3. Kedudukan pendidik
Pendidik menjadi orang yang paling menentukan dalam perencanaan dan
penyiapan proses pendidikan dan pembelajaran di kelas, pengaturan kelas,
pengendalian siswa, penilaian hasil pendidikan. Dan pmbelajaran yang di capai
siswa. Dalam konteks pendidikan formal di sekolah, guru sebagai pendidik
mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan dasar,
pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini.
Untuk itulah sejak tahun 2007 di indonesia dilakukan uji sertifikasi guru
untuk selanjutnya bagi yang lulus bagi yang lulus bisa diberikan sertifikat pendidik.
Uji sertifikat adalah suatu pengujian melalui tes terhadap para guru di indonesia
untuk memperolah sertifikasi memilki fungsi untuk meningkatkan martabat dan
peran para guru sebagai agen pembelajaran mutu pendidikan nasional.3
4. Hakekat tugas dan tanggung jawab guru
Menurut Raka Joni ( Cony R.Semiawan dan Soedijarto, 1991 ), hakekat
tugas guru pada umumnya berhubungan dengan pengembangan SDM yang pada
akhirnya akan paling menentukan kelestarian dan kejayaan bangsa. Dengan begitu,
dalam mewujudkan kelestarian dan kejayaan bangsa, guru ikut andil di dalamnya,
karena guru memiliki tugas membimbing seseorang menuju kedewasaan.
Dalam proses pendidikan, pada dasarnya guru mempunyai tugas mendidik
dan mengajar peserta didik agar dapat menjadi manusia yang dapat menjadi manusia
yang dapat melaksanakan tugas kehidupan yang selaras dengan kodratnya sebagai
manusia yang baik dalam kaitan hubungannya dengan sesama manusia maupun

2
. Dwi siswoko, dkk, ilmu pendidikan, (Yogyakarta: UNY press Yogyakarta, 2007), hal
3
. Redaksi, undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasioanal dan undang-
undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, (Jakarta: visimedia, 2008), hal

5 |ilmu pendidikan
dengan Tuhan. Tugas pendidik beraitan dengan trasnformasi pengetahuan dan
keterampilan kepada peserta didik.
Dalam UU No.14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 20 disebutkan
bahwa guru adalah :
a. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran serta meniai
dan mengevaluasi hasil pembelajaran.
b. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara
berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan teknologi, dan
seni.
c. Bertindak obyektif dan tidak deskriminatif atas dasar pertimbangan jenis
kelaminan, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu atau latar belakang
keluarga dan status sosial ekonomi peserta didik dlam pembelajaran.
d. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum dan kode etik guru
serta nilai-nilai agama dan etika.
e. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.
Menurut UU No. 14 tahun 2005 pasal 14 ayat 1 menyatakan bahwa dalam
melaksanakan tugas keprofesional, guru berhak :
a. Memperoleh penghasilan diatas kebutuhan hidup minimum dan jaminan
kesejahteraan sosial.
b. Mendapat promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan profesi kerja.
c. Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas kekayaan
intelektual.
d. Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi
e. Memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk
menunjang kelancaran tugas keprofesionalan.
f. Memberikan kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentukan
kelulusan, penghargaan dan atau sangsi kepada peserta didik sesuai dengan
kaidah pendidikan, kode etik guru, dan peraturan perundang-undangan.
g. Memperolah rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas.
h. Memilki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi.

6 |ilmu pendidikan
i. Memiliki kesempatan untuk berperan dalam menentukan kebijaksanaan
pendidikan,
j. Memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualifikasi
akademik dan kompetensi dan, atau.
k. Memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya.
Dalam pasal 29 ayat 1 dinyatakan bahwa guru yang bertugas di daerah khusus
memperoleh hak :
1. Kenaikan pangkat rutin secara otomatis.
2. Kenaikan pangkat istimewa secara satu kali
3. Perlindungan dalam melaksanakan tugas
4. Pindah tugas setelah bertugas 2 tahun dan tersedia guru pengganti ( pasal 29 ayat
3 )4
5. Profesionalisme guru dan prinsip-prinsipnya
Menurut Edgard H. Schein dan Diana W. Kommes ( Sunaryo Kartadinata dan
Nyoman Dantes, 1997 ) profesi adalah seperangkat keterampilan yang dikembangkan
secara khusus melalui seperangkat norma yang dianggap cocok untuk tugas-tugas di
masyarakat. Yang di maksud sebagai seperangkat keterampilan yang spesifik, tidak
semua orang bisa, membutuhkan ketelitian dan ketekunan, serta menuntut keahlian
dan tanggung jawab yang tinggi.
Ada banyak macam profesi yang ada di masyarakat, misalnya dokter,
operator, perawat, psikolog, akuntan, pengacara, peneliti, polisi, masing-masing
proses memiliki seperangkat keterampilan khusus.
Dalam hal ini profesionalisme guru memilki prinsip-prinsip profesionalisme
sebagai berikut.
a. Profesi guru merupsksn profesi yang berdasarkan bakat, minat, panggilan jiwa
dan idealisme.
b. Menuntut komitmen tinggi terhadap peningkatan mutu pendidikan, iman taqwa
dan akhlak mulia.
c. Adanya kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan yang relevan.

4
Syaiful Bahri Jamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: PT Asdi Mahasatya,
2010), hal 34-39.

7 |ilmu pendidikan
d. Memilki kompetensi yang sesuai denagn bidang tugasnya di sekolah.
e. Menuntu taggung jawab yang tinggi atas tugas profesinya demi kemajuan
bangsa.5
6. Organisasi profesi dan kode etik guru
Banyak organisasi profesi guru di indonesi yang mampu mewadahi para guru
sebagai indifidu profesional untuk menggabungkan diri dalam suatu wadah.
Beberapa diantaranya yaitu PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia), SGI (Serikat
Guru Indonesia), PGII (Persatuan Guru Independen Indonesia).
Organisasi tersebut diarahkan bisa berfungsi sebagai protector dalam
pemberian perlindungan serta sebagai dinamisator dan motivator dalam rangka
pengembangan diri bagi anggotanya. Sehingga organisasi profesi tidak hanya
bertujuan melindungi dan memperjuangkan kepentingan para anggotanya, akan
tetapi juga mengemban fungsi pengawasan terhadap kualitas dan moral layanan
edukatif para anggotanya kepada masyarakat.6
Adapun kode etik yang telah dirumuskan guru oleh para guru yaitu :
a. Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia
pembangunan yang berpancasila.
b. Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai
dengan kebutuhan anak didik masing-masing.
c. Guru mengadakan komunikasi terutama dalam memperoleh informasi tentang
anak didik.
d. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan dengan
orang orang tua murid sebaik-baiknya bagi kepentingan anak didik.
e. Guru memelihara hubungan baik dengan anggota masyarakat di sekitar
sekolahnya maupun masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pendidikan.
f. Guru secara sendiri dan atau bersama-sama berusaha mengembangkan dan
meningktkan mutu profesionalnya.
g. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antar sesama guru baik
berdasarkan lingkungan kerja maupun di dalam keseluruhan.

5
M. Ngalim Puwanto, Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis, (Jakarta: PT Remaja Rosdakarya, 1995), hal
139.
6
http://fatamorgana.wordpress.com/20/08/04/15pendidik-dan-peserta-didik/

8 |ilmu pendidikan
h. Guru secara bersama-sama memelihara, membina, dan meningkatkan mutu
organisasi guru profesional sebagai sarana pengabdian.
i. Guru melaksanakan ketentuan yang merupakan kebijaksanaan pemerintah dalam
bidang pendidikan.7
D. Kesimpulan
1. Menurut undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarah,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidik anak usia dini jalur
pendidik formal, pendidik dasar, dan pendidik menengah.
2. Persyaratan pendidik yang berlaku khusus di sekolah adalah mengisyaratkan
pentingnya sebuah kompetensi sebagai kualifikasi persyaratan profesionalisme guru.
3. Pendidik menentukan dalam perancangan dan penyiapan proses pendidikan dan
penyiapan proses pendidikan dan pembelajaran di kelas, pengaturan kelas,
pengendalian siswa, penilaian hasil pendidikan, dan pembelajaran yang di capai
siswa.
4. Guru memilki tanggung jawab tidak hanya menyampaikan ide-ide, akan tetapi
menjadi suatu wakil dari cara hidup yang kreatif dan penjaga peradaban dan
pelindung kemajuan.
5. Kode etik guru profesional dikembangkan untuk membina kemampuan dan
kepribadian para guru sehingga memilki citra diri positif di mata masyarakat.

7
Syaiful Bahri Jamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: PT Asdi Mahasatya,
2010), 49-50.

9 |ilmu pendidikan
DAFTAR PUSTAKA

(2015, 08 20). Retrieved Oktober 25, 2017, from


http://fatamorgana.wordpress.com/20/08/04/15pendidik-dan-peserta-didik/
Hamalik, O. (2002). Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Jamarah, S. B. (2010). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT. Asdi
Mahasatya.
Pidarta, M. (2009). Landasan Kependidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Puwanto, M. N. (1995). Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis. Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya.
Redaksi. (2008). Undang-Undang nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
dan Undang-Undang nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Jakarta:
Visimedia.
Siswoyo, D. (2007). Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press Yogyakarta.

10 |ilmu pendidikan

Anda mungkin juga menyukai