Anda di halaman 1dari 3

Fisiologi Thermoregulasi Tubuh

Tubuh manusia setiap saat bekerja untuk terus menghasilkan panas secara internal agar dapat
menjaga homeostasis tubuh. Hal ini diperlukan karena fungsi sel sangat peka terhadap fluktuasi
internal, sehingga suhu tubuh internal akan terus dipertahankan dengan cara oksidasi bahanbakar
metabolic yang berasal dari makanan.

Suhu tubuh normal secara umum dianggap berada pada 37o C, namun sebenarnya tidak ada suhu
tubuh normal dikarenakan suhu bervariasi dari organ ke organ. Suhu pada organ bagian dalam
tubuh (organ organ abdomen, thoraks, system saraf pusat, serta otot rangka umunya relative
konstan, sehingga dipakai sebagai suhu inti tubuh yang menjadi standar untuk dipertahankan
kestabilannya yaitu sekitar 37,8o C. Suhu pada organ luar umumnya lebih dingin dan tidak
konstan (20o 40o C). Organ bagian luar juga berfungsi untuk menjaga suhu inti agar tetap
konstan dengan mengubah suhunya.

Suhi inti tubuh dapat mengalami perubahan yang disebabkan karena :

1. Jam biologis : suhu pada siang hari bervariasi sekitar 1oC dengan tingkat terendah ada
pada pagi hari dan tertinggi pada sore hari (jam 5 7).
2. Siklus Menstruasi : pada saat menstruasi, suhu inti rata - rata lebih tinggi 0,50C daripada
separuh terakir siklus dari ovulasi ke haid. Peningkatan ini diperkirakan karena adanya
peningkatan sekresi progesterone.
3. Olahraga : peningkatan suhu inti pada saat olahraga terjadi karena produksi panas dari
otot otot yang berkontraksi. Suhu inti tubuh dapat mencapai 40oC selama olahraga
berat.
4. Terpajan suhu ekstrim : pada saat terpajan suhu ekstrim, maka suhu inti tubuh akan
berubah. Seperti pada cuaca dingin maka suhu inti tubuh akan turun, sedangakna kan
meningkat apabila terpajan pada cuaca yang panas.

Tubuh dapat mempertahankan suhu intinya dnegan cara penambahan atau pengurangan panas
yang memiliki prinsip penambahan panas harus seimbang dengan pengurangan panas.
Penambahan panas terjadi melalui penambahan dari lingkungan eksternal dan produksi panas
internal (sumber utama panas tubuh). Pengeluaran panas terjadi melalui permukaan tubuh yang
terpajan ke lingkungan eksternal. Apabila suhu inti tubuh mulai turun, maka produksi panas
ditingkatkan dan kehilangan panas diminimalkan, sehingga suhu normal dapat dipulihkan.
Sebaliknya, apabila suhu inti tubuh mulai turun, maka produksi panas akan diminimalkan dan
pengeluran panas ditingkatkan.

Pertukaran panas antara tubuh dan lingkungan terjadi melalui radiasi, konduksi, konveksi, dan
evaporasi.

1. Radiasi, dimana panas tubuh dilepaskan melalui emisi panas dari permukaan kulit dalam
bentuk gelombang elektromagnetik atau gelombang panas.
2. Konduksi, merupakan perpindahan panas antar benda yang berbeda suhunya melalui
kontak langsung antar satu sama lain.
3. Konveksi, mengacu pada perpindahan energy panas melalui arus udara (H2O). Pada saat
tubuh kehilangan panas ke udara melalui konduksi, suhu udara yang bersentuhan dengan
kulit akan meningkat melalui proses konveksi.
4. Evaporasi, adalah pemindahan panas melalui penguapan udara dari permukaan kulit.
Panas yang diperlukan untuk mengubah air menjadi uap akan diserap dari kulit sehingga
suhu tubuh akan turun. Selain dari kulit, pertukaran panas melalui evaporasi juga terjadi
di dalam saluran pernapasan.

Organ yang berfungsi sebagai thermostat tubuh adalah hypothalamus. Hypothalamus akan
menerima informasi aferen mengenai suhu dari berbagai bagian tubuh dan memulai penyesuaian
terkoordinasi untuk mengembalikan suhu inti tubuh ke patokan normal dari hypothalamus.
Informasi yang diberikan ke hypothalamus berasal dari thermoreseptor. Thermoreseptor perifer
memantau suhu kulit di seluruh tubuh, sedangkan thermoreseptor sentral yang berada di
hypothalamus, system saraf pusat, dan organ abdomen berfungsi untuk memantau suhu inti
tubuh. Regio posterior dari hypothalamus diaktifkan oleh suhu dingin dan memicu reflek yang
memperantarai produksi panas dan konservasi panas. Sedangkan region anterior yang diaktifkan
oleh rasa hangat akan memicu reflex reflex yang memperantarai pengurangan panas. Beberapa
cara tubuh untuk melepaskan ataupun menghasilkan panas adalah dengan cara sebagai berikut

1. Vasokonstriksi dan Vasodilatasi


Melalui vasokonstriksi, tubuh akan menjaga agar panas yang dihasilkan tubuh tidak
keluar ke lingkungan eksternal melalui darah yang mengalir di permukaan kulit sehingga
suhu inti tubuh akan terjaga. Keadaan ini terjadi apabila kita berada di tempat dengan
suhu lingkungan yang lebih rendah dari suhu inti tubuh. Vasoodilatasi merupakan
kebalikannya, dimana pada saat tubuh berada di lingkungan dengan suhu lebih tinggi dari
suhu inti tubuh maka akan terjadi vasodilatasi pada pembuluh darah di permukaan kulit
dengan tujuan agar panas yang masuk ketubuh dapat dilepaskan kembali sehingga suhu
inti tubuh tidak naik tinggi.
2. Berkeringat
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, dengan berkeringat maka tubuh akan
melepaskan panas dengan cara mengevaporasi keringat ayng keluar dari tubuh, sehingga
menyebabkan suhu inti tubuh akan turun.
3. Menggigil
Salah satu cara utama tubuh untuk menghasilkan panas selain dari aktivitas organ organ
toraks dan abdomen yang terus bekerja adalah melalui aktivitas dari otot rangka. Pada
saat terjadi penurunan suhu inti yang disebabkan karena pajanan pada lingkungan dingin,
hypothalamus akan mengirimkan sinyal melalui jalur descendens ke neuron neuron
motoric yang mengontrol otot rangka tubuh. Sinyal ini akan menyebabkan tonus otot
meningkat sehingga terjadi menggigil. Menggigil terdiri dari kontraksi otot rangka yang
ritmik bergetar yang terjadi dengan frekuensi tinggi. Energy yang dihasilkan semuanya
akan diubah menjadi panas karena otot tidak melakukan kerja eksternal. Dalam beberapa
detik sampai menit, produksi panas dapat meningkat 2 5 kali akibat dari proses
menggigil ini.

Anda mungkin juga menyukai