Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-
Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah ini dengan judul Mengenal Dispepsia. Adapun tujuan
dari penyusunan Makalah ini adalah tidak lain untuk disusun sebagai salah satu syarat tugas Bahasa
Indonesia.

Dalam penyusunan Makalah ini, penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak
hambatan dan kesulitan, tetapi berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak maka Makalah ini
dapat diselesaikan tepat pada waktunya dan semoga dapat bermanfaat dalam menambah
pengetahuan terutama dalam bidang keperawatan medis.

Dalam penyusunan Makalah ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah ini.

2. Ibu DR. Adella Hotnyda Siregar selaku pembimbing yang telah membimbing dan memberikan
pengarahan serta motivasi dalam penyusunan dan pembuatan Makalah.

3. Anggota kelompok yang sama-sama mengerjakan Makalah ini.

4. Keluarga yang saya cintai dan saya sayangi yang telah membantu saya dalam belajar, memberi
dukungan dan semangat kepada penulis.

Penulis menyadari dalam pembuatan Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, yang artinya
masih banyak kekurangan. Maka dari itu penulis meminta saran kritik dari pembaca, guna
memperbaiki dan membangun dalam pembuatan Makalah selanjutnya.

Demikian akhir kata dari penulis, yang benar datangnya hanya semata dari ALLAH SWT dan
salah datangnya dari penulis, harap penulis semoga Makalah ini dapat bemanfaat bagi pembaca
pada umumnya serta profesi perawat pada khususnya dalam segi teoritis. Dapat membuka wawasan
keilmuan, khususnya wawasan keperawatan . Amin.
DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK i

KATA PENGANTAR.. ii

DAFTAR ISI. iv

DAFTAR GAMBAR vi

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang. 1

B. Tujuan Penulisan.. 2

1. Umum. 2

2. Khusus 2

C. Sistematika Penulisan.. 2

BAB II : TINJAUAN TEORITIS

A. TINJAUAN TEORITIS 3

1. Konsep Dasar Kasus Dispepsia 3

a. Definisi.. 3

b. Etiologi.. 4

c. Tanda Dan Gejala.. 4

2. Anatomi Dan Fisologi.. 5

a. Anatomi Lambung 5

b. Fisiologi Lambung.. 8

BAB III : KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan 10

B. Rekomendasi. 10
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sehat adalah suatu keadaan dimana seseorang pada waktu di periksa oleh ahlinya tidak mempunyai
kelainan atau tidak terdapat tanda tanda penyakit atau kelainan (WHITE. 1977)

Undang-Undang No.23 tahun 1992 tentang kesehatan, memberi rumusan sehat adalah keadaan
sejahtera dari badan, jiwa dan social yang memungkinkan seseorang hidup produktif social dan
ekonomi.

Sehat adalah perwujudan individu yang diperoleh melalui kepuasan dalam berhubungan dengan
orang lain (Aktualisasi). Perilaku yang sesuai dengan tujuan, perawatan diri yang kompeten
sedangkan penyesesuaian diperlukan untuk mempertahankanstabilitas dan integritas struktural.

Menurut WHO suatu keadaan yang sempurna dari fisik, mental, dan social, tidak hanya bebas dari
penyakit, cacat dan kelemahan saja.

Dispepsia adalah satu dari penyakit-penyakit (ringan) yang paling umum dari usus-usus,
mempengaruhi perkiraan dari 20% dari orang-orang di Amerika. Mungkin hanya 10% dari mereka
yang terpengaruh sebenarnya mencari perhatian medis untuk dispepsia mereka. Dispepsia
bukanlah istilah yang terlalu baik untuk penyakit ringan karena ia menyiratkan bahwa ada
"dyspepsia" atau pencernaan makanan yang abnormal, dan ini kemungkinan besar adalah
bukan kasusnya. Sesungguhnya, nama umum lain untuk dispepsia adalah gangguan pencernaan
(indigestion), yang, untuk sebab yang sama, adalah tidak lebih baik daripada istilah dyspepsia.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis menyusun Makalah ini dengan mengambil
judul Mengenal Dispepsia.

B. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan Makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Tujuan Umum

Dalam penulisan Makalah ini diharapkan pembaca dapat melaksanakan penanganan keperawatan
dasar pada klien yang menderita dyspepsia sesuai dengan teori yang didapat dari pelajaran dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan serta mendapatkan pengalaman yang nyata dalam
penanganan keperawatan secara langsung.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan penanganan keperawatan dasar pada klien yang menderita Dispepsia.

b. Mampu menentukan rencana tindakan dengan masalah pada klien Dispepsia.

c. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan dasar pada klien yang menderita Dispepsia.

C. Sistematika Penulisan

Makalah ini di susun secara sistematika yang di uraikan dalam tiga BAB, Yaitu :
BAB I : Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan,
dan sistematika penulisan.

BAB II : Menerangkan tentang tinjauan teoritis, definisi, , etiologi, tanda gejala, anatomi dan
fisiologi dyspepsia

BAB III : Penutup yang terdiri dari sebuah kesimpulan dan rekomendasi

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Kasus Dispepsia

a. Definisi

Menurut Almatsier tahun 2004, dispepsia merupakan istilah yang menunjukkan rasa nyeri
atau tidak menyenangkan pada bagian atas perut. Kata dispepsia berasal dari bahasa Yunani yang
berarti pencernaan yang jelek.

Menurut Konsensus Roma tahun 2000, dispepsia didefinisikan sebagai rasa sakit atau
ketidaknyamanan yang berpusat pada perut bagian atas.

Definisi dispepsia sampai saat ini disepakati oleh para pakar dibidang gastroenterologi adalah
kumpulan keluhan/gejala klinis (sindrom) rasa tidak nyaman atau nyeri yang dirasakan di daerah
abdomen bagian atas yang disertai dengan keluhan lain yaitu perasaan panas di dada dan perut,
regurgitas, kembung, perut terasa penuh, cepat kenyang, sendawa, anoreksia, mual, muntah dan
banyak mengeluarkan gas asam dari mulut. Sindroma dispepsia ini biasanya diderita selama
beberapa minggu atau bulan yang sifatnya hilang timbul atau terus-menerus.

Definisi Lain, disepsia adalah nyeri atau rasa tidak nyaman pada perut bagian atas atau dada, yang
sering di rasakan adanya gas , perasaan penuh atau rasa terbakar di perut.

Pengertian disepsia terbagi menjadi dua, yaitu :

1) Dispepsia Organik

Dispepsia organik adalah Dispepsia yang telah diketahui adanya kelainan organik sebagai
penyebabnya. Dispepsia organik jarang ditemukan pada usia muda, tetapi banyak ditemukan pada
usia lebih dari 40 tahun 12. Sindrome Dispepsia organik terdapat kelainan terhadap organ tubuh
misalnya luka (tukak) lambung, , Ulkus Peptik dan lain-lain.

2) Dispepsia Fungsional

Dispepsia fungsional dapat dijelaskan sebagai keluhan dispepsia yang telah berlangsung dalam
beberapa minggu tanpa didapatkan kelainan atau gangguan struktural/organik/metabolik
berdasarkan pemeriksaan klinik, laboratorium, radiologi dan endoskopi. Beberapa hal yang dianggap
menyebabkan dispepsia fungsional antara lain Sekresi Asam Lambung, diet atau factor lingkungan,
psikologik dan lain-lain.
b. Etiologi
Penyebab Dispepsia adalah :
1. Menelan udara (aerofagi)
2. Regurgitasi (alir balik, refluks) asam dari lambung
3. Iritasi lambung (gastritis)
4. Ulkus gastrikum atau ulkus duodenalis
5. Kanker lambung
6. Peradangan kandung empedu (kolesistitis)
7. Intoleransi laktosa (ketidakmampuan mencerna susu dan produknya)
8. Kelainan gerakan usus
9. Kecemasan atau depresi

c. Tanda Dan Gejala

Nyeri atau rasa tidak nyaman pada perut bagian atas atau dada, yang sering di rasakan adanya gas ,
perasaan penuh atau rasa terbakar di perut. Disertai dengan sendawa dan suara usus yang keras
(borborigmi).
Pada beberapa penderita, makan dapat memperburuk nyeri; pada penderita yang lain, makan bisa
mengurangi nyerinya.

Gejala lain meliputi nafsu makan yang menurun, mual, sembelit, diare dan flatulensi (perut
kembung).

B. Anatomi dan Fisiologi

a. Anatomi Lambung (Gaster)

Lambung (gaster) merupakan salah satu organ Pencernaan yang terdapat dalam tubuh manusia.
untuk lebih jelasnnya apa itu lambung atau gaster, penulis akan membahas anatomi lambung
terlebih dahulu. tidak hanya anatomi lambung, disini penulis juga akan membahas Anatomi dan
Fisiologi Lambung. Anatomi dan fisiologi lambung yang penulis bahas di sini meliputi: lapisan
lambung, persarafan dan aliran darah pada lambung, fungsi motorik dari lambung, fungsi
pencernaan dari lambung, fungsi sekresi dari lambung, Proses pencernaan makanan di lambung,
serta enzim dan hormon yang berperan dalam pencernaan di lambung.

Gaster terletak di bagian atas abdomen, terbentang dari permukaan bawah arcus costalis sinistra
sampai regio epigastrica an umbilicalis. Sebagian besar gaster terletak di bawah costae bagian
bawah. Secara kasar gaster berbentuk huruf J dan mempunyai dua lubang, ostium cardiacum dan
ostium pyloricum; dua curvatura, curvatura major dan curvatura minor; dan dua dinding, paries
anterior dan paries posterior.

o Secara umum lambung di bagi menjadi 3 bagian:

1) kardia/kelenjar jantung ditemukan di regia mulut jantung. Ini hanya mensekresi mucus

2) fundus/gastric terletak hampir di seluruh corpus, yang mana kelenjar ini memiliki tiga tipe
utama sel, yaitu :

Sel zigmogenik/chief cell, mesekresi pepsinogen. Pepsinogen ini diubah menjadi pepsin dalam
suasana asam. Kelenjar ini mensekresi lipase dan renin lambung yang kurang penting.

Sel parietal, mensekresi asam hidroklorida dan factor intrinsic. Faktor intrinsic diperlukan
untuk absorbsi vitamin B12 dalam usus halus.
Sel leher mukosa ditemukan pada bagian leher semua kelenjar lambung. Sel ini mensekresi
barier mukus setebal 1 mm dan melindungi lapisan lambung terhadap kerusakan oleh HCL atau
autodigesti.

3) pilorus terletak pada regia antrum pilorus. Kelenjar ini mensekresi gastrin dan mukus, hormon
peptida dalam proses sekresi lambung.

o Lapisan Lapisan Lambung

Lambung terdiri atas empat lapisan :

a) Lapisan peritoneal luar atau lapisan serosa yang merupakan bagian dari peritoneum viseralis.

Dua lapisan peritoneum visceral menyatu pada kurvatura minor lambung dan duodenum,
memanjang kearah hati membentuk omentum minus. Lipatan peritoneum yang kelaur dari
organ satu menuju organ lain disebut ligamentum. Pada kurvatura mayor peritoneum terus
kebawah membentuk omentum mayus.

b) Lapisan berotot yang terdiri atas tiga lapis:

serabut longitudinal, yang tidak dalam dan bersambung dengan otot esofagus,

serabut sirkuler yang paling tebal dan terletak di pilorus serta membentuk otot sfingter; dan
berada di bawah lapisan pertama, dan

serabut oblik yang terutama dijumpai pada fundus lambung dan berjalan dari orifisium kardiak,
kemudian membelok ke bawah melalui kurvatura minor (lengkung kecil).

c) Lapisan submukosa yang terdiri atas jaringan areolar berisi pembuluh darah dan saluran limfe.
Lapisan mukosa yang terletak di sebelah dalam, tebal, dan terdiri atas banyak kerutan atau rugue,
yang hilang bila organ itu mengembang karena berisi makanan.

d) Membran mukosa dilapisi epitelium silindris dan berisi banyak saluran limfe. Semua sel-sel itu
mengeluarkan sekret mukus. Permukaan mukosa ini dilintasi saluran saluran kecil dari kelenjar-
kelenjar lambung. Semua ini berjalan dari kelenjar lambung tubuler yang bercabang-cabang dan
lubang-lubang salurannya dilapisi oleh epithelium silinder. Epithelium ini bersambung dengan
permukaan mukosa dari lambung. Epithelium dari bagian kelejar yang mengeluarkan sekret
berubah-ubah dan berbeda-beda di beberapa daerah lambung.

b. Fisiologi Lambung

Secara umum gaster memiliki fungsi motorik dan fungsi pencernaan & sekresi, berikut fungsi
Lambung:

a. Fungsi motorik

Fungsi reservoir

Menyimpan makanan sampai makanan tersebut sedikit demi sedikit dicernakan dan bergerak ke
saluran pencernaan. Menyesuaikan peningkatan volume tanpa menambah tekanan dengan relaksasi
reseptif otot polos yang diperantarai oleh saraf vagus dan dirangsang oleh gastrin.

Fungsi mencampur

Memecahkan makanan menjadi partikel-partikel kecil dan mencampurnya dengan getah lambung
melalui kontraksi otot yang mengelilingi lambung.
Fungsi pengosongan lambung

Diatur oleh pembukaan sfingter pylorus yang dipengaruhi oleh viskositas, volume, keasaman,
aktivitas osmotis, keadaan fisisk, emosi, obat-obatan dan kerja. Pengosongan lambung di atur oleh
saraf dan hormonal

b. Fungsi pencernaan dan sekresi

Pencernaan protein oleh pepsin dan HCL

Sintesis dan pelepasan gastrin. Dipengaruhi oleh protein yang di makan, peregangan antrum,
rangsangan vagus

Sekresi factor intrinsik. Memungkinkan absorpsi vitamin B12 dari usus halus bagian distal.

Sekresi mucus. Membentuk selubung yang melindungi lambung serta berfungsi sebagai
pelumas sehingga makanan lebih mudah untuk diangkut
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN

Setelah penulis selesai dalam pembuatan Makalah yang telah dilakukan, menyimpulakan sebagai
berikut:

Dyspepsia adalah nyeri atau rasa tidak nyaman pada perut bagian atas atau dada, yang sering di
rasakan adanya gas, perasaan penuh atau rasa terbakar di perut.

Ada beberapa hal yang menjadi penyebab dyspepsia antara lain, yaitu Iritasi lambung (gastritis),
peradangan kandung empedu (kolesistitis), kecemasan atau depresi, infeksi bacteri Helibacter Pylori,
kelainangerakan pencernaan missal usus, dan pengeluaran asam lambung yang berlebih.

B. REKOMENDASI

Dalam upaya peningkatan kualitas keperawatan dasar pada klien yang menderita penyakit Dispepsia,
maka penulis akan menyampaikan beberapa saran yang dapat dijadikan pertimbangan, yaitu antara
lain :

1. Untuk Klien

Pada klien yang menderita Disepsia hendaknya asupan nutrisinya harus diperhatikan dan
dipertahankan agar adekuat. Dan harus banyak istirahat, serta menerapkan gaya hidup sehat untuk
mengelola dan mencegah timbulnya gangguan akibat Disepsia seperti Atur pola makan seteratur
mungkin, hindari makanan yang pedas, hindari makanan yan g menimbulkan gas di lambung
(semangka, kentang, melon dan lain lain), vitamin penambah nafsu makan, hindari makanan yang
mengandung santan , hindari makanan yang susah di cerna dalam tubuh , hindari minuman dengan
kadar caffeine dan alcohol, kelola stress fisiologi seefisien mungkin, olah raga yang teratur dapat
mengurangi stress, jika anda perokok, berhenti merokok, pertahankan berat badan anda, dan ikuti
rekomendasi dokter anda mengenai pengobatan disepsia.

2. Untuk instansi (perawat)

Dalam memberikan asuhan keperawatan harus sesuai dengan implementasi dimana kebutuhan klien
terpenuhi dan perawat harus mempunyai kenmampua komunikasi terapeutik dalam melaksanakan
asupan keperawatan.

3. Untuk Pelajar

Hendaknya pelajar selalu menggali ilmu pengetahuan yang baru tentang ilmu keperawatan lainnya
yang menunjang bidang keperawatan serta dapat memanfaatkan buku-buku yang ada di
perpustakaan untuk menambah ilmu dan wawasan akan dunia keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, marilyin, 1987, rencana asuhan keperawatan: Jakarta.

Mansjoer, arif. 2001.kapita selekta kedokteran. Jakarta : media Aesculapius fakultas kedokteran
universitas Indonesia.

Suzani, Cherry. (2007). Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia. Depok : SMK Raflesia

Anda mungkin juga menyukai