Anda di halaman 1dari 5

Pengolahan Makanan Internasional

Pengertian Pengolahan Makanan Internasional.


Pengolahan makanan adalah suatu proses penerapan panas pada bahan makanan dengan
tujuan tertentu agar makanan menjadi masak atua matang. Pengolahan makanan internasional
adalah mengolah atau memasak makanan dengan bahan, teknik, penyajian dan menu yang
berasal dari negara – negara di dunia.

Teknik Pengolahan Makanan Internasional.


Terdapat beberapa cara atau teknik yang dibutuhkan dalam mengolah makanan agar
menghasilkan suatu produk makan dengan citarasa yang sesuai dengan keinginan atau
harapan. Teknik pengolahan makanan intenrasional tersebut diantaranya adalah sebagai
berikut.

A. Boiling (Merebus),
Yaitu memasak bahan makanan dalam zat cair pada suhu 100 ‘C. Merebus dapat di dalam air,
susu, kaldu atau anggur. Pada saat merebus agar tidak terdapat banyak zat makanan yang
hilang, maka perhatikan hal berikut ini;
 Gunakan air secukupnya agar ketika makanan itu masak, iar yang digunakan ikut
habis,
 Masukkan banan makanan setelah air tersebut mendidih lalu tutuplah panci dan
setelah air kembali mendidih maka kecilkan api hingga masakan menjadi matang
(sesekali di aduk).
 Setelah matang keluarkan dari api sebab jika terlalu lama dalam merebus, hal itu
hanya akan memboros bahan bakar, membuang zat makanan, aroma dan rasa dari
makanan itu sendiri serta membuat warna makanan terlihat busuk.
 Jika masih terdapat sisa air rebusan, gunakanlah untuk membuat makanan yang lain.

B. Steaming (Mengukus).
Yaitu memasak bahan makanan dengan uap air yang mendidih yang dilakukan dalam panci
pengukus yang tediri dari dua buah panci yang disusun. Panci bagian bawah berisi air
pengukus dan panci bagian atas adalah wadah makanan yang dikukus dengan dasar panci
yang berlubang-lubang. Kelebihan dari mengukus dibandingkan dengan merebus makan
adalah ;
 Zat gizi pada makanan tidak hilang sebab tidak larut dalam air,
 Makanan lebih sedap dan harum, dan
 Kemungkinan makanan hangus hampir tidak ada sama sekali.

C. Au bain Marie (Mengetim).


Yaitu memasak bahan makanan dalam sebuah tempat yang dipanaskan dalam air mendidih
yang dilakukan dalam panci tim yang terdiri dari 2 buah panci yang disusun seperti panci
pengukus, namun dasar panci bagian atasnya tidak berlubang – lubang.
Air dalam panci bagian bawahnya harus banyak namun tetap dijaga agar air tidak masuk
kedalam makanan. Keebihan makanan yang di tim adalah makanan tidak mudah hancur
karena tidak perlu diaduk dan hampir tidak ada zat makanan yang terbuang.

D. Frying (menggoreng).
Yaitu memasak bahan makanan dalam minyak panas agar bahan makanan menjadi matang,
kering , dan berwarna kecoklatan dan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu;
 Deep Frying, yaitu menggoreng dalam minyak goreng yang banyak dan panas dengan
menggunakan penggorengan yang berdasar tebal atau wajan logam atau deep fryer.
 Pan Frying, yaitu menggoreng dengan margarin, lemak atau mentega yang cukup
untuk melumuri dasar penggorengan saja. Memggoreng dengan cara ini dapat
dilakukan di atas kompor dengan menggunakan panci dadar (griller) atau dalam oven
dengan menggunakan loyang.

E. Stir Frying (men-cah)


Yaitu cara memasak dengan menggunakan sedikit minyak yang dipanaskan dalam wajn di
atas api yang besar. Sayuran yang telah dipotong – potong dimasukkan sambil terus menerus
di aduk hingga tertutup lemak dan menjadi masak namun masih renyah dan tidak terlalu layu.
Bumbu dan bahan – bahan lainnya dapat ditambahkan setelah sayuran tertutup lemak dan
dapat juga ditambahkan sedikit kaldu atau air. Cara memasak seperti ini merupakan cara
masak dari dapur Cina.

F. Stewing (menyetup).
Yaitu memasak makanan di atas api kecil setelah makanan tersebut direbus, digoreng atau
ditumis dengan tujuan agar makanan menjadi lunak dan bumbu yang ditambahkan dapat
meresap. Menyetup dapat dilakukan pada bahan makanan seperti daging, sayuran, dan buah –
buahan.
Namun sayuran yang disetup lama akan dapat kehilangan sebagian zat makanan dan
warnanya, jadi sebaiknya sayuran tidak perlu untuk disetup tapi setelah direbus, ketika masih
panas dicampurkan dengan mentega serta saus.

G. Braising (Menyemur).
Yaitu memasak bahan makanan dalam lemak pada api yang besar hingga makanan terlihat
kecoklatan, misalnya daging yang diberi sedikit cairan dan dibiarkan mendidih di atas api
dalam tempat yang tertutup . menyemur juga dapat dilakukan pada sayuran tetapi tidak
dipanaskan hingga kecoklatan. Zat vitamin yang terdapat pada sayuran tidak akan hilang
karena tertutup lapisan lemak.

H. Sauting (Menumis).
Yaitu memasak makanan dengan sedikit margarin, mentega atau minyak agar lebih harum
dan sedap dan dilakukan tidak terlalu lama sambil mengaduk – adaknya.
I.Broilling (memanggang).
Yaitu memasak bahan makanan langsung diatas bara api hingga kecoklatan dan mendapat
lapisan yang kering dan biasanya yang dipanggang itu adalah daging sapi, ayam dan lainnya.

J. Baking (membakar atau mengepang).


Yaitu memasak bahan makanan didalam oven atau pan pembakaran hingga masak dan
kecoklatan dan dilakukan pada berbagia makanan seperti kue kering, kue tar, roti, dan
lainnya. Selain itu juga dilakukan pada beberapa masakan dengan tujuan untuk memperoleh
lapisan kulit yang kering dan kecoklatan.

K. Coating (Memanir).
Yaitu memberi lapisan telur atau tepung panir pada makanan yang akan digoreng yang
dilakukan agar makanan mendapatkan kulit yang kering kecoklatan dan bentuk yang rapih
serta tidak menyerap banyak minyak dan serta tidak mudah pecah pada saat digoreng dan
bagian dalamnya tidak kering.
Adapun Cara untuk memanir masakan adalah sebagai berikut;
 Kocok telur atau putih telur dengan mencampurkan sedikit air namun jangan hingga
berbuih,
 Celupkan makanan kedalam kocokan telur tersebut lalu tiriskan,
 Gulingkan dalam tepung panir yang ditaburkan cukup tebal di atas sehelai plastik atau
kertas dan agar lapisannya lebih tebal dan kuat, maka dapat dilakukan berulang –
ulang dengan cara mencelupkannya kembali kedalam kocokan telur dan kembali
membalurinya lagi dengan panir. Lakukan terus hingga dirasa cukup tebal, dan
 Ketuk perlahan sisa tepung panir yang tersisa pada makanan dan gorenglah segera
dalam minyak panas.

L. Marinating (memarinir).
Yaitu membiarkan daging, ikan atau sayur beberapa waktu dalam cairan yang terdiri dari
anggur, air jeruk atau cuka, ditambah dengan bumbu garam, lada, bawang merah, daun
laurier, cengkeh, munyak dan gula dengan tujuan agar daging menjadi lunak, sedap dan tidak
cepat membusuk, untuk sayuran agar tidak memiliki rasa hambar.

M. Farcing (Memfarsir).
Yaitu menutup, membungkus atua mengisi makanan dengan bahan makanan lain yang telah
dihaluskan yang umumnya menggunakan daging cincang. Bahan yang difarsir yaitu ayam,
telur, dan sayur – sayurn misalnya telur ini, ayam kodok, tomat isi dan lainnya.

N. Lardir (Melardir).
Yaitu menjelujur daging dengan pita – pita dari lemak yang dilakukan pada daging yang tidak
berlemak misalnya hati, unggas dan daging buruan agar tidak terlalu kering saat dimasak.
O. Barding (Membardir).
Yaitu membungkus daging dengan selapis lemak yang tipis dengan tujuan seperti melardir
yang sering dilakukan pada daging hewan unggas.

P. Blancing (memblansir).
Yaitu mencelupkan bahan makanan kedalam air yang mendidih hingga beberapa detik lalu
diangkat dan secepatnya dimasukkan kedalam air dingin. Ukuran lama atau tidaknya
memblansir tergantung pada jenis bahan makanan yang digunakan. Hal ini dilakukan pada
bahan makanan sepeerti sayuran dan buah untuk memudahkan saat dikupas, membunuh
bakteri, dan menyegarkan warnanya.

Q. Making broth or stock (membuat kaldu).


Yaitu melarutkan zat – zat harum dari daging, ikan, unggas, sayur, dan bumbu – bumbu. Pada
saat membua tkaldu sebaiknya jangan menggunakan suhu hingga 100’C agar semua sari
dapat keluar dengan perlahan dan tidak terjadi penguapan serta kaldu tetap jernih.

R. Making fillet (Memfilir).


Yaitu menyayat daging sapi, unggas, atau ikan sedemikian rupa sehingga tidak bertulang atau
berduri lagi dan potongan daging tersebut disebut dengan fillet yang bisa direbus atau
digoreng.

S. Glaseing (Menggelasir).
Yaitu memberikan lapisan mengkilap pada makanan, tar atau kue lainnya dengan cara
menutup dengan gelasir air atau gelasir putih telur yang dibuat dari camouran gula halus, air
jeruk atau putih telur.

T. Thicken (Mengentalkan).
Yaitu menambahkan bahan pengental pada zat cair dengan menggunakan pati, telur dan
gelatin atau agar – agar. Tepung kentang dan maizena labih besar daya kentalnya daripada
bahan pengental lainnya.

U. Clarifying (Menjernihkan).
Yaitu menjernihkan cairan yagn akan digunakan dalam memasak dengan cara mengkocok
putih telur, tuangkan kedalam cairan yang akan dijernihkan lalu dipanaskan secara perlahan –
lahan sambil diaduk. Pada saat putih telur mulai membeku, maka kotoran yang halus akan
terikat. Didhkan sebentar, angkat dari api, jangan diaduk lagi. Putih telur mengikat kotoran
akan terapung, kemudian disaring dengan kain yang halus.

V. Beating (Mengocok atau memukul).


Yaitu memasukkan udara kedalam makanan, misalnya pada putih telur untuk membuat
kolomben sebab dengan udara itu makanan akan mengembang.
W. Chilling (Mendinginkan).
Yaitu membiarkan makanan untuk sementara waktu dalam lemari pendingin hingga encapai
suhu dingiin yang diinginkan.

X. Serving (Menghidangkan).
Yaitu menghidangkan makanan yang sudah matang dan sudah bisa untuk dimakan.
Itulah uraian tentang bagaimana cara mengolah makanan internasional dari A sampai Z
tersebit diatas, semoga bermanfaat dan terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai