Cakupan Materi : A. Perencanaan Usaha Makanan Khas Daerah yang Dimoodifikasi B. Sistem Pengolahan Makanan Khas Daerah yang Dimodifikasi C. Penentuan Media Promosi Makanan Khas Daerah D. Analisis Sistem Konsinyasi yang Dimodifikasi
A. Perencanaan Usaha Pengolahan Makanan Khas Daerah yang Dimodifikasi
Sejak dahulu, Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan, yang sangat majemuk, terdiri atas berbagai suku bangsa, bahasa, dan budaya. Keberagaman ini sangat berkorelasi positif dengan keberagaman makanan tradisionalnya. Setiap daerah mempunyai makanan khas yang menjadi bagian dari ciri khas daerah tersebut dan dapat menjadi bagian dari daya Tarik untuk pariwisata selain kekayaan alam dan kesenian. Makanan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari nilai jual pariwisata suatu daerah, baik sebagai makanan khas yang dinikmati di tempat, maupun sebagai oleh-oleh yang dibawa pulang. Makanan khas daerah masih dapat dikembangkan, abik kuantitas maupun kualitasnya untuk me menuhi kebutuhan masyarakat setempat, juga untuk dijual ke daerah lain/wisatawan/pendatang. Beberapa terobosan dapat dilakukan untuk mengangkat citra makanan khas daerah, misalnya penunjukan suatu produk khas menjadi ikon makanan khas daerah. Upaya tersebut diharapkan dapat membuka peluang usaha makanan khas daerah untuk didistribusikan ke daerah lain dan diekspor ke luar negeri. Pengembangan makanan khas daerah selain dapat membuka peluang usaha yang cukup besar, juga otomatis dapat memperluas lapangan pekerjaan, peningkatan penghasilan dan kesempatan berusaha masyarakat, khususnya di daerah, sehingga akan mendorong dan menumbuhkan perekonomian masyarakat daerah. Kreatifitas dibutuhkan dalam pengembangan wirausaha makanan khas daerah agar cita rasa lebih bervariasi, penampilan produk lebih menarik, produk lebih awet, serta upaya promosi dan sosialisasi yang lebih ditingkatkan. Pengembanagan makanan khas daerah dapat dilakukan dengan memodifikasi cara pengolahan dan pengemasan. Modifikasi dapat memanfaatkan metode produksi dan teknologi baru. Mempertahankan dan mengembangkannya adalah menjadi solusi untuk tetap menjaga keberadaannya, juga tentu menjadi peluang bisnis yang sangat baik. Berbagai jenis wirausaha bisa menjadi alternatif dalam pemilihan ide, bagi calon wirausahawan. Jenis wirausaha ini disesuaikan dengan banyakhal, baik keahlian, minat dan kesukaan, maupun berdasarkan ketersediaan bahan baku yang ada disekitarnya., dan peluang yang ada. Persoalan mencari ide wirausaha seringkali menjadi masalah utama bagi calon wirausaha. Padahal ide wirausaha dapat diperoleh dari mana saja. Ide wirausaha dapat dipilih dari upaya pemenuhan apa yang dibutuhkan manusia, mulai darikebutuhan primer, sekunder, dan kebutuhan akan barang mewah. Perlu diingat bahwa berwirausaha sesuai dengan karakter dan hobi kita akan lebih menyenangkan, dibandingkan dengan berwirausaha yang tidak kita sukai.
B. Sistem Pengolahan Makanan Khas Daerah yang Dimodifikasi
Makanan khas daerah yang dimodifikasi adalah makanan atau minuman yang diproduksi di suatu daerah, yang merupakan identitas daerah tersebut, dan menjadi pembeda dengan daerah lainnya, kemudian dilakukan sentuhan inovasi pada produk tersebut, sehingga mempunyai mutu yang lebih baik. Produk makanan dapat dikelompokkan menjadi makanan jadi dan makanan setengah jadi. Makanan jadi adalah makanan yang dapat langsung disajikan dan dimakan. Makanan setengah jadi mebutuhkan proses untuk mematangakan sebelum siap untuk disajikan dan dimakan. Menurut bahan bakunya, makanan khas daerah dikelompokkan pada makanan khas daerah yang berbahan nabati dan makanan khas daerah yang berbahan hewani. 1. Produk Makanan Hewani Khas Daerah Makanan khas daerah hewani adalah makanan khas daerah yang bahan baku utamanya berasal dari bahan hewani, seperti ayam, daging sapi, ikan, telur, dan sejenisnya. Beberapa contoh produk makanan khas daerah hewani yang ada di Indonesia misalnya telur asin (Brebes-Jawa Tengah), dadih (Sumatra Barat), dan rendang (Padang, Sumatra Barat). o Telur Asin Nernahan baku telur, umumnya telur bebek kemudian diawetkan dengan cara penggaraman. o Dadih Hasil fermentasi secara alami air susu kerbau dalam tabung bambu yang sudah lama dihasilkan. o Rendang Berbahan dasar daging sapi, mempunyai cita rasa pedas yang dalam pembuatannya diperkaya rempah-rempah. 2. Produk Makanan Nabati Khas Derah Makanan khas daerah nabati adalah makanan khas daerah yang bahan baku utamanya berasal dari bahan nabati, seperti dari sayur-sayuran, buah-buahan, umbi-umbian, kacang-kacangan, dan sejenisnya. Beberapa contoh produk makanan khas daerah nabati yang ada di Indonesia misalnya asinan (Bogor-Jawa Barat), fruit leather/kulit buah, dan mochi (umumnya ditemukan di Sukabumi- Jawa Barat). o Asinan Terbuat dari buah-buahan atau sayuran kemudian diberi berbagai macam bumbu. o Fruit leather Jenis makanan buah-buahan yang sudah di proses dengan cara penghancuran buah, pencetakan, yang kemudian dikeringkan. o Mochi Terbuat dari ketan yang ditumbuk segingga lembut dan lengket kemudian dibentuk.
C. Penentuan Media Promosi Makanan Khas Daerah
Pemasaran merupakan salah satu faktor yang sangat oenting utnuk mencapai tujuan usaha dalam rangka mendapatkan laba yang direncanakan. Bebrapa faktor yang harus diperhatikan dalam menjalankankegiatan pemasaran suatu produk antara lain jenis produk, persaingan produk, kebutuhan pasar, tujuan pemasaran dan hal lain yang berhubungan dengan produk itu sendiri, seperti harga jual, kualitas dan kemasannya. Perlu dilakukan strategi yang tepat untuk menunjang keberhasilan pemasaran produk. Salah satu strategi yang dapat digunakan adalah 4P, yaitu product (produk), price (harga), place (tempat), promotion (promosi). Berikut ini merupakan tahapan pemasaran suatu produk sebagai berkut. 1. Perkenalan Pada tahap ini, kita mengenalkan produk dengan orang-orang terdekat. Berilah sedikit tes produk agar mereka bisa mencicipi produk anda supaya mereka tertarik. 2. Pertemuan Rutin Pertemuan rutin pada area paling kecil, misalnya RT/RW dan/atau komplek perumahan bisa dijadikan media promosi makanan khas daerah yang efektif. 3. Pameran/ Bazar Ajang bazar ini dapat digunakan untuk media promosi makanan khas daerah yang baik. Biaya yang dikeluarkan juga biasanya tiddak terlalu besar, masih sangat terjangkau oleh Skala Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). 4. Media Sosial Keberadaan media sosial sekarang sudah sangat populer di berbagai kalangan. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk media promosi yang efektif dan efesien. 5. Penjualan Kreatif Gunakan sistem penjualan yang kreatif yang hanya sedikit orang yang menjalaninya. Seperti contoh, yaitu pasar kaget.
D. Analasis Sistem Konsinyasi yang Dimodifikasi
System konsinyansi adalah system Kerjasama pemasaran, anta pemilik barang (produsen) dengann pemilik warung/toko/outlet (pemasar), atau sering disebut system titip jual. System konsinyasi ini tidaklah rumit, produsen hanya perlu mencari warung/toko/outlet yang bersedia menerima produknya, dengan membuatkesepakatan kerja sama dengan makasud menitipkan barang dagangan di warung atau toko tersebut. System bisnis ini adalah system bisnis yang menguntungkan kedua belah pihak. Walaupun system ini terlihat mudah dan menguntungkan, tapi tetap harus berhati-hati saat menjalankannya. Hubungan Kerjasama yang baik dan kepercayaan yang terbentuk dengan system ini, lebih menguatkan system pemasaran produk makanan khas daerah, akrena resiko yan ditimbulkan sangat kecil. Satu sama lain saling mengenal, dan terjalin hubungan symbiosis mutualisme yang cukup baik.