Anda di halaman 1dari 45

BAB IV

Wirausaha Pengolahan Makanan Khas


Daerah Yang Dimodifikasi
KELOMPOK 1

Nama Anggota Kelompok :

1. Aditya Ezza M. (01)


2. Bella Amanda O. (06)
3. Dewi Laili D. (11)
4. Fajaria Meli S. (16)
5. Ilham Dwi N. (21)
6. Putri Nur A. (26)
7. Riza Rizqi A. (31)
Wirausaha Pengolahan Makanan Khas
Daerah Yang Dimodifikasi

A. Perencanaan Usaha B. Teknologi Pengolahan


Makanan Khas Daerah Makanan Khas Daerah
Modifikasi Modifikasi

C. Penghitungan Harga
Makanan Khas Daerah
Modifikasi

D. Media Promosi E. Analisis Sistem


Makanan Khas Daerah Konsinyasi Makanan
Modifikasi Khas Daerah Modifikasi
A. PERENCANAAN
USAHA MAKANAN KHAS
DAERAH MODIFIKASI
Setiap daerah mempunyai makanan khas yang bisa
menjadi ciri khas dan daya tarik untuk pariwisata daerah
tersebut. Makanan khas tersebut dapat dikembangkan secara
kualitatif maupun kuantitatif untuk memenuhi kebutuhan.
Dengan banyaknya peluang, menjadikan makanan khas daerah
berpotensi untuk wirausaha, sehingga dapat memperluas
lapangan pekerjaan dan mendorong serta menumbuhkan
perekonomian masyarakat daerah.

Jenis makanan khas indonesia terdiri atas :


1.Makanan pembuka
2.Makanan utama
3.Makanan penutup
Dalam perencanaan usaha pengolahan makanan khas
daerah yang dimodifikasi dibutuhkan :

1. Kreatifitas
Melakukan pengembangan produk agar memiliki
varian lebih dan mempunyai kelebihan dibandingkan produk
lain. Pengembangan makanan khas daerah dapat dilakukan
dengan memodifikasi cara pengolahan dan pengemasan
dengan memanfaatkan metode produksi dan teknologi baru.
2. Inovatif
Melakukan pengembangan produk agar konsumen
tidak jenuh dengan produk yang sudah ada, misalnya inovasi
dari sisi rasa, bentuk, maupun kemasannya.

3. Ketersediaan Tempat/Area
Mudah dijangkau dan strategis.

4. Permintan Pasar
Membuat usaha makanan khas daerah yang sesuai
dengan permintaan pasar.
CONTOH MAKANAN KHAS
DAERAH

“Gethuk Singkong” “Ondhe-Ondhe”


Makanan Khas Daerah Jawa Timur Makanan Khas Daerah Mojokerto,
Dan Jawa Tengah Jawa Timur
CONTOH MAKANAN KHAS
DAERAH

“Bika Ambon” “Kue Itak Pohul-Pohul”


Makanan Khas Daerah Medan, Makanan Khas Daerah Tapanuli,
Sumatra Utara Sumatra Utara
CONTOH MAKANAN KHAS
DAERAH

“Lumpia Basah”
“Gado-Gado”
Makanan Khas Daerah Bandung,
Makanan Khas Daerah Jawa Timur
Jawa Barat
CONTOH MAKANAN KHAS
DAERAH

“Kue Cubit” “Kue Putri Noong”


Makanan Khas Daerah Bandung, Makanan Khas Daerah Jawa
Jawa Barat Barat
B. TEKNOLOGI PENGOLAHAN
MAKANAN KHAS DAERAH
MODIFIKASI
Produk makanan khas daerah terdiri dari makanan dan
minuman. Makanan dapat dibagi menjadi :
1. Makanan kering
Contoh : keripik balado dari Sumatera Barat, kuku
macan dari Kalimantan Timur
2. Makanan Basah
Contoh : kue cubit dari Bandung

Sedangkan menurut bahan bakunya, produk makanan khas


daerah dibagi menjadi :
1. Produk makanan hewani khas daerah
2. Produk makanan nabati khas daerah
1. Produk Makanan Hewani Khas Daerah
Makanan khas daerah yang bahan
baku utamanya berasal dari bahan hewani
seprti daging sapi, ayam, ikan, telur, dll.
Contoh produk makanan hewani khas
daerah :
a. Telur Asin
Makanan khas daerah Brebes, Jawa
Tengah yang berbahan baku telur
bebek. Produk ini dihasilkan dari
pengawetan telur dengan cara
penggaraman atau diasinkan.
Penambahan garam bertujuan untuk
mengawetkan produk dan memberikan
cita rasa khas pada telur.
b. Dadih
Makanan khas daerah Sumatra
Barat dan Jambi yang merupakan
hasil fermentasi susu kerbau
dalam tabung bambu.

c. Rendang
Makanan khas daerah Padang,
Sumatra Barat yang berbahan
dasar daging sapi dengan
campuran bumbu dan rempah-
rempah, terutama cabe merah dan
kelapa.
2. Produk Makanan Nabati Khas Daerah
Makanan khas daerah yang bahan baku utamanya dari
bahan-bahan nabati seperti sayur-sayuran, buah-buahan,
umbi-umbian, kacang-kacangan, dll. Contoh produk
makanan nabati khas daerah :
a. Asinan
Makanan khas Bogor, Jawa Barat yang terbut dari buah-
buahan atau sayuran segar yang diberi kuah dengan
bumbu-bumbu terutamacabe, gula, dan pengasam.
b. Fruit Leather
Makanan yang terbuat dari
buah-buahan yang diproses
dengan cara dihancurkan,
dicetak pipih, dan
dikeringkan.

c. Mochi
Makanan khas daerah
Sukabumi, Jawa Barat yang
terbuat dari ketan yang
ditumbuk sehingga lembut
dan lengket. Lalu dibentuk
sesuai selera.
C. PENGHITUNGAN HARGA
MAKANAN KHAS DAERAH
MODIFIKASI
Dalam sebuah bisnis, harus dibuat suatu perencanaan
dan dituangkan dalam bentuk sebuah proposal. Proposal
usaha meliputi :

1. Jenis produk yang dipilih


2. Kapasitas produksi
3. Alat dan mesin
4. Bahan baku
5. Proses produksi
6. Pengemasan
Ada beberapa hal yang harus dipersiapkan saat akan
mendirikan usaha, antara lain :

1. Nama perusahaan
2. Lokasi perusahaan
3. Jenis usaha
4. Perijinan usaha
5. Sumber daya manusia (SDM)
6. Aspek produksi
7. Aspek pemasaran
Penjelasan

1. Nama Perusahaan
Kita hars memberikan nama usaha yang akan akan
dikembangkan. Jika kita ingin untuk bentuk usaha berbadan
hukum, bisa dalam bentuk CV, FIRMS, Koperasi atau PT.
Contoh nama persuhaan yang kita pilih:
CV. Pangan Sukses Makmur, dengan pendiri peusahaan 3
orang.

2. Lokasi Perusahaan
Lokasi usaha ditentukan yang dekat dengan bahan baku,
tidak jauh dari lokasi rumah para pengelola, dan tidak terlalu
jauh juga dari pasar yang akan dituju.
3. Jenis usaha
Pada bagian ini harus diuraikan dengan jelas
alasan memilih usaha yang telah ditetapkan.
4. Perizinan Usaha
Izin usaha yang disiapkan :
1. NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) dari kantor pajak
2. Akte notaris dari kantor notaris
3. SIUP/TDP/TDI dari Dinas Perindustrian
Kota/Kabupaten
4. Ijin PIRT dari Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten
5. Pendaftaran merk pada Departemen Kehakiman

5. Sumber Daya Manusia (SDM)


Contoh keperluan SDM yang dipelukan untuk usaha
Asinan Bogor.
a. Tiga orang pendiri, yang memiliki tugas:
1. penanggung jawab produksi
2. penanggung jawab pemasaran
3. penanggung jawab administasi dan keuangan

b. Enam orang karyawan,


1. 3 orang bagian produksi
2. 2 orang bagian pemasaran
3. 1 orang bagian administrasi

6. Aspek produksi
Pada bagian ini diuraikan semua aspek meliputi
peralatan ang diperlukan, bahan baku, bahan kemasan,
bahan tambahan pangan dan teknologi proses
pengolahannya.
Dibawah ini akan dipaparkan contoh aspek produksi
usaha Asinan Bogor
Tabel 1 peralatan yang dibutuhkan untuk produksi asian
500 cup/hari.
No. Jenis alat spesifikasi Jumlah(unit)
1 Cup seale manual Manual, dengan diamete ukuran seal 82 1
dan 92 mm
2 Pisau Terbuat dari stainless steel 5
3 Talenan Terbuat dari tefon 5
4 Baskom plastik Terbuat dari bahan food grade 5
5 Panci stainless steel Tebuat dari SSA 304 2
6 Kompor Dilengkapi dengan regulator bertekanan 1
7 Literan Ukuran 1000 ml 2
8 Timbangan Digital 1
9 pH meter Hand pH meter 1
10 Refraktometer Hand refraktometer 0-28 Brix 1
11 Alat lainnya Sendok, pinset dan alat bantu lainnya 1 paket
Tabel 2. bahan baku, BTP dan kemasan Asinan Bogor

No Bahan baku spesifikasi


1 Benkuang Sear dan tidak busuk
2 Pepaya Mengkal (matang 75 persen)
3 Kedondong Tua tidak busuk
4 Nanas Mengkal dan masih keras
5 Bumbu-bumbu Dibuat dari bahan yang baik dan tidak busuk
6 Kemasan mangkuk Gunakan yang tahan suhu diatas pemanasan
85 C
7 Tutup mangkuk Gunakan yang tahan suhu diatas pemanasan
85 C

8 Kardus Double corrugated cartoon


9 Sendok Plastik food grade
10 Lakban plastik
Tabel 3 jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan
untuk produksi asinan 500 cup perhari

Jumlah tenaga kerja

Produksi Pemasaran Dan


Administrasi

Pria Wanita Pria Wanita

1 2 2 1
7. Aspek Keuangan
Diasumsikan dalam satu kali proses produksi akan
membuat 500 mangkok asinan, dengan masing-masing
berisi 240 gr asinan(buah dan kuah).
Perhitungan biaya produksi meliputi biaya investasi,
biaya tetap dan biaya tidak tetap(variabel).
a. Investasi Alat dan Mesin
Investasi alat dan mesin, yaitu pembelian
perlengkapan alat dan mesin produksi yang dibutuhkan
untuk proses produksi asinan. Alat dan mesin produksi
harus sesuai dengan kapasitas produksi dan hal teknis
lainnya, seperti ketersediaan daya listrik dan lainnya.
Berikut tabel investasialat danbahan untuk produksi
asinan:
No Jenis Alat Jumla @(dalam ribu ∑(dalam ribu Rp)
h Rp)
1 Cup sealer manual 1 1.200 1.200
2 Pisau 5 20 100
3 Talenan 5 15 75
4 Baskom plastik 5 25 125
5 Panci Stainless 2 300 600
Steel
6 Kompor 1 600 600
7 Literan 2 20 40
8 Timbangan 1 200 200
9 pH meter 1 400 400
10 Refraktometer 1 1.500 1.500
11 Alat lainnya 1 pkt 200 200
Jumlah(Rp) 5.040
Biaya penyusutan/bulan=total investasi/umur 84
alat=(5.040/60 bulan
b. Biaya Tidak Tetap(Variabel)
Yaitu biaya yang dikeluarkan sesuai dengan
jumllah produksi, jadi sifatnya tetap namun bisa
berubah sesuai jumlah produksinya. Meliputi biaya
bahan baku, bahan pembantu dan bahan kemasan.
Berikut tabel biaya variabel untuk produksi
asinan:
No Bahan baku Jumlah @(ribu Rp) Harga(ribu
Rp)
1 Bengkuang 30 kg 8 240
2 Pepaya 30 kg 3 90
3 Kedondong 18 kg 10 180
4 Nanas 18 kg 5 90
5 Bumbu-bumbu 70 liter 5 350
6 Kemasan mangkok 525 0,3 157,5
7 Tutup mangkok 525 0,05 26,25
8 Kardus 22 2 44
9 Sendok 525 0,08 42
10 Lakban 2 10 20
Jumlah per satu kali produksi(Rp) 1.221,75
Jumlah per bulan(Rp) 24.435
c. Biaya Tetap
Yaitu biaya yang dikeluarkan dan jumlahnya tetap
setiap jumlahnya, berapa pun jumlah produksinya.
Meliputi biaya tenaga kerja,listrik/air, gas,penyusutan
alat, dan lainnya
Berikut tabel biaya tetap untuk produksi asinan:
Items Jumlah(dalam ribu Rp)
Tenaga Kerja tetap(6 orang x 4.500
Rp750.000)
Listrik/air 1.500
Gas 1.200
Penyusutan alat 84
Biaya lainnya 100
Total biaya per bulan 7.384
Total biaya per hari 369,2
d. Total Biaya
Yaitu jumlah keseluruhan biaya tidak tetap dan biaya
tetap. Total biaya pada produksi asinan adalah
Total biaya = Biaya variabel + Biaya Tetap
= Rp 1.221.750,00 + Rp 369.200,00
= Rp 1.596.950,00

e. Harga Pokok Produksi(HPP)


Adalah harga pokok dari suatu produk, dimana jika
dijual dengan harga tersebut maka produsen tidak untung
juga tidak rugi. HPP ditentukan untuk bisa menentukan
harga jual, yakni HPP ditambah margin keuntungan yang
akan diambil. Untuk produksi asinan,HPP nya adalah
Total biaya/Jumlah produksi
Rp 1.596.950,00/50 = Rp 3.140,00
f. Harga Jual
Yaitu harga yang harus dibayarkan pembeli untuk
mendapatkan produk tersebut. Harga jual dibagi menjadi
harga dari pabrik dan harga konsumen.
Pada produk asinan, melihat HPP nya Rp3.140,00 dan
produk pesaing dengan harga jual sekitar Rp6.000-Rp8.000.
Maka ditetapkan harga jual dari pabrik adalah Rp5.000
dengan harapan harga ditingkat konsumen adalah Rp6.000-
Rp7.000

No Satuan Harga satuan(dalam ribu Rp)


1 Mangkok 240 gr 5
2 Karton isi 12 mangkok 60
g. Penerimaan Kotor
Adalah jumlah penerimaan uang yang didapatkan
oleh perusahaan sebelum dipotong biaya total

Jenis Kemasan Mangkok(cup) Satuan(Rp) Total(Rp)


Mangkok 240 gr 500 5.000 2.500.000
Total(Rp) 2.500.000
h. Pendapatan Bersih(Laba)

Adalah penerimaan uang yang didapatkan oleh


perusahaan setelah dipotong biaya total. Pada produksi
asinan yakni
Pendapatan Bersih = Penerimaan Kotor – Total Biaya
= Rp 2.500.000,00 – Rp 1.569.950,00
= Rp 930.050,00
Jadi perkiraan laba untuk satu kali produksi, yaitu
sebanyak 500 mangkok asinanakan diperoleh laba
sebesar Rp 930.050,00
D. MEDIA PROMOSI
MAKANAN KHAS DAERAH
MODIFIKASI
Pemasaran merupakan salahsatu faktor yang sangat
penting untuk mencapai tujuan usaha dalam rangka
mendapatkan laba yang direncanakan.
Perlu dilakukan strategi yang tepat untuk menunjang
keberhasilan pemasaran produk. Salah satu strategi yang
biasa digunakan adalah 4P, yaitu Product, Price, Place,
dan Promotion.
Ada banyak cara untuk memasarkan produk
makanan khas daerah, berikut beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam memasarkan produk :
1. Perkenalan
Tahap pertama dimulai dengan hal yang kecil,
kenalkan produk yang kita buat kepada teman-teman
dekat, teman sekolah, atau tetangga sekitar rumah.
Berilah sedikit tes produk agar mereka dapat mencicipi
produk buatan anda agar tertarik untuk membeli.

2. Pertemuan Rutin
Pertemuaan rutin pada area paling
kecil,misalnya RT/RW atau komplek perumahan dapat
dijadikan media promosi makanan khas daerah yang
efektif.
3. Pameran/Bazar
Ajang pameran/bazar ini dapat digunakan
untuk media promosi makanan khas daerah yang baik.
Biaya yang dikeluarkan juga tidak terlalu besar, sehingga
terjangkau oleh skala Uasaha Mikro Kecil
Menengah(UMKM).

4. Media Sosial
Keberadaan media sosial seperti facebook,
twitter, instagram , dll dapat dimanfaatkan untuk media
promosi yang efektif dan efisien. Semakin aktif anda
mempromosikan produk di jejaring sosial maka
kemungkinan akan semakin banyak pembeli yang tertarik
pada produk anda, bisa juga dengan membuat blog atau
website sendiri.
5. Penjualan Kreatif
Penjualan kreatif yaitu menjual produk yang
hanya sedikit orang menjalaninya. Seperti
memanfaatkan adanya pasar malam/pasar kaget, car
free day atau pada event-event tertentu lainnya.
Hal besar dimulai dari hal yang kecil, dan
dimulai saat ini. Seorang wirausahawan adalah
seorang yang bisa menangkap peluang dengan cepat
dan sebaik mungkin
E. ANALISIS SISTEM
KONSINYASI MAKANAN
KHAS DAERAH MODIFIKASI
Sistem pemasaran produk dibagi menjadi:
1. Penjualan langsung : sistem penjajahan langsung pada
konsumen.
2. Penjualan tidak langsung : penjualan dengan
menggunakan perantara atau menggunakan saluran
distribusi.

Sistem yang diterapkan dalam pemasaran produk


makanan khas daerah adalah sistem konsinyasi.

SISTEM KONSINYASI : sistem kerjasama pemasaran, antara


pemilik barang(produsen), dengan pemilik warung atau toko
(pemasar), atau sering disebut sistem titip jual, dimana antara
produsen dan pemasar membuat kesepakatan kerjasama denga
maksud menitipkan barang dagangan diwarunng tersebut.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai