Sampel darah dan urin diambil saat pemeriksaan otopsi dan diperiksa dengan
menggunakan gas kromatografi untuk alcohol etil dan memberikan hasil yang negatif.
Sampel urin selanjutnya diperiksa untuk komponen amfetamin dan komponen lain
DISKUSI
Hasil dari pemeriksaan otopsi telah menunjukkan bahwa kematian ini adalah akibat
tenggelam dimana ditandai dengan emfisema akuos (aqueous emphysema) pada paru yang
telah ditemukan saat otopsi. Lukanya akibat tusukan sebelumnya memang sudah ada sebelum
penderita tenggelam ke dalam air dan pada saat penderita bernafas, air masuk ke dalam
saluran pernafasan. Kemungkinan besar, air itu juga masuk ke dalam rongga pleura melalui
luka tusukan tersebut dan didapatkan cairan dalam rongga pleura pada saat pemeriksaan
Namun, dalam kasus seperti itu, jika saat tenggelam dalam air tidak terlihat dan
tubuh dengan luka tusukan telah dicuci di darat oleh laut, kemungkinan pembunuhan dan
tubuh yang telah dilemparkan ke dalam air seharusnya diperiksa dulu. Kaedah seperti itu bisa
dikecualikan setelah ditemukan tanda-tanda tenggelam, sementara itu tetap diperlukan untuk
mencari dengan cara apa banyak luka tusukan telah dilakukan. Seperti yang telah diketahui,
beberapa luka tusukan adalah akibat dari pembunuhan. Diingatkan juga bahwa metode
pembunuhan mempunyai pelbagai cara seperti apakah mangsa sebelumnya memang sudah
ditikam dengan pisau beberapa kali dan dibuang ke dalam air atau memang jatuh ke dalam air
akibat tenggelam.
Oleh itu, setiap kasus individual dengan jenis kasus seperti ini harus dilakukan
pemeriksaan luka dari segi bentuk, lokasi, susunan, kedalaman serta susunan dari luka
tersebut. Untuk kasus diatas, baik pengelompokan luka (dua kelompok luka berdekatan satu
sama lain) dan hampir sejajar pengaturan pada sudut yang sama dengan body plane (sumbu
badan) menunjukkan kematian akibat tindakan almarhum itu sendiri. Pada orang yang tangan
kanan, karena kondisi anatomis, luka biasanya terletak di sisi kiri badan, dan orientasinya
lebih horisontal daripada vertikal, yang akan terjadi pada kebanyakan luka ditimbulkan oleh
orang lain. Selain itu, susunan (arrangement) paralel dari luka dan pengelompokan luka
(defense) pada saat menikam. Menurut literature, orang yang menusuk diri sendiri dengan
pisau biasanya mempamerkan tubuh mereka untuk membuat lebih mudah memotong kulit.
Dalam kasus yang diperiksa, baik celana dan baju kaos dipotong tujuh kali, yang sesuai
dengan jumlah luka. Ini menunjukkan bahwa kasus tersebut sekali lagi terbukti menjadi
pengecualian peraturan. Gambaran atipikal bunuh diri juga jumlah luka yaitu tujuh buah,
kedalaman, dan luka organ internal seperti paru-paru, diafragma dan hati karena kebanyakan
dari mereka adalah luka dalam. Sebagian besar kasus bunuh diri dengan banyak luka di
tubuh, ternyata hanya beberapa dari mereka yang tampak seperti serius sementara yang lain