Anda di halaman 1dari 34

GOLONGAN I & II

PERTANYAAN

1. Gambarkan proses kimia dan fisika ketika logam Na dimasukkan ke dalam air?
2. Dalam satu golongan, sifat logam alkali dan alkali tanah. Bagaimana kelarutannya?
3. Jelaskan prinsip urutan spektrum warna pada senyawa alkali. Hitung energinya dan
urutkan tingkat energi dari tinggi ke rendah(panjang gelombang)?
4. Ikatan pada KH dan Li3N merupakan ikatan ionik atau kovalen? Gambarkan
strukturnya?
5. Mengapa Mg3N2 lebih sulit terbentuk daripada Li3N?

JAWABAN
1. Proses Fisika dan Kimia saat Na dimasukan ke dalam air:
Fisika : saat logam natrium dimasukan ke dalam air akan menghasilkan gelembung
dan percikan api atau hanya letupan kecil, kemudian natrium akan menjadi larutan
natrium yang tidak berwarna dalam air. Proses ini bisa menghasilkan panas.
Kimia : molekul air akan menarik ion logam Na dan mengelilingi ion-ion Na+ dalam
larutan, dan membentuk NaOH serta gas H2.
Na (s) + H2O NaOH (l) + H2 (g) + Panas

2. Kelarutan logam alkali dan alkali tanah dalam air dari atas kebawah makin mudah,
karena jika jari jari atom makin kecil, maka jarak antara atom dalam logam makin dekat
sehingga sulit untuk memecah ikatan logam. Serta untuk melakukan hidrasi
memerlukan energi yang rendah karena densitas muatan ion yang rendah pula.
3. Prinsip spectrum warna pada alkali tanah
Perbedaan warna nyala dapat dijelaskan dengan perpindahan electron dari kulit terluar
ke kulit yang lebih dalam yang dimiliki oleh setiap atom. Perbedaan ini berhubungan
erat dengan peristiwa penyerapan energy atau radiasi oleh suatu atom. Ketika atom
menyerap energy maka electron pada kulit terluar akan tereksitasi. Suatu atom yang
tereksitasi amat tidak stabil,maka dalam keadaan ini secara spontan ia kembali ke
keadaan dasar ground statedengan mengemisikan cahaya. Jumlah energy yang
diserap untuk transisi diantara 2 tingkat energy dengan persamaan Bohr : E = hV =h
c/
Artinya jumlah energy yang diserap berbanding terbalik dengan panjang gelombong
sehingga pada energy tersebut dipancarkan warna dengan panjang gelombang tertentu
pula. Electron yang berbeda pada tiap atom berhubungan dengan energy yang diserap
dan dipancarkannya berbeda, sehingga panjang gelombang radiasi tersebut berbeda
pula dan ini yang diidentifikasi sebagai warna.
Energi dari tingkat tinggi ke rendah:

Tingkat Energi Unsur Warna nyala


TINGGI Li Merah tua
Na Kuning
K Lilak
Rb Merah, violet
RENDAH Cs Biru

4. Struktur Li3N

5. Li memiliki jari-jari yang kecil sehingga inti dalam atom Li lebih mudah untuk
meneraik elektron terluar dari N, sedangkan jari-jari atom Mg lebih besar sehingga
jarak dari inti ke elektron keluarnya makin jauh, dan tarikan dari inti atom Mg ke
elektron terluar dari atom N lebih lemah. Sehingga atom Li lebih mudah bereaksi
dengan N, dari pada Mg dengan N.
Golongan IIIA
1. Kenapa Aluminium tidak berkarat ?
Jawab :
Proses oksidasi aluminium oleh air dan udara (Oksigen) menghasilkan senyawa
aluminium oksida (Al2O3). Aluminium tidak berkarat karena senyawa aluminium
oksida ini membentuk lapisan yang sangat kuat, tidak berpori, dan merata di permukaan
aluminium yang dapat melindungi logam aluminium tersebut terhadap udara. Sehingga
tidak terbentuk oksidasi lebih lanjut (peristiwa korosi). Aluminium juga tidak dapat
bereaksi dengan air karena adanya lapisan tipis oksida ini. Lapisan tipis Al2O3 ini
memiliki tebal 10-8 m yang tidak tembus air, sehingga melindungi permukaan logam
dari reaksi lebih lanjut.

2. Reaksi polimerasi Boron ?


Jawab :
Reaksi polimerasi merupakan reaksi penggabungan molekul-molekul kecil
(monomer) yang membentuk molekul yang besar.
Dari beberapa literatur, sintesa boron nitride dapat dilakukan dengan reaksi polimerasi
menggunakan bahan baku boron oksida ditambah senyawa kimia yang mengandung
nitrogen dari senyawa organik/anorganik melalui perlakuan yang khusus, yaitu dengan
mereaksikan dalam atmosfer inert. Hasil penelitian yang telah dilakukan di Balai Besar
Keramik yaitu melalui reaksi polimerasi menggunakan boron oksida, amoniak/urea dan
karbon sebagai katalisator yang dilakukan dengan reaksi secara stoikiometri dalam
bentuk larutan, didapat boron nitride masih berasosiasi dengan karbon, dengan terjadi
reaksi endoterm pada suhu antara 144,40oC-414,4oC dan reaksi eksoterm pada suhu
825,23oC-1137,45oC, sehingga dapat didesain dalam reaksi pembentukan boron nitride
yang optimal.

3. Mengapa boron dan aluminium berada dalam bentuk oksidanya ?


Boron merupakan unsur metaloid, berbeda dengan sisa unsur lain dalam golongan 3A
yang bersifat logam. Boron tidak membentuk senyawa ionik biner dan tidak reaktif
terhadap gas oksigen dan air. Boron merupakan unsur yang kurang elektron, dan
mempunyai p-orbital yang kosong. Ia bersifat electrofilik. Sebagian boron sering
berkelakuan seperti asam Lewis, iaitu sedia untuk terikat dengan bahan kaya elektron
untuk memenuhi kecenderungan boron untuk mendapatkan elektron. Kemampuan
boron bereaksi dengan udara bergantung pada kekristalan sampel tersebut, suhu, ukuran
partikel, dan kemurniannya. Boron tidak bereaksi dengan udara pada suhu kamar. Pada
temperatur tinggi, boron terbakar membentuk boron (III) Oksida, BO.
4B + 3O (g) 2 BO
Boron yang bersifat semi- logam menyukai pembentukan ikatan kovalen. Namun
demikian kovalensi juga umum terjadi pada unsur-unsur logam dalam golongan ini; hal
ini dikaitkan dengan tingginya muatan (+3) dan pendeknya jejari tiap ion logam yang
bersangkutan sehingga menghasilkan rapatan muatan yang sangat tinggi, yang pada
giliranya mempolarisasi setiap anion yang mendekatinya untuk menghasilkan ikatan
kovalen.
4. Konsep muatan inti efektif terhadap biloks logam
Bilangan oksidasi dari golongan III A ini adalah +3, bila dikaitkan dengan muatan inti
efektif atau disebut juga efek perisai maka tarikan dari inti lebih lemah keelektron di
kulit terluar sehingga melepaskan 3 elektron tersebut.contohnya pada Alumunium yang
memiliki nomor atom 13 artinya 13 muatan inti menarik 13 elektron akan tetapi ditolak
oleh 10 elektron sehingga tarikan muatan inti ke elektron terluar lebih lemah yang
menyebabkan 3elektron tersebut dilepaskan.

5. Bagaimana pembentukan BF3 dan strukturya ?


Jawab:

6. Mengapa Al(OH)3 bisa menjernihkan air ?


Jawab :
Hal tersebut dapat terjadi karena ketika senyawa Al(OH)3 tersebut terionisasi
menghasilkan Al+3 dan OH-, yang mana ion positif yang terdapat pada unsur Al
berperan dalam mengikat kotoran yang bermuatan negatif. Prinsip kerjanya hampir
sama dengan sifat koagulan pada tawas. Karena partikel-partikel koloid yang
terbentuk umumnya terlalu sulit untuk dihilangkan jika hanya dengan pengendapan
secara gravitasi. Tetapi apabila koloid-koloid tersebut distabilkan dengan cara
agregasi atau koagulasi menjadi partikel yang lebih besar maka koloid-koloid tersebut
dapat dihilangkan dengan cepat.
GOLONGAN IV A (Golongan Karbon)
1. Bagaimana cara menentukan jari-jari atom? Bagaimana kecenderungannya
dalam golongan IV A?
Jawab :
Untuk menentukan jari-jari atom, saat ini digunakan sebuah unit standar
pengukuran, yaitu jari-jari atom picometers (pm). Untuk menentukan jari-jari atom
sangatlah mudah yaitu dengan mengukur setengah dari jarak antara dua atom sejenis
yang berikatan.
Kecenderungan dalam satu golongan, jari-jari atom dari atas ke bawah semakin
meningkat. Unsur-unsur pada golongan yang sama memiliki jumlah elektron valensi
yang sama, tetapi memiliki nomor atom yang berbeda. Dalam satu golongan, dari atas
ke bawah nomor atom setiap unsur akan semakin besar nilainya. Naiknya nomor atom
ini berarti bertambahnya kulit elektron, yang menyebabkan jari-jari atomnya semakin
membesar.

2. Bagaimana proses pembuatan intan dan bagaimana strukturnya?

Gambar di atas adalah unit terkecil yang menunjukkan ikatan kovalen yang dibentuk
oleh karbon-karbon penyusun intan.
Intan adalah salah satu alotropi dari karbon. Karbon dengan nomor atom 6
memiliki konfigurasi elektron: 2,4. Ada 4 elektron pada kulit terluar atom karbon dan
ketika membentuk struktur intan, 4 elektron ini akan dipakai untuk membentuk 4 buah
ikatan kovalen tunggal dengan 4 atom karbon lainnya.
Intan terbentuk jauh di kedalaman Bumi, kurang lebih 150 km di bawah
permukaan. Dan yang pasti temperatur pada kedalaman tersebut sangat panas. Juga
tekanan yang sangat tinggi. Tekanan tersebut berasal dari seluruh berat batuan dan
tanah yang ada di atasnya. Kombinasi antara temperatur yang sangat panas dan tekanan
yang sangat tinggi adalah kondisi yang diperlukan untuk membentuk kristal-kristal
intan.

Konfigurasi elektron karbon: 1s22s22p2.


Bila dilihat dari hibridisasi di atas, maka dapat dilihat bahwa 1 atom C mengikat 4 atom C
yang lain dengan ikatan tunggal semuanya. Sehingga dapat diperkirakan, hibridisasi 4 atom
C lebih membutuhkan energi yang lebih besar dibandingkan hibridisasi 3 atom C di dalam
grafit. Sehingga, suhu pembentukan intan lebih tinggi. Intan menjadi sangat kokoh, karena
strukturnya. Struktur tetrahedral yang saling terkait adalah struktur yang kokoh yang
menjadikan intan sangat keras sampai bisa membelah kaca.

3. Bagaimana struktur dari grafit berdasarkan ikatannya? Grafit dapat menghantarkan


listrik,mengapa intan tidak?
Jawab :

Pada intan, atom karbon tersusun dengan bentuk tetrahedral. Bentuk tetrahedral
ini merupakan bentuk yang juga terdapat pada gas CH4. Setiap atom karbon pada intan
terikat secara kovalen dengan 4 atom lainnya. Sedangkan pada grafit Setiap atom
karbon terikat dengan 3 atom karbon lainnya. Struktur yang terbentuk dari grafit adalah
heksagonal belapis-lapis. Dengan perbedaan struktur ini, kita dapat mengetahui
pengaruhnya terhadap sifat intan dan grafit.
Perbedaan sifat intan dan grafit adalah mengenai daya hantar listrik dan daya
hantar logam. Intan merupakan isolator listrik yang baik sedangkan grafit merupakan
konduktor listrik yang baik. Sebaliknya, intan merupakan konduktor panas yang baik
sedangkan grafit merupakan isolator panas yang baik. Kenapa seperti itu, telah
disebutkan bahwa setiap atom karbon pada grafit terikat dengan tiga atom karbon
lainnya membentuk susunan heksagonal belapis seperti pada gambar di atas. Kita tahu
bahwa atom karbon memiliki empat elektron valensi. Kalau digunakan tiga, berarti
masih tinggal satu kan? Sisa satu elektron valensi ini yang dapat digunakan untuk
menghantarkan arus listrik. Nah alasan ini yang menyebabkan grafit mampu
menghantarkan listrik. Sebaliknya, atom karbon intan yang menggunakan semua
elektron valensinya untuk berikatan menyebabkan tidak ada lagi elektron valensi yang
tersisa. (intan terikat secara kovalen dengan 4 atom lainnya). Akibatnya, intan tidak
dapat menghantarkan arus listrik.

4. Bagaimana cara membersihkan belerang dari batu bara dan minyak bumi?
Jawab:
a. Desulfurisasi batu bara
Dalam proses penangkapan unsur S atau desulfurisasi batubara dapat dilakukan
dengan berbagai macam cara yang berbeda yaitu secara :
1) Kimia
2) Biologi
3) Fisik
Penghilangan unsur S dalam batubara juga dapat diaplikasikan sebelum pembakaran
berlangsung,
sesudah pembakaran ataupun ketika pembakaran batubara berlangsung.
Berikut ini merupakan contoh penghilangan unsur S dalam batubara dalam furnace
ketika pembakaran berlangsung:
Untuk "menangkap S, kedalam furnace disemburkan bubuk kapur CaCO3 yang
disebut sorbent. Salah satu alasan pemilihan CaCO3 adalah harganya yang murah dan
mudah diperoleh. Proses yang terjadi di dalam furnace adalah sebagai berikut :
1) Desulfurization (De-SOx) Reaction : CaCO3 CaO + CO2 CaO + SO2+
O2 CaSO4 (s) ( S telah "tertangkap" dalam bentuk endapan);
2) Di suhu tinggi (di atas 1300 C) terjadi reaksi berikut: CaSO4 CaO + SO2+
O2 ( Hal ini menyebabkan De-SOx efisiensi berkurang drastis).

1) Desulfurisasi batu bara dengan proses kimia


Oksidative ( temperatur penguraian batubara dibawah 400oC )
Pada proses oksidasi untuk menghilangkan sulfur yang terkandung dalam
batubara menggunakan zat pengoksidasi sebagai berikut: a) Metal ions (Fe+3, Hg+2,
Ag+); b) Strong acids (HNO3 + HClO4); dan c) O2, Cl2, SO2, H2O2 dan udara.
Metode yang digunakan dalam proses oksidasi ini yaitu Metode Meyer yang
telah dikembangkan. Proses tersebut berdasarkan oksidasi kandungan sulfur bentuk
pirit dalam batubara dengan menggunakan larutan Ferric sulfate panas, tanpa
menghilangkan asam organik.
Batubara : berukuran 1.4 mm
Pereaksi : Fe2(SO4)3
Temperature : 100-130 oC
Waktu : 5-6 jam
Tekanan : 3-6 atm
Pirit dioksidasikan menjadi ferrous sulfate, H2SO4 dan unsur S.
Penghilangan Pyritic-S : 83-99 %
As, Cd, Mn, Pb dan Zn juga dihilangkan.
Reaksi oksida desulfurisasi sebagai berikut:
5FeS2 + 23Fe2(SO4)3 + 24H2O51FeSO4+ 4S
O2 ditambahkan untuk mengoksidasi FeSO4 agar kembali menjadi Fe2(SO4)3
4FeSO4 + 2H2SO4 + O2 2Fe2(SO4)3 + 2H2O
Netralsasi batu kapur untuk menghilangkan kelebihan sulfat
Fe2(SO4)3 + CaO3CaSO4 + Fe2O3
FeSO4 + CaO CaSO4 + FeO

Reaksi oksida desulfurisasi secara umum :


2FeS2 + 7O2 + 2H2O 2FeSO4 + 2H2SO4
4FeSO4 + O2 + 2H2SO4 2Fe2(SO4)3 + 2H2O
Fe2(SO4)3 + 3H2O Fe2O3 + 3H2SO4
Caustic ( temperatur penguraian batubara dibawah 400oC )
Reaksi Desulfurisasi menggunakan caustic :
2FeS2 + 6NaOH2NaFeO2 + Na2S + 2H2O + O2
Coal-S + 2NaOH Coal-O + Na2S + H2O
Molten Caustic Leaching (MCL): Proses MCL konvensional menggunakan
campuran NaOH + KOH (1:1), atau NaOH + KOH + Ca(OH)2 pada temperatur
370-390 oC selama 2-3 jam.
Reduction (proses hidrosulfurisasi pada temperatur > 440 oC). Reaksi yang
terjadi pada proses reduksi adalah sebagai berikut:
FeS2 + H2 FeS(s) + H2S (g)
FeS + H2 Fe + H2S (g)
Kekurangan proses desulfurisasi secara kimia:
Biaya proses tinggi.
Severe leaching conditions (100-400oC).
Energy intensive.
Penambahan material ke dalam batubara selain dapat mengurangi
kandungan ash dan sulfur dapat juga berpotensi menjadi polutan.
Banyak di temukan permasalahan pengendalian polusi, korosi dan
pembuangannya.
2) Desulfurisasi dengan proses biologi

Kandungan sulfur dalam batubara dapat dihilangkan dengan metode biologi


yang dikenal dengan Mikrobial desulfurization. Proses desulfurisasi secara
mikrobiologi dapat dilakukan dengan cara pengoksidasian pyrite, unsur S, dan S-
organik oleh bakteri. Beberapa mikroorganisme yang mampu mengoksidasi Sulfur,
yaitu:


Acidithiobacillus ferrooxidans (for FeS2).

Acidithiobacillus thiooxidans (for FeS2).

Leptospirillum ferrooxidans (for FeS2).

Sulfolobus acidocalderius (for FeS2).

Rhodopseudomonas spheriodes (for organic-S). 1. Reaksi 2. Proses konversi
batubara menggunakan biotechnolgy
3) Physical desulphurization (coal preparation)

Desulfurisasi secara fisika memiliki peran penting dalam pengurangan kandungan


sulfur dan abu dalam batubara, hanya dapat menghilangkan pyritic sulfur dan mineral
lainnya. 1. Advanced novel coal beneficiation techniques, 2) Microcel (column
flotation)

4) Flue Gas Desulfurization (FGD)

Selain memperbaiki efisiensi dan sistim pembakaran batubara, sebagai upaya


untuk mencegah berlanjutnya krisis ekologi dewasa ini juga telah dikembangkan
sistim peralatan berteknologi tinggi yang mampu memisahkan gas-gas polutan
seperti SOx dan NOx dalam gas buang dari pembakaran batubara. Salah satu metode
untuk memisahkan polutan SOx dalam gas buang adalah dengan teknik flue-gas
desulfurization (FGD). Pemisahan polutan dapat dilakukan menggunakan penyerap
batu kapur atau Ca(OH)2. Gas buang dari cerobong dimasukkan ke dalam fasilitas
FGD. Ke dalam alat ini kemudian disemprotkan udara sehingga SO2 dalam gas buang
teroksidasi oleh oksigen menjadi SO3. Gas buang selanjutnya "didinginkan" dengan
air, sehingga SO3 bereaksi dengan air (H2O) membentuk asam sulfat (H2SO4).
Asam sulfat selanjutnya direaksikan dengan Ca(OH)2 sehingga diperoleh hasil
pemisahan berupa gipsum (gypsum). Gas buang yang keluar dari sistim FGD sudah
terbebas dari oksida sulfur. Hasil samping proses FGD disebut gipsum sintetis karena
memiliki senyawa kimia yang sama dengan gipsum alami.

b. Desulfurisasi minyak bumi


Desulfurisasi merupakan proses yang digunakan untuk menyingkirkan senyawa sulfur
dari minyak bumi. Pada dasarnya terdapat 2 cara desulfurisasi, yaitu dengan :

1) Ekstraksi menggunakan pelarut, serta


2) Dekomposisi senyawa sulfur (umumnya terkandung dalam minyak bumi dalam
bentuk senyawa merkaptan, sulfida dan disulfida) secara katalitik dengan proses
hidrogenasi selektif menjadi hidrogen sulfida (H2S) dan senyawa hidrokarbon asal
dari senyawa belerang tersebut. Hidrogen sulfida yang dihasilkan dari dekomposisi
senyawa sulfur tersebut kemudian dipisahkan dengan cara fraksinasi atau
pencucian/pelucutan.

Akan tetapi selain 2 cara di atas, saat ini ada pula teknik desulfurisasi yang lain yaitu
bio-desulfurisasi. Bio-desulfurisasi merupakan penyingkiran sulfur secara selektif dari
minyak bumi dengan memanfaatkan metabolisme mikroorganisme, yaitu dengan
mengubah hidrogen sulfida menjadi sulfur elementer yang dikatalis oleh enzim hasil
metabolisme mikroorganisme sulfur jenis tertentu, tanpa mengubah senyawa
hidrokarbon dalam aliran proses. Reaksi yang terjadi adalah reaksi aerobik, dan
dilakukan dalam kondisi lingkungan teraerasi. Keunggulan proses ini adalah dapat
menyingkirkan senyawa sulfur yang sulit disingkirkan, misalnya alkylated
dibenzothiophenes. Jenis mikroorganisme yang digunakan untuk proses bio-
desulfurisasi umumnya berasal dari Rhodococcus sp, namun penelitian lebih lanjut juga
dikembangkan untuk penggunaan mikroorganisme dari jenis lain.

Proses ini mulai dikembangkan dengan adanya kebutuhan untuk menyingkirkan


kandungan sulfur dalam jumlah menengah pada aliran gas, yang terlalu sedikit jika
disingkirkan menggunakan amine plant, dan terlalu banyak untuk disingkirkan
menggunakan scavenger. Selain untuk gas alam dan hidrokarbon, bio-desulfurisasi juga
digunakan untuk menyingkirkan sulfur dari batubara.

o Proses Shell-Paques Untuk Bio-Desulfurisasi Aliran Gas

Salah satu lisensi proses bio-desulfurisasi untuk aliran gas adalah Shell Paques dari
Shell Global Solutions International dan Paques Bio-Systems. Proses ini sudah
diterapkan secara komersial sejak tahun 1993, dan saat ini kurang lebih terdapat sekitar
35 unit bio-desulfurisasi dengan lisensi Shell-Paques beroperasi di seluruh dunia.

Proses ini dapat menyingkirkan sulfur dari aliran gas dan menghasilkan hidrogen
sulfida dengan kapasitas mulai dari 100 kg/hari sampai dengan 50 ton/hari,
menggunakan mikroorganisme Thiobacillus yang sekaligus bertindak sebagai katalis
proses bio-desulfurisasi. Dalam proses ini, aliran gas yang mengandung hidrogen
sulfida dilewatkan pada absorber dan dikontakkan pada larutan soda yang mengandung
mikroorganisme. Senyawa soda mengabsorbi hidrogen sulfida, dan kemudian dialirkan
ke bioreaktor THIOPAQ berupa tangki atmosferik teraerasi dimana mikroorganisme
mengubah hidrogen sulfida menjadi sulfur elementer secara biologis dalam kondisi pH
8,2-9. Sulfur hasil reaksi kemudian melalui proses dekantasi untuk memisahkan dengan
cairan soda. Cairan soda dikembalikan ke absorber, sedangkan sulfur diperoleh sebagai
cake atau sebagai sulfur cair murni. Karena sifatnya yang hidrofilik sehingga mudah
diabsorpsi oleh tanah, maka sulfur yang dihasilkan dari proses ini dapat juga
dimanfaatkan sebagai bahan baku pupuk.Tahapan reaksi bio-desulfurisasi dapat
digambarkan sebagai berikut :
Absorpsi H2S oleh senyawa soda

Pembentukan sulfur elementer oleh mikroorganisme

Keunggulan dari proses Shell-Paques adalah :

Dapat menyingkirkan sulfur dalam jumlah besar (efisiensi penyingkiran


hidrogen sulfida dapat mencapai 99,8%) hingga menyisakan kandungan
hidrogen sulfida yang sangat rendah dalam aliran gas (kurang dari 4 ppm-
volume).
Pemurnian gas dan pengambilan kembali (recovery) sulfur terintegrasi
dalam 1 proses- gas buang (flash gas/vent gas) dari proses ini tidak
mengandung gas berbahaya, sehingga sebelum dilepas ke lingkungan tidak
perlu dibakar di flare. Hal ini membuat proses ini ideal untuk lokasi-lokasi
dimana proses yang memerlukan pembakaran (misalnya flare atau
incinerator) tidak dimungkinkan.
Menghilangkan potensi bahaya dari penanganan solvent yang biasa
digunakan untuk melarutkan hidrogen sulfida dalam proses ekstraksi.
Sifat sulfur biologis yang hidrofilik menghilangkan resiko penyumbatan
(plugging atau blocking) pada pipa.
Bio-katalis yang digunakan bersifat self-sustaining dan mampu beradaptasi
pada berbagai kondisi proses.
Konfigurasi proses yang sederhana, handal dan aman (antara lain
beroperasi pada suhu dan tekanan rendah) sehingga mudah untuk
dioperasikan.

Proses Shell-Paques ini dapat diterapkan pada gas alam, gas buang regenerator
amine, fuel gas, synthesis gas, serta aliran oksigen yang mengandung gas limbah yang
tidak dapat diproses dengan pelarut.

5. Bagaimana fenomena adanya warna dari suatu senyawa (khususnya intan dan grafit)?

Jawab :
Fenomena adanya warna dari senyawa intan :
1. Adanya pengotor dalam struktur intan sehingga pengotor tersebut dapat mengubah
spektrum absorbs intan. Spektrum intan yang berubah akibat adanya pengotor
tergantung pada jenis dan konsentrasi pengotor yang ada misalnya intan kuning dan
orange mengandung N, intan biru mengandung boron, intan abu-abu, ungu dan
hijau mengandung hindrogen.
2. Intan hijau disebabkan oleh radiasi alam, yang terjadi selama berjuta-juta tahun
sehingga dapat mengubah struktur atom dalam intan. Akibat berubahnya struktur
intan menyebabkan spektrum intan menyebabkan spektrum absorpsi intanpun
berubah.
3. Intan merah muda, merah dan coklat disebabkan oleh adanya deformasi plastic.
Struktur atom karbon yang memutar selama pembentukan intan dalam tanah
sehingga mengubah spektrum absorpsi intan. Hal ini tampak pada intan sebagai
garis urat yang menyerupai urat kayu. Garis inilah yang memberikan spektrum
warna yang berbeda.

Fenomena adanya warna dari senyawa grafit :


Grafit berwarna kelabu akibat delokalisasi electron antar permukaannya, grafit dapat
berfungsi sebagai konduktor listrik.

6. Bagaimana menghitung usia fosil? Dari isotop C-14 atau isotop lainnya?
Jawab :

Umur fosil bisa kita hitung dengan persamaan berikut ini:

t = waktu yang udah lewat setelah organisme ini mati


T = waktu paruh C-14, alias 5.730 tahun
N0 = kadar C-14 atmosfer sekarang
N(t) = kadar C-14 pada sampel

Jika kadar C-14 atmosfer sekarang itu 10-12, dan ada sampel fosil pohon yang kadar C-
14 nya tinggal 10-14, umurnya berarti:

Karbon memiliki 15 isotop, mulai dari C-8 sampe C-22. Kebanyakan dari isotop
karbon ini sangat tidak stabil, artinya memiliki waktu paruh yang singkat. Tapi, ada
satu isotop yang panjang waktu paruhnya, yaitu C-14 dengan waktu paruh 5.730 tahun.
C-14 ini terbentuk di atmosfer, dari N-14 yang bereaksi dengan cosmic ray atau radiasi
dari luar tata surya.
Sementara itu, fosil yang jadi sampel kita biasanya berupa makhluk organik
pada masa lampau, entah itu tanaman atau hewan. Tanaman menggunakan CO2 ini
untuk proses fotosintesis, sehingga C-14 tadi masuk ke tanaman, dan juga ke hewan
yang memakan tanaman, lalu hewan karnivora yang makan hewan herbivora. Karena
semua makhluk hidup berhubungan langsung dengan atmosfer dalam siklus
karbon, kadar C-14 di tubuh makhluk hidup akan hampir sama dengan yang di
atmosfer, yaitu 10-12. Tapi, waktu makhluk itu mati, dia langsung terputus dari
siklus karbon dengan atmosfer. Dari moment inilah kita bisa menghitung
waktu yang dilewati fosil tersebut setelah mati berdasarkan perbandingan waktu
paruh dari kadar karbon C-14 dengan kadar C-14 yang ada di atmosfer saat ini.
Ketika makhluk hidup mati, tanaman tidak berfotosintesis lagi, hewan herbivora tidak
makan tanaman berisi C-14 lagi, hewan karnivora tidak makan hewan berisi C-14 lagi.
Maka, C-14 yang tersisa di sisa tanaman atau hewan tersebut akan mulai menghilang
karena peluruhan tadi, dan kadar C-14 di sisa tersebut mulai berkurang.
7. Apa peran batu bara untuk ekstraksi logam dari mineralnya?
Pengolahan mineral terjadi di dalam reaktor mini blast furnace. Pada reaktor ini
dimasukkan batu bara, mineral dan limestone. Batu bara, mineral dan limestone
dimasukkan secara berlapis dengan lapisan paling bawah diisi oleh batu bara,
kemudian mineral di atasnya, dan limestone pada layer paling atas. Begitu seterusnya
disusun berlapis-lapis hingga memenuhi reaktor mini blast furnace. Pada proses
pembakaran, peran batubara sangat penting. Batubara bertindak sebagai penyangga
atas material lain yang ada di bagian atas. Selain itu juga berfungsi sebagai sumber
karbon yang dibutuhkan dalam proses pembakaran untuk membentuk gas CO yang
berfungsi sebagai reduktor. Yang perlu diperhatikan pula, batubara berfungsi
membentuk permeability yang mana sangat berpengaruh terhadap optimasi selama
berjalannya proses pembakaran. Ukuran permeability akan berpengaruh terhadap
aliran fluida berupa udara panas dari bagian bawah tungku menuju bagian atas atau
preheating zone. Selain itu juga berpengaruh terhadap aliran fluida berupa cairan
logam dari bagian atas untuk menuju lubang tapping.
8. Peransilikat (SiO2)
=>udahdijawabbapak : untukkeperluanmetalurgidanmenghindaripembentukan PbSO4
=>nyambungdenganpertanyaannomorsebelumnya.
9. Pemanfaatan Pb dalam Aki?
Jawab:

Reaksi kimia

Pada saat aki digunakan, tiap molekul asam sulfat (H2S04) pecah menjadi dua ion hidrogen
yang bermuatan positif (2H+) dan ion sulfat yang bermuatan negatif (S04-). Tiap ion S04
yang berada dekat lempeng Pb akan bersatu dengan satu atom timbal murni (Pb) menjadi
timbal sulfat (PbS04) sambil melepaskan dua elektron. Sedang sepasang ion hidrogen tadi
akan ditarik lempeng timbal dioksida (PbO2), mengambil dua elektron dan bersatu dengan
satu atom oksigen membentuk molekul air (H2O).

Dari proses ini terjadi pengambilan elektron dari timbal dioksida (sehingga menjadi positif)
dan memberikan elektron itu pada timbal murni (sehingga menjadi negatif), yang
mengakibatkan adanya beda potensial listrik di antara dua kutub tersebut. Proses tersebut
terjadi secara simultan, reaksi secara kimia dinyatakan sebagai berikut :
Pb02 + Pb + 2H2S04 -----> 2PbS04 + 2H20

Di atas ditunjukkan terbentuknya timbal sulfat selama penggunaan (discharging). Keadaan ini
akan mengurangi reaktivitas dari cairan elektrolit karena asamnya menjadi lemah (encer),
sehingga tahanan antara kutub sangat lemah untuk pemakaian praktis.

Sementara proses kimia selama pengisian aki (charging) terjadi setelah aki melemah (tidak
dapat memasok arus listrik pada saat kendaraan hendak dihidupkan). Kondisi aki dapat
dikembalikan pada keadaan semula dengan memberikan arus listrik yang arahnya berlawanan
dengan arus yang terjadi saat discharging. Pada proses ini, tiap molekul air terurai dan tiap
pasang ion hidrogen yang dekat dengan lempeng negatif bersatu dengan ion S04 pada
lempeng negatif membentuk molekul asam sulfat. Sedangkan ion oksigen yang bebas bersatu
dengan tiap atom Pb pada lempeng positif membentuk Pb02. Reaksi kimia yang terjadi
adalah :

2PbS04 + 2H20 ----> PbO2 + Pb + 2H2S02

Kimia Anorganik Golongan VA


1. Mengapa N membentuk N2 sedangkan P membentuk P4?
Jawab :
Ditinjau dari muatan inti efektif (Zeff) dan efek perisai (shielding effect) dari atom N
dan atom P, muatan inti efektif merupakan gaya antara inti atom dengan elektron-
elektron di kulit terdekat dengan inti sedangkan efek perisai merupakan gaya tolakan
antara elektron yang melindungi inti dengan elektron pada kulit terluar. Akibatnya,
semakin besar muatan inti maka jari jari atom semakin kecil dan semakin kecil pula
efek shieldingnya. Untuk atom N lebih stabil membentuk N2, hal ini dikarenakan jari-
jari atom N kecil dan sehingga muatan inti efektifnya besar dan elektron terluarnya
cenderung lebih tertarik ke dalam inti sehingga atom N hanya dalam bentuk molekul
diatomik N2. Sedangkan, untuk atom P memiliki muatan inti efektif yang lebih kecil
dan memiliki efek perisai yang lebih besar dikarenakan mempunyai kulit yang lebih
banyak sehingga elektron terluar pada atom P lebih bebas berikatan dengan atom P
lainnya karena ada efek perisai dan lebih stabil membentuk molekul diatomik P4.
2. Bagaimana cara isolasi gas nitrogen, oksigen, dan gas mulia secara fraksinasi dari
udara dan bermanfaat secara ekonomis?

Jawab :
Tahapan Destilasi fraksinasi cair-udara
1. Menyaring udara

Dalam pabrik, udara ditarik melalui filter untuk menghilangkan debu dan padatan
lainnya. Setelah itu, udara yang masuk dikompresi hingga sekitar 6 atm dan
didinginkan hingga kurang lebih -200C dimana biasanya uap air terkondensasi.
Kemudian udara melewati penyaring molekul ukuran (zeolite) untuk
menghilangkan sisa uap air dan karbon dioksida. Pada kondisi ini, udara berwujud
cair. Kita mengatakan bahwa udara telah dicairkan.
2. Mencairkan udara murni
Berikut hal yang terjadi saat proses dicairkannya udara:
Uap air terkondensasi, sehingga tertahan di filter absorben
Karbon dioksida memiliki titik beku -79C, sehingga tidak masuk pada
tahap selanjutnya
Oksigen berwujud cairan pada suhu -183C
Nitrogen berwujud cairan-196C
Argon berwujud cairan pada suhu -186C

Kemudian udara disaring melalui distilasi fraksinasi karena memiliki perbedaan


titik didih yang tidak terlalu jauh. Karena karena titik didih nitrogen sangat rendah,
maka proses pencairan dilakukan pada suhu yang sangat rendah.
Udara kering yang bebas dari karbon dioksida dan telah dikompresi hingga 6 atm
suhunya pun meningkat. Udara tersebut didinginkan dengan produk yang sangat
dingin dan limbah (nitrogen jika produk yang diinginkannya oksigen atau oksigen
jika produk yang diinginkannya nitrogen). Umumnya udara terkompresi ini
didinginkan hingga 100K dan kemudian diekspansi dan berubah menjadi cair.
Kunci utama dari proses ini adalah penggunaan nitrogen yang sangat dingin,
oksigen, dan argon untuk mendinginkan udara yang masuk ke turbin ekspansi.

3. Proses pemisahan
Udara cair dipisahkan menjadi komponen-komponen penyusunnya dengan distilasi
fraksional. Pada setiap destilasi uap lebih kaya nitrogen (komponen dengan titik
didih lebih rendah), sedangkan cairan yang tersisa mengandung lebih banyak
oksigen (komponen dengan titik didih lebih tinggi). Untuk menghasilkan oksigen
murni sistem distilasi memiliki dua kolom distilasi, kolom tinggi dan kolom
rendah. Pabrik nitrogen sering menggunakan satu kolom tetapi ada juga yang
menggunakan dua.
Nitrogen meninggalkan bagian atas kolom sebagai gas. Tingkat kemurnian yang
dibutuhkan oleh pengguna nitrogen menjadi semakin ketat dan dapat dicairkan lagi
dan diredistilasi. Hal ini biasa bagi nitrogen untuk memiliki kandungan oksigen
lebih dari 10 ppm dan kotoran yang terkandung dalam nitrogen untuk industri
elektronik diukur dalam bagian per miliar.
Cairan yang mengandung oksigen dan argon lebih lanjut dimurnikan dengan
distilasi di kolom kedua. Untuk mendapatkan oksigen kemurnian tinggi, distilasi
lebih lanjut diperlukan dan argon dipisahkan.
Karena pabrik pemisahan udara beroperasi pada temperatur rendah, bahan
pembuatannya harus dipilih dengan hati-hati. Paduan Aluminium dan stainless steel
yang sering digunakan. Mereka tidak menjadi rapuh pada suhu rendah. Isolasi
pabrik yang efisien diperlukan untuk membuat proses ekonomi dan aman. Perlite
(batuan diperluas), kaca wol dan jaket vakum teknik yang umum
3. Mengapa fosfor disimpan dalam media? Berkaitan dengan sifat reaksi fosfor
Jawab :
Fosfor merupakan salah satu unsur piroforic, yaitu unsur yang secara spontan dapat
meledak tanpa adanya pengaruh dari panas api. Terutama pada fosforus putih,
penyimpanan harus selalu disimpan di dalam air sepanjang waktu untuk menangani
sifat fosforus yang sangat bahaya bila bereaksi dengan oksigen yang ada di udara.
Senyawa piroforik seperti fosforous harus dijauhkan dari : udara, oksidator, substansi
yang dapat memprotonasi (seperti alcohol, amina, merkaptan, dan asam). Penggunaan
media air dalam penyimpanan fosforus karena fosforus tidak beraksi dengan air dan
memiliki kelarutan yang sangat kecil dengan air (hamper tidak larut dalam air),
sedangkan pada minyak satu gram fosforus dapat larut dalam 80 mL minyak zaitun, 60
mL minyak turpentine, dan 100 mL minyak almond.
4. Nitrogen digunakan untuk ban dan air bag, karena lebih murni, tekanannya rendah,
ukuran molekulnya, sedikit kandungan airnya. Cari faktor lainnya!
Jawab :
Gas nitrogen merupakan gas inert, meskipun bergantung pada kondisinya
dimana nitrogen masih dapat bereaksi dengan unsur lainnya. Namun ikatan
rangkap tiga antara dua nitrogen sangatlah kuat dan stabil. Sifat inilah yang
dimanfaatkan untuk penggunaan gas nitrogen pada ban.sehingga diharapkan
tidak merusak atau tidak terjadi reaksi antara ban dengan gas nitrogen (karena
jika menggunakan udara biasa, terdapat oksigen yang mampu mengoksidasi
sehingga membuat ban menjadi lebih cepat rusak)
NaN3 merupakan senyawa yang sangat reaktif yang dapat terurai menjadi
logam natrium dan gas nitrogen yang dapat mengisi airbag. 130 gram NaN3
dapat menghasilkan 67 liter gas N2 yang dapt mengisi penuh airbag normal
dalam waktu 0,03 sekon.
Nitrogen merupakan gas yang memiliki sifat mendekati seperti gas ideal pada
temperatur dan tekanan dari proses penggembungan air bag. Dengan demikian,
hubungan hukum gas ideal menyediakan hubungan antara tekanan dan volume
air bag serta jumlah dari N2 yang di dalamnya. Pada tekanan tertentu diperlukan
untuk mengisi air bag dalam waktu beberapa milisekon. Sehingga, ketika pada
tekanan tersebut tercapai, hukum gas ideal dapat digunakan untuk menghitung
jumlah N2 yang harus dihasil untuk mengisi airbag pada tekanan tersebut.
Jumlah dari NaN3 di generator gas (karena pada airbag yang digunakan pada
umumnya adalah NaN3) pada generator gas ditentukan secara hati-hati untuk
mengahasilkan sejumlah N2 dengan tepat.
Reaksi yang terjadi di dalam airbag pada saat terjadi kecelakaan

Reaksi Generator Gas Reaktan Produk


Awal reaksi yang dipicu NaN3 Na, N2(g)
oleh sensor
Reaksi Kedua Na K2O
KNO3 Na2O
N2(g)
Reaksi Akhir K2O Alkaline silicate
Na2O
SiO2

5. Gambarkan struktur P4, N2, dan S8! Bagaimana kaitannya dengan sifat fisika dan sifat
kimia?
Jawab :

Sifat Fisika N2 P4 S8

Titik Didih -195oC Putih : 277oC 444oC


Merah :
Hitam

Titik Leleh -209oC Putih : 44oC 115oC


Merah :
Hitam :
Jari-Jari Atom 65 pm 98 pm 100 pm
Energi Ionisasi 1402.3 kJ/mol 1011,8 kJ/mol 999.6 kJ/mol

Keelektronegatifan 3,04 2,19 2,58

Berbeda struktur tentu berbeda pula sifat fisika dan sifat kimianya. Ditinjau dari
tabel sifat fisika dan kimia di bawah ini:

GOLONGAN 6A

1. Kenapa oksigen berkesetimbangan dengan ozon? Jelaskan bagaimana peran oksigen di


udara sebagai perisai terhadap sinar UV? Dan proses yang merusaknya?
2. Bagaimana suplai oksigen dalam kapal selam?
3. Pupuk Petro Kalimas dalam bentuk senyawa apa?
4. Mengapa suatu unsur bisa memiliki biloks lebih dari 1?

Jawaban

1. Sinar ultraviolet dari pancaran sinar matahari


mampu menguraikan gas oksigen di udara
bebas. Molekul oksigen tersebut terurai menjadi
dua buah atom oksigen, proses ini dikenal dengan
nama photolysis. Lalu kedua atom oksigen tadi
secara alamiah bertumbukan dengan molekul
gas oksigen yang ada disekitarnya, kemudian
terbentuklah ozon. Selain terjadi proses
pembentukan molekul ozon, secara alamiah
terjadi juga proses penguraian O3. Sinar
ultraviolet yang mempunyai energi tinggi dapat memutus ikatan rantai molekul ozon,
sehingga molekul ozon tersebut kembali menjadi atom oksigen bebas (O) dan molekul
oksigen (O2). Pada kondisi normal, tanpa adanya Bahan Perusak Ozon (BPO), reaksi
pembentukan dan penguraian molekul Ozon terjadi dalam keadaan seimbang sehingga
jumlah molekul Ozon di stratosfir relatif stabil. Lapisan ozon melindungi bumi dari
paparan sinar Ultra Violet B (UV-B) yang sangat berbahaya bagi makhluk hidup di
muka bumi. UV-B yang mempunyai panjang gelombang 280-315 nm, sebagian diserap
oleh lapisan ozon (O3), dengan demikian jumlah UV-B yang mencapai bumi jumlahnya
sangat sedikit dikarenakan pecahnya lapisan ozon menjadi gas oksigen (O2). Paparan
UV-B terhadap manusia dapat mengakibatkan penyakit kanker kulit, katarak dan
mengurangi system kekebalan tubuh. Paparan UV-B juga dapat merusak kehidupan
tanaman, organisme bersel satu dan ekosistem perairan. Sedangkan UV-A (dengan
panjang gelombang 315-400 nm) tidak diserap oleh lapisan ozon. Radiasi UV-A dari
sinar matahari sangat bermanfaat bagi kelangsungan hidup makhluk hidup di
permukaan bumi. Lapisan ozon sangat penting karena ia menyerap radiasi ultra violet
(UV) dari matahari untuk melindungi radiasi yang tinggi sampai ke permukaan bumi.
Penyebab rusaknya atau menipisnya lapisan ozon yaitu oleh Bahan Perusak Ozon
(BPO) yang diemisikan dari berbagai kegiatan, baik dalam menggunakan atau
memproduksi barang mengandung BPO. Ancaman yang diketahui terhadap
keseimbangan ozon adalah kloroflorokarbon (CFC) yang mengakibatkan menipisnya
lapisan ozon. Proses rusaknya lapisan ozon:

2. Oksigen disediakan dari tangki bertekanan, generator oksigen (yang bisa membentuk
oksigen dari air yang dielektrolisis) cara elektrolisis, suatu proses untuk membebaskan
oksigen dari air tawar, atau semacam tabung oksigen yang mengeluarkan oksigen
dengan sebuah reaksi kimia yang sangat panas. Oksigen bisa dikeluarkan secara terus-
menerus oleh sebuah sistem terkomputerisasi yang mengontrol kadar oksigen di udara,
atau bisa juga dikeluarkan dalam beberapa waktu secara periodik dalam sehari.
Kapal selam memiliki generator oksigen elektrolitik yang mempertahankan suplai
udara secara terus menerus dengan penguraian air menjadi zat-zat penyusunnya ,
hidrogen dan oksigen. Sebuah mesin generator oksigen dapat menghasilkan 400 liter
oksigen setiap jam. Dari mesin ini akan dihasilkan oksigen murni dan dialirkan ke
seluruh ruang kapal. Kapal selam modern tidak perlu mengambil udara dari permukaan,
dan suplai oksigen menjadi tidak terbatas dengan mesin generator oksigen.

3. Pupuk petrokalimas di distribusikan dalam bentuk senyawa2 sebagai berikut :


Pupuk nitrogen: urea CO(NH2)2 mengandung 45-56% N, ZA (Ammonium
sulfat) dengan kadar N = 2021%.
Pupuk fosfor: pupuk Enkel Superfosfat (ES), Ca(H2PO4)2.2H2O + CaSO4.2H2O
dengan kandungan fosfor 18-20 %.
Dobel superfosfat (DS) dengan rumus Ca(H2PO4)2 mengandung 38-40% fosfor.
TSP (Tripel superfosfat) dengan rumus Ca(H2PO4)2 mengandung 48-54% P.
4. Beberapa unsur mempunyai bilangan oksidasi lebih dari satu dikarenakan fungsinya
yang berbeda saat bergabung dengan unsur lainnya. Contoh: Oksigen (bereaksi dengan
cara yang berbeda dengan peroksida atau superoksida). Selain itu, beberapa unsur
memiliki lebih dari satu bilangan oksidasi karena suatu unsur bisa mendapatkan
electron atau kehilangan electron. Jadi, suatu unsur bisa memilki bilangan oksidasi
negative maupun positif.

Latihan Soal Kimia Anorganik 2 Unsur Golongan 17/7A

1. A. Jelaskan fluorosensi dan fosforesensi?


B. Mengapa suatu zat bisa berwarna?

FLUORESENSI DAN FOSFORESENSI

Fluoresensi adalah karakteristik suatu molekul yang ditunjukkan oleh kemampuannya


untuk mengabsorbsi (menyerap) suatu cahaya untuk kemudian memancarkan cahaya lagi,
namun cahaya yang dipancarkan kembali itu memiliki warna yang berbeda dengan warna
cahaya awalnya. Jika molekul itu menerima cahaya hijau, maka fluoresensi dari molekul itu
akan menghasilkan warna kuning atau oranye atau warna merah. Tidak mungkin bagi molekul
itu berfluoresensi dengan memancarkan cahaya berwarna biru atau ungu, mengapa demikian?

Mekanisme Terjadinya Fluoresensi


Fenomena fluoresensi terjadi manakala sebuah molekul menyerap suatu cahaya yang memiliki
energi tinggi, sehingga akibatnya elektron dari molekul itu tereksitasi ke tingkat energi yang
lebih tinggi dibanding tingkat ground (ground state).

Elektron yang tereksitasi ke tingkat energi yang tinggi itu kemudian akan melepaskan sebagian
energi yang tadi diperolehnya dan akan berada dalam keadaan relaksasi. Setelah itu, elektron
akan kembali ke ground state sambil memancarkan cahaya.

Nah, cahaya yang dipancarkan oleh elektron yang kembali ke ground state itu memiliki
ENERGI YANG LEBIH RENDAH dibandingkan dengan cahaya yang diabsorbsi. Selisih
energi itu, yaitu energi yang diserap dan energi yang dipancarkan, disebut dengan Stokes shift.
Oleh karena itu, jika cahaya yang diserap berwarna hijau, maka tidak mungkin suatu molekul
berfluoresensi dengan memancarkan cahaya biru atau ungu, karena warna biru atau ungu
memiliki energi yang lebih tinggi ketimbang warna hijau.

Berikut ini gambar ilustrasi dari proses fluoresensi, seperti yang dijelaskan di atas:

Warna Dan Energi


Dalam fenomena fluoresensi, warna cahaya yang dipancarkan oleh suatu fluorofor (molekul
yang berfluoresensi) memiliki energi yang lebih rendah dibandingkan dengan warna cahaya
yang diserap. Nah, untuk mengetahui tingkat energi dari deretan warna, maka Kamu bisa
melihat pada gambar di bawah ini:
Pada gambar di atas, warna yang berada di sisi paling kiri (warna ungu) memiliki tingkat energi
tertinggi, sementara pada sisi yang paling kanan (merah) tingkat energinya paling rendah. Oleh
karena itu, pada proses fluoresensi, cahaya yang dipancarkan selalu memiliki warna yang ada
di sisi lebih kanan dari warna cahaya yang diserap, seperti yang bisa dilihat pada gambar di
atas.

Aplikasi Fluoresensi Pada Kehidupan

Salah satu penerapan prinsip fluoresensi dalam kehidupan sehari-hari adalah saat memeriksa
keaslian lembaran uang. Pada umumnya, di berbagai kasir terdapat alat pendeteksi uang palsu
yang menggunakan prinsip fluoresensi. Alat tersebut dilengkapi oleh lampu UV (energi tinggi)
yang akan digunakan untuk menyinari uang yang diperiksa. Jika uang itu asli, maka akan
tampak tanda (watermark) pada uang itu yang berfluoresensi memberikan sinar berwarna biru
(energinya lebih rendah dibandingkan sinar ultraviolet).

Prinsip fluoresensi juga digunakan sebagai alat pada kegiatan penelitian, contohnya
penggunaan Green Fluorescent Protein (GFP) yang diisolasi dari Ubur-ubur (Aequorea
victoria). Protein GFP umum digunakan pada berbagai kegiatan penelitian di bidang Biologi
Molekular.

Fluoresensi dan Fosforisensi merupakan bentuk luminesensi. Fluorosensi maupun fosforesensi


berkaitan dengan perubahan energi vibrasi molekul sebagai akibat dari penyerapan radiasi oleh
molekul tersebut.
Fosforesensi
Fosforesendi adalah proses pemancaran kembali sinar oleh molekul yang telah menyerap
energi sinar dalam waktu yang relatif lebih lama (10-4 detik). Jika penyinaran kemudian
dihentikan, pemancaran kembali masih dapat berlangsung (after glow). Fosforesensi berasal
dari transisi antara tingkat-tingkat energi elektronik triplet ke singlet dalam suatu molekul.
Fluoresensi
Fluoresensi adalah pemedaran sinar pada saat suatu zat dikenai cahaya berhenti memancar jika
rangsangan itu dihilangkan,hanya radiasi sinar X yang dapat menghasilkan fluoresens.
Preses flouresensi terjadi ketika molekul dengan level vibrasi yang paling rendah dari keadaan
singlet (singlet state),yang mana molekul tersebut dapat melakukan beberapa hal, salah satunya
kembali ke keadaan dasar (groundstate) melalui emisi foton. Proses ini disebut fluoresensi.
Flouresensi Aspek Fosforesensi
10-6 10-9 detik Waktu penyerapan dan emisi 10-3 detik setelah penyerapan
setelah
penyerapan
suhu sedang Kondisi penyebab timbulnya suhu sangat rendah dan pada media
dalam larutan cair pekat
Eksitasi elekrton peristiwa Kembalinya elektron ke groundstate
dari grounstate

Gugus fungsi yang mampu menghasilkan cahaya flourosensi adalah Gugus Kromofor dan
Gugus Auksokrom (harus disertai gugus kromofor).
Gugus kromofor adalah gugus rangkap kovalen yang tidak terhubung dengan gugus lain, yang
menampakkan spektrum absorpsi karakteristik pada daerah sinar UV-sinar tampak (l>200 nm).
Ada 3 jenis kromofor sederhana, yaitu :
Ikatan ganda antara 2 atom yang tidak memiliki pasangan elektron bebas. Contoh : C = C
Ikatan ganda antara 2 atom yang memiliki pasangan elektron bebas. Contoh : C = O
Cincin Benzena
Jika beberapa kromofor berhubungan maka absorpsi menjadi lebih kuat dan berpindah ke
panjang gelombang yang lebih panjang. Contoh kromofor tunggal, antara lain : asetilen,
aldehid, azo, karbonil, sulfoksida, benzena, etilen, dan lain-lain.
Gugus AuksoKrom adalah gugus yang mengandung pasangan elektron bebas yang disebabkan
oleh terjadinya mesomeri kromofor. Contoh gugus auksokrom adalahOH, -NH2, -NHR dan
NR2. Gugus ini dapat menghasilkan fluoresensi Gugus ini akan memperlebar sistem
kromofor dan menggeser absorpsi maksimum kearah panjang gelombang yang lebih
panjang.Gugus auksokrom tidak menyerap pada panjang gelombang 200-800 nm, namun
mempengaruhi spektrum kromofor dimana auksokrom tersebut terikat

MENGAPA SUATU ZAT TERLIHAT BERWARNA?


Suatu zat terlihat berwarna berhubungan dengan spektrum optik (cahaya atau spektrum
terlihat atau spektrum tampak) merupakan bagian dari spektrum elektromagnetik yang tampak
oleh mata manusia. Radiasi elektromagnetik dalam rentang panjang gelombang ini disebut
sebagai cahaya tampak atau cahaya saja. Mata normal manusia akan dapat menerima panjang
gelombang dari 400 sampai 700 nm, meskipun beberapa orang dapat menerima panjang
gelombang dari 380 sampai 780 nm (atau dalam frekuensi 790-400 terahertz). Mata yang telah
beradaptasi dengan cahaya biasanya memiliki sensitivitas maksimum di sekitar 555 nm, di
wilayah hijau dari spektrum optik. Warna pencampuran seperti pink atau ungu, tidak terdapat
dalam spektrum ini karena warna - warna tersebut hanya akan didapatkan dengan
mencampurkan beberapa panjang gelombang.
Panjang gelombang yang kasat mata didefinisikan oleh jangkauan spektral jendela optik,
wilayah spektrum elektromagnetik yang melewati atmosfer bumi hampir tanpa mengalami
pengurangan intensitas atau sangat sedikit sekali (meskipun cahaya biru dipancarkan lebih
banyak dari cahaya merah, salah satu alasan menggapai langit berwarna biru). Radiasi
elektromagnetik di luar jangkauan panjang gelombang optik, atau jendela transmisi lainnya,
hampir seluruhnya diserap oleh atmosfer. Dikatakan jendela optik karena manusia tidak bisa
menjangkau wilayah di luar spektrum optik. Inframerah terletak sedikit di luar jendela optik,
namun tidak dapat dilihat oleh mata manusia.
Banyak spesies yang dapat melihat panjang gelombang di luar jendela optik. Lebah dan
serangga lainnya dapat melihat cahaya ultraviolet, yang membantu mereka mencari nektar di
bunga. Spesies tanaman bergantung pada penyerbukan yang dilakukan oleh serangga sehingga
yang berkontribusi besar pada keberhasilan reproduksi mereka adalah keberadaan cahaya
ultraviolet, bukan warna yang bunga perlihatkan kepada manusia. Burung juga dapat melihat
ultraviolet (300-400 nm).

Berikut tabel batas kira - kira untuk warna - warna spektrum :

Warna Panjang Gelombang


Ungu 380450 nm
Biru 450495 nm
Hijau 495570 nm
Kuning 570590 nm
Jingga 590620 nm
Merah 620750 nm

Jadi, dapat disimpulkan bahwa suatu zat terlihat berwarna karena setiap mata manusia memiliki
retina dan ketika mata seseorang melihat suatu benda yang berwarna, misalnya warna merah,
ini berarti mata orang itu menangkap spektrum warna dengan panjang gelombang kira - kira
620 750 nm. Setiap orang berbeda dalam kemampuan menangkap spektrum elektromagnetik.

2. Jelaskan mengapa bilangan oksidasi Cl tidak bisa +4 dan +2?


3. Senyawa apa saja yang dapat dibentuk oleh unsur P dan Cl?

Hibridisasi PCl5

Hibridisasi PCl3

Pada PCl5, hanya atom Cl yang memenuhi kaidah oktet, sedangkan atom P tidak memenuhi
kaidah oktet. Atom P memiliki 10 elektron pada kulit terluarnya.
Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengecualian dan kegagalan untuk kaidah oktet. Salah
satu contohnya adalah pada PCl5. Adapun, pengecualian kaidah oktet dibagi menjadi 3
kelompok, yaitu:
1. Senyawa yang tidak mencapai aturan oktet.
Senyawa yang atom pusatnya mempunyai elektron valensi kurang dari 4 termasuk
dalam kelompok ini. Hal ini menyebabkan setelah semua elektron valensinya
dipasangkan tetap belum mencapai oktet. Contohnya adalah BeCl2, BCl3, dan AlBr3.
2. Senyawa dengan jumlah elektron valensi ganjil.
Contohnya adalah NO2, yang mempunyai elektron valensi (5 + 6 + 6) = 17.
3. Senyawa yang melampaui aturan oktet.
Ini terjadi pada unsur-unsur periode 3 atau lebih yang dapat menampung lebih dari 8
elektron pada kulit terluarnya (ingat, kulit M dapat menampung hingga 18 elektron).
Beberapa contoh adalah PCl5, SF6, ClF3, IF7, dan SbCl5.

Selain itu, alasan mengapa pada unsur P selain dapat membentuk PCl3, juga dapat
membentuk PCl5 sedangkan pada N tidak dapat terbentuk NX5 adalah karena elektron
valensi pada atom N terbatas hanya sampai kulit kedua, sementara pada atom P sampai
pada kulit ketiga

Karena N hanya memiliki 2 kulit, N tidak bisa melakukan hibridisasi karena kulit kedua tidak
punya orbital d. Sedangkan atom P bisa melakukan hibridisasi , karena P memiliki orbital 3d
dan orbital tersebut memiliki tingkat energi yang dekat dengan elektron valensinya

4. Mengapa Cl3- tidak ada, tetapi I3- ada ?


Sifat fisika dan kimia Halogen

Sifat Fluorin Klorin Bromin Iodin


Nomor atom 9 17 35 53
Konfigurasi elektron [He]2s2 2p5 [Ne]3s2 3p5 [Ar]3d10 4s2 4p5 [Kr]4d10 5s2 5p5
Energi ionisasi pertama 1681 1251 1140 1008
(Kj/mol)
Afinitas elektron (Kj/mol) -328 -349 -325 -295
Keelektronegatifan 4,0 3,0 2,8 2,5
(Skala pauling)
Jari-jari ion 1,19 1,67 1,82 2,06
Energi ikatan X-X 156 242 193 151
(Kj/mol)
Warna gas Kuning Hijau Merah Ungu

Pada I3-
Konfigurasi electron pada I- = [Kr] 5s2 4d10 5p6 , electron valensi 8

Struktur lewis pada I3-

I- sebagai atom pusat mempunyai 8 elektron valensi, dua electron valensi terlibat dalam ikatan
dengan dua atom I disekitarnya, masing-masing membentuk ikatan tunggal dan mempunyai
tiga pasang electron bebas yang mengelilingi I-. Hal ini tidak sesuai dengan kaidah Oktet
karena atom pusat (I-) mengikat 10 elektron.
Hibridisasi I3-

Sp3d

PEI = 2, PEB = 3 diprediksi bentuk molekul I3- berbentuk linear.

Pada senyawa Cl3-


Konfigurasi electron pada Cl- = [Ne] 3s2 3p6 , electron valensi 8
Senyawa Cl3- tidak dapat digambarkan melalui struktur lewis dan hibridisasi seperti diatas
meskipun terletak pada golongan dan orbital yang sama dengan I3- .
Meskipun iodin dan klorin terletak dalam orbital yang sama yaitu orbital d, senyawa Cl3-
tidak dapat terbentuk seperti senyawa I3- .Hal ini disebabkan karena dalam satu golongan
dari atas ke bawah jari-jari atom semakin bertambah, sehingga energi ikatan dari Cl-Cl ke
I-I berkurang, sehingga ikatan Cl-Cl lebih kuat daripada I-I. Oleh karena itu, dibutuhkan
energi yang lebih besar untuk membentuk senyawa Cl3- dibandingkan senyawa I3- .
5. Bagaimana IF7 bisa terbentuk?
Antara I dan F, yang menjadi atom pusat adalah I karena jari-jari atom I lebih besar
daripada jari-jari atom F.
Atom I dapat mengalami hibridisasi sebagai berikut,

Geometri molekul dari IF7 adalah pentagonal bipiramida, dengan sudut antara F pada
bidang planar 72
GOLONGAN VIIIA

1. Senyawaapa yang dapatterbentukdanjelaskanbagaimanaikatanterjadiantara :Ar, Xe,


Kr dengan F?
2. Apa kegunaan Argon dalam lampu bohlam/ wolfram ?

Jawab :

Pada awal nyala lampu pijar menggunakan filament karbon, tetapi filament karbon
mudah putus pada suhu tinggi, sehingga pada perkembangan selanjutnya digunakan filament
tungsten karena memiliki temperature lebur yang lebih tinggi, mempunyai laju pendinginan
yang rendah pada temperature tinggi, dan memiliki kerugian panas yang rendah. Selain itu
filament tungsten mudah dibentuk menjadi single helix untuk lampu dengan daya kecil
dan double helix untuk gaya yang lebih besar.

Untuk dapat berpijar kawat filament harus bebas dari udara luar. Bila terkena udara luar
dapat berakibat filament terbakar atau putus, karena itu kawat filament dilindungi bola lampu
dimana pada bagian dalamnya divakum.
Lampu-lampu terdahulu terbuat dari filament karbon yang terbungkus di dalam sebuah
penutup gelas hampa udara. Sekarang ini filament-filamen terbuat dari kawat wolfram karena
titik leburnya sangat tinggi yaitu 3655 K.
Komponen utama dari lampu pijar adalah bola lampu yang terbuat dari kaca, filamen
yang terbuat dari wolfram, dasar lampu yang terdiri dari filamen, bola lampu, gas pengisi, dan
kaki lampu. Pada awalnya bagian dalam bola lampu pijar dibuat hampa udara namun
belakangan diisi dengan gas mulia bertekanan rendah seperti argon, neon, kripton, dan xenon
atau gas yang bersifat tidak reaktif seperti nitrogen sehingga filamen tidak teroksidasi.
Kegunaan Argon dalam lampu bohlam adalah karena dalam suhu tinggi Argon tidak
bereaksi dengan kawat lampu/ wolfram sehingga kawat lampu tidak cepat putus. Sebenarnya
krypton lebih sempurna dari Argon akan tetapi Argon jauh lebih murah. Karena merupakan
produk sampingan dari produksi oksigen cair dan nitrogen cair. Selain itu Argon yang paling
banyak karena memiliki konsentrasi tertinggi di atmosfer.
3.Argon digunakan pada lampu landasan.Kenapa dan bagaimana mekanismenya?

Argon digunakan pada lampu landasan karena harganya relative lebih murah dibandingkan
dengan gas mulia yang lain. Lampu landasan yang menggunakan argon juga dapat
menghasilkan berbagai warna ketika dikombinasikan dengan merkuri dan fosfor.

Mekanisne kerja argon pada lampu:

Gas argon dimasukkan dalam jumlah sedikit kedalam tabung kaca sehingga menghasilkan
tekanan rendah. Pada kelua ujung tabung, terdapat elektroda. Ketika system ini kemudian
diberi tegangan, akan ada cukup energi untuk mengeluarkan satu electron terluar atom argon.
Atom argon gang bermuatan positif akan tertarik ke katoda, sementara electron bebas akan
tertarik ke anoda. Partikel-partikel bermuatan ini melengkapi sirkuit elektrik lampu.

Atom-atom didalam tabung bergerak bebas dan saling bertumbukan. Atom-atom ini
mentransfer energi pada satu sama lain dan menghasilkan banyak energi. Ketika sebagian
atom melepaskan satu electron terluarnya, sebagian lainnya menyerap energi sehingga
elektronnya mengalami eksitasi. Elektron yang tereksitasi kemudian dapat kembali ke
keadaan dasarnya dengan melepaskan sejumlah energi dalam bentuk foton. Foton ini
memiliki panjang gelombang pendek, sehingga cahaya yang dipancarkan lampu adalah biru.
Untuk memperoleh warna lain, pada tabung kaca dilapisi fospor atau gas pengisi lampu
dikombinasikan (tidak hanya argon saja) sehingga akan tercipta warna intermediet.

Anda mungkin juga menyukai