PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mengembangkan fungsi tersbut
perlu menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional sebagaimana
tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Implementasi UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan antara lain Peraturan
Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang
mencakup 8 standar nasional pendidikan, yaitu: standar isi, proses, kompetensi
lulusan, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan,
pembiayaan, dan penilaian pendidikan.
Pembelajaran Bahasa Indonesia berdasarkan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) tertuju pada pengembangan aspek fungsional
bahasa, yaitu peningkatan kompetensi Berbahasa Indonesia. Ketika
kompetensi berbahasa yang menjadi sasaran, para guru lebih berfokus pada
empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, membaca, berbicara
dan menulis.
Mata pelajaran Bahasa Indonesia perlu diberikan kepada semua
peserta didik mulai dari SD untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam
berkomunikasi baik secara lisan maupun tertulis. Aspek-aspek keterampilan
berbahasa hendaknya dipahami oleh peserta didik dengan baik. Seperti halnya
aspek menulis, hendaknya aspek menulis karangan dipahami dengan baik oleh
peserta didik.
1
2
Realita yang ada sering kita jumpai anak salah dalam menulis
karangan sederhana. Keadaan tersebut dapat terjadi karena beberapa faktor,
yang salah satunya adalah media pembelajaran atau tidak tersedianya alat
peraga. Selama ini banyak dijumpai pembelajaran Bahasa Indonesia yang
sifatnya verbal dimana peserta didik nampak pasif dan menerima pengetahuan
sesuai dengan yang diberikan guru.
Masalah mendasar yang dikeluhkan oleh guru kelas III di SDN
Wonoasih 1 pada pembelajaran Bahasa Indonesia adalah rendahnya
kemampuan menulis siswa, terutama pada pembelajaran menulis karangan.
Hal tersebut ditandai oleh rendahnya kemampuan siswa dalam menuangkan
ide yang akan ditulisnya ke dalam bentuk karangan sehingga karangan yang
ditulis siswa hanya seadanya dan rendahnya kemampuan siswa dalam
penggunaan ejaan dan tanda baca.
Hasil tes pembelajaran mengarang pada siswa kelas III SDN
Wonoasih 1 Kota Probolinggo pada kegiatan pratindakan oleh peneliti,
ditemukan bahwa penguasaan siswa pada keterampilan menulis karangan
tergoong rendah. Siswa belum mampu memenuhi indikator-indikator
penilaian menulis karangan berdasarkan aspek keutuhan, kepaduan, serta
aspek ejaan dan tanda baca. Dari hasil tes penelitian, dari 40 siswa kelas III
SDN Wonoasih, yang mendapat nilai 70% ke atas hanya 11 siswa, sedangkan
29 siswa masih 60% ke bawah.
Dari permasalahan yang ada di atas, terdapat beberapa alternatif solusi
yang dipilih oleh peneliti, yaitu:
1. Media gambar seri
2. Jigsaw
3. PBL
Dari ketiga alternatif solusi di atas, peneliti memilih media gambar
seri dengan alasan:
1. Dapat menyampaikan pesan atau ide tertentu
2. Memberi kesan kuat dan menarik perhatian
3
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, masalah penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut.
Apakah penggunaan gambar seri sebagai media pembelajaran dapat
meningkatkan kemampuan menulis karangan siswa Kelas III SDN Wonoasih
1 Kota Probolinggo?
C. Tujuan Penelitian
Untuk meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran,
penulis melaksanakn perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan
kelas.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kesalahan siswa
dalam menulis karangan sederhana Bahasa Indonesia dan penyebab siswa
melakukan kesalahan serta menerapkan pembelajaran yang dapat
meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep menulis karangan dengan
menggunakan media gambar seri.
1. Untuk meningkatkan pemahaman dalam menulis karangan sederhana
Bahasa Indonesia.
2. Untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis karangan
sederhana Bahasa Indonesia.
4
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan masalah penelitian dan tujuan penelitian yang dikemukakan
di atas, hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut:
1. Bagi sekolah hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah informasi
tentang model-model pembelajaran bahasa Indonesia khususnya
pembelajaran menulis.
2. Bagi guru hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif dalam
pembelajaran menulis karangan pada siswa kelas III sekolah dasar.
3. Bagi siswa hasil penelitian ini dapat digunakan untuk membantu
meningkatkan kemampuan menulis karangan.
4. Bagi peneliti hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui tingkat
kemampuan mennulis siswa dengan menggunakan media gambar seri serta
menambah wawasan dalam penggunaan media gambar seri dalam
pembelajaran.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
5
6
4. Menulis
Siswa menulis berbagai jenis karangan untuk berbagai tujuan dan
pembac a dengan memperhatiklan kosakata, ejaan, tanda baca,
strukrtur kalimat, dan paragraph secara efektif.
B. Menulis
Menulis adalah suatu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau
informasi pada suatu media dengan menggunakan aksara. Menulis biasa
dilakukan pada kertas dengan menggunakan alat-alat seperti pena
atau pensil. Pada awal sejarahnya, menulis dilakukan dengan
menggunakan gambar, contohnya tulisan hieroglif (hieroglyph) pada
zaman Mesir Kuno.
Tulisan dengan aksara muncul sekitar 5000 tahun lalu. Orang-
orang Sumeria (Iraksaat ini) menciptakan tanda-tanda pada tanah liat. Tanda-
tanda tersebut mewakili bunyi, berbeda dengan huruf-huruf hieroglif yang
mewakili kata-kata atau benda. Kegiatan menulis berkembang pesat sejak
diciptakannya teknik percetakan, yang menyebabkan orang makin giat
menulis karena karya mereka mudah diterbitkan.
Menulis adalah menyampaikan ide atau gagasan dan pesan dengan
menggunakan lambang grafik (tulisan). Tulisan adalah suatu sistem
komunikasi manusia yang menggunakan tanda-tanda yang dapat dibaca atau
dilihat dengan nyata. Tarigan (dalam Agus Suriamiaharja, 1996 : 1),
menyatakan bahwa: Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang
lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipakai oleh
seseorang, sehinga orang lain dapat membaca lambang lambang grafik
tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik tersebut .
Sedangkan Robert Lodo (dalam Suriamiaharja, 1996 : 1), mengatakan
bahwa : Menulis adalah menempatkan simbol simbol grafik yang
menggambarkan suatu bahasa yang dimengerti oleh seseorang, kemudian
dapat dibaca oleh orang lain yang memahami bahasa tersebut beserta simbol
simbol grafiknya.
8
C. Karangan
Karangan merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk
mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada
pembaca untuk dipahami. Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam
keseharian adalah narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
1. Macam Macam Karangan di SD
Macam macam karangan yang dapat diajarkan di SD dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a) Menurut Tingkatan
Karangan permulaan ( Kelas I dan II )
Karangan sebenarnya (Karangan lanjutan) di kelaskelas
berikutnya.
b) Menurut Isi / Bentuk
Karangan Varslag (Laporan), umumnya diberikan di kelaskelas
rendah. Misalnya: Menceritakan kembali ( secara tertulis ) apa
apa yang dialami dalam pengajaran lingkungan.
Karangan Fantasi, mengeluarkan isi jiwa sendiri ( Ekspresi jiwa ).
Misalnya : Cita citaku setelah tamat SD. Seandainya aku jadi
raja.
Karangan Reproduksi, umumnya bersifat menceritakan/
menguraikan suatau perkataan yang telah di pelajari atau di
pahami, seperti mengenal ilmuilmu bumi, ilmu hayat, atau
menulis dengan kata kata sendiri apa yang telah di baca dll.
Karangan Argumentasi, karangan berdasarkan alasan tertentu.
Siswa dibiasakan menyatakan pendapat ataupun pikiranya
berdasarkan alasan yang tepat.
9
c) Menurut Susunanya
Karangan Terikat
Karangan Bebas
Karangan Setengah bebas terikat
2. Susunan Karangan
Susunan karangan atau wacana sebagaimana dikemukakan oleh Tarigan
dan Sulistyaningsih (1996 : 362) adalah : Wacana dibentuk oleh paragraf
paragraf, sedangkan paragraf dibentuk oleh kalimat kalimat. Kalimat
kalimat yang membentuk palagraf itu haruslah merangkai, kalimat yang
satu dengan kalimat berikutnya harus berkaitan begitu seterusnya.
Sehingga membentuk satu kesatuan yang utuh atau membentuk sebuah
gagasan. Selanjutnya paragraf dengan paragraf pun merangkai secara utuh
membentuk sebuah wacana yang memiliki tema yang utuh .
a) Kata
Setiap gagasan pikiran atau perasaan dituliskan dalam kata
kata. Kata adalah unsur kata yang diucapkan atau dituliskan yang
merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat di
gunakan dalam bahasa. Untuk dapat menyampaikan gagasan, pikiran
dan perasaan dalam tulisan karangan. Seorang perlu memiliki
pembendaharaan kata yang memedai dan pemilihan kata yang tepat.
Dalam memilih kata itu harus diberikan dua persyaratan pokok yaitu
(1) Ketepatan (2) Kesesuaian (Suriamiharja et al, 1996 : 25).
Persyaratan ketepatan yaitu kata kata yang dipilih harus secara tepat
mengungkapkan apa yang ingin di ungkapkan sehingga pembaca juga
dapat menafsirkan kata kata tersebut tepat seperti maksud penulis.
Persyaratan kedua yaitu kesesuaian. Hal ini menyangkut kecocokan
antara kata kata yang dipakia dengan kesempatan / situasi dengan
keadaan pembaca. Apakah pilihan kata dan gaya bahasa yang
dipergunakan tidak merupakan suasana atau tidak menyinggung
perasaan orang yang hadir.
10
b) Kalimat
Kalimat terbentuk dari gabungan anak kalimat, sedangkan anak
kalimat adalah gabungan dari ungkapan atau frase, dan ungkapan itu
sendiri merupakan rangkaian dari kata kata.
Kalimat yang dipergunakan dalam karangan berupa kalimat
yang efektif yaitu kalimat yang benar dan jelas sehinga mudah
dipahami orang lain. Sebuah kalimat efektif haruslah memiliki
kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan pada pikiran
pandangan atau pembaca seperti apa yang terdapat pada pikiran
penulis atau pembaca. Suryamiharja et-al (1996 : 38), Mangemukakan
bahwa : Kalimat efektif dalam bahasa tulis, haruslah memiliki unsur
unsur :
Dapat mewakili gagasan penulis
Sanggup menciptakan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran
pembaca seperti yang dipikirkan penulis.
c) Paragraf
Paragraf adalah satu kesatuan pikiran, suatu kesatuan yang lebih
tinggi atau lebih luas dari pada kalimat : paragraf merupakan
kimpulan kalimat yang berkaitan dalam suatu rangkaian untuk
membentuk sebuah gagasan, Berkaitan dengan paragraf akhadiah, dkk
(dalam Agus Suryamiharja, 1996 : 46), Menjelaskan bahwa dalam
paragraf terkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh semua
kalimat utama atau kalimat topik, kalimat penjelas sapai kalimat
penutup.
Fungsi dari paragraf dalam karangan adalah :
Sebagai penampung dari sebagian kecil jalan pikiran atau ide
keseluruhan karangan.
Memudahkan pemahaman jalan pikiran atau ide pokok karangan.
11
D.Gambar seri
Media Cerita Gambar Seri adalah cerita atau daya upaya dalam
menyusun atau menulis karangan dangan menerjemahkan isi pesan visual (
gambar seri ) kedalam wujud atau bentuk bahasa lain. ( Kamus besar Bahasa
Indonesia edisi ke 2 tahun 1989 : 165 )
Berkaitan dengan penggunaan media gambar, Purwanto dan Alim
(1997 : 63), mengemukakan bahwa Penggunaan media gambar untuk melatih
anak menentukan pokok pikiran yang mungkin akan menjadi karangan
karangan, juga Tarigan (1997 : 210) mengemukakan bahwa Mengarang
melalui media gambar seri berarti melatih dan mempertajam daya imajinasi
siswa. Dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa cerita gambar seri
adalah cara atau daya upaya dalam menyusun atau menulis suatu tulisan atau
karangan dengan menerjemahkan isi pesan visual (gambar seri) ke dalam
bentuk tulisan.
Gambar yang baik dan dapat digunakan sebagai sumber belajar adalah
yang memiliki ciri ciri sebagaimana dikemukakan Sudirman et-al (1991 :
219), yaitu:
1. Dapat menyampaikan pesan atau ide tertentu.
2. Memberi kesan kuat dan menarik perhatian.
3. Merangsang orang yana melihat untuk ingin mengungkapkan tentang
obyek obyek dalam gambar.
4. Berani dan dinamis.
5. Ilustrasi tidak terlalu banyak, tetapi menarik dan mudah dipahami.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian adalah rencana dan struktur penyelidikan yang
disusun sedemikian rupa sehingga peneliti akan memperoleh jawaban untuk
pertanyaan penelitiannya (Kerlinger, 1990: 483). Secara umum penelitian ini
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa kelas III SDN
Wonoasih 1 Kota Probolinggo dengan menggunakan media gambar seri.
Sesuai dengan tujuan penelitian, rancangan yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah rancangan penelitian tindakan kelas. Menurut Isaac
(1971) penelitian tindakan kelas ini dideasin untuk memecahkan masalah-
masalah yang diaplikasikan secara langsung di dalam ajang kelas atau dunia
kerja. Dalam penelitian ini, masalah yang dimaksud adalah rendahnya
kemampuan menulis karangan siswa kelas III SDN Wonoasih 1 Kota
Probolinggo. Alternatif pemecahannya dengan penggunaan gambar seri
sebagai media pembelajaran. Peneliti meneliti pengguanaan gambar seri
sebagai media pembelajaran menulis karangan untuk siswa kelas III SD.
Penggunaan gambar seri ini dimaksudkan untuk meningkatkan
kemampuan menulis karangan siswa kelas III SDN Wonoasih 1 Kota
Probolinggo berdasarkan aspek keutuhan karangan, kepaduan antar kalimat,
serta penggunaan ejaan dan tanda baca. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan
secara kolabotarif oleh peneliti dan guru sebagai praktisi dengan mengambil
latar alamiah di kelas.
12
13
2. Subjek penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III SDN Wonoasih 1 Kota
Probolinggo pada semester II tahun ajaran 2015 2016 yang berjumlah 40
siswa, terdiri atas 19 laki-laki dan 21 perempuan. Subjek penelitian ini
sangat heterogen dilihat dari kemampuannya, yakni ada sebagian siswa
yang mempunyai kemampuan tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah.
3. Waktu penelitian
Waktu penyelenggaraan penelitian ini adalah pada semester II (bulan April
Juni 2016) tahun ajaran 2015 2016.
2. Sumber data
Sumber data untuk memperoleh data penelitian tersebut adalah siswa kelas
III SDN Wonoasih 1 Kota Probolinggo.
dengan media gambar seri yang berupa karangan naratif. Siswa menceritakan
isi gambar secara urut atau kronologis berdasarkan rangkaian gambar yang
diberikan.
Selain itu, teknik pengumpulan data juga dilakukan melalui observasi.
Observasi digunakan untuk mengetahui kekurangan atau kesulitan siswa
dengan media yang digunakan pada proses pembelajaran.
E. Rencana Tindakan
1. Perencanaan tindakan
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini adalah
sebagai berikut :
Membuat skenario pembelajaran dengan menggunakan berbagai pola
latihan yang dijenjang dari yang paling mudah ke tingkat yang lebih
kompleks.
Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi belajar
mengajar di kelas ketika latihan atau metode tersebut diaplikasikan.
Membuat alat bantu mengajar yang diperlukan dalam rangka
optimalisasi kemampuan menulis siswa.
Mendesain alat evaluasi untuk mengetahui kemampuan menulis
karangan siswa.
2. Pelaksanaan Tindakan
Adapun pelaksanaan tindakan ini adalah dengan menerapkan gambar
seri sebagai media pembelajaran untuk meningkatakan kemampuan
menulis karangan siswa kelas III SDN Wonoasih 1 kota probolinggo.
1) Tindakan I
a) Perencanaan tindakan I
Perencanaan tindakan I ini meliputi pembuatan skenario,
membuat format pembelajaran, serta mempersiapkan alat-
alat/bahan yang dibutuhkan siswa selama proses pembelajaran.
Langkah-langkah yang ditempuh antara lain:
15
2) Tindakan II
a) Perencanaan Tindakan II
Tindakan yang dilakukan pada tindakan II ini adalah
dengan mengubah media pembelajaran, karena media berpengaruh
pada kemmpuan siswa dalam mengapresiasikan idenya. Gambar
yang digunakan lebih dari 2 gambar. Pemisahan ruang antarpanel
yang cukup tajam dari gambar sederhana pada tindakan I, ditutup
dengan gambar yang menjelaskan kejadian pada ruang yang
seharusnya dapat terjadi di tengah antara kedua gambar tersebut
sehingga media pada tindakan II lebih mudah untuk dipahami dari
pada media pada tindakan I.
b) Pelaksanaan tindakan II
Pembelajaran pada tindakan II dilaksanakan dengan
menggunakan media gambar seri yang sederhana. Gambar yang
diberikan lebih dari 2 gambar tanpa menggunakan narasi.
Pelaksanaan teknik pembelajaran masih sama dengan tindakan I.
Guru mengadakan tanya jawab dengan siswa. Tanya jawab
berdasarakan tema dalam gambar. Siswa diberi tambahan wawasan
dengan cara memberi pertanyaan berdasarakan meteri yang dibahas
dan gambar yng diberikan.
c) Observasi
Kegiatan observasi dilakukan oleh peneliti dengan
menggunakan media gambar seri dengan menggunakan narasi pada
saat pelaksanaan tindakan. Dalam penelitian yang diobservasi
adalah keaktifan dan kemampuan siswa dalam menulis karangan
sederhana.
17
F. Jadwal Penelitian
Penelitian ini dijadwalkan selama 3 bulan yaitu dimulai pada awal
bulan April sampai akhir Juni 2016 pada semester genap tahun pelajaran 2015
2016 di Kelas III SDN Wonoasih 1 Kota Probolinggo.
G. Personalia Penelitian
1. Ketua peneliti:
a. Nama Lengkap dan Gelar :
b. Fakultas/jurusan : KIP / PGSD
c. Perguruan Tinggi : Universitas Panca Marga
d. Waktu untuk penelitian ini :
e. Tugas:
(1) Bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanaan kegiatan
(2) Menyusun perencanaan PBM berbasis multimedia
(3) Terlibat dalam semua jenis kegiatan
(4) Menyusun laporan
18
2. Konsultasi x
3. Penyusunan x
Desain PTK
4 Bab I x
5. Bab II x
6. Bab III x
Siklus I
Perencanaan x
Tindakan
Pelaksanaan x
Tindakan
Observasi x
Analisis/ x
Refeksi
Siklus II :
Perencanaan x
Tindakan
Pelaksanaan x
Tindakan
Observasi x
Analisis/ x
Refeksi
7. Penyusunan x
Laporan
8. Konsultasi x
Penyusunan
Laporan
9. Penyerahan x
Laporan
19
DAFTAR PUSTAKA
Muslich, Masnur. 2009. Melaksanakan PTK itu Mudah. Jakarta: PT Bumi Aksara.
20