Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KEBUTUHAN HYGIENE

OLEH

KELOMPOK 6

1. NI MADE SRI WAHYUNI (P07120213009)


2. CHADEX YOHA SURYA NUGRAHA (P07120213012)
3. LUH VERRA SRIDYANTARI (P07120213017)
4. KADEK ARYANI (P07120213020)
5. MADE ADETYA DERIVARTIANA (P07120213029)
6. GUSTI AYU KOMANG SRI SUNDARI (P07120213034)
7. NI LUH PUTU MERRY RANTINI PUTRI (P07120213039)

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

2014
KATA PENGANTAR

Puji Syukur yang dalam kami sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa , karena
berkat rahmat kemurahanNya asuhan keperawatan ini dapat di selesaikan sesuai dengan yang
diharapkan .Dalam asuhan keperawatan ini kami membahas pasien E dengan gangguan
kebutuhan Hygiene, suatu permasalahan yang selalu dialami oleh sekumpulan masyarakat.
Asuhan keperawatan ini di buat dalam rangka memperdalam masalah kebutuhan hygiene.
Selain itu diperlukan pengetahuan dan sekaligus menjadi tugas siswa yang mengikuti mata
pelajaran Kebutuhan Dasar Manusia II.
Dalam proses pendalaman materi ini , tentunya kami mendapatkan bimbin gan, arahan,
koreksi dan saran, untuk itu rasa terima kasih yang sedalam-dalamya kami sampaikan :
Rekan-rekan mahasiswa dan dosen pembimbing yang banyak memberikan masukan untuk
makalah ini.
Demikian makalah ini kami buat, semoga bermanfaat untuk kedepannya.

Denpasar, 18 Maret 2014

Tim Penyusun
DAFTAR PUSTAKA

Potter & Perry.2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan.Jakarta:EGC

http://fadlillahbieber.blogspot.com/2013/03/makalah-personal-hygiene.html

http://baloteli.blogspot.com/2014/03/laporan-pendahuluan-gangguan-pemenuhan.html

http://kikipoelblog.blogspot.com/2009/02/laporan-pendahuluan-hygiene.html

http://septalatief.blogspot.com/2012/12/personal-hygiene.html

http://abybactery.blogspot.com/2012/06/askep-gangguan-personal-hygiene.html

http://abybactery.blogspot.com/2012/06/askep-gangguan-personal-hygiene.html

http://id.shvoong.com/medicine-and-health/2108806-personal-hygiene/#ixzz1q5WYapiH

http://resna-agustina.blogspot.com/2012/04/makalah-personal-hygiene-kebutuhan.html

http://nyonyomamansuardana.blogspot.com
LAPORAN PENDAHULUAN
KEBUTUHAN PERSONAL HYGYENE

A. KONSEP KEBUTUHAN HYGIENE


Pengetian Hygiene
Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu Personal yang artinya perorangan
dan Hygiene berarti sehat. Kebersihan seseorang adalah suatu tindakan untuk
memelihara kebersihandan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis.
Menurut beberapa ahli :
a. Menurut Potter & Perry (2005)
Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan
seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis.
b. Alimul (2006)
Personal hygiene merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk
mempertahankan kesehatan, baik secara fisik maupun psikologis.
c. Mosby (1994) dalam Pratiwi (2008)
Personal hygiene adalah perawatan diri dimana individu mempertahankan
kesehatannya, dan dipengaruhi oleh nilai serta keterampilan.
d. Menurut Mubarak (2008)
Personal hygiene adalah upaya seseorang dalam memelihara kebersihan dan
kesehatan dirinya untuk memperoleh kesejahteraan fisik dan psikologis
Menurut kelompok kami, Personal Hygiene adalah tindakan untuk memelihara
kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis.

Tujuan personal hygiene

a. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang


b. Memelihara kebersihan diri seseorang
c. Memperbaiki personal hygiene yang kurang
d. Mencegah penyakit
e. Menciptakan keindahan
f. Meningkatkan rasa percaya diri seseorang

Prinsip personal hygiene

1. Gunakan komunikasi terapeutik selama perawatan hygiene


2. Selama dalam perawatan hygiene,Perawat dapat melakukan tindakan keperawatan
yang lain, misalkan latihan gerak
Faktor-faktor yang mempengaruhi praktik Hygiene
Menurut Potter dan Perry (2005), dalam melakukan personal hygiene dipengaruhi oleh
sejumlah faktor antara lain:

1. Citra tubuh (Body Image)


Penampilan umum pasien dapat menggambarkan pentingnya personal hygiene pada
orang tersebut. Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan
fisiknya. Personal hygiene yang baik akan mempengaruhi terhadap peningkatan citra
tubuh individu (Stuart & Sudeen, 1999 dalam setiadi, 2005). Citra tubuh dapat
berubah, karena operasi, pembedahan atau penyakit fisik maka perawat harus
membuat suatu usaha ekstra untuk meningkatkan hygiene dimana citra tubuh
mempengaruhi cara mempertahankan hygiene. Body image seseorang berpengaruhi
dalam pemenuhan personal hygiene karena adanya perubahan fisik sehingga individu
tidak peduli terhadap kebersihannya.
2. Praktik sosial
Kelompok-kelompok sosial wadah seorang pasien berhubungan dapat mempengaruhi
bagaimana pasien dalam pelaksanaan praktik personal hygiene. Perawat harus
menentukan apakah pasien dapat menyediakan bahan-bahan yang penting seperti
deodorant, sampo, pasta gigi, dan kosmetik. Perawat juga harus menentukan jika
penggunaan dari produk-produk ini merupakan bagian dari kebiasaan sosial yang
dipraktekkan oleh kelompok sosial pasien.
3. Status sosial ekonomi
Menurut Friedman (1998) dalam Pratiwi (2008), pendapatan keluarga akan
mempengaruhi kemampuan keluarga untuk menyediakan fasilitas dan kebutuhan-
kebutuhan yang diperlukan untuk menunjang hidup dan kelangsungan hidup keluarga.
Sumber daya ekonomi seseorang mempengaruhi jenis dan tingkatan praktik personal
hygiene. Untuk melakukan personal hygiene yang baik dibutuhkan sarana dan
prasarana yang memadai, seperti kamar mandi, peralatan mandi, serta perlengkapan
mandi yang cukup (mis. sabun, sikat gigi, sampo, dll).
4. Pengetahuan
Pengetahuan tentang personal hygiene sangat penting, karena pengetahuan yang baik
dapat meningkatkan kesehatan. Pengetahuan tentang pentingnya hygiene dan
implikasinya bagi kesehatan mempengaruhi praktik hygiene. Kendati demikian,
pengetahuan itu sendiri tidaklah cukup, pasien juga harus termotivasi untuk
memelihara personal higiene. Individu dengan pengetahuan tentang pentingnya
personal higene akan selalu menjaga kebersihan dirinya untuk mencegah dari kondisi
atau keadaan sakit (Notoatmodjo, 1998 dalam pratiwi, 2008).
5. Kebudayaan
Kebudayaan dan nilai pribadi mempengaruhi kemampuan perawatan personal higiene.
Seseorang dari latar belakang kebudayaan yang berbeda, mengikuti praktik perawatan
personal higiene yang berbeda. Keyakinan yang didasari kultur sering menentukan
defenisi tentang kesehatan dan perawatan diri. Dalam merawat pasien dengan praktik
higiene yang berbeda, perawat menghindari menjadi pembuat keputusan atau
mencoba untuk menentukan standar kebersihannya (Potter & Perry, 2005). Kebiasaan
dan kondisi fisik seseorang setiap pasien memiliki keinginan individu dan pilihan
tentang kapan untuk mandi, bercukur, dan melakukan perawatan rambut. Orang yang
menderita penyakit tertentu atau yang menjalani operasi seringkali kekurangan energi
fisik atau ketangkasan untuk melakukan personal higiene. Seorang pasien yang
menggunakan gips pada tangannya atau menggunakan traksi membutuhkan bantuan
untuk mandi yang lengkap. Kondisi jantung, neurologis, paru-paru, dan metabolik
yang serius dapat melemahkan atau menjadikan pasien tidak mampu dan memerlukan
perawatan personal higiene total.
6. Pilihan pribadi
Setiap klien memiliki keinginan individu dan pilihan tentang kapan untuk mandi,
bercukur, dan melakukan perawatan rambut. Klien memilih produk yang berbeda
(mis. Sabun, sampo, deodorant, dan pasta gigi) menurut pilihan pribadi.
7. Kondisi fisik
Orang yang menderita penyakit tertentu (mis. kanker tahap lanjut) atau menjalani
operasi sering kali kekurangan energi fisik untuk melakukan hygiene pribadi.

Macam-macam personal hygiene


a. Perawatan kulit kepala dan rambut
b. Perawatan mata
c. Perawatan hidung
d. Perawatan telinga
e. Perawatan kuku kaki dan tangan
f. Perawatan genetalia
g. Perawatan kulit seluruh tubuh
h. Perawatan tubuh secara keseluruhan
i. Perawatan gigi dan mulut

Jenis Personal Hygiene Berdasarkan Waktu Pelaksanaannya


Menurut Alimul (2006) personal hygiene berdasarkan waktu pelaksanaannyadibagi
menjadi empat yaitu:
a. Perawatan dini hari
Merupakan personal hygiene yang dilakukan pada waktubangun tidur, untuk
melakukan tindakan untuk tes yang terjadwal seperti dalam pengambilan bahan
pemeriksaan (urine atau feses), memberikan pertolongan seperti menawarkan bedpan
atau urinal jika pasien tidak mampu ambulasi, mempersiap kanpasien dalam
melakukan sarapan atau makan pagi dengan melakukan tindakan personal hygiene,
seperti mencuci muka, tangan, menjaga kebersihan mulut.
b. Perawatan pagi hari
Merupakan personal hygiene yang dilakukan setelah melakukan sarapan atau makan
pagi seperti melakukan pertolongan dalam pemenuhan kebutuhan eliminasi (BAB /
BAK), mandi atau mencuci rambut, melakukan perawatan kulit, melakukan pijatan
pada punggung, membersihkan mulut, kuku, rambut, serta merapikan tempat tidur
pasien. Hal ini sering disebut sebagai perawatan pagi yang lengkap.

c. Perawatan siang hari


Merupakan personal hygiene yang dilakukan setelah melakukan berbagai tindakan
pengobatan atau pemeriksaan dan setelah makan siang dimana pasien yang dirawat di
rumah sakit seringkali menjalani banyak tes diagnostik yang melelahkan atau
prosedur di pagi hari. Berbagai tindakan personal hygiene yang dapat dilakukan,
antara lain mencuci muka dan tangan, membersihkan mulut, merapikan tempat tidur,
dan melakukan pemeliharaan kebersihan lingkungan kesehatan pasien.
d. Perawatan menjelang tidur
Merupakan personal hygiene yang dilakukanpada saat menjelang tidur agar pasien
relaks sehingga dapat tidur atau istirahat dengantenang. Berbagai kegiatan yang dapat
dilakukan, antara lain pemenuhan kebutuhan eliminasi (BAB / BAK), mencuci tangan
dan muka, membersihkan mulut, dan memijat daerah punggung.

Etiologi
a. Gangguan kognitif
b. Penurunan motivasi
c. Kendala lingkungan (ketidaksediaan sarana dan prasarana)
d. Ketidaknyamanan (perubahan rasa pada kondisi yang baru)
e. Keletihan (ketidakmampuan untuk bergerak)
f. Gangguan musculoskeletal
g. Nyeri
h. Ansietas berat (karena trauma pada sesuatu)

Manifestasi klinis/gejala personal hygiene


a. Adapun gejala klinis dari personal hygiene adalah sebagai berikut :
b. Kulit kepala kotor dan rambut kusam,acak-acakan
c. Hidung kotor dan telinga juga kotor
d. Gigi kotor disertai mulut bau
e. Kulit panjang dan tidak terawat
f. Kuku panjang-panjang dan tidak terawat
g. Badan kotor dan pakaian kotor
h. Penampilan tidak rapi

Dampak yang timbul pada masalah personal hygiene


Menurut Tarwoto (2004) dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene yaitu
:
1. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya
personal hygiene dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi adalah gangguan
integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga, dan
gangguan fisik pada kuku.
2. Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene pada pasien immobilisasi
adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai,
kebutuhan harga diri, aktualisasi diri, dan gangguan interaksi sosial.

B. PENGKAJIAN PADA KEBUTUHAN HYGIENE


1. Riwayat Keperawatan
a. Pola kebersihan tubuh
b. Perlengkapan personal hygiene
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene
2. Pemeriksaan Fisik
a. Rambut
1. Keadaan kesuburan rambut
2. Keadaan rambut yang mudah rontok
3. Keadaan rambut yang kusam
4. Keadaan tekstur
b. Kepala
1. Botak atau alopesia
2. Ketombe
3. Berkutu
4. Adakah eritema
5. Kebersihan
c. Mata
1. Apakah sklera ikterik
2. Apakah konjungtiva pucat
3. Kebersihan mata
4. Apakah gatal atau merah
d. Hidung
1. Adakah pilek
2. Adakah alergi
3. Adakah perdarahan
4. Adakah perubahan penciuman
5. Kebersihan hidung
6. Keadaan membrane mukosa
7. Adakah septum deviasi

e. Mulut
1. Keadaan mukosa mulut
2. Kelembapan
3. Adanya lesi
4. Kebersihan
f. Gigi
1. Adakah karang gigi
2. Adakah karies
3. Kelengkapan gigi
4. Pertumbuhan
5. Kebersihan
g. Telinga
1. Adakah kotoran
2. Adakah lesi
3. Bentuk telinga
4. Adakah infeksi
h. Kulit
1. Kebersihan
2. Adakah lesi
3. Keadaan turgor
4. Warna kulit
5. Suhu
6. Tekstur
7. Pertumbuhan bulu
i. Kuku tangan dan tangan
1. Bentuk
2. Warna
3. Adanya lesi
4. Pertumbuhan

j. Genetalia
1. Kebersihan
2. Pertumbuhan rambut pubis
3. Keadaan kulit
4. Keadaan lubang uretra
5. Keadaan skrotum,testis pada pria
6. Cairan yang dikeluarkan
k. Tubuh secara umum
1. Kebersihan
2. Normal
3. Keadaan postur

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan integritas kulit
Definisi: keadaan dimana kulit seseorang tidak utuh.
Kemungkinan berhubungan dengan:
a. Bagian tubuh yang tertekan
b. Imobilitasi
c. Terpapar zat kimia
Kemungkinan data yang ditemukan:
a. Kerusakan jaringan kulit
b. Gangrene
c. Dekubitus
d. Kelemahan fisik
Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada:
a. Stroke
b. Fraktur femur
c. Koma
d. Trauma medulla spinalis
Tujuan yang diharapkan
a. Pola kebersihan diri pasien normal
b. Keadaan kulit, rambut kepala bersih
c. Klien dapat mandiri dalam kebersihan diri sendiri

2. Gangguan membrane mukosa mulut


Definisi: kondisi dimana mukosa mulut pasien mengalami luka
Kemungkinan berhubungan dengan:
a. Trauma oral
b. Pembatasan intak cairan
c. Pemberian kemoterapi dan radiasi pada kepala dan leher

Kemungkinan data yang ditemukan


a. Iritasi atau luka pada mukosa mulut
b. Peradangan atau infeksi
c. Kesulitan dalam makan dan menelan
d. Keadaan mulut yang kotor
Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada
a. Stoke
b. Stomatitis
c. Koma
Tujuan yang diharapkan
a. Keadaan mukosa mulut,lidah dalam keadaan utuh, warna merah muda
b. Inflamasi tidak terjadi
c. Klient mengatakan rasa nyaman
d. Keadaan mulut bersih

3. Kurangnya perawatan diri / kebersihan diri


Definisi: kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan
untuk dirinya.
Kemungkinan berhubungan dengan:
a. Kelelahan fisik
b. Penurunan kesadaran
Kemungkinan data yang ditemukan
a. Badan kotor dan berbau
b. Rambut kotor
c. Kuku panjang dan kotor
d. Bau mulut dan kotor
Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada
a. Stroke
b. Fraktur
c. Koma
Tujuan yang diharapkan
a. Kebersihan diri sesuai pola
b. Keadaan badan,mulut,dan kuku bersih
c. Pasien merasa nyaman

D. RENCANA KEPERAWATAN
1. Personal hygiene pasien
a. Kaji kembali pola kebutuhan personal hygiene pasien
b. Kaji keadaan luka pasien
c. Jaga kulit agar tetap utuh dan kebersihan kulit pasien dengan cara membantu
pasient mandi.
d. Jaga kebersihan tempat tidur,selimut bersih, dan kencang
e. Lakukan perawatan luka dengan teknik steril sesuai program
f. Observasi tanda tanda infeksi
g. Lakukan pijat pada kulit dan lakukan perubahan posisi setiap 2 jam
2. Kebersihan mulut
a. Kaji kembali kebersihan mulut
b. Lakukan kebersihan mulut sesudah makan dan sebelum tidur
c. Gunakan sikat gigi yang lembut
d. Gunakan larutan garam atau baking soda dan kemudian bilas dengan air bersih
e. Lakukan pendidikan kesehatan tentang kebersihan mulut
f. Laksanakan program terapi medis
3. Keseluruhan
a. Kaji kembali pola kebersihan diri.
b. Bantu klient dalam kebersihan badan,mulut,rambut dan kuku
c. Lakukan pendidikan kesehatan, seperti:
Pentingnya kebersihan diri
Keadaan badan,mulut,rambut dan kuku bersih
Cara kebersihan
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN E DENGAN GANGGUAN
KEBUTUHAN HYGIENE DI RUANG BELIBIS RSUD WANGAYA DARI
TANGGAL 16-18 Maret 2014

PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Tanggal Masuk : 11 Maret 2014

Jam Masuk : 09.00

Ruang/Kelas : Lt. IV/3

No.Kamar : 137

No.Register : 0809

A. Data Biografi

1. Nama Pasien :Ny.E

2. Tempat/tanggal lahir : Jakarta,10 desember 1977

3. Umur : 35

4. Jenis Kelamin : Perempuan

5. BB/TB : 55 Kg/158 cm

6. Status Perkawinan : Kawin

7. Agama : Islam

8. Suku Bangsa : Indonesia

9. Pendidikan : S1- Sekretaris

10. Pekerjaan : Sekretaris

11. Alamat Rumah : Jl.Bunga Raya No.21 Kebayoran


12. Alamat Kantor : Jl.Melati No.34 Pasar Rebo

13. Sumber Biaya : Suami

14. Nama Suami : Munajar

15. Pendidikan Suami : S1- Hukum

16. Pekerjaan : Pengacara

B. Riwayat Kesehatan

a. Tanggal mulai sakit : 2 Maret 2014

b. Riwayat penyakit sekarang :

Klien datang ke rumah sakit dengan kondisi terdapat luka pada daerah tungkai kaki
kiri. Suami klien mengatakan luka disebabkan karena terkena rantai sepeda motor
ketika perjalanan berobat ke dokter 1 bulan yang lalu. Klien mengatakan saat kejadian
tersebut klien sama sekali tidak merasakan sakit pada kakinya. karena luka dirasa
tidaksembuh-sembuh dan semakin melebar, kemudian klien dibawa ke RSUP
Fatmawati Jakarta.

c. Diagnosa medis :

DM dengan ganngrene pada dorsal pedis dengan balutan luka harus diganti setiap 1x
sehari dengan prinsip steril

d. Keluhan :

Klien mengeluh lemas,pusing dan merasa sakit pada daerah dorsal pedis yang ada
luka serta tidak dapat menggerakannya dan klien terlihat meringis

e. Cara masuk RS :

1. Brankar : Klien masuk Rs dengan bantuan brankar

2. Kursi :-

3. Lain-lain :-
f. Alat bantu yang digunakan

1. Tongkat :-

2. Kacamata : -

3. Gigi palsu : -

4. Lain-lain : Oksigen 2 liter/manit, dower chateter dan infuse terpasang sejak 12


Desember sampai 18 Desember 2011.

C. Pola Kebiasaan Sehari-hari (Sebelum Sakit dan Saat Ini)

1. Pola Aktivitas

a. Di rumah : Melakukan aktivitas seperti biasa

b. Di RS : Dibantu seluruhnya oleh keluarga dan perawat

2. Pengkajian fisik yang berhubungan dengan aktivitas :

a. Kekuatan otot :-

b. Paralis :-

c. Terapi bedrest : bedres dengan posisi semi fowler

d. Lain-lain : DM dengan gangrene pada dorsal pedis, balutan luka diganti


sekali sehari menggunakan prinsip steril

3. Pola Nutrisi

Rumah RS

Frekuensi : 3x l hari 3x lhari

Jenis : nasi, lauk, dan sayur nasi, -1auk, sayur, -buah, dan susu
4. Pola Eliminasi

a. BAB

Rumah RS

Frekuensi : 1 x sehari 1 x sehari

Cara : Mandiri Dibantu

(Di WC) (Di tempat tidur)

b. BAK

Rumah RS

Frekunesi : 6-7x/hari 1600cc/hari

Cara : Mandiri Dibantu

(Di WC) (Di tempat tidur)

5. Pola kebersihan

Rumah RS

1. Kebiasaan mandi :2x sehari 1x sehari

2. Mencuci rambut :1 x 3hari l x 3hari

3. Membersihkan gigi dan mulut :1 x sehari 1x sehari

4. Mengganti pakaian :1 x sehari 1 x sehari

5. Membersihkan kaki dan kuku :1 x 2 minggu 1 x seminggu

6. Kebersihan kulit :Tidak teratur tidak teratur

7. Cara membersihkan :Sabun dilap dengan air


D. Keadaan Psikososial

1. Konsep diri

a. Gambaran diri : klien mengatakan malu karena pada kakinya ada luka
dan mengeluarkan bau yang tidak sedap.

b. Peran : klien mengatakan perannya sebagai wanita karier.

c. Suasana hati : terlihat cemas, gelisah dan sering melamun

d. Karakter : supel, ramah, dan lemah lembut

e. Perkembangan mental : sesuai dengan manusia

f. Daya konsentrasi : klien dapat menjawab pertanyaan dengan baik

g. Sosialisasi : bersosialisasi dengan keluarga dan pasien lain.

E. Riwayat Kesehatan Linkungan

1. Kebersihan

a. Rumah : klien mengatakan rumahnya setiap hari jarang disapu

b. Lingkungan : klien mengatakan lingkungan sekitar kotor dan berisik

2. Polusi : klien mengatakan rumahnya dekat pabrik

3. Kemungkinan bahaya : dekat dengan jalan raya

F. Pemeriksaan Fisik

1. Rambut

a. Tekstur : kasar, kusam, dan berketombe

b. Warna : hitam

c. Kebersihan : rambut terlihat kotor

d. Distribusi : merata
e. Kulit kepala : kulit kepala kotor

f. Gatal : klien mengatakan kepala terasa gatal,

g. Kebersihan : klien mengatakan sudah 5 hari belum cuci rambut,

2. Gigi dan mulut

a. Kelengkapan gigi : sudah tidak lengkap dengan jurnlah 30 buah

b. Masalah gigi : gigi berlubang, kuning, dan kotor

c. Kebersihan : gigi terlihat kuning, klien mengatakan sudah 2 hari belum


gosok gigi

d. Bau mulut : ada, klien merasa malu bicara dengan orang lain karena
mulutnya bau.

3. Kuku tangan dan kaki

a. Bentuk kuku : normal

b. Sudut antar kuku : 180 derajat

c. Warna kuku : putih pucat

d. Kebersihan : kuku terlihat panjang dan kotor, klien mengatakan belum


memotong kuku selama 3 minggu

4. Genitalia

a. Kelainan : tidak ada

b. Gatal : tidak ada

c. Kemerahan : tidak ada

d. Lesi : tidak ada

e. Kebersihan : bersih

5. Kulit

a. Erithema :-
b. Tekstur : kasar dan kering

c. Turgor : elastis

d. Jaundice :-

e. Petechie :-

f. Sianosis : ada

g. Gatal : ada

h. Kebersihan : Kulit terlihat kotor dan lengket, klien mengatakan sudah 2


hari belum mandi dan merasa tidak nyaman karena merasa badannya lengket dan
bau. terdapat luka pada daerah dorsal pedis dengan diameter 9 cm kedalam 3 cm
tidak ada pus, terdapat nekrosis jaringan, bau gangren, balutan luka bersih, kondisi
luka setengah kering, tidak kotor, sekitar daerah luka kulit terlihat pucat coklat
kehitaman, dan balutan luka harus diganti setiap 1x sehari dengan prinsip steril

G. Kepercayaan Budaya

1. Kebiasaan : klien mengatakan jarang shalat 5 waktu

2. Pantangan : klien mengatakan tidak boleh mandi saat sakit

3. Pengetahuan : klien mengatakan tidak memehami tentang kebersihan diri

4. Lain-lain :-

H. Lain-lain

Suami mengatakan klien

1. Sering menggaruk pada bagian kaki

2. Tidak dapat berjalan seperti biasa


DIAGNOSA KEPERAWATAN

Tanggal
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
ditemukan teratasi

1 Gangguan personal hygiene : 10 des 11 12 des 11


rambut,mulut,kulit ,kuku b.d keterbatasan
fisik

Gangguan integritas kulit bd terputusnya


2 kontuinitas jaringan kulit 10 des 11 Teratasi
sebagian

RENCANA KEPERAWATAN

DX
TGL Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Tindakan Rasional Paraf
NO

10 1 Tujuan: 1. kaji pola 1. Mengetahui data


Des kebutuhan personal dasar dalam melakukan
11 Setelah dilakukan tindakan hygiene klien. intervensi.
keperawatan selama 2 x 24 jam.
Personal hygiene rambut, 2. Rambut klien
mulut, kulit, dan kuku klien bersih
kembali terpenuhi. 2. Cuci rambut klien
menggunakan shampo
selama 1x 2 hari

KH: 3. Sisir rambut klien

1. Rambut klien bersih 4. Bantu klien


menggosok gigi 3. Rambut klien rapi
2. Rambut klien wangi dan
tidak lengket 5. Ajarkan klien cara 4. Gigi klien bersih
menggosok gigi yang 5. Mengurangi resiko
3. Gigi klien bersih benar luka pada gusi
4. Mulut klien wangi dan 6. Bantu klien
segar mengganti pakaian.
5. Kulit klien bersih. 6. Memberi rasa
7. Bantu klien dalam
6. Klien mersakan segar pada menjaga kebersihan nyaman pada klien
tubuhnya. badannya dengan cara
memandikan klien 2x 7. Menghindari
7. Kulit tidak lengket sehari. resiko infeksi dan
memberikan
8. Kulit klien lembab 8. Berikan kenyamanan bagi klien
9. Kuku klien pendek pendidikan kesehatan
tentang kebersihan diri
10. Kuku klien bersih pada klien. 8. Meningkatkan
9. Beri lotion pada pengetahuan dan
kulit klien. membuat klien lebih
kooperative.
10. Potong kuku klien
1x/minggu 9. Melembabkan
kulit klien.
11. Sikat kuku klien
bila perlu
10. Kuku klien pendek

11. Membersihkan
kotoran pada ujung kuku

1. Kaji luas dan


keadaan luka serta
proses penyembuhan. 1. Pengkajian yang
tepat terhadap luka dan
prosespenyembuhan
akan membantu dalam
menentukan
tindakanselanjutnya.

2. Menurunkan
resiko infeksi sehingga
membantu penyenbuhan
dan mencegah
terjadinya kontaminasi

2. Ganti balutan luka


secara asepti 1x sehari 3. Untuk mengetahui
perubahan pada fungsi
lain

Tujuan: 4. Merawat luka


dapat menjaga
Setelah dilakukan tindakan kontaminasi luka
selama 3 x 24 jam integritas
kulit kembali utuh.
10 5. Antibiotik dapat
des menbunuh kuman dan
11 2 KH: 3. Kaji tanda vital.
bakteri
1. Kondisi luka menunjukkan
adanya perbaikan jaringan dan
adanya granulasi.

2. Tidak adanya pus pada luka

3. Klen dapat menggerakkan 6. Meningkatkan


kembali kakinya 4. Lakukan aliran darah ke otot dan
perawatan luka secara tulang, mencegah
kontaktur, atropi otot
dan mempertahankan
mobilitas sendi tulang.

5. Kolaborasi
pemberian antibiotik:
7. Mempercepat
metronidazole
perbaikan jaringan

6. Dorongan gerak
ROM pasif pada daerah
yg sakit dan ROM aktif
pada daerah yang tidak
sakit
7. Berikan klien
makanan TKTP sesuai
diit 2000 kal/hari

Anda mungkin juga menyukai