Anda di halaman 1dari 10

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

3.1.1 Sampel Iso20

No. Urut :01

No. Peraga : Iso20

Sistem kristal : Isometrik

Sifat kristal : a=b=c , ===90o

Cara penggambaran :

Sudut antar sumbu a+ dan b- = 30o

Sudut antar sumbu b+ dan c+ = 90o

a:b:c=1:3:3

Elemen kristal : 2A2 A4, A2, 2A2, 9PC

Nilai kristal

Herman Mauguin : 4/m, 2/m, 5 PC

Schoenflies : Oh

Insicies bidang : = =

= =

= =

Kelas Kristal : Hexoctahedral

Bentuk Kristal : Dedocahedron


PROYEKSI STREOGRAFIS

KETERANGAN:

= Dua kenampakan yang sama (A2)


3.1.3 Sampel Iso17

No. Urut : 03

No. Peraga : Iso17

Sistem kristal : Isometrik

Sifat kristal : a=b=c , ===90o

Cara penggambaran :

Sudut antar sumbu a+ dan b- = 30o

Sudut antar sumbu b+ dan c+ = 90o

a:b:c=1:3:3

Elemen kristal : 3A2, -, 4A4, 9PC

Nilai kristal

Herman Mauguin : 4/m , 2/m

Schoenflies : Oh

Insicies bidang : = = =

= =

= =

Kelas Kristal : Hexoctahedral

Bentuk Kristal : Octahedron


PROYEKSI STREOGRAFIS

KETERANGAN:

= Dua kenampakan yang sama (A2)

= Empat kenampakan yang sama (A4)


3.1.4 Sampel Tetra19

No. Urut : 04

No. Peraga : Tetra6

Sistem kristal : Tetragonal

Sifat kristal : a=bc , ===90o

Cara penggambaran :

Sudut antar sumbu a+ dan b- = 30o

Sudut antar sumbu b+ dan c+ = 90o

a:b:c=1:3:6

Elemen kristal : 2A2A4, A2, 2A2, 9PC

Nilai kristal :

Herman Mauguin : 4/m, 2/m

Schoenflies : Oh

Insicies bidang : =

Kelas Kristal : Dihexagonal Dypiramidal

Bentuk Kristal : Tetragonal Prism + Basal Pinacoid


PROYEKSI STREOGRAFIS

KETERANGAN:

= Dua kenampakan yang sama (A2)

= Empat kenampakan yang sama (A4)


3.1.2 Sampel Tetra7

No. Urut : 02

No. Peraga : Tetra7

Sistem kristal : Tetragonal

Sifat kristal : a=bc , ===90o

Cara penggambaran :

Sudut antar sumbu a+ dan b- = 30o

Sudut antar sumbu b+ dan c+ = 90o

a:b:c=1:3:6

Elemen kristal : 2A2A4, - ,- ,5PC

Nilai kristal :

Herman Mauguin : 4/m, 2/m, 2/m, 5PC

Schoenflies :Oh

Insicies bidang : = 010 = 111

= 111 =111

= 100 = 111

Kelas Kristal : Dytetragonal dipyramidal

Bentuk Kristal : Dytetragonal dypiramid


PROYEKSI STREOGRAFIS

KETERANGAN:

= Dua kenampakan yang sama (A2)

= Empat kenampakan yang sama (A4)


3.2 Pembahasan

3.2.1 Sampel Iso20

Cara penggambaran secara umum untuk isometrik ialah cara penggambaran

sudut antar sumbu a+ dan b- = 30o, sudut antar sumbu b+ dan c+ = 90o, dan a : b : c =

1 : 3 : 3. Pada praktikum ini menggunakan perbandingan sumbu a : b : c = 3 : 9 : 9.

Contoh dari mineral bersistem kristal Hexoctahedral ialah Flourit dimana memiliki

sifat fisik sangat lunak (1-1,5), sangat berat, sectile, melleable dan ductile. Seperti

lilin.

3.2.2 Sampel Iso12

Cara penggambaran secara umum untuk isometrik ialah cara penggambaran

sudut antar sumbu a+ dan b- = 30o, sudut antar sumbu b+ dan c+ = 90o, dan a : b : c =

1 : 3 : 3. Pada praktikum ini menggunakan perbandingan sumbu a : b : c = 3 : 9 :9

Contoh dari mineral bersistem kristal Diploidal ialah Pirit dimana memiliki sifat

fisik keras (6-6,5), sangat berat, sangat rapuh, berwarna buram dengan metalik

terang.

3.2.3 Sampel Tetra6

Cara penggambaran secara umum untuk tetragonal ialah sudut antar sumbu

a+ dan b- = 30o, sudut antar sumbu b+ dan c+ = 90o, dan perbandingan panjang

sumbunya a : b : c = 1 : 3 : 6. Sedangkan pada praktikum ini digunakan perbandingan

sumbu sebesar 3: 9 :18. Contoh dari mineral bersistem kristal Tetragonal

Trapezohedral ialah Kristobalit

. Mineral ini memiliki kekerasan sangat keras (7) ringan, tidak kada belahan

tapi pecahan konkoidal, buram sampai transparan.


3.2.4 Sampel Tetra7

Cara penggambaran secara umum untuk tetragonal ialah sudut antar sumbu

a+ dan b- = 30o, sudut antar sumbu b+ dan c+ = 90o, dan perbandingan panjang

sumbunya a : b : c = 1 : 3 : 6. Sedangkan pada praktikum ini digunakan perbandingan

sumbu sebesar 3: 9 :18. Contoh dari mineral bersistem kristal Tetragonal

Dytetragonal dipyramidal ialah Rutile. Mineral ini memiliki kekerasan keras (6-6,5)

berat, rapuh, belahansempurna , dan bercerat cokelat.

Anda mungkin juga menyukai