(pembakuan)
Pada percobaan penentuan tetapan kesetimbangan reaksi (Kc) dari I2. Hal yang
dilakukan adalah melarutkan KI dengan aquades sehingga terbentuk KI dengan
konsentrasi 0,1N, 0,05N, dan 0,025N. hal ini bertujuan untuk menentukan
kesetimbgan KI dalam konsentrasi yang berbeda-beda. Mula-mula larutan I2 yang
jenuh dalam kloroform dimasukakan kedalam corong pemisah A,B, dan C. pada
corong pemisah A ditambahkan larutan KI 0,1N, pada corong B ditambahkan
larutan KI 0,5N dan pada corong pemisah C ditambahkan larutan KI 0,025N.
kemudian ketiga corong pemisah di kocok selama 20 menit, tujuan dari
pengocokkan adalah untuk memperluas permukaan larutan sehingga ion iod dapat
terdistribusi dengan sempurna kedalam 2 fasa yaitu fasa polar dan fasa non polar.
Setelah itu, ketiga corong pemisah tersebut didiamkan selama 15 menit, hal ini
bertujuan untuk menstabilkan kembali molekul-molekul iod yang sudah terganggu
saat diguncangkan atau biasa disebut dengan pengaturan diri sehingga akan
mencapai kesetimbangan fasa polar dan fasa non polar.
Dalam pengamatan, terlihat jelas bahwa larutan terbagi menjadi 2 lapisan. Hal ini
terjadi karena perbedaan sifat kimia antara air dan kloroform, air besifat polar dan
kloroform bersifat non polar. Air terletak pada bagian atas campuran Karena air
memiliki massa jenis lebih kecil dibandingkan dengan kloroform yakni 1g/cm3
sedangkan kloroform 1,52g/cm3 sehingga larutan kloroform berada di bagian
bawah. Pada bagian atas corong pisah A berwarna kuning tua, pada corong pisah
B berwarna kuning, sedangkan pada corong pisah C berwarna kuning muda.
Warna kuning pada fasa air tersebut merupakan iodium yang terlarut pada pelarut
air, dan perbedaan kepekatan warna kuning pada setiap corong pisah dikarenakan
perbedaan normalitas dari larutan KI yang digunakan di tiap-tiap corong pemisah.
Dari percobaan kali ini didapatkan tetapan kesetimbangan (Kc) pada sampel A
sebesar 0,128, pdada sampel B sebesar 0,128 dan pada sampel C sebesar 0,256.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tetapan kesetimbangan kima dipengaruhi oleh
konsentrasi larutannya.
Penentuan Konstanta Distribusi (KD)
Konsentrasi I baik dalam n-heksana maupun dalam air dapat diketahui dengan
menitrasi larutan dengan larutan tiosulfat menggunakan indicator amilum. Saat
larutan diberi indicator amilum maka larutan akan berwarna biru/ungu kehitaman.
Saat dititrasi dengan larutan tiosulfat larutan akan berubah menjadi bening saat
mencapai titik akhir titrasinya.
Dengan mengetahui konsentrasi I2pada fasa organic dan airnya, maka dapat
ditentukan nilai konstanta distribusinya (KD). Diketahui bahwa KD
merupakan perbandingan konsentrasi I2 pada fasa organic dan fasa airnya.
Dengan demikian, dapat diperoleh nilai KD I2 pada setiap variasi konsentrasinya
dalam n-heksana.
Data hasil perhitungan menunjukkan bahwa variasi konsentrasi I2 dalam
nheksana mempengaruhi nilai KD. Semakin besar konsentrasi I2 maka nilai
KD-nya akan semakin kecil. Perubahan beberapa nilai KDtersebut terlihat
cukup signifikan. Padahal, berdasarkan teoritisnya variasi konsentrasi tidak
mempengaruhi nilai KD.
KI(aq)K+(aq)+I-(aq)
I-(aq) + I2(aq) I3-(aq)
Antara kedua lapisan larutan tersebut kemudian dipisahkan antara lapisan organic
dan lapisan airnya. Konsentrasi I baik dalam n-heksana maupun dalam air dapat
diketahui dengan menitrasi larutan dengan larutan tiosulfat menggunakan
indicator amilum. Saat larutan diberi indicator amilum maka larutan akan
berwarna biru/ungu kehitaman. Sementara itu, saat dititrasi dengan larutan
tiosulfat larutan akan berubah menjadi bening saat mencapai titik akhir titrasinya.