Anda di halaman 1dari 2

Tegangan permukaan adalah gaya atau tarikan kebawah yang

menyebabkan permukaan cairan berkontraksi dengan benda dalam keadaan tegang.


Hal ini disebabkan oleh gaya-gaya tarik yang tidak seimbang pada antar muka
cairan. Gaya ini biasa segera diketahui pada kenaikan cairan biasa dalam pipa
kapilerdan bentuk suatu tetesan kecil cairan. tegangan permukaan merupakan
fenomena menarik yang terjadi pada zat cair (fluida) yang berada dalam keadaan
diam (statis).
Besarnya tegangan permukaan dipengaruhi oleh beberapa faktor,
seperti jenis cairan, suhu, dan, tekanan, massa jenis, konsentrasi zat terlarut, dan
kerapatan. Jika cairan memiliki molekul besar seperti air, maka tegangan
permukaannya juga besar. salah satu faktor yang mempengaruhi besarnya tegangan
permukaan adalah massa jenis/ densitas (D), semakin besar densitas berarti semakin
rapat muatan muatan atau partikel-partikel dari cairan tersebut. Kerapatan partikel
ini menyebabkan makin besarnya gaya yang diperlukan untuk memecahkan
permukaan cairan tersebut. Hal ini karena partikel yang rapat mempunyai gaya tarik
menarik antar partikel yang kuat. Sebaliknya cairan yang mempunyai densitas kecil
akan mempunyai tegangan permukaan yang kecil pula.
Misel hanya terbentuk bila konsentrasi surfaktan lebih besar daripada
konsentrasi kritis misel (kkm) dan temperatur sistem lebih besar daripada
temperatur kritis misel atau temperatur Kraff. Konsentrasi kritis misel (kkm)
merupakan titik penjenuhan surfaktan dalam sistem air. Kkm dapat diamati dengan
kurva yang diskontinu dari sifat fisik sistem sebagai suatu fungsi dari jumlah
surfaktan yang ditambahkan. Pembentukan misel dapat dipahami dengan
menggunakan termodinamika: misel dapat terbentuk secara spontan karena
keseimbangan antara entropi dan entalpi. Didalam air efek hidrofobik merupakan
gaya pendorong pembentukan misel, meskipun faktanya pengumpulan molekul
surfaktan menurunkan entropinya. Pada umumnya, diatas kkm, entropi dari
pengumpulan molekul surfaktan lebih sedikit daripada entropi dari molekul
kurungan air. Hal yang juga penting adalah pertimbangan entalpi seperti interaksi
elektrostatis yang terjadi antara muatan (atau ionik) surfaktan.
Ketika surfaktan berada diatas kkm (konsentrasi kritis misel), surfaktan
dapat berfungsi sebagai pengemulsi yang akan melarutkan senyawa yang secara
normal tidak larut dalam solven yang digunakan. Hal ini terjadi karena spesies tidak
mudah larut dapat dimasukkan kedalam inti misel, dimana spesies tersebut terlarut
didalam sebagian besar solven oleh kebalikan kepala gugus yang berinteraksi
dengan baik dengan spesies solven.

Pada penentuan massa jenis pengaruh zat aktif, pada pecobaan


didapatkan 0,9512 g/ml pada gliserin 1%, 0,9568 pada gliserin 3%, dan pada
gliserin 5 % didapatkan 0,9638%

Jumlah tetesan yang terjadi dari pengamatan dihasilkan sebagai berikut:

a. Gliserin 1 %
Suhu 250C terjadi 28 tetesan; 400C terjadi 25 tetesan; dan 600C terjadi 26
tetesan.
b. Gliserin 3 %
Suhu 250C terjadi 25 tetesan; 400C terjadi 24 tetesan; dan 600C terjadi 24
tetesan.
c. Gliserin 5 %
Suhu 250C terjadi 25 tetesan; 400C terjadi 30 tetesan; dan 600C terjadi 31
tetesan

Pada penentuan tegangan permukaan () akibat pengaruh suhu


didapatkan rata-rata pada suhu 250C yaitu 0,0768 dyne/cm, pada suhu 400C yaitu
0,0737dyne/cm, dan pada suhu 600C yaitu 0,0734 dyne/cm.

Anda mungkin juga menyukai