Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

Asam hialuronat merupakan molekul polisakarida yang memiliki peranan

penting dalam fungsi kerja matriks ekstraseluler seperti jaringan periodontal yang

termineralisasi dan tidak termineralisasi. Asam hialuronat secara signifikan

mengontribusi hidrodinamik jaringan , migrasi sel, dan proliferasi. Asam hialuronat

juga memproduksi fibroblast sehingga didapatkan endotiksin. Endotoksin ini

berperan sebagai anti inflamasi yang sangat penting untuk menghambat terjadinya

kerusakan jaringan serta mempercepat penyembuhan.

Penggunaan asam hialuronat sebagai terapi pada proses inflamasi sudah

dilakukan di beberapa area medis seperti orthopedi, dermatologi, dan juga

opthalmologi. Selain itu juga telah digunakan pada radioepitelitis, osteoarthritis di

lutut, rematik arthritis, dan pada oprasi katarak.

Dalam lingkungan kedokteran gigi, asam hialuronat memiliki efek anti

inflamasi, anti edematous dan anti bakterial pada perawatan gingivitis dan

periodontitis. Efek anti inflamasi didapatkan dari aksi eksogen hialuronat yang

mengeringkan prostalglandin, metalloproteinase, dan molekul bio-aktif yang lainnya.

Efek anti edema diperoleh kaitannya pada aktivitas osmotic. Untuk mempercepat

penyembuhan jaringan, dapat digunakan sebagai tambahan pada terapi mekanik.

1
Dengan demikian, penggunaan asam hialuronat dalam perawatan penyakit

periodontal dapat disetarakan dengan perawatan penyakit periodontal yang lain.

2
BAB II

JARINGAN DAN PENYAKIT PERIODONTAL

A. Jaringan Periodontal

Jaringan periodontal adalah jaringan yang mengelilingi, menyangga gigi dan

tempat melekat erat tertanamnya pada gigi geligi. Fungsi utama dari jaringan

periodontal adalah untuk melekatkan gigi dengan tulang rahang dan untuk

memelihara integritas mukosa yang berperan dalam pengunyahan di dalam

rongga mulut.

Bagian dari jaringan periodontal meliputi jaringan lunak dan jaringan

keras,yaitu :

1. Gingiva

2. Ligament periodontal

3. Sementum

4. Tulang alveolar.

Jaringan tersebut mendukung gigi geligi dan mukosa rongga mulut. Menjaga

kesehatan serta fungsi dari jaringan periodontal merupakan faktor penting dalam

usaha mempertahankan gigi di dalam mulut.

Gingiva adalah salah satu bagian dari oral mucosa ( masticatory mucosa ).

Gingiva merupakan jaringan periodontal yang mudah dilihat saat mulut terbuka,

berfungsi sebagai penyangga bagian servikal gigi dan menutupi seluruh

3
permukaan tulang alveolar. Bagian anatomis gingival dibagi menjadi tiga bagian,

margin gingiva, attached gingiva dan interdental gingiva. Ruang atau celah

dangkal antara gigi dengan margin gingiva disebut sulkus gingival. Hubungan

anatomi dan mikroskopik gingival dapat dilihat melalui warna, ukuran, kontur

dan bentuk konsistensi bentuk permukaan dan letak gingiva. Gingiva merupakan

suatu struktur jaringan yang berhubungan langsung dengan gigi.

Ligamen periodontal adalah jaringan ikat seluler yang lunak, kaya akan

pembuluh darah yang mengelilingi sementum akar. Elemen penting dari ligamen

periodontal adalah serat-serat periodontal, serat ini terbagi menjadi enam

kelompok serat yaitu serat transeptal, serat alveolar crest, serat horizontal, serat

interradikular, serat apical dan serat oblique. Ligamen periodontal berfungsi

sebagai pembungkus jaringan lunak penting didalamnnya, meneruskan tekanan ke

tulang alveolar, perlekatan gigi ke tulang, pelindung gingival, shock absorption,

fungsi pertahanan dan perbaikan sementum dan tulang alveolar dan terakhir

berfungsi mempertahankan gigi tetap dalam posisinya selama gigi erupsi atau

mengalami posisi saat pencabutan dan atrisi gigi.

Sementum adalah jaringan ikat terkalsifikasi yang membungkus dentin pada

bagian akar dan kadang menyelimuti sebagian kecil dari permukaan email gigi.

Fungsi dari sementum adalah mempertahankan gigi berada tetap pada soketnya

dengan perantara serabut utama ligament periodontal serta melindungi lapisan

dentin dibawahnya dan menutupi bagian tubuli dentin yang terbuka.

4
Tulang alveolar merupakan bagian dari maksilla dan mandibula yang

memberikan bentuk serta mendukung solet gigi ( alveoli ). Bagian-bagian tulang

alveolar terdiri alveolar bone, cancellous bone dan compact bone. Tulang

alveolar berfungsi untuk mendukung serta member perlindungan terhadap akar

gigi dan memiliki beberapa lubang yang menghubungkan pembuluh darah dari

cancellous bone dengan ligamen periodontal.

B. Penyakit Periodontal

Penyakit pada jaringan periodontal yaitu, gingivitis dan periodontitis.

Gingivitis adalah awal penyakit periodontal yang paling sering terjadi. Gingivitis

merupakan peradangan dari jaringan gingival tanpa disertai perlekatan, terjadi

perubahan warna kemerahan, pembengkakan jaringan, eksudat, adanya perubahan

dalam kontur gingival, kehilangan jaringan pada gigi, peningkatan cairan sulkus

gingiva dan kecenderungan untuk pendarahan. Periodontitis merupakan

peradangan dan infeksi pada ligament dan tulang yang mendukung gigi, terjadi

ketika ada peradangan atau infeksi pada gingival (gingivitis) atau penundaan

pengobatan. Infeksi dan peradangan menyebar dari gingival ke ligamen

periodontal dan tulang alveolar yang mendukung gigi.

Timbulnya penyakit pada jaringan periodontal disebabkan karena berbagai

macam faktor. Faktor faktor tersebut di klasifikasikan menjadi 2 macam, yaitu

faktor lokal (ekstrinsik) dan faktor sistemik (intrinsik), pada prinsipnya kedua

faktor ini saling berkaitan. Faktor lokal adalah faktor yang berada di dalam

5
lingkungan terdekat dari jaringan periodontal. Faktor lokal menyebabkan

inflamasi dan juga proses patologis utama pada penyakit periodontal. Faktor

sistemik adalah faktor yang berhubungan dengan kondisi sistemik atau keadaan

umum dari pasien yang dapat mempengaruhi kesehatan jaringan periodontal.

Plak merupakan pencetus utama terjadinya penyakit periodontal. Plak dalam

jumlah kecil yang dapat diatasi oleh mekanisme pertahanan tubuh yang

menghasilkan keseimbangan antara bakteri dan daya tahan jaringan.

Keseimbangan ini dapat dirusak baik oleh peningkatan jumlah dari virulensi

bakteri atau menurunnya daya tahan jaringan. Pada mulanya plak terdiri dari

senyawa inorganik dalam jumlah sedikit dan bertambah saat plak berkembang

menjadi kalkulus. Kalkulus disebut juga tartar yang melekat erat mengelilingi

mahkota dan akar gigi, hanya akan hilang dengan tindakan skeling.

Selain plak dan kalkulus ada juga yang dapat menjadi etiologi penyakit

periodontal yaitu faktor iatrogenik. Faktor iatrogenic merupakan suatu kesalahan

dokter gigi dalam perawatan gigi pasien yang menyebabkanterjadinya kerusakan

pada jaringan periodontal. Prosedur diagnosis, restorasi, terapi endodontik,

protesa cekat dan lepasan, perawatan ortodontik dan prosedur bedah oral dan

maxillofacial memiliki potensi iatrogenic terhadap struktur jaringan periodontal

jika tidak dilakukan dengan benar.

Plak, kalkulus dan iatrogenik merupakan salah satu dari faktor lokal. Selain

faktor lokal ada faktor sistemik yang menjadi salah satu penyebab penyakit

periodontal. Faktor sistemik yang menyebabkan terjadinya penyakit periodontal

6
berhubungan dengan adanya faktor lokal. Faktor sistemik berperan dalam

penyakit periodontal dapat diklasifikan dalam beberapa kategori yaitu faktor

endokrin (hormonal), gangguan dan defisiensi nutrisi, obat-obatan, faktor

psikologikal (emosional), herediter, penyakit metabolik, serta penyakit dan

gangguan hematologis.

7
BAB III

ASAM HIALURONAT

Asam hialuronat ditemukan pada tahun 1934 oleh Karl Meyer dan John Palmer,

peneliti dari Columbia University, New York dimana mereka mengisolasi substansi

kimia pada vitreous jelly mata sapi. Nama asam hialuronat diambil dari derifat kata

hyalos dan asam uronic dimana senyawa ini mengandung dua molekul gula.

Secara alami asam hialuronat terbentuk dari glukosaminoglikan non sulfida

dengan berat molekul 4.000- 20.000 dalton. Struktur asam hialuronat terdiri dari unit

polianionik disakarida dari asam glukouronik dan ikatan N-asetil-glukosamin yang

secara alternatif dihubungkan oleh ikatan 1-3 dan 1-4 (gambar). Ini adalah ikatan

polisakarida yang terdapat pada matriks ekstraseluler dari jaringan penyambung,

cairan sinofial, vitreous humor, kulit, dan berbagai organ dan jaringan lain dalam

tubuh. Sebagian besar sel dalam tubuh mampu mensintesis asam hialuronat dan

sintesis ini berlangsung di membran sel. Asam hialuronat dapat mengikatkan diri

pada berbagai macam molekul matriks ekstraseluler, dimana ikatan tersebut secara

spesifik melalui permukaan reseptor sel dengan cara sintesis yang unik yaitu molekul

tertarik kedalam ruangan ekstraseluler dengan cepat sesaat setelah formasi.

Karena melalui interaksi yang kompleks dengan komponen matrik dan sel,

asam hialuronat memiliki dua peran fungsional dalam ilmu biologi yaitu berperan

sebagai physicochemical dan properti biologi. Peranan secara biologikal ini didapat

8
dari fungsi struktural pada matriks ekstraseluler untuk pembentukan regulasi melalui

efek pada seluler via jaringan makro dan mikroenvironments. Sama seperti direct

reseptor yang memediasi efek dari gen. Molekul ekstraseluler memiliki sifat

higroskopik dan viskoelastis.

Gambar. Pengulangan unit disakarida oleh asam hialuronat

Asam hialuronat merupakan salah satu molekul yang paling higroskopis di alam

ini. Saat asam hialuronik berikatan dengan senyawa air, maka terjadi ikatan dimana

hidrogen berada diantara karboksil dan kelompok N-asetil, kondisi ini

memungkinkan asam hialuronik untuk menjaga kekuatan konfigurasi air. 1 gram

asam hialuronat dapat mengikat hinggal 6 L air, sehingga hal tersebut membuat asam

hialuronat memiliki fungsi sebagai pengisi ruangan, lubrikasi, shock absobrsi, dan

eksklusi protein.

Sebagai senyawa yang memiliki sifat viskoelastis, asam hialuronat dapat

memperlambat penetrasi dari virus dan bakteri yang sangat dibutuhkan dalam

9
penanganan penyakit periodontal. Asam hialuronat berperan sebagai substasi

viskoelastis yang membantu dalam prosedur regeneratif periodontal dengan

mempertahankan ruangan dan melindungi permukaannya. Dengan sifat higroskopik

dan viskoelastisnya yang alami, maka asam hialuronat dapat mempengaruhi fungsi

sel yang membatasi selular disekitarnya serta mikro dan makroenvironment

ekstraseluler.

FUNGSI ASAM HIALURONAT

Asam hialuronat memiliki berbagai struktur dan fungsi fisiologi pada jaringan,

termasuk interaksi jaringan ekstraselular dan jaringan seluler, interaksi faktor

pertumbuhan, dan regulasi tekanan osmotic dan jaringan lubrikasi, dimana hal

tersebut menjaga struktur dan integritas homeostatik jaringan.

1. Stimulasi migrasi sel, proloferasi, dan diferensiasi

Sifat hidrofilisitas yang dimiliki asam hialuronat membuat koagulum menjadi

lebih reseptif dan sel-selnya membentuk kolonisasi untuk merekonstruksi

kerusakan yang terjadi pada jaringan dengan cara migrasi, proliferasi, dan

diferensiasi dari mesensimal dan basal keratinosites.

2. Efek angiogenesis

Asam hialuronat dengan berat molekul yang ringan memiliki efek angiogenesis,

sedangkan berat molekul yang besar memiliki sifat sebaliknya.

10
3. Potensi osteokonduktif

Asam hialuronat dapat mempercepat regenerasi tulang dengan cara kemotaksis,

proliferasi, dan mesenchymal yang berdiferensiasi secara berututan. Asam

hialuronat mempengaruhi karakteristik induksi tulang dengan substansi

osteogenik seperti morfogenetik tulang protein-2 dan osteopontin.

4. Fungsi sebagai karier

Asam hialuronat dapat berperan sebagai kerangka biomaterial bagi molekul-

molekul lain seperti BMP-2 dan PDGF-BB, yang mana hal ini digunakan sebagai

acuan pada teknik regenerasi tulang dan penelitian jaringan lunak.

5. Efek bakteriostatik

Berdasarkan penelitian belakangan ini prosedur operasi mengindikasikan reduksi

bakteri pada luka dapat meningkatkan hasil klinis dari terapi regenerative.

Konsentrasi yang tinggi asam hialuronat denga berat molekul sedang dan ringan

memiliki efek bakteriostatik yang paling baik, terutama pada Aggregatibacter

Actinomycetemcomitans, Prevotella Oris dan Staphylococcus Aureus yang sering

ditemukan pada lesi oral gingival dan luka periodontal. Aplikasi klinis asam

hilauronat membrane, gel, dan spons selama terapi operasi dapat mengurangi

kontaminasi bakteri pada luka operasi, sehingga dapat mengurangi resiko infeksi

post operatif dan membantu dalam regenerasi jaringan yang baru.

11
BAB IV

APLIKASI KLINIS ASAM HIALURONAT PADA JARINGAN

PERIODONTAL

Asam hialuronat sudah dapat ditemukan di semua jaringan periodontal

dengan jumlah yang beragam. Jaringan yang tidak termineralisasi seperti gingiva

dan ligamen periodontal memiliki jumlah asam hialuronat yang lebih banyak

dibandingakan dengan jaringan yang termineralisasi, seperti sementum dan tulang

alveolar. Bila seseorang memiliki jumlah asam hialuronat yang berlebih dalam

serum darah, akan dialirkan kedalam cairam creviculer gingiva.

Secara alami asam hialuronat merupakan polimer yang sangat hidrofilik,

karena strukturnya tersebut asam hialronat dapat berikatan dengan beragam

molekul dengan berat yang berbeda, serta dapat teresterifikasi ke beragam

konfigurasi struktural yang berbeda seperti spons dan membran. Tingkat

biodegenerasi dari senyawa ini dapat dimanipulasi dengan mengubah derajat

esterifikasinya. Sehingga asam hialronat sangat berguna sebagai material grafting

yang dapat diresorbsi pada prosedur operasi regeneratif.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Yi Xu et al, diketahui bahwa

tidak ada peningkatan mikrobiologi pada penggunaan gel asam hialuronat 0,2%

bila dibandingkan dengan debridement secara mekanis. Namun penelitian

mengenai gel asam hialuronat 0,2% hanya diaplikasikan seminggu sekali selama

12
6 minggu, dengan total 7 kali aplikasi sedangkan jumlah aplikasi yang

direkomendasikan adalah 3 kali sehari selama 4-8 minggu. sehingga dapat dilihat

bahwa dengan jumlah aplikasi yang dibawah standar yang direkomendasikan pun

sudah dapat dilihat efek bakteriostatik dari asam hialuronat.

Senyawa ini aman untuk digunakan karena tidak ditemukan adanya

sitotoksin. Penggunaan asam hialuronat dalam bentuk gel, injeksi, ataupun oral

tidak dianjurkan pada pasien dengan alergi. Efek dari asam hialuronat ini tidak

untuk mengurangi memar, bengkak, kemerahan, rasa sakit, dan gatal.

Viskositas dari asam hialronat dapat memperlambat penyebaran virus dan

bekteri, dimana hal ini sangat membantu dalan penanganan penyakit periodontal.

Senyawa ini memiliki peran penting dalam proses perbaikan jaringan dan

penyembuhan luka dalam beberara cara:

1. Mengendalikan respon peradangan. Jaringan yang menyelubungi luka

mengandung banyak asam hialronat, dimana senyawa ini berperan

dalam menstimulasi respon terhadap peradangan,

2. Menstimulasi migrasi sel. Hidrofilisitas dari asam hialronat

menyebabkan koagulum menjadi lebih reseptif sehingga terjadi

kolonisasi sel untuk membentuk suatu rekonstruksi dari jaringan yang

rusak. Selain itu juga berperan dalan proliferasi sel dengan

mempengaruhi proses mitotik dari fibroblast,

13
3. Asam hialuronat mempercepat regenerasi tulang dengan cara

kemotaksis, proliferasi, dan diferensiasi sel mesensimal secara

berurutan,

4. Pengaruh terhadap angiogenesis. Molekul hialuronat dengan berat

molekul yang rendah memiliki efek angiogenik, sedangkan berat

molekul yang tinggi memiliki efek yang sebaliknya,

5. Fungsi karier. Asam hialuronat dapatberperan sebagai karier terhadap

molekul lain, seperti BMP-2, yang digunakan pada teknik regenerasi

tulang.

Kegunaan Asam Hialuronat Dalam Periodontis

1. Sebagai topikal aplikasi subgingiva yang merupakan antimicrobial agent

pada perawatan scaling dan root planing.

2. Membantu regenerasi tulang pada kerusakan tulang akibat penyakit

periodontal.

3. Membuat regenerasi tulang menjadi terarah

4. Sebagai perawatan non surgical pada peri-implant poket.

5. Perawatan peri-implant

6. Sebagai sel autologous asam hialuronat augmentasi graft gingival pada

operasi mukogingival.

7. Sebagai karier molekul baru pada beragam prosedur regeneratif.

14
DAFTAR PUSTAKA.

15

Anda mungkin juga menyukai