PENDAHULUAN
penting dalam fungsi kerja matriks ekstraseluler seperti jaringan periodontal yang
berperan sebagai anti inflamasi yang sangat penting untuk menghambat terjadinya
inflamasi, anti edematous dan anti bakterial pada perawatan gingivitis dan
periodontitis. Efek anti inflamasi didapatkan dari aksi eksogen hialuronat yang
Efek anti edema diperoleh kaitannya pada aktivitas osmotic. Untuk mempercepat
1
Dengan demikian, penggunaan asam hialuronat dalam perawatan penyakit
2
BAB II
A. Jaringan Periodontal
tempat melekat erat tertanamnya pada gigi geligi. Fungsi utama dari jaringan
periodontal adalah untuk melekatkan gigi dengan tulang rahang dan untuk
rongga mulut.
keras,yaitu :
1. Gingiva
2. Ligament periodontal
3. Sementum
4. Tulang alveolar.
Jaringan tersebut mendukung gigi geligi dan mukosa rongga mulut. Menjaga
kesehatan serta fungsi dari jaringan periodontal merupakan faktor penting dalam
Gingiva adalah salah satu bagian dari oral mucosa ( masticatory mucosa ).
Gingiva merupakan jaringan periodontal yang mudah dilihat saat mulut terbuka,
3
permukaan tulang alveolar. Bagian anatomis gingival dibagi menjadi tiga bagian,
margin gingiva, attached gingiva dan interdental gingiva. Ruang atau celah
dangkal antara gigi dengan margin gingiva disebut sulkus gingival. Hubungan
anatomi dan mikroskopik gingival dapat dilihat melalui warna, ukuran, kontur
dan bentuk konsistensi bentuk permukaan dan letak gingiva. Gingiva merupakan
Ligamen periodontal adalah jaringan ikat seluler yang lunak, kaya akan
pembuluh darah yang mengelilingi sementum akar. Elemen penting dari ligamen
kelompok serat yaitu serat transeptal, serat alveolar crest, serat horizontal, serat
fungsi pertahanan dan perbaikan sementum dan tulang alveolar dan terakhir
berfungsi mempertahankan gigi tetap dalam posisinya selama gigi erupsi atau
bagian akar dan kadang menyelimuti sebagian kecil dari permukaan email gigi.
Fungsi dari sementum adalah mempertahankan gigi berada tetap pada soketnya
4
Tulang alveolar merupakan bagian dari maksilla dan mandibula yang
alveolar terdiri alveolar bone, cancellous bone dan compact bone. Tulang
gigi dan memiliki beberapa lubang yang menghubungkan pembuluh darah dari
B. Penyakit Periodontal
Gingivitis adalah awal penyakit periodontal yang paling sering terjadi. Gingivitis
dalam kontur gingival, kehilangan jaringan pada gigi, peningkatan cairan sulkus
peradangan dan infeksi pada ligament dan tulang yang mendukung gigi, terjadi
ketika ada peradangan atau infeksi pada gingival (gingivitis) atau penundaan
faktor lokal (ekstrinsik) dan faktor sistemik (intrinsik), pada prinsipnya kedua
faktor ini saling berkaitan. Faktor lokal adalah faktor yang berada di dalam
5
lingkungan terdekat dari jaringan periodontal. Faktor lokal menyebabkan
inflamasi dan juga proses patologis utama pada penyakit periodontal. Faktor
sistemik adalah faktor yang berhubungan dengan kondisi sistemik atau keadaan
jumlah kecil yang dapat diatasi oleh mekanisme pertahanan tubuh yang
Keseimbangan ini dapat dirusak baik oleh peningkatan jumlah dari virulensi
bakteri atau menurunnya daya tahan jaringan. Pada mulanya plak terdiri dari
senyawa inorganik dalam jumlah sedikit dan bertambah saat plak berkembang
menjadi kalkulus. Kalkulus disebut juga tartar yang melekat erat mengelilingi
mahkota dan akar gigi, hanya akan hilang dengan tindakan skeling.
Selain plak dan kalkulus ada juga yang dapat menjadi etiologi penyakit
protesa cekat dan lepasan, perawatan ortodontik dan prosedur bedah oral dan
Plak, kalkulus dan iatrogenik merupakan salah satu dari faktor lokal. Selain
faktor lokal ada faktor sistemik yang menjadi salah satu penyebab penyakit
6
berhubungan dengan adanya faktor lokal. Faktor sistemik berperan dalam
gangguan hematologis.
7
BAB III
ASAM HIALURONAT
Asam hialuronat ditemukan pada tahun 1934 oleh Karl Meyer dan John Palmer,
peneliti dari Columbia University, New York dimana mereka mengisolasi substansi
kimia pada vitreous jelly mata sapi. Nama asam hialuronat diambil dari derifat kata
hyalos dan asam uronic dimana senyawa ini mengandung dua molekul gula.
dengan berat molekul 4.000- 20.000 dalton. Struktur asam hialuronat terdiri dari unit
secara alternatif dihubungkan oleh ikatan 1-3 dan 1-4 (gambar). Ini adalah ikatan
cairan sinofial, vitreous humor, kulit, dan berbagai organ dan jaringan lain dalam
tubuh. Sebagian besar sel dalam tubuh mampu mensintesis asam hialuronat dan
sintesis ini berlangsung di membran sel. Asam hialuronat dapat mengikatkan diri
pada berbagai macam molekul matriks ekstraseluler, dimana ikatan tersebut secara
spesifik melalui permukaan reseptor sel dengan cara sintesis yang unik yaitu molekul
Karena melalui interaksi yang kompleks dengan komponen matrik dan sel,
asam hialuronat memiliki dua peran fungsional dalam ilmu biologi yaitu berperan
sebagai physicochemical dan properti biologi. Peranan secara biologikal ini didapat
8
dari fungsi struktural pada matriks ekstraseluler untuk pembentukan regulasi melalui
efek pada seluler via jaringan makro dan mikroenvironments. Sama seperti direct
reseptor yang memediasi efek dari gen. Molekul ekstraseluler memiliki sifat
Asam hialuronat merupakan salah satu molekul yang paling higroskopis di alam
ini. Saat asam hialuronik berikatan dengan senyawa air, maka terjadi ikatan dimana
asam hialuronat dapat mengikat hinggal 6 L air, sehingga hal tersebut membuat asam
hialuronat memiliki fungsi sebagai pengisi ruangan, lubrikasi, shock absobrsi, dan
eksklusi protein.
memperlambat penetrasi dari virus dan bakteri yang sangat dibutuhkan dalam
9
penanganan penyakit periodontal. Asam hialuronat berperan sebagai substasi
dan viskoelastisnya yang alami, maka asam hialuronat dapat mempengaruhi fungsi
ekstraseluler.
Asam hialuronat memiliki berbagai struktur dan fungsi fisiologi pada jaringan,
pertumbuhan, dan regulasi tekanan osmotic dan jaringan lubrikasi, dimana hal
kerusakan yang terjadi pada jaringan dengan cara migrasi, proliferasi, dan
2. Efek angiogenesis
Asam hialuronat dengan berat molekul yang ringan memiliki efek angiogenesis,
10
3. Potensi osteokonduktif
molekul lain seperti BMP-2 dan PDGF-BB, yang mana hal ini digunakan sebagai
5. Efek bakteriostatik
bakteri pada luka dapat meningkatkan hasil klinis dari terapi regenerative.
Konsentrasi yang tinggi asam hialuronat denga berat molekul sedang dan ringan
ditemukan pada lesi oral gingival dan luka periodontal. Aplikasi klinis asam
hilauronat membrane, gel, dan spons selama terapi operasi dapat mengurangi
kontaminasi bakteri pada luka operasi, sehingga dapat mengurangi resiko infeksi
11
BAB IV
PERIODONTAL
dengan jumlah yang beragam. Jaringan yang tidak termineralisasi seperti gingiva
dan ligamen periodontal memiliki jumlah asam hialuronat yang lebih banyak
alveolar. Bila seseorang memiliki jumlah asam hialuronat yang berlebih dalam
tidak ada peningkatan mikrobiologi pada penggunaan gel asam hialuronat 0,2%
mengenai gel asam hialuronat 0,2% hanya diaplikasikan seminggu sekali selama
12
6 minggu, dengan total 7 kali aplikasi sedangkan jumlah aplikasi yang
direkomendasikan adalah 3 kali sehari selama 4-8 minggu. sehingga dapat dilihat
bahwa dengan jumlah aplikasi yang dibawah standar yang direkomendasikan pun
sitotoksin. Penggunaan asam hialuronat dalam bentuk gel, injeksi, ataupun oral
tidak dianjurkan pada pasien dengan alergi. Efek dari asam hialuronat ini tidak
bekteri, dimana hal ini sangat membantu dalan penanganan penyakit periodontal.
Senyawa ini memiliki peran penting dalam proses perbaikan jaringan dan
13
3. Asam hialuronat mempercepat regenerasi tulang dengan cara
berurutan,
tulang.
periodontal.
5. Perawatan peri-implant
operasi mukogingival.
14
DAFTAR PUSTAKA.
15