Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA
Maghfira Abida1* Ayip Mukhlis2 Eka Nofiana Khumaeroh1, Alifan Cahyana3, Eka Dhamayanti1
1
Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Gadja Mada, Yogyakarta.
2
Jurusan Geografi dan Ilmu Lingkungan, Fakultas Geografi, Universitas Gadja Mada, Yogyakarta.
3
Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Gadja Mada, Yogyakarta.
*corresponding author: maghfiraabida@gmail.com
ABSTRAK
Geopark adalah sebuah kawasan dengan fenomena-fenomena geologi, arkeologi, ekologi dan bahkan
budaya yang mengagumkan. Dalam geopark setidaknya harus terkandung 3 unsur penting yaitu:
Education, Economic, and Conservation. Salah satu geopark yang telah ada di Indonesia adalah
Geopark Gunung Sewu. Kondisi keunikan tersebut terekspresikan dengan berbagai potensi baik dari
sisi biodiversity, geodiversity, dan culture wisdom. Namun, disadari bahwa sistem tatanan masyarakat
seolah belum siap untuk mengoptimalkan potensi geopark tersebut. Maka disusunlah sebuah
rancangan, Geo-PINTAR untuk membangun sistem yang mengintegrasikan seluruh site pariwisata di
Geopark Gunung Sewu baik secara infrastruktur dan transportasi, edukasi dan keilmuan, manajemen
kelembagaan dan perekonomian. Hal ini ditujukan untuk mengakselerasi kawasan Gunung Sewu
dalam Global Geopark Networking sebagai pemicu peningkatan pariwisata, ekonomi, dan ilmu
pengetahuan untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
memiliki kekhasan tersendiri. Oleh karena itu Pengelolaan Kelembagaan dan Pelayanan
dalam konsep Geo-PINTAR masing-masing Informasi yang Terpusat
desa ini dijadikan site-site tematik tersendiri
Kawasan wisata sering kali memiliki daya tarik
dalam upaya memperkenalkan khasanah
yang tinggi namun tidak dikelola dengan baik
budaya masyarakat Gunung Sewu pada dunia.
sehingga kawasan wisata tersebut ditinggalkan
Dalam konsep Geo-PINTAR, desa wisata ini pengunjungnya. Pengelolaan dan layanan
akan menjadi tempat-tempat peristirahatan informasi yang baik perlu diperhatikan karena
sekaligus tempat bagi wisatawan baik mampu mempertahankan bahkan
domestik ataupun mancanegara menyelami meningkatkan kinerja pariwisata sehingga
sendi-sendi kehidupan khas masyarakat keberadaannya dapat diperhitungkan
Gunung Sewu setelah lelah melakukan masyarakat. Pada kawasan geopark secara
perjalanan lapangan (geo-trip) menyelami eksisting pengelolaan wisata masih
pembentukan geologi Gunungsewu. mengandalkan pengelolaan masing masing
lokasi. Hal ini menjadi kendala dalam hal
Wisatawan yang berkunjung ke desa wisata
pengembangan kawasan geopark karena
diharapkan mampu membaur dengan
memunculkan persaingan yang tidak sehat
masyarakat lokal untuk saling berbagi
dan pengembangan wisata yang tidak
informasi yang menguntungkan. Interaksi yang
terkendali.
terjadi nantinya akan membuat wisatawan
belajar bagaimana hidup di desa, membaur Konsep pengembangan kelembagaan pada
dengan alam, merasakan kuliner asli desa,dan geo-PINTAR adalah terjalinnya kerjasama dan
mendapatkan pengalaman adat istiadat integrasi antar pemerintah, pengelola, dan
maupun budaya yang masih diterapkan. masyarakat lokal di kawasan geopark. Konsep
Dengan beragamnya karakteritik desa wisata ini mengharuskan peleburan berbagai pihak
di Gunung Kidul membuat hal ini menjadi yang menyatu dalam satu pengelolaan
paket wisata yang menarik karena terpusat kawasan geopark sehingga nantinya
memadukan keindahan alam geopark dan hanya akan ada satu pengelola saja.
sosial budaya masyarakat Pengelolaan terpusat dan terintegrasi ini
diharapkan mampu mengelola semua lokasi
Penyediaan Infrastruktur
wisata dengan seimbang dan terarahkan.
Dalam mewujudkan dan mengembangkan Pengelolaan terpusat ini juga bertujuan agar
Geo-Pintar haruslah didukung dengan lokasi - lokasi wisata yang belum berkembang
infrastruktur yang baik. Pengadaan di kawasan geopark bisa berkembang lebih
infrastruktur pada kawasan Geo-PINTAR pesat lagi.
nantinya akan berbasis teknologi modern,
Selain penataan kelembagaan, penataan
cerdas, dan ramah lingkungan agar
layanan informasi juga harus diperbaiki.
keberadaan geopark ini dapat dijaga demi
Informasi yang tersebar luas merupakan cara
kebaikan masa depan. Pembahasan
ampuh dalam mempromosikan kawasan
pengembangan infrastruktur ini dibagi
wisata maupun mengedukasi di lingkup
menjadi 8 jenis yang terdiri dari infrastruktur
masyarakat. Kawasan geopark geo-PINTAR
jalan, komunikasi, transportasi, air bersih,
nantinya harus memiliki pusat informasi
persampahan, sanitasi, listrik, dan drainase
terpusat yang hadir dalam berbagai media
(lihat Gambar 2).
seperti media cetak, audio, visual, dan online.
12
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA
Pusat informasi ini juga akan mendukung selama ini dikenal sebagai kota pelajar akan
segala aktivitas pengujung kawasan geopark. bertambah statusnya menjadi kota wisata
internasional.
VI. ACKNOWLEDGEMENT
Status tersebut bukanlah tanpa alasan.
GEO-PINTAR: Menjawab tantangan
Geopark Gunung Sewu memiliki 13 site yang
penobatan Global Geopark Network
terletak di Gunung Kidul, Provinsi Daerah
Kawasan GEO-PINTAR merupakan kawasan Istimewa Yogyakarta. Dari sinilah pintu
karst paling istimewa di Jawa yang mencapai gerbang dimulainya wisata alam Geopark
luasan 1.300 km2 dan terdiri dari 40.000 bukit Gunung Sewu. Gerbang masuk, awal dari
karst. Kawasan ini telah dinobatkan menjadi semuanya, menjadi suatu poin plus untuk
anggota Global Geopark Network pada tanggal kawasan Geopark yang berada di Gunung
19 September 2015 yang simposium yang Kidul, Yogyakarta. Tentulah sebelum menuju
diadakan di Jepang. Penobatan ini menjadi ke kawasan Geopark Gunung Sewu, wisatawan
peluang serta tantangan dalam akan singgah di kota Yogyakarta lalu kemudian
mengembangkan aspek pariwisata yang melanjutkan perjalanannya berpetualang di
berkarakter, edukatif, dan nyaman. (Utomo, kawasan Geopark Gunung Sewu.
2015)
Sebagai kota pelajar, Yogyakarta tentulah
Geopark merupakan sebuah konsep baru yang tidak diragukan lagi berisi orang-orang
dicetuskan oleh UNESCO pada awal tahun terpelajar yang berasal dari seluruh wilayah
2000-an yang kemudian pada tahun 2004 Indonesia, bahkan dari mancanegara juga.
ditindaklanjuti dengan didirikannya Global Oleh karenanya muncul istilah Geopark Go to
Geopark Network (GGN). Menurut UNESCO, School, School Go to Geopark.
Geopark adalah sebuah kawasan dengan Implementasinya adalah membawa
fenomena-fenomena geologi mengagumkan, pemahaman kepada para pelajar terhadap
tidak hanya geologi, akan tetapi juga meliputi upaya pelestarian lingkungan dan pemuliaan
arkeologi, ekologi, dan budaya. Geopark warisan bumi.
merupakan konsep untuk menyejahterakan
GEO-PINTAR: Berperan dalam menyambut
masyarakat lokal berbasis konservasi warisan
kebijakan Masyarakat Ekonomi ASEAN
geologi (geoheritage). Dalam Geopark
setidaknya harus terkandung 3 unsur penting Pertumbuhan sektor pariwisata ASEAN
yaitu: Education, Economic, & Conservation. merupakan tertinggi di dunia, sepanjang
Berdasarkan hal diatas Gunung Sewu memiliki periode 2005-2012 tumbuh rata-rata 8,3
semua potensi untuk dijadikan kawasan persen per tahun atau di atas rata-rata
Geopark berkelas dunia. pertumbuhan pariwisata global yang hanya 3,6
persen per tahun. Bahkan tahun 2013 arus
GEO-PINTAR: Yogyakarta sebagai Kota Wisata
kunjungan wisatawan ke negara ASEAN sudah
Internasional
mencapai 92,7 juta atau meningkat 12 persen
Global Geopark Network (GGN) merupakan dibandingkan tahun sebelumnya, sementara
suatu situs warisan dunia. Dengan pertumbuhan global hanya 5 persen. Potensi
ditetapkannya Geopark Gunung Sewu sebagai kontribusi pariwisata terhadap perekonomian
GGN maka akan membeikan dampak terhadap kawasan ASEAN akan mencapai 480 miliar
lokasi dimana GGN tersebut berada, dolar AS pada tahun 2013 sementara
khususnya Daerah Istimewa Yogyakarta, yang pertumbuhan investasinya sekitar 6,8 persen
per tahun. (Pangestu, 2014)
13
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA
Program Masyarakat Energi ASEAN bertujuan World Economic Forum (WEF) 2013, daya
untuk meningkatkan roda perekonomian serta saing pariwisata Indonesia naik empat tingkat
meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat menjadi peringkat ke 70 di dunia. (Probo,
ASEAN agar mampu bersaing di kancah global. 2014)
Indonesia sebagai bagian dari Negara ASEAN
Masyarakat Energi ASEAN merupakan
akan berperan aktif dalam memanfaatkan
momentum bagi Indonesia baik itu
peluang. Dengan semakin membaiknya
pemerintah, swasta, dan lembaga pendidikan
pariwisata ASEAN akan mendorong
yang bergerak di sektor pariwisata untuk
meningkatnya kunjungan wisatawan
berani melahirkan SDM pariwisata yang
mancanegara dari kawasan ASEAN ke negara
berkualitas agar mampu mendongkrak
anggota termasuk Indonesia, hal ini seiring
pariwisata Indonesia yang bereksistensi tinggi
dengan diberlakukannya kebijakan single
di kawasan ASEAN. Selain itu masyarakat
destination dan common visa ASEAN.
Indonesia juga harus mampu menanamkan jati
(Pangestu, 2014)
diri sebagai masyarakat yang sadar akan
Indonesia memiliki potensi pada sektor wisata agar menjadi pendukung
pariwisata yang berperan penting dalam perkembangan pariwista di Indonesia.
pengembangan perekonomian negara.
Dengan adanya GEO-PINTAR yang sebagai
Berdasarkan data United Nation World
kawasan pariwisata yang edukatif, manajemen
Tourism Organization (UNWTO) tahun 2013,
kelembagaan yang terintegrasi serta
tentang World Tourism Rank, Indonesia
infrastruktur yang memadai akan menjadi aset
berada di urutan ketujuh di Asia Pasifik.
berharga Indonesia dalama mengembangkan
Sedangkan menurut data The Travel and
sektor pariwisata berkelas internasional
Tourism Competitiveness Index yang dilansir
DAFTAR PUSTAKA
Faida, Wijayanti dkk, 2011, Rekonstruksi Hutan Purba di Kawasan Karst Gunung Sewu Dalam Periode
Sejarah Manusia, Jurnal Ilmu Kehutanan Vol. V Nomor 2 Tahun 2011.
LIPI, 2006, Laporan Perjalanan Gunung Sewu, Jakarta: Pusat Penlitian Biologi LIPI.
Pangestu, M.E., 2014, Menparekraf: Pariwisata Sudah Antisipasi MEA Sejak 2007.
http://m.republka.co.id/berita/nasional/umum/14/08/19/najet6/ Menparekraf-pariwisata-sudah-
antisipasi mea-sejak-2007. (diakses pada tanggal 25 September 2015 pukul 16.23).
Probo, B., 2014, Menparekraf: Pariwisata Sudah Antisipasi MEA Sejak 2007.
http://m.republka.co.id/berita/nasional/umum/14/08/19/najet6/Menparekraf-pariwisata-sudah-
antisipasi mea-sejak-2007. (diakses pada tanggal 25 September 2015 pukul 16.23).
Utomo, Y.W., 2015, Gunung Sewu Dinobatkan Sebagai Geopark Kelas Dunia. http:
//nationalgeographic.co.id/berita/2015/09/gunung-sewu-dinobatkan-sebagai-geopark-kelas-dunia.
(diakses pada tanggal 25 September 2015 pukul 16.15).
Yuwono, Edi.S, 2006, Perspektif Geoarkeologi Kawasan Karst Kasus Gunung Sewu, Jakarta: LIPI.
Yuwono, Edi. S, 2011, Napak Tilas Penghunian Awal Gunung Sewu, Yogyakarta: Ekspedisi Geograf
Indonesia.
14
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA
TABEL
Tabel 1. Beberapa usaha yang telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas Geopark Gunung Sewu
No. Kegiatan Fasilitas Kekurangan
1. Paket wisata Geopark Gua Paketpaket wisata gua #Paket wisata belum
Pindul pindul sepeti paket memunculkan aspek edukasi
eksklusif, famili, dan #Belum terdapat keterlibat
gathering masyarakat dalam
pengembangan wisata
#Paket wisata hanya terbatas
di gua Pindul dan sekitarnya
2. Wisata Kampung Emas Desa ini menyediakan #Kurang adanya fasilitas yang
Plumbungan Gunungkidul wisata penjelajahan desa, mendukung dan sumber
edukasi dan pengenalan informasi yang terintegrasi.
terhadap kuliner dan #Pengelolahan masih
tradisi khas masyarakat sederhana dan terbatas
Gunungkidul
4. Aplikasi android peta wisata Informasi tentang peta #Tidak menyertakan informasi
Gunungkidul wisata dan peta jalan mengenai objek wisata dan
menuju objek wisata cara memesan paket wisata
15
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA
GAMBAR
16
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA
17