PENGUKURAN RADIASI
PENGENALAN ALAT UKUR RADIASI
OLEH:
SAYYIDATUN NISA
111700003
2017
PENGENALAN ALAT PROTEKSI RADIASI
I. Tujuan
1. Mengetahui beberapa alat ukur radiasi
2. Mengetahui cara kerja beberapa alat proteksi radiasi
3. Mengetahui jenis dan penggunaan instrumen radiasi
4. Mengetahui satuan yang digunakan dalam instrumen radiasi
V. Pembahasan
Radiasi adalah perpindahan energi yang tidak memerlukan zat perantara.
Radiasi memiliki sifat tidak dapat dilihat dan mempunyai daya tembus, oleh
karena itu penggunaan radiasi perlu dilakukan dengan penanganan yang tepat.
Untuk dapat menggunakan radiasi dengan aman maka perlu dilakukan
pemantauan paparan radiasi agar tidak melebihi dosis serap yang
diperbolehkan. Dosis serap adalah jumlah energi yang diserap oleh suatu
materi, dosis serap yang diizinkan diterima oleh pekerja radiasi adalah 25
Sv/jam.
Pemantauan paparan menggunakan alat proteksi radiasi yang akan
menghasilkan pengukuran dalam bentuk CPM (Count Per Minute) atau
Sv/jam. Alat ukur proteksi radiasi merupakan suatu sistem yang terdiri dari
detektor dan peralatan penunjang, seperti sistem pengukur radiasi lainnya.
Detektor yang menyerap radiasi mempunyai 2 jenis mekanisme pendeteksian
yaitu dengan cara ionisasi dan cara sintilasi. Ionisasi adalah pengukuran
elektron yang tidak stabil dan terlepas pada saat suatu energi menembak inti
atom. Sedangkan sintilasi adalah pengukuran pancaran sinar yang timbul akibat
penembakan suatu energi ke inti atom dan menyebabkan elektron tidak stabil
sehingga elektron tersebut terlempar ke kulit yang lebih luar dan kembali lagi
ke lintasan untuk mencapai stabil.
Detektor yang digunakan dalam alat ukur proteksi radiasi terdiri dari
beberapa jenis detektor, yaitu:
Detektor Semikonduktor : Bahan isolator dan konduktor tidak dapat
meneruskan arus listrik karena perpedaan tingkat energi antara pita
valensi dan pita konduksi terlalu jauh ( >5 eV ) pada bahan isolator
sehingga elektron tidak dapat berpindah. Keunggulan detektor
semikonduktor adalah lebih effisien dari pada detektor isian gas karena
terbuat dari bahan padat dan mempunyai resolusi lebih tinggi dari pada
detektor sintilasi.
Detektor Isian Gas : Detektor isian gas mempunyai 2 elektroda dan
diisi dengan gas, elektroda positif disebut sebagai anoda yang
dihubungkan pada kutub positif listrik dan elektroda negatif disebut
dengan katoda yang dipasangkan pada kutub negatif listrik. Terdapat 3
jenis detektor isian gas, yaitu Geiger Mueller (GM), kamar ionisasi, dan
proporsional.
Detektor Sintilasi : Pengukuran pada detektor ini berdasarkan jumlah
cahaya yang ditangkap oleh detektor yang diakibatkan oleh
perpindahan elektron yang tidak stabil menuju kulit yang lebih luar dan
kembali lagi menempati lintasan yang lebih dalam agar stabil. Percikan
cahaya yang dihasilkan saat detektor terkena radiasi dikonversi oleh
tabung photomultiplie yang berfungsi untuk memperbanyak foton
sehingga energinya setara dengan energi radiasinya. Foton yang keluar
dari tabung photomultiplier diukur dengan cara pulsa listrik.
Dosimeter saku : Prinsip kerja pada detektor ini sama dengan detektor
isian gas namun muatan yang terkumpul akan tersimpan seperti pada
kapasitor. Dosimeter saku berbentuk silinder dan pada dindingnya
terdapat katoda-katoda yang bermuatan negatif, sedangkan sumbu
logan dibagian bawah bermuatan positif. Radiasi yang tertangkap oleh
detektor akan mengionisasi gas kemudian ion-ion tersebut berubah
menjadi ion positif atau negatif dan bergerak ke arah katoda dan anoda
sehingga akan mengurangi perbedaan potensial yang setara dengan
intensitas, perbedaan inilah yang akan dikonversi menjadi nilai dosis
dan terbaca dalam satuan Sv. Dalam penggunaan dosimeter saku
memerlukan charger yang akan mereset skala sehingga menunjukan
angka 0. Pembacaan nilai dosis yang ditunjukan oleh dosimeter ini
tidak akan berlangsung lama karena disebabkan oleh kebocoran
elektrostatik pada detektor. Namun keuntungan dari detektor ini adalah
dapat dibaca secara langsung dan tidak membutuhkan alat tambahan
untuk pembacaan nya.
Gambar 3: Konstruksi Pendose
VI. Kesimpulan
1. Alat yang berfungsi sebagai alat ukur radiasi yaitu film badge, TLD, dan
dosimeter saku.
2. Cara kerja alat proteksi radiasi yaitu:
Film badge dengan cara reaksi kimia
TLD dengan cara scintilasi
Dosimeter saku dengan cara ionisasi
3. Mekanisme kerja pada alat proteksi radiasi:
Film badge: reaksi kimia pada film fotografi
TLD: Proses scintilasi pada kristal anorganik yang terkena radiasi
Dosimeter saku : Radiasi yang yang memasuki detektor akan
mengionisasi gas
4. Satuan pembacaan nilai dosis pada pendose adalah Sv.