Anda di halaman 1dari 23

PROSES UNDERWRITING & UNDERWRITING PASCA PENERBITAN POLIS

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Underwriting Semester Gasal
2017/2018

Disusun Oleh :

Amelia Pratiwi Hadi (1506764004)

Dita Sekar Febrianty (1506763903)

ADMINISTRASI ASURANSI DAN AKTUARIA

FAKULTAS VOKASI

UNIVERSITAS INDONESIA

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
makalah yang berjudul "Proses Underwriting & Underwriting Pasca Penerbitan Polis ". Atas
dukungan moral dan materil yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Karin Amelia Safitri S.Pd., M.Si., selaku dosen
mata kuliah Underwriting yang memberikan bimbingan, saran, dan ide kepada kami.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah
ini.

Depok, 14 September 2017

Penulis

2
DAFTAR ISI

BAB I (PENDAHULUAN)

A. Latar Belakang ...4


B. Rumusan Masalah ..6
C. Tujuan 6
D. Manfaat ..6

BAB II (PENJELASAN)

A. Proses Pendahuluan 7
B. Sistem Penugasan Kasus . 19
C. Underwriting Kasus 19
D. Jet.Unit Computer Screening & Underwriting Pasca Penerbitan
Polis . 20

BAB III (PENUTUP)


A. Kesimpulan 22
B. Saran .. 22

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Semua kegiatan yang kita lakukan didunia ini erat kaitannya dengan risiko.
Risiko adalah sesuatu hal yang timbul karena ketidakpastian. Menurut buku
Introduction to Insurance karya Gordon CA Dickson M. Litt. PhD, FCII
pengertian risiko adalah:

a. Risiko adalah ketidakpastian akan terjadinga kejadian yang menimbulkan kerugian ekonomis

b.Risiko adalah sesuatu yang tidak dapat diprediksi, dimana kenyataan akan
berbeda dengan hasil prediksinya

c. Risiko adalah kemungkina terjadinya peristiwa yang tidak menguntungkan


d. Risiko adalah kemungkinan kerugian (risk is the chance of loss)
e. Risiko adalah kombinasi dari berbagai keadaan yang mempengaruhinya (risk is the
combination of hazard)
Jadi dapat disimpulkan risiko adalah suatu keadaan yang tidak pasti serta tidak dapat
diprediksi yang dapat menimbulkan kerugian yang merupakan kombinasi dari berbagai keadaan
yang mempengaruhinya. Risiko akan selalu dihadapi semua manusia dalam seluruh aktifitas
kehidupannya, baik kehidupan pribadi maupun kegiatan usaha. Ketidakpastian yang dominan
adalah ketidakpastian akan terjadinya peristiwa dan ketidakpastian akan dialaminya kerugian
(uncertainty of occurance and uncertainty of loss)

Untuk meminimalisir terjadinya risiko , maka ada beberapa cara yang bisa
dilakukan,seperti:

a. Menghindari risiko (Avoiding Risk), Menghindari risiko maksudnya tertanggung


menolak dan benar-benar menghindari terjadinya risiko itu, jadi probabilitas terjadinya risiko
itu adalah 0. Tapi ada kekurangan dalam taktik menghindari risiko ini, yaitu tidak bisa
menghindari semua risiko dan ada beberapa risiko yang dalam praktiknya tidak bisa di
hindari.

4
b. Mengurangi risiko atau mengendalikan risiko. Yaitu mengurangi jumlah kerugian jika
terjadi risiko dengan menambahkan alternative lain. Selain itu dapat juga dilakuakan dengan
mencegah agar risiko tidak terjadi.

c. Menerima risiko (Accepting Risk). Dengan cara ini apabila terjadi risiko maka akan
diterima
ataupun menahan risikonya. Mengelola risiko dengan menerimanya atau self insurance dapat
dilakukan oleh semua orang ataupun perusahaan, yaitu dengan menanggung segala biaya atau
tanggung jawab finansial sendiri. Dengan cara ini setiap orang atau perusahaan dapat
melakukan
cara ini.

d. Mengalihkan risiko (Risk Transfer) adalah usaha untuk mengalihkan risiko dengan
cara mengalihkan risiko yang ada ke pihak lain yang dapat diberikan tanggungjawab finasial.
Usaha untuk mengalihkan riisko dapat dilakukan oleh seseorang, keluarga, atau perusahaan
yaitu dengan membeli pertanggungan atau asuransi.

Dengan metode transfer risiko, risiko bisa dialihkan oleh tertanggung ke


perusahaan asuransi, lalu perusahaan asuransi dapat mengalihkan risikonya lagi
ke perusahaan reasuransi. Ini disebabkan karena perusahaan asuransi mempunyai
batasan untuk menanggung risiko, sehingga risiko yang lebih besar harus di
transfer lagi ke reasuransi.

Salah satu metode pengalihan risiko adalah dengan Perusahaan Asuransi.


Perusahaan asuransi adalah suatu perusahaan keuangan non-bank yang
bergerak dalam bidang jasa yang digunakan untuk merujuk pada tindakan,
sistem, atau bisnis perlindungan finansial untuk jiwa, kesehatan, dan property
untuk mendapatkan penggantian dari kejadian-kejadian tidak terduga yang
akan terjadi seperti sakit, kematian, kehilangan, dan kerusakan dengan
melibatkan pembayaran premi secara teratur dalam jangka waktu tertentu sebagai
ganti polis yang menjamin perlindungan tersebut.

Tidak semua risiko dapat diterima Perusahaan Asuransi, maka untuk menentukan
jumlah risiko yang dapat diterima oleh Perusahaan Asuransi, dilakukanlah proses
Underwriting.

5
B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana proses pendahuluan underwriting?
Bagaimana proses penugasan kasus dalam underwriting?
Bagaimana kasus-kasus yang dihadapi oleh underwriting?
Bagaimana Underwriting bekerja pasca penerbitan polis?
C. TUJUAN
Mengetahui proses underwriting
Mengetahui penugasan kasus dalam underwriting
Mengetahui contoh kasus underwriting
Mengetahui proses underwriting pasca polis diterbitkan.
D. MANFAAT
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada para pemabaca berupa :
1. Pemahaman yang lebih mendalam mengenai tugas dan peran underwriting.
2. Pengetahuan mengenai proses underwriting.

6
BAB II

PENJELASAN

A. PROSES PENDAHULUAN

Underwriting adalah sebuah proses identifikasi dan seleksi risiko dari calon
tertanggung yang mengasuransikan dirinya di sebuah perusahaan asuransi. Individu yang
melakukan proses underwriting adalah seorang underwriter.

Underwriter

Apabila suatu risiko ditawarkan kepada Lloyds atau perusahaan asuransi, seseorang
atas nama penanggung harus memutuskan apakah risiko dimaksud dapat diterima atau
tidak.
Jika dapat diterima, underwriter harus memutuskan rate premi yang akan dikenakan
serta syarat dan kondisi yang akan dibebankan.
Di Lloyds slip dicap dan ditandatangani menunjukkan keikutsertaan (dalam
persentase). Seseorang yang menandatangani slip dimaksud disebut underwriter
Proses menilai syarat dan kondisi yang pada kontrak asuransi diketahui
sebagaiunderwriting asuransi.

Dengan kata lain seorang underwriter harus :

1. Menilai risiko yang dibawa peserta ke perusahaan asuransi

Underwriter menilai dua aspek hazard, yaitu phisik dan moral.

Physical Hazard

Physical hazard berhubungan dengan aspek phisik atau aspek yang nyata dari subject
matter of insurance

7
Dapat mempengaruhi terjadinya dan/atau beratnya kerugian
Aspek physic ini dapat diketahui melalui:

1. material facts yang diungkapkan sehubungan dengan prinsip utmost good faith
2. informasi yang didapat oleh surveyor penanggung
3. pengetahuan underwriter tentang perniagaan
4. pengalaman underwriter tentang asuransi tersebut

Physical hazard dapat dipertimbangkan dalam dua langkah:

a) aspek risiko apa yang mungkin menyebabkan terjadinya kerugian, misal bagaimana
timbulnya risiko

b) bila kerugian terjadi, aspek risiko apa yang mungkin membuatnya kerugian

menjadi serius.

Berguna dalam asuransi kebakaran dan asur ansi property bila faktor-faktor tersebut
relevan dengan rating.
Timbulnya risiko dapat dikurangi dengan manajemen yang baik dan housekeeping
yang baik
Sehubungan dengan hal tersebut, point (a) berhubungan dengan loss prevention dan
(b) loss control

Moral Hazard

Kebiasaan dan tingkah laku seseorang. Dalam asuransi, moral hazard akan
diutamakan pada tingkah laku tertanggung.
Tingkah laku karyawan dan masyarakat bebas mempunyai pengaruh yang besar
dalam menilai moral hazard
Moral hazard sama pentingnya dengan physical hazard

8
1. Tertanggung

Contoh buruknya moral hazard di pihak tertanggung adalah seseorang yang


menyerahkan klaim palsu atau klaim dibesar-besarkan.
Contoh lain bila informasi yang penting untuk meng-underwrite risiko disembunyikan
atau salah disajikan baik sengaja maupun tidak sengaja.
Contoh umum buruknya moral hazard adalah kecerobohan. Misal, tertanggung gagal
mencegah kerugian atau kerusakan benda miliknya, atau untuk keselamatan dan
kesejahteraan karyawannya.
Timbul karena tekanan permasalahan atau tertanggung tidak mengetahui bahwa
tingkah lakunya dapat meningkatkan kemungkinan kerugian
Cara yang dapat memperbaiki moral hazard adalah memberi pengetahuan kepada
tertanggung tentang bahaya-bahaya yang potensial dan bagaimana cara megurangi
bahaya tersebut.
Contoh terakhir buruknya moral hazard di pihak tertanggung adalah angkuh dan kaku.

2. Karyawan

Hubungan antara manajemen dan karyawan buruk


Tingkat upah sangat rendah

3. Masyarakat

Kebiasaan masyarakat luas

Surveyor

Untuk memastikan risiko yang sedang diajukan secara terinci perlu dilakukan survey.

Surveyor akan membuat:

Laporan dengan merinci bermacam-macam segi phisik dan moral risiko

9
Rekomendasi untuk memperbaiki risiko. Penerimaan proposal dapat bersyarat di pihak
tertanggung melakukan perbaikan-perbaikan.
Laporan atas risiko property termasuk PML dan EML yang digunakan untuk
menetapkan proporsi risiko yang dapat diterima.
Laporan juga berisikan premium rate yang dapat diaplikasikan terhadap risiko
Dalam hal asuransi jiwa, bila proposal melebihi jumlah tertentu atau bila proposer
mempunyai masalah kesehatan yang ditemukan di dalam SPA, proposer diwajibkan
untuk menjalani pemeriksaan kesehatannya kepada dokter. Umumnya biaya
pemeriksaan kesehatan ini ditanggung oleh perusahaan.

2. Memutuskan apakah risiko tersebut diterima/tidak, atau diterima dengan


mengambil bagian risiko seberapa besar.

Dalam menetapkan keputusan underwriting membagi menjadi tiga jenis keputusan


yaitu :

a. Asuransi diterima standard

Adalah calon peserta yang hasil uderwriting normal. Pada kondisi ini perusahaan
akan segera menerbitkan polis yang dimintatanpa adanya syarat tambahan dan
dikenakan premi standard. Pencetakan polis dilakukan di kantor wilayah.

b. Asuransi diterima substandard

Adalah calon peserta yang diterima dengan premi tambahan (ekstra premi) atau
dengan persyaratan lain. Hal ini karena hasil underwriting calon peserta tidak
normal sehingga dibebani premi tambahan, tapi masih dalam batas toleransi untuk
diterima sebuah surat permintaan. Alur substandard yaitu kantor purat yaitu bagian
departemen pertanggungan memberitahukan secara tertulis kepada calon
pemegang polis melalui kantor cabang perihal hasil seleksi dan pemberitahuan
adanya tambahan premi, untuk dimintakan persetujuan dari calon pemegang polis.
Setelah menerima surat jawaban dari calon pemegang polis tentang persetujuannya
hasil seleksi dan premi tambahan dari kantor cabang maka kantor pusat bagian
10
departemen pertanggungan melakukan proses akseptasi dan create data polis dan
percetakan polis dikantor wilayah.

c. Asuransi ditolak

Adalah permintaan asuransi calon peserta yang tidak bisa dipenuhi karena keadaan total
risiko sudah diatas batas toleransi dank arena banyak factor yang menjadi alasan untuk tidak
menerima calon peserta tersebut. Factor tersebut diantaranya hasil pernyataan agen dan juga
kelengkapan data yang diterima seorang underwriter.

Konsep penting yang menjadi dasar bagi perusahaan asuransi untukmenerima dan menolak
suatu penutupan risiko. Pertama, kemungkinan menderita kerugian, kondisi ini diramalkan
berdasarkan apa yang terjadi pada masa lalu. Kedua, tingkat resiko, yaitu ketidakpastian akan
kerugian pada masa yang akan datang. Ketiga, hukum bilangan dimana makin banyak obyek
yang mempunyai risiko yang sama atau hampir sama, akan makin bertambah baik bagi
perusahaan karena penyebaran risiko akan lebih luas dan kemungkinan menderita kerugian
dapat secara sistematis diramalkan.

3. Menetapkan syarat,kondisi dan luas jaminan yg ditawarkan.

TERMS AND CONDITIONS

A. Excess dan Franchise

1. Compulsory

a. Excess

Polis mengecualikan Rp X pertama dari klaim

b.Franchise

11
Polis mengecualikan setiap pembayaran sampai dengan Rp X tetapi bila kerugian lebih dari
angka tersebut kerugian dibayarkan penuh.

2. Voluntary

Tertanggung boleh meminta excess secara sukarela yang dikenakan pada polis-polis
tertentu agar mendapatkan diskon premi. Misalnya pada permanent health insurance and
illness insurance, time excess 3 bulan, 6 bulan diminta ntuk mendapatkan diskon yang besar.

A. Warranty
Suatu perbuatan oleh tertanggung bahwa sesuatu harus atau seharusnya tidak
dilakukan, atau bahwa hal tertentu ada atau tidak ada.
Menurut hukum, memenuhi warranty adalah fundamental terhadap
liability penanggung.
Warranty diterapkan pada polis untuk dua alasan utama:

a) bila tertanggung harus memenuhi syarat untuk menjadikan risiko dapat


diterima, misal, pembersihan pembuangan material pada asuransi kebakaran,
penggunaan alat-alat proteksi tertentu pada theft insurance.

b) di mana faktor yang dapat merugikan tidak ada pada waktu survey atau
faktor yang menguntungkan ada dan faktor-faktor ini telah diperhitungkan
dalam menetapkan rate. Misal, pada asuransi kebakaran, bila tidak ada minyak
yang disimpan.

Warranty pada (a) di atas tidak dapat dihilangkan kecuali bila diberikan
pemberitahuan sebelumnya, dan warranty pada (b) dapat dihilangkan dengan
pembayaran premi tambahan.

12
4. Menghitung premi yang seimbang.

Under-insurance

1. Harga Pertanggungan

Definisi harga pertanggungan adalah:

a. maksimum liability penanggung

b. jumlah di mana premi didasarkan dengan mengaplikasikan tarif untuk risiko.

Harus diingat bahwa pada asuransi property, harga pertanggungan bukan jumlah yang
penanggung bayar dalam hal kerugian dan bukan pula pengakuan nilai property yang
diasuransikan.

Ada dua pengecualian atas kalimat terakhir.

a. valued policies.

Pengecualian tersebut di atas karena jenis property yang unik dan sulit menetapkan
value setelah loss di mana penanggung melakukan pembayaran harga pertanggungan bila
terjadi total loss karena harga pertanggungan adalah agreed value.

Dalam hal partial loss, klaim akan dibayarkan berdasarkan indemnity sama seperti klaim
property lainnya. Contoh jenis polis tersebut adalah polis ang mengasuransikan work of art.

b. Dalam hal polis jiwa dan personal accident


Dalam hal polis jiwa dan personal accident atas jiwanya sendiri atau jiwa pasangannya,
karena tertanggung mempunyai interest yang tidak terbatas dan tidak akan ada partial loss
sehingga jumlah uang pertanggungan dapat dibayarkan.

2. Menilai jumlah yang akan diasuransikan

13
Idelanya harga pertanggungan harus pasti pada tingkat yang dapat memberikan kompensasi
yang tepat pada saat terjadi loss. Dalam praktek masih ada kesulitan-kesulitan dalam
menetapkan harga pertanggungan bahkan bila penutupan atas dasar reinstatement atau new
fo old.

Hal ini dapat diringkas sbb:

a. Bila tahun asuransi berjalan dari 1 Januari 31 Desember, biaya penggantian pada hari ke 1
tidak sama dengan biaya penggantian pada hari ke 365. Bagaimana dapat diputuskan dengan
pasti bahwa tingkat inflasi akan berlaku selama tahun berjalan?
b. Prinsip indemnity berhubungan dengan waktu terjadinya kerugian, penggantian tidak
mungkin dilakukan segera dan membutuhkan waktu berminggu-minggu bahkan bertahun-
tahun. Apa yang akan mempengaruhi inflasi atas nilai selama keterlambatan?
c. Kadangkala nilai interest tertanggung dapat berubah pada tahun yang akan datang, misal
bila tertanggung menjual propertynya pada saat terjadi kerugian. Nilai pasar dapat berbeda
dengan nilai penggantian.
d. Bila tertanggung membeli bangunan untuk jumlah yang kurang dari biaya membangun
kembali setelah terjadi kebakaran
e. Situasi yang berlawanan dengan point (d) dapat timbul pada bangunan prestise dimana
harga pasar akan termasuk nilai tempat dan nilai asuransi mungkin kurang dari harga
bangunan jika dijual.
f. Bila polis diperluas termasuk biaya-biaya setelah terjadi kerugian, bagaimana
mengestimasikan biaya-biaya debris removal yang mungkin berbeda untuk masing-masing
tempat.
g. Dalam hal-hal tertentu, dapat tidak terbayangkan bahwa total loss dari harga benda
yang diasuransikan dapat meningkat. Misal, pada theft risk di mana values diukur dengan Rp
X.

3. Possible Solution
Usaha-usaha untuk mengatasi masalah-masalah tersebut di atas telah dilakukan yaitu dengan
cara reinstatement insurance, escalator clauses, index linking dan valuation linked scheme.
14
4. Pengaruh harga pertanggungan yang tidak memadai
o Bila harga pertanggungan kurang dari value at risk maka aplikasi terhadap normal
atau dasar tarif akan menghasilkan tertanggung membuat kontribusi yang lebih rendah
kepada general fund dan tidak setaraf dengan risiko yang sedang berjalan.
o Hal ini mungkin tidak nampak pada awalnya, tetapi bila seseorang
mempertimbangkan bahwa kemungkinan total loss lebih kecil dari pada partial loss,
dapat terlihat bahwa penanggung akan liable penuh untuk partial loss yang
banyak.
o Harga pertanggungan yang rendah hanya membatasi liability pnenaggung dalam
hal kejadian total loss yang sangat jarang.
o Harga pertanggungan harus ditetapkan pada tingkat yang menunjukkan insurable
interest tertanggung atau potensial loss tunduk pada syarat kontrak yang sudah
diatur, misal indemnity atau reinstatement (new for old)
o Pada akhirnya tertanggung harus sadar bahwa nilai propertynya akan terus
berubah, khususnya pada saat tingkat inflasi tinggi dan adjustments berulang-
ulang terhadap harga pertanggungan akan dibutuhkan.

5. First Loss Insurance

Misal, sebuah gudang berisi penuh barang-barang senilai Rp 1.000.000 dan


nampaknya tidak mungkin bahwa pencuri dapat mengambil seluruh isi gudang
tersebut. Tertanggung hanya menginginkan penutupan sebesar Rp 250 juta yang
menunjukkan maksimum first loss. Dalam hal demikian, penanggung akan menerbitkan first
loss policy dengan harga pertanggungan Rp 250 juta didasarkan atas value at risk
Rp1.000.000 dan 80% atau 90% premi diperlukan dari nilai penuh harga
pertanggungan.

Average

15
Untuk mengatasi kontribusi yang kurang terhadap premium fund karena under-
insurance, adalah hal yang biasa untuk asuransi kebakaran dan theft insurance tunduk
pada average sehingga liability penanggung berkurang secara proporsi;
Tentunya penanggung akan lebih suka harga pertanggungan penuh sehingga
memungkinkan penanggung membayar klaim secara penuh.
Limits of Liability
Dengan pengeculaian asuransi employers liability, yang biasanya memberikan
ganti rugi tidak terbatas, adalah ahl yang biasa untuk polis-polis liability
mempunyai limit of liability untuk setiap kejadian dan tidak terbatas untuk
setiap satu tahun atau mempunyai aggregate limit of liability setiap satu tahun.
Penanggung akan membayar sampai dengan batas setiap satu kejadian untuk seluruh
klaim yang timbul dari satu kejadian
Di dalam menetapkan batas kejadian, tertanggung harus sadar akan jumlah klaim yang
dapat diterima dari bermacam-macam pihak.
Hal yang utama harus diingat di dalam menetapkan batasan yang akan diasuransikan
adalah klaim kecelakaan membutuhkan waktu untuk pembayarannya dan apabila
dibayarkan maka tingkat upah dan award berlaku pada saat pembayaran.
Kadangkala bunga atas jumlah pembayaran juga dihadiahkan atau dinegosiasikan
Dalam hal kecelakaan yang serius dan permanent, ini mempunyai
pengaruh peningkatan lebih dari 50% dari jumlah yang akan dibayarkan bila
dibayarkan pada saat kecelakaan.

RATING / PREMIUM

Premi yang tertanggung bayar akan mempertimbangkan:

a. tarif normal untuk jenis bisnis ini

b. kepelikan risiko yang berbeda dari risiko yang normal

c. maksimum biaya potensial kepada penanggung dari kasus individu yang sedang di
underwrite

16
Premi-premi yang diperoleh dengan mengaplikasikan tarif per 100 terhadap dasar
tertentu, seperti harga pertanggungan, upah karyawan, turnover, dll.
Tarif yang dikenakan akan mempertimbangkan tingkat biaya untuk menutup
biaya klaim rata-rata, reserve, expense dan profit.
Tarif dasar atau tarif normal ini akan meningkat untuk physical hazard yang
buruk. Sebaliknya untuk physical hazard yang baik akan mendapatkan
pengurangan dari tingkat tarif yang normal.
Diskon premi diperbolehkan untuk sprinkler, auto fire alarm dan fire extinguisher.
Dalam hal intruder alarm, ini tidak biasa untuk membolehkan diskon
khusus karena akan mempengaruhi tingkat tarif dasar.

1. Perhitungan premi

a. Rate per 100 dari harga pertanggungan

Kebanyakan polis menggunakan tarif per 100 terhadap harga pertanggungan untuk
mendapatkan premi. Contoh polis yang menggunakan tarif ini adalah fire, theft all risk,
consequential loss, life dan marine.

b. Flat Premi

Bila ada limit of liability sebagai pengganti harga pertanggungan, dalam praktek sering
dikenakan level atau unit premi. Contoh umum adalah motor insurance di mana basic atau
unit premium utuk medium sized family car sebesar GBP 250. Pengurangan akan didapat
untuk klaim free driving, dan skala paling umum adalah 30%, 40%, 50% atau 60%
untuk 1,2,3,4 atau lebih tanpa klaim. Diskon yang lain untuk restricted driving dan untuk
menanggung sejumlah pertama dari kerugian.

c. Liability Policy

17
Tarif polis public liability dan employers liability didasarkan atas persentase
dari pengeluaran gaji tahunan untuk kategori karyawan yang berbeda.
Tarif yang dikenakan akan merefleksikan risiko kecelakaan atau penyakit terhadap
karyawan atau public

d.Adjustable Premium

Seringkali sifat risiko yang akan berjalan di tahun yang akan datang hanya
dapat diestimasikan pada permulaan karena volume bisnis atau pekerjaan
yang dilaksanakan akan beragam dari tahun ke tahun.
Dalam hal demikian premi pertama atau renewal didasarkan atas estimasi tingkat
tarif, dan tertanggung memberikan pengembalian pada akhir tahun
pengeluaran, nilai dll. Contoh asuransi tersebut adalah employers liability
(wage expenditure); fire insurance on stock (stock value per month);
contractors works damage (final alue of contract); money insurance annual
carryings).

2. Long term agreement

Premi akan dikurangi dengan diskon yang berlaku untuk long term agreement.

3. Minimum Premium

Umumnya perusahaan mempunyai minimum premi untuk masing-masing class of business


yang merefleksikan biaya. Misalnya perusahaan mengenakan minimum premi sebesar GBP
15-GBP 25 untuk house contents insurance dan untuk building.

4. Short Period Premium

Kadang kala polis berlaku untuk waktu kurang dari12 bulan, dan bila normal struktur tarif
digunakan, penanggung tidak akan menerima full loading untuk expenses bila pro rata premi
digunakan, dan biaya penanggung dapat kurang lebih sama dengan 12 bulan. Dalam beberapa
hal, misal polis kebakaran, penanggung menghitung premi tahunan, premi pro rata dan 5%

18
dari selisih antara dua premi tersebut ditambahkan ke premi pro rata untuk mendapatkan short
period premium.

5. Accomodation line

Pada suatu kesempatan, proposal dapat diterimadari klien yang baik di mana sebenarnya
risiko yang ditawarkan tidak dapat diterima. Untuk menjaga jasa baik klien, konsesi khusus
dari normal praktek harus dilakukan, dan syaratsyarat harus ditawarkan. Jenis bisnis ini
disebut accomodation line

B. SISTEM PENUGASAN KASUS

Keputusan awal tentang klasifikasi risiko dan jumlah premi yang layak untuk dibebankan
terhadap risiko-risiko yang diterima adalah tugas agen sebagai seorang underwriter di
lapangan (Field Underwriter). Selanjutnya jika calon nasabah sudah mengisi formulir, maka
tugas underwriter di kantor asuransi yang akan menilainya. Mereka harus mampu melakukan
proses underwriting dengan adil, dalam arti menerima atau menolak asuransi sesuai dengan
evaluasi terhadap risiko yang dilakukan.

Prosedur dalam underwriting melalui beberapa tahapan. Dalam mengisi formulir asuransi,
ada beberapa informasi yang harus diberikan oleh calon nasabah, seperti informasi tentang
riwayat kesehatan, pekerjaan, status keuangan, dan geografi. Dari empat faktor tersebut, aspek
geografi yang paling jarang diberlakukan, karena ini hanya untuk mereka yang berasal dari
area yang tinggi risikonya.

Keputusan underwriting yang efektif memungkinkan perusahaan asuransi untuk


menerbitkan polis yang adil dan memberikan jaminan manfaat bagi pemegang polis,
terjangkau oleh si pembeli dan tidak merugikan perusahaan asuransi.

C. UNDERWRITING KASUS

1. Salah satu contoh yang paling banyak terjadi adalah karena kekurangan kehati-
hatian dari tertanggung. Mereka menganggap bahwa ketika risiko telah
diasuransikan maka tidaklah perlu bagi mereka untuk menjaga objek
pertanggungan. Dalam kondisi polis ditegaskan bahwa tertangung juga wajib
melakukan hal hal yg diangap wajar untuk meminimalisir kerugian yang
19
terjadi. Contoh : pengemudi harus tetap hati-hati mengemudikan mobilnya,
pabrik dipastikan harus tetap dlm keadaan bersih ketika operasional telah
selesai, dan lain sebagainya.
2. Anggapan tertanggung dimana asuransi itu seperti investasi. Hingga mereka
berhak mendapatkan kembali uangnya dalam bentuk klaim atau setidaknya
sesuai dengan kontribusi yang telah mereka berikan. Mereka lupa bahwa
dengan asuransi mereka telah mendapatkan perlindungan sepanjang tahun
walaupun terjadi klaim atau tidak.
3. Contoh terakhir adalah ketidakjujuran tertanggung. Hal ini dapat memperbesar
jumlah klaim yang seharusnya diterima.

D. UNDERWRITING PASCA PENERBITAN POLIS

Proses Underwriting pada Pasca Penerbitan Polis berlaku ketika terjadinya Proses
Akseptasi.

PROSES AKSEPTASI.

Setiap proses penutupan baru / perpanjangan harus mengacu kepada Prosedur Akseptasi
masing-masing jenis bisnis dengan penekanan pada unsur-unsur sebagai berikut ini :

1. Pengisian Surat Permohonan Penutupan Asuransi (SPPA).


Harus dilakukan terhadap seluruh penutupan, baik penutupan baru
maupun perpanjangan.
SPPA harus diisi lengkap dan ditandatangani oleh pihak Tertanggung.
Permintaan penutupan baru maupun perpanjangan (renewal) melalui
telepon, harus ditegaskan secara tertulis oleh pihak Tertanggung.

2. Survey Risiko.
Pada prinsipnya harus dilakukan atas semua obyek, terutama untuk
obyek-obyek dengan tingkat risiko yang tinggi dan/atau loss ratio yang
tinggi,baik penutupan baru maupun perpanjangan.
Harus mengikuti ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam kebijakan
khusu stiap jenis bisnis (COB).
Laporan survey risiko harus dapat menggambarkan tingkat risiko
yangsebenarnya dari obyek pertanggungan (obyektif), dengan analis

20
yang komprehensif serta kemungkinan pemisahan risiko untuk COB
tertentu.
Pelaksanaan survey risiko harus tetap berpedoman pada buku pedoman
survey yang dikeluarkan oleh Kantor Pusat cq. Divisi Underwriting.
Untuk obyek pertanggungan dengan resiko dan harga pertanggungan
yang memerlukan back-up reasuransi secara facultative, berdasarkan
kebutuhan akan disurvey oleh Kantor Pusat dan/atau Independent
Surveyor. Apabila bisnis tersebut adalah bisnis Cabang, maka survey
pendahuluan tetap dilaksanakan oleh Kantor Cabang.

3. Identifikasi Obyek Pertanggungan.


Harus sesuai dengan keadaan sebenarnya (obyektif ) yang terinci, mencakup
pula jenis/type, tahun perolehan (dan/atau tahun pembuatan dan/atau tahun
pemakaian) sesuai dengan keputusan COB yang bersangkutan.
Harus jelas, lengkap dan terperinci, didukung oleh laporan survey yanglengkap
perihal kegiatan perusahaan, proses produksi, serta denah/lay outdan lain-lain
sesuai dengan COB masing-masing, yang dapat menggambarkan keadaan
obyek pertanggungan dan tingkat risiko.

4. Rincian Harga Pertanggungan.

Harus jelas, lengkap dan terinci sesuai dengan rincian obyek pertanggungan serta meliputi
pula harga masing-masing unit/item.

5. Analisa Risiko.
Harus dilakukan atas seluruh jenis penutupan.,
Harus sesuai dengan manual Akseptasi.
Harus dpat menggambarkan tingkat risiko yang sebenarnya (obyektif).
Harus komprehensif dan minimal mencakup aspek-aspek

Insurable Interest, MoralHazard, Physical Hazard, Aspek Marketing, Aspek Keuangan,


Kelancaran Pembayaran Premi.Hasil analisa resiko dari masing-masing fungsionaris harus
dituangkan dalam bentuk Underwriting Info dan Evaluasi Akseptasi secara lengkap dan jelas,
masing-masing, saran dan rekomendasi dari surveyor,analisa dan pendapat dari underwriter,
dan pendapat serta keputusan dari Manager Tehnik / Kepala Cabang.

21
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Underwriting adalah suatu proses untuk menentukan apakah sebuah permohonan


asuransi calon tertanggung diterima atau ditolak. Underwriting merupakan suatu proses
untuk mengklasifikasikan tingkatan atau besaran risiko calon peserta asuransi serta
memutuskan apakah sebuah polis asuransi perlu diisued, jika polis diisued, dalam batas-
batas apa dan berapa tarif preminya.

ProsesUnderwriting :

1. Menilai risiko yang dibawa peserta ke perusahaan asuransi


2. Memutuskan apakah risiko tersebut diterima/tidak, atau diterima dengan
mengambil bagian risiko seberapa besar
3. Menetapkan syarat,kondisi dan luas jaminan yg ditawarkan.
4. Menghitung premi yang seimbang

Proses underwriting pasca polis diterbitkan berlaku ketika terjadi klaim, yaitu pada proses
akseptasi. Dimana data-data yang dibutuhkan untuk mengakseptasi akan diverifikasi oleh
underwriter tentang keabsahannya.

B. SARAN

Sebaiknya pihak underwriting memberikan penjelasan kepada agen dan calon nasabah
mengenai proses pengisian SPPA agar data yang dimasukan sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya, sehingga dapat meminimalisasi kesalah saat penghitungan risiko, premi, dan
kemungkinan terjadi risiko lebih cepat.

22
DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Ulum, Miftahul. 2010. Prosedur Underwriting Produk Asuransi Kesehatan Kumpulan pada
PT Asuransi Takaful Keluarga. UIN Jakarta

PAMJAKI. 2005. Dasar-Dasar Asuransi Kesehatan Bagian A. PAMJAKI Jakarta

Musjab, Imam. 2014. TerjemahanThe Principles & Practices of Insurance. Jakarta

Buku Pedoman Operasional PT. Asuransi Jiwasraya. Diunduh :Tanggal 9 September 2017,
pukul 9.52 WIB

Website :

Iskandar, Kasir. 1991. Dasar-dasar operasional perusahaan asuransi jiwa dan kesehatan
bagian II. Infomega Diliman : Jakarta

http://digilib.unila.ac.id/19381/3/BAB%20II.pdf, diunduh pada tanggal 9 September 2017,


pukul 9.00 WIB

http://www.ojk.go.id/Files/regulasi/iknb/asuransi/pp-asuransi/ppas4.pdf, diunduh pada


tanggal 9 September 2017, pukul 10.00 WIB

23

Anda mungkin juga menyukai