1 Logam berat
Logam berat adalah unsur-unsur kimia dengan bobot jenis lebih besar dari 5
gr/cm3, terletak di sudut kanan bawah sistem periodik, mempunyai afinitas
yang tinggi terhadap unsur S dan biasanya bernomor atom 22 sampai 92
dari perioda 4 sampai 7. Menurut Vries et al (2002), logam berat termasuk ke
dalam logam transisi dan umumnya bersifat trace element. Afinitas yang
tinggi terhadap unsur S menyebabkan logam ini menyerang ikatan belerang
dalam enzim, sehingga enzim bersangkutan menjadi tak aktif (Baird, 1995).
Gugus karboksilat (-COOH) dan amina (-NH2) juga bereaksi dengan logam
berat. Kadmium, timbal, dan tembaga terikat pada sel-sel membran yang
menghambat proses transformasi melalui dinding sel. Berdasarkan sifat
kimia dan fisikanya, maka tingkat atau daya racun logam berat terhadap
hewan air pada LC-50 selama 48 jam, akibat pengaruh sinergik antar logam,
efek sub letal, bioakumulasi dan bahayanya terhadap orang yang
mengkonsumsi ikan maka dapat diurutkan (dari tinggi ke rendah) sebagai
berikut merkuri (Hg), kadmium (Cd), emas (Ag), Nikel (Ni), timah hitam (Pb),
arsen (Ar), selenium (Sn), seng (Zn).
Timbal atau sering disebut juga timah hitam dalam bahasa latin dikenal
dengan nama plumbum, disingkat dengan Pb. Timbal pada tabel periodik
terdapat pada golongan XIV P, periode VI, memiliki nomor atom 82 dengan
berat atom 207,20 g/mol (Cotton dan Wilkinson, 1989). Sifat-sifat timbal
berdasarkan Darmono (1995) dan Fardiaz (2005) antara lain:
3) Timbal dapat membentuk alloy dengan logam lainnya, dan alloy yang
terbentuk mempunyai sifat yang berbeda dengan timbal murni;
4) Memiliki densitas yang tinggi dibanding logam lain; kecuali emas dan
merkuri, yaitu 11,34 g/cm3;
Kadmium memiliki nomor atom 49, dengan berat atom 112,41 g/mol,
memiliki titik didih dan titik leleh masing-masing 765 o
C dan 320,9 C.
o
Kadar Cd di perairan alami berkisar antara 0,29 0,55 ppb dengan rata-rata
0,42 ppb. Kadmium tergolong logam berat dan memiliki afinitas yang tinggi
terhadap grup sulfhidrid daripada enzim dan meningkat kelarutannya dalam
lemak. Perairan alami yang bersifat basa, kadmium mengalami hidrolisis,
teradsorpsi oleh padatan tersuspensi dan membentuk ikatan kompleks
dengan bahan organik. Kadmium pada perairan alami membentuk ikatan
kompleks dengan ligan baik organik maupun inorganik, yaitu: Cd 2+, Cd(OH)+,
CdCl+, CdSO4, CdCO3 dan Cd-organik. Ikatan kompleks tersebut memiliki
tingkat kelarutan yang berbeda: Cd2+ > CdSO4 > CdCl+ > CdCO3 > Cd(OH)+
(Sanusi, 2006).
Logam berat yang terlarut dalam badan perairan pada konsentrasi tertentu
akan berubah fungsi menjadi sumber racun bagi bagi sistem kehidupan di
perairan. Walaupun daya racun yang ditimbulkan oleh satu logam berat
terhadap biota perairan tidak sama, namun kehancuran suatu kelompok
dapat menjadikan terputusnya satu rantai makanan. Pada tingkatan
selanjutnya dapat menghancurkan tatanan suatau ekosistem perairan (Palar,
1994). Secara alamiah, unsur logam berat terdapat di seluruh alam, namun
dalam kadar yang sangat rendah (Hutagalung, 1984). Kadar logam
meningkat bila limbah perkotaan, pertambangan, pertanian, dan
perindustrian yang banyak mengandung logam berat masuk ke dalam
perairan.