PENGARUH SOSIAL PADA KESEHATAN DAN PERILAKU KESEHATAN
Sehat sering diartikan sebagai efisiensi social untuk dapat melakukan peran dan fungsi dalam masyarakat. Ketika seseorang individu sehat secara otomatis individu tersebut akan mampu beremansipasi dalam melaksanakan hak dan kewajibannya di masyarakat. Sebaliknya, ketika individu terganggu status kesehatannya, emansipasi dakam melaksanakan hak dan kewajibannya di masyarakat juga akan terganggu. Kondisi ini dapat merugikan masyarakaat sehingga dengan status kesehatannya tersebut individu diharapkan dapat mencapai kepuasan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Ada beberapa aspek social yang memengaruhi status kesehatan, diantaranya: 1. Umur, semakin bertambah umur seorang individu, pola penyakit yang dialami juga akan mengalami pergeseran. Jika dilihat dari golongan umur, maka ada perbedaan pola penyakit berdasarkan golongan umur. Misalnya, di kalangan balita banyak yang menderita penyakit kronis seperti hipertensi, penyakit jantung coroner, kanker dan lain-lain. 2. Jenis kelamin. Kecenderungan penyakit terkadang di pengaruhi oleh jenis kelamin individu. Berdasarkan jenis kelamin, terdapat beberapa jenis penyakit yang hanya diderita oleh jenis kelamin tertentu. Misalnya di kalangan wanita lebih banyak menderita penyakit kanker payudara, sedangkan pada laki-laki banyak yang menderit kanker prostat. 3. Pekerjaan. Terdapat hubungan antara jenis pekerjaan dengan pola penyakit tertentu. Misalnya, petani mempunyai pola penyakit yang berbeda dengan pola penyakit pekerja di industry. Di kalangan petani banyak yang menderita penyakit cacing akibat kerja yang dilakukan di sawah dengan lingkungan yang banyak cacing. Sebaliknya buruh yang bekerja di industri, misalnya di pabrik tekstil, banyak yang menderita penyakit saluran pernapasan karena banyak terpapar dengan debu. 4. Sosial Ekonomi. Keadaan social ekonomi juga berpengaruh pada pola penyakit dan berpengaruh pada kematian. Misalnya, angka kematian akan lebih tinggi di kalangan golongan yang status ekonominya rendah dibandingkan dengan mereka yang golongan status ekonomi tinggi. Demikian pula obesitas, lebih banyak ditemukan pada golongan masyarakat yang golongan ekonomi tinggi, tetapi malnutrisi lebih banyak ditemukan di kalangan masyarakat yang status ekonominya rendah. Menurut foster (1978), identifikasi individu kepada kelompok berpengaruh terhadap perilaku kesehatan. 1. Pengaruh konsep diri (Self Concept) terhadap perilaku kesehatan. Konsep diri pada diri kita ditentukan oleh tingkat kepuasan atau ketidakpuasan yang kita rasakan terhadap diri kita sendiri, terutama bagaimana kita ingin memperlihatkan diri kita terhadap orang lain. Konsep diri merupakan factor yang penting dalam kesehatan karena hal ini memengaruhi perrilaku masyarakat dan juga perilaku petugas kesehatan. 2. Pengaruh image kelompok terdapat perilaku kesehatan. Tampilan (image) seorang indivdu sangat dipengaruhi oleh image kelompok. Misalnya, anak seorang perawat akan terpapar oleh organisasi keperawatan dan orang-orang dengan pendidikan tinggi., sedangkan anak buruh atau petani tidak terpapar ddeengan lingkungan keperawatan, dan besar kemungkinan juga tidak bercita- cita untuk menjadi perawat. 3. Pengaruh identifikasi individu kepada kelompok sosialnya terhadap perilaku kesehatan. Identifikasi idividu kepada kelompok sosialnya terhadap perilaku kesehatan. Identifikasi individu kepada kelompok kecilnya sangat penting untuk memberikan keamanan psikologis dan kepuasan dalam pekerjaan. Identifikasi tersebut dinyatakan dalam keluarga besar di kalangan kelompok teman, kelompok kerja desa yang kecil dan kelompok lain.