Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

RADIASI BENDA HITAM

OLEH:
Ketut Ayu Padma Wati (35)
Victoria Mercy Radja Udju (17)
I Putu Fajar Pratama (28)

DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA, DAN OLAHRAGA


SMAN 1 MELAYA
TAHUN AJARAN 2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam fisika, benda hitam adalah obyek yang menyerap seluruh radiasi
yang jatuh kepadanya. Tidak ada radiasi yang dapat keluar atau dipantulkan.
Namun demikian, dalam fisika klasik, secara teori benda hitam haruslah juga
memancarkan seluruh panjang gelombang energy yang mungkin karena hanya
dari sinilah energi benda itu dapat diukur. Jumlah dan jenis radiasi
elektromagnetik yang di pancarkannya bergantung pada suhu benda hitam
tersebut.
Benda hitam dengan suhu di bawah sekitar 700 kelvin semua energinya di
pancarkan dalam bentuk gelombang inframerah, sangat sedikit dalam panjang
gelombang tampak. Semakin tingi temperature, semakin banyak enegri yang
dipancarkan dalam panjang gelombang tampak dimulai dari merah, jingga, kuning
dan putih. Gustav Robert Kirchoff pada tahun 1862 pertama kali memperkenalkan
“benda hitam”.Cahaya yang dipancarkan oleh benda hitam disebut radiasi benda
hitam. Benda ada yang mudah menyerap radiasi, ada pula yang mudah
memancarkan radiasi dan sebaliknya.
Jika benda dipanaskan, maka suhu benda akan meningkat dan terlihat
cahaya yang berwarna warni pada permukaannya. Terlihatnya cahaya warna-
warni tersebut menunjukkan terjadi radiasi elektromagnetik. Ketika itu fenomena
tersebut dikaji dalam bahasan termodinamika dan elektromaknetik. Dalam
keadaan setimbang maka benda akan memancarkan cahaya yang tersebar secara
merata dalam bentuk spektrum frekuensi dan panjang gelombang yang dikaitkan
dengan besaran intensitas daya yang dipancarkan oleh benda hitam seiring dengan
perubahan panjang gelombang dan perubahan waktu. Untuk dapat menghitung
emisi benda tersebut munculah konsep benda hitam.
Pada akhir abad ke 19 muncul minat manusia yang sangat besar untuk
mengetahui ketergantungan distribusi frekuensi terhadap suhu. Hasil eksperimen
telah menunjukkan bahwa distribusi tersebut bergantung pada suhu dan bukan
pada komposisi benda yang berpijar. Keadaan ini terjadi pada suatu sistem yang
terbuat dari bahan penyerap sempurna dengan rongga dalam yang dindingnya
dipertahankan pada suhu T. Radiasi dalam rongga tersebut secara konstan diemisi
dan diabsorpsi oleh dinding yang dipanaskan tadi. Radiasi dalam model benda
yang ideal ini disebut radiasi benda hitam.
Banyak Ilmuan yang mencoba melakukan penelitian dan mengembangkan
teori tentang radiasi benda hitam, seperti munculnya teori Stefan-Boltzman,
Hukum pergeseran Wien, hingga Teori Planc dan Hukum Rayleigh Jeans, untuk
itu kita akan mempelajarinya dalam makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apasaja gejala yang didapat dari praktikum spektrum benda hitam dari
frekuensi rendah-tinggi?
2. Apasaja gejala yang didapat dari pratikum visible light (cahaya tampak) dari
frekuensi rendah-tinggi?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apasaja gejala yang didapat dari praktikum spektrum
benda hitam dari frekuensi rendah-tinggi.
2. Untuk mengetahui apasaja gejala yang didapat dari pratikum visible light
(cahaya tampak) dari frekuensi rendah-tinggi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Radiasi Benda Hitam


Radiasi benda-hitam adalah salah satu jenis radiasi
elektromagnetik termal yang terjadi di dalam atau di sekitar benda dalam
keadaan kesetimbangan termodinamika dengan lingkungannya atau saat ada
proses pelepasan dari benda hitam. Benda hitam merupakan benda yang buram
dan tidak memantulkan cahaya. Diasumsikan demi perhitungan dan teori berada
pada suhu konstan dan seragam. Radiasi ini memiliki spektrum dan intensitas
spesifik yang bergantung hanya benda temperatur benda.
Radiasi panas yang dilepaskan spontan oleh banyak benda dapat
diperkirakan sebagai radiasi benda hitam. Sebuah daerah terinsulasi sempurna
yang berada pada kesetimbangan termal secara internal berisi radiasi benda-hitam
dan akan melepaskannya melalui lubang yang dibuat pada dinding, lubang dibuat
kecil sehingga tidak berpengaruh pada kesetimbangan.
2.2 Gejala Yang Didapat Dari Praktikum Spektrum Benda Hitam Dari
Frekuensi Rendah-Tinggi
Panjang gelombang pada intensitas maksimum akan bergeser ke panjang
gelombang yang lebih pendek (ke frekuensi yang lebih tinggi) apabila suhunya
semakin meningkat begitupun sebaliknya. Dapat dilihat pada gambar di bawah:
GAMBAR 1
-6
Pada gambar 1, saat suhu mencapai 200 K frekuensinya adalah 4 x 10
MW/m2/μm dan panjang gelombangnya yaitu 14,489μm.

GAMBAR 2

Pada gambar 2, suhu meningkat mencapai 1.000 K begitu pula dengan


frekuensinya meningkat menjadi 0,01 MW/m2/μm dan panjang gelombangnya
menurun menjadi 2,898μm.

GAMBAR 3

Pada gambar 3, suhu meningkat mencapai 2.000 K begitu pula dengan


frekuensinya meningkat menjadi 0,41 MW/m2/μm dan panjang gelombangnya
menurun menjadi 1,449μm.
GAMBAR 4

Pada gambar 4, suhu meningkat mencapai 3.000 K begitu pula dengan


frekuensinya meningkat menjadi 3.13 MW/m2/μm dan panjang gelombangnya
menurun menjadi 0,966μm.

GAMBAR 5

Pada gambar 5, suhu meningkat mencapai 5.000 K begitu pula dengan


frekuensinya meningkat menjadi 40,21 MW/m2/μm dan panjang gelombangnya
menurun menjadi 0,580μm.
GAMBAR 6

Pada gambar 6, suhu meningkat mencapai 5.800 K begitu pula dengan


frekuensinya meningkat menjadi 84,46 MW/m2/μm dan panjang gelombangnya
menurun menjadi 0,500μm.

GAMBAR 7

Pada gambar 7, suhu meningkat mencapai 8.000 K begitu pula dengan


frekuensinya meningkat menjadi 421,65 MW/m2/μm dan panjang gelombangnya
menurun menjadi 0,362μm.
GAMBAR 8

Pada gambar 8, suhu meningkat mencapai 10.000 K begitu pula dengan


frekuensinya meningkat menjadi 1286,78 MW/m2/μm dan panjang gelombangnya
menurun menjadi 0,290μm.
Grafik di atas menunjukkan hubungan intensitas radiasi benda hitam
terhadap panjang gelombang pada suhu yang berbeda. Dapat dilihat bahwa ketika
suhu benda hitam meningkat, panjang gelombang untuk intensitas maksimum
(λmaks) bergeser ke nilai panjang gelombang yang lebih pendek.
Berdasarkan percobaan Wien dapat diperoleh persamaan seperti berikut:
Dari persamaan tersebut dapat diketahui bahwa hasil kali antara panjang
gelomabang dengan temperature mutlak benda yang memancarkan radiasi adalah
sebuah bilangan konstan yang nilainya 2,9 x 10−¿3 ¿mK. Artinya, setiap kenaikan
temperatur maka panjang gelombang akan menjadi lebih rendah. Sebaliknya, jika
temperature benda hitam turun selama memancarkan radiasi maka panjang
gelombangnya lebih pendek.

2.3 Gejala Yang Didapat Dari Pratikum Visible Light (Cahaya Tampak) Dari
Frekuensi Rendah-Tinggi
Spektrum ini berpuncak pada frekuensi karakteristik yang bergeser ke
frekuensi tinggi jika suhu naik. Pada temperatur melewati 500 derajat Celsius
(773,15 K), benda hitam mulai melepas cahaya dalam jumlah besar sehingga
dapat terlihat. Jika dilihat dalam gelap, sinar yang pertama terlihat seperti abu-
abu. Jika suhu terus dinaikkan, cahaya menjadi merah gelap, kemudian kuning,
dan akhirnya menjadi biru-putih. Ketika benda terlihat putih, ia melepas sebagian
energinya sebagai radiasi ultraviolet. Matahari, dengan suhu efektif sekitar 5800
K, adalah benda hitam dengan puncak spektrum emisi di tengah (warna kuning-
hijau) pada spektrum terlihat, tetapi kekuatannya di ultraviolet juga besar. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dan tabel di bawah ini:
NO. TEMPERATUR CAHAYA TAMPAK
(KELVIN)
1. 200 Hitam
2. 1.000 Merah Tua
3. 2.000 Jingga
4. 3.000 Kuning
5. 5.000 Abu-Abu
6. 5.800 Putih
7. 8.000 Biru Muda
8. 10.000 Biru Tua
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Radiasi benda-hitam adalah salah satu jenis radiasi
elektromagnetik termal yang terjadi di dalam atau di sekitar benda dalam
keadaan kesetimbangan termodinamika dengan lingkungannya atau saat ada
proses pelepasan dari benda hitam. Benda hitam merupakan benda yang buram
dan tidak memantulkan cahaya. Diasumsikan demi perhitungan dan teori berada
pada suhu konstan dan seragam. Radiasi ini memiliki spektrum dan intensitas
spesifik yang bergantung hanya benda temperatur benda.
Spektrum radiasi benda hitam bergantung hanya pada suhu benda. Jadi,
semakin tinggi frekuensinya maka semakin tinggi suhu bendanya, dan panjang
gelombangnya semakin kecil, begitu juga sebaliknya. Ketika semakin tinggi
suhunya maka menyebabkan cahaya pada benda hitam semakin terang. Ketika
suhu dan frekuensinyanya naik benda hitam menampakkan cahaya yang berbeda
pada tiap suhunya. Seperti pada gambar di atas, ketika suhunya 200 K benda
hitam tidak memancarkan cahaya (gelap). Pada suhu 1.000 K benda hitam
memancarkan cahaya berwarna merah tua. Pada suhu 2.000 K benda hitam
memancarkan cahaya berwarna jingga. Pada suhu 3.000 K benda hitam
memancarkan cahaya berwarna kuning. Pada suhu 5.000 K benda hitam
memancarkan cahaya berwarna abu-abu. Pada suhu 5.800 K benda hitam
memancarkan cahaya berwarna putih. Pada suhu 8.000 K benda hitam
memancarkan cahaya berwarna biru muda. Dan pada suhu 10.000 benda hitam
memancarkan cahaya berwarna biru. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa
perubahan warna cahaya dari hitam ke merah tua, jingga, kuning, abu-abu, putih,
biru muda dan kemudian biru tua merupakan indikator warna yang menunjukkan
suhu suatu benda.
Cahaya tampak (visible light) juga bergantung pada suhu, ketika
frekuensinya semakin tinggi maka suhunya juga akan semakin tinggi, namun
panjang gelombangnya semakin kecil. Ketika suhu dan frekuensinya terus
bertambah maka warna merah pada visible light menjadi semakin gelap,
sedangkan warna biru menjadi semakin terang. Namun, jika suhu dan
frekuensinya semakin rendah maka warna merah pada visible light menjadi
semakin terang, sedangkan warna biru menjadi semakin gelap.

Anda mungkin juga menyukai