OLEH:
Ketut Ayu Padma Wati (35)
Victoria Mercy Radja Udju (17)
I Putu Fajar Pratama (28)
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apasaja gejala yang didapat dari praktikum spektrum
benda hitam dari frekuensi rendah-tinggi.
2. Untuk mengetahui apasaja gejala yang didapat dari pratikum visible light
(cahaya tampak) dari frekuensi rendah-tinggi.
BAB II
PEMBAHASAN
GAMBAR 2
GAMBAR 3
GAMBAR 5
GAMBAR 7
2.3 Gejala Yang Didapat Dari Pratikum Visible Light (Cahaya Tampak) Dari
Frekuensi Rendah-Tinggi
Spektrum ini berpuncak pada frekuensi karakteristik yang bergeser ke
frekuensi tinggi jika suhu naik. Pada temperatur melewati 500 derajat Celsius
(773,15 K), benda hitam mulai melepas cahaya dalam jumlah besar sehingga
dapat terlihat. Jika dilihat dalam gelap, sinar yang pertama terlihat seperti abu-
abu. Jika suhu terus dinaikkan, cahaya menjadi merah gelap, kemudian kuning,
dan akhirnya menjadi biru-putih. Ketika benda terlihat putih, ia melepas sebagian
energinya sebagai radiasi ultraviolet. Matahari, dengan suhu efektif sekitar 5800
K, adalah benda hitam dengan puncak spektrum emisi di tengah (warna kuning-
hijau) pada spektrum terlihat, tetapi kekuatannya di ultraviolet juga besar. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dan tabel di bawah ini:
NO. TEMPERATUR CAHAYA TAMPAK
(KELVIN)
1. 200 Hitam
2. 1.000 Merah Tua
3. 2.000 Jingga
4. 3.000 Kuning
5. 5.000 Abu-Abu
6. 5.800 Putih
7. 8.000 Biru Muda
8. 10.000 Biru Tua
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Radiasi benda-hitam adalah salah satu jenis radiasi
elektromagnetik termal yang terjadi di dalam atau di sekitar benda dalam
keadaan kesetimbangan termodinamika dengan lingkungannya atau saat ada
proses pelepasan dari benda hitam. Benda hitam merupakan benda yang buram
dan tidak memantulkan cahaya. Diasumsikan demi perhitungan dan teori berada
pada suhu konstan dan seragam. Radiasi ini memiliki spektrum dan intensitas
spesifik yang bergantung hanya benda temperatur benda.
Spektrum radiasi benda hitam bergantung hanya pada suhu benda. Jadi,
semakin tinggi frekuensinya maka semakin tinggi suhu bendanya, dan panjang
gelombangnya semakin kecil, begitu juga sebaliknya. Ketika semakin tinggi
suhunya maka menyebabkan cahaya pada benda hitam semakin terang. Ketika
suhu dan frekuensinyanya naik benda hitam menampakkan cahaya yang berbeda
pada tiap suhunya. Seperti pada gambar di atas, ketika suhunya 200 K benda
hitam tidak memancarkan cahaya (gelap). Pada suhu 1.000 K benda hitam
memancarkan cahaya berwarna merah tua. Pada suhu 2.000 K benda hitam
memancarkan cahaya berwarna jingga. Pada suhu 3.000 K benda hitam
memancarkan cahaya berwarna kuning. Pada suhu 5.000 K benda hitam
memancarkan cahaya berwarna abu-abu. Pada suhu 5.800 K benda hitam
memancarkan cahaya berwarna putih. Pada suhu 8.000 K benda hitam
memancarkan cahaya berwarna biru muda. Dan pada suhu 10.000 benda hitam
memancarkan cahaya berwarna biru. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa
perubahan warna cahaya dari hitam ke merah tua, jingga, kuning, abu-abu, putih,
biru muda dan kemudian biru tua merupakan indikator warna yang menunjukkan
suhu suatu benda.
Cahaya tampak (visible light) juga bergantung pada suhu, ketika
frekuensinya semakin tinggi maka suhunya juga akan semakin tinggi, namun
panjang gelombangnya semakin kecil. Ketika suhu dan frekuensinya terus
bertambah maka warna merah pada visible light menjadi semakin gelap,
sedangkan warna biru menjadi semakin terang. Namun, jika suhu dan
frekuensinya semakin rendah maka warna merah pada visible light menjadi
semakin terang, sedangkan warna biru menjadi semakin gelap.